Kadang indeks terus naik, tapi mayoritas saham justru stagnan atau malah turun. Ini sering bikin investor bingung: pasar benar-benar bullish, atau cuma kelihatan doang?
Nah, di sinilah Bullish Percentage Index (BPI) punya peran penting, yaitu untuk membantu membaca kondisi internal pasar, bukan sekadar melihat angka indeksnya saja.
Untuk lebih memahami tentang apa itu Bullish Percentage Index (BPI), mari simak ulasan selengkapnya berikut ini!
Apa Itu Bullish Percentage Index (BPI)?

Kenalan Sama BPI, Indikator Klasik yang Dipakai Trader Pro 02Bullish Percentage Index (BPI) adalah indikator market breadth yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kekuatan internal sebuah indeks pasar saham.
Indikator ini menghitung persentase saham dalam suatu indeks, seperti S&P 500, Dow Jones, atau Russell 2000, yang sedang berada dalam sinyal beli berdasarkan metode Point & Figure charting (P&F).
Konsep dasarnya sederhana, yaitu jika semakin banyak saham dalam indeks tersebut menunjukkan sinyal beli pada grafik P&F maka BPI akan naik. Sebaliknya, jika mayoritas saham justru mencetak sinyal jual, maka BPI turun.
Karena itu, BPI dianggap sebagai alat yang dapat membantu investor memahami apakah pasar memang secara keseluruhan sedang bullish atau hanya terlihat demikian karena sebagian kecil saham kapitalisasi besar yang mendominasi pergerakan indeks.
Indikator ini pertama kali dikembangkan oleh Abe Cohen pada pertengahan 1950-an dan awalnya diterapkan pada saham-saham di New York Stock Exchange (NYSE).
Cohen juga dikenal sebagai editor pertama dari ChartCraft, yang kemudian berubah menjadi layanan analisis pasar populer bernama Investors Intelligence.
Seiring waktu, sinyal BPI dikembangkan lebih lanjut oleh Earl Blumenthal pada tahun 1970-an dan Mike Burke pada awal 1980-an.
Keunggulan dari BPI terletak pada grafik Point & Figure-nya. Metode ini hanya mengenal dua sinyal yang jelas, yakni buy atau sell.
Tidak ada area abu-abu sehingga indikator ini cenderung lebih tegas dan mudah dibaca dibandingkan beberapa indikator teknikal lainnya.
Dari sini, dikenal enam jenis sinyal dalam BPI, yaitu bull confirmed, bull alert, bull correction, bear confirmed, bear alert, dan bear correction.
Masing-masing sinyal ini mencerminkan kondisi tren yang sedang berlangsung dan bisa menjadi panduan untuk membaca momentum pasar.
Dari sisi interpretasi, angka BPI di atas 70% umumnya dianggap mencerminkan optimisme pasar yang sangat tinggi atau kondisi overbought, yang berpotensi diikuti oleh koreksi harga.
Sebaliknya, ketika BPI turun di bawah 30%, hal itu mencerminkan sentimen pasar yang sangat pesimis atau oversold, dan bisa menjadi sinyal bahwa pembalikan arah mungkin terjadi.
Namun, indikator ini tidak tersedia di semua platform charting. Grafik BPI dapat ditemukan di StockCharts.com, termasuk visualisasi pergerakannya terhadap indeks seperti Dow Jones.
Dengan BPI, investor bisa menilai kondisi teknikal mayoritas saham dalam indeks, bukan hanya melihat pergerakan angka indeks yang bisa jadi didorong oleh beberapa saham besar saja.
Penjelasan Alur Kerja
Proses perhitungan Bullish Percentage Index sebenarnya cukup sederhana, namun sangat berguna untuk memahami kondisi pasar dari sisi teknikal.
Setiap saham atau aset dalam suatu indeks dianalisis menggunakan metode Point & Figure charting (P&F), yang menggunakan box sizing tradisional dan prinsip pembalikan 3-box (3-box reversal).
Setiap saham hanya memiliki dua kemungkinan posisi, yakni berada dalam sinyal beli (buy signal) atau sinyal jual (sell signal). Jika harga saham naik dan menghasilkan sinyal beli berdasarkan grafik P&F maka saham tersebut dicatat sebagai bullish (nilai 1). Sebaliknya, jika tidak ada sinyal beli, yang artinya sinyal jual maka saham tersebut dicatat sebagai non-bullish (nilai 0). Adapun formula BPI dapat ditulis sebagai berikut:
BPI = (Jumlah saham dengan sinyal beli / Total jumlah saham) × 100%
Hasilnya ditampilkan dalam bentuk grafik dengan skala 0% hingga 100%. Misalnya, jika BPI berada di angka 70%, itu berarti 70% saham dalam indeks sedang menunjukkan sinyal beli, sementara sisanya, yaitu 30%, berada dalam sinyal jual.
Jika pada minggu berikutnya angka tersebut turun menjadi 64% maka hanya 64% saham yang masih memberi sinyal beli, sedangkan 36% sisanya telah berpindah ke sinyal jual.
Penurunan nilai BPI berarti semakin banyak saham yang kehilangan momentum naiknya, dan lebih banyak yang mulai menunjukkan sinyal penurunan harga.
Hal itu menjadi sinyal awal bahwa uang mulai keluar dari pasar, dan investor perlu lebih berhati-hati, untuk mengalihkan fokus dari agresivitas mencari untung ke strategi perlindungan aset (wealth preservation).
BPI Dipakai buat Apa Aja?
Bullish Percentage Index (BPI) adalah indikator teknikal yang tidak hanya menunjukkan angka, tetapi juga menggambarkan kondisi internal pasar secara lebih mendalam. Berikut ini beberapa fungsi utama BPI dalam analisis teknikal, antara lain:
1. Market Sentiment
BPI bisa memberikan gambaran seberapa optimis atau pesimis pelaku pasar terhadap kondisi saat ini. Ketika persentase saham yang berada dalam sinyal beli tinggi, artinya mayoritas pelaku pasar memiliki pandangan positif, dan sentimen pasar sedang kuat.
Sebaliknya, jika hanya sedikit saham yang menunjukkan sinyal beli maka hal itu menandakan bahwa sentimen pasar sedang melemah.
2. Market Timing
Salah satu kekuatan BPI adalah membantu investor menentukan waktu yang tepat untuk masuk atau keluar pasar. Ketika BPI berada di atas 70%, pasar cenderung dalam kondisi overbought, yang berarti potensi koreksi cukup besar.
Sebaliknya, jika BPI turun di bawah 30%, pasar bisa dikatakan oversold dan ini membuka peluang terjadinya rebound harga.
3. Konfirmasi Trend
BPI juga bisa digunakan sebagai alat konfirmasi tren. Trader sering memanfaatkan indikator ini untuk memperkuat sinyal dari strategi lainnya.
Misalnya, jika harga sedang dalam tren naik dan BPI juga meningkat maka tren tersebut dinilai memiliki dukungan yang kuat dari banyak saham dalam indeks.
4. Divergence Detector
Salah satu sinyal penting dari BPI adalah ketika terjadi divergensi, yakni saat indeks saham utama naik, tetapi BPI justru menurun.
Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan indeks mungkin hanya ditopang oleh sebagian kecil saham besar, sementara mayoritas saham justru mulai melemah.
Kondisi ini bisa menjadi peringatan dini bahwa kekuatan tren sedang melemah dan pasar berisiko mengalami pembalikan arah.
Cara Baca Angka BPI dan Sinyalnya
Angka Bullish Percentage Index (BPI) disajikan dalam bentuk persentase, berkisar antara 0% hingga 100%.
Rentang angka ini bisa memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi pasar secara keseluruhan. Berikut ini panduan umum dalam membaca level BPI beserta interpretasinya, yaitu:
Nilai BPI | Arti & Sentimen |
Di atas 70% | Overbought, pasar terlalu optimis ? rawan koreksi |
50%—70% | Bullish sehat, tren naik yang wajar |
30%—50% | Netral hingga mulai bearish |
Di bawah 30% | Oversold, sentimen negatif ? potensi rebound |
Sebagai catatan tambahan, BPI memiliki kemiripan dengan RSI (Relative Strength Index) dalam hal pembacaan kondisi overbought dan oversold.
Bedanya, jika RSI hanya mengukur kekuatan satu aset secara individual maka BPI menilai sentimen kolektif dari seluruh saham dalam sebuah indeks.
Hal ini membuat BPI lebih cocok untuk membaca kesehatan pasar secara luas, bukan hanya satu instrumen.
Contoh Penggunaan BPI di Dunia Nyata
Bullish Percentage Index (BPI) telah digunakan secara luas oleh pelaku pasar untuk membaca arah tren dan mengambil keputusan strategis. Salah satu contoh penerapan yang paling umum adalah pada indeks S&P 500.
Banyak fund manager dan analis institusi memantau BPI dari indeks ini sebagai panduan market timing, untuk mengetahui kapan saat yang tepat masuk atau keluar dari pasar.
Di dunia aset digital, BPI mulai diadaptasi. Beberapa platform kini menyediakan BTCBPI, yaitu versi BPI untuk Bitcoin, yang membaca kondisi bullish atau bearish berdasarkan sinyal teknikal.
Secara praktis, saat nilai BPI naik dari bawah 30% ke atas 50%, ini sering dianggap sebagai sinyal awal terjadinya pembalikan arah (bullish reversal).
Sebaliknya, ketika BPI telah mencapai atau melewati angka 70% lalu mulai melandai, hal tersebut sering dibaca sebagai fase distribusi, yaitu tanda bahwa pasar mulai kelelahan dan berpotensi mengalami koreksi.
Menariknya, pendekatan ini juga bisa diterapkan di dunia kripto dengan membangun indeks BPI sendiri, misalnya dengan menggunakan 20 aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar.
Dengan pendekatan tersebut, trader bisa mendapatkan gambaran kondisi pasar kripto secara keseluruhan, tidak hanya berdasarkan pergerakan satu koin saja.
Kelebihan dan Keterbatasan BPI
Bullish Percentage Index (BPI) merupakan indikator teknikal yang cukup populer karena kemampuannya membaca sentimen pasar dari dalam.
Namun seperti alat analisis lainnya, BPI tidak lepas dari kelebihan dan keterbatasan yang perlu dipahami sebelum digunakan sebagai bagian dari strategi trading atau investasi. Berikut ini sejumlah kelebihan dan keterbatasannya, yaitu:
Kelebihannya
- Gampang dimengerti
Salah satu keunggulan utama BPI adalah kesederhanaannya. Indikator ini hanya menampilkan persentase saham atau aset yang sedang berada dalam sinyal beli (bullish) sehingga sangat mudah dipahami bahkan oleh trader pemula.
Adapun nilainya yang berkisar antara 0% sampai dengan 100% juga membuatnya intuitif untuk dibaca.
- Fokus ke sentimen pasar, bukan harga semata
Tidak seperti indikator lain yang hanya mengukur pergerakan satu aset, BPI melihat kondisi keseluruhan pasar atau grup aset.
Hal itu membuatnya lebih kuat dalam menggambarkan sentimen pasar secara luas, misalnya bagaimana mayoritas saham dalam indeks sebenarnya bergerak di balik angka indeks utama.
- Bisa untuk cross-check sinyal indikator lain
BPI sangat cocok digunakan sebagai indikator pelengkap untuk mengkonfirmasi sinyal dari alat teknikal lainnya seperti RSI, MACD, atau moving average.
Misalnya, jika RSI menunjukkan kondisi overbought, tetapi BPI justru menurun, maka ini bisa menjadi peringatan dini bahwa pasar sedang tidak sehat secara internal.
Keterbatasannya
- Butuh data teknikal berbasis P&F
BPI dihitung berdasarkan sinyal dari grafik Point & Figure, yang tidak selalu tersedia di semua platform charting.
Hal itu bisa menjadi kendala, terutama bagi trader yang mengandalkan platform yang tidak mendukung jenis grafik tersebut secara langsung.
- Lebih cocok untuk grup aset besar (indeks), bukan satu token saja
Karena sifatnya yang kolektif, BPI lebih cocok digunakan untuk mengamati kelompok saham atau indeks besar, seperti S&P 500, Dow Jones, atau bahkan sekelompok aset kripto berkapitalisasi besar.
Menggunakannya untuk menganalisis satu token atau saham saja akan kurang relevan dan tidak mencerminkan tujuan utama dari indikator ini.
- Kadang tertinggal (lagging) saat reversal cepat
Dalam kondisi pasar yang sangat volatil atau ketika terjadi pembalikan arah (reversal) secara tiba-tiba, BPI bisa tertinggal dalam memberikan sinyal.
Hal itu disebabkan perubahan sinyal pada grafik P&F biasanya butuh konfirmasi lebih dari satu pergerakan harga.
Karena itu, BPI lebih tepat digunakan sebagai indikator konfirmasi, bukan sebagai alat utama untuk mengambil keputusan reaktif dalam pasar yang bergerak cepat.
Tips Praktis: Cara Pakai BPI buat Trader Kripto
Bagi trader kripto, Bullish Percentage Index (BPI) bisa menjadi alat bantu yang berguna untuk memahami dinamika pasar secara lebih menyeluruh.
Meskipun awalnya dikembangkan untuk pasar saham, pendekatan yang digunakan oleh BPI juga bisa diterapkan pada aset digital, khususnya ketika memantau pergerakan aset kripto besar seperti Bitcoin (BTC) atau Ethereum (ETH).
Salah satu cara praktis menggunakan BPI adalah dengan menjadikannya sebagai alat konfirmasi sebelum melakukan entry besar.
Ketika tren harga terlihat naik, tetapi BPI justru menurun, ini bisa menjadi sinyal bahwa pergerakan tersebut tidak didukung oleh kekuatan pasar yang luas.
Sebaliknya, jika harga dan BPI sama-sama naik, itu menandakan tren yang sehat dan berpotensi berlanjut.
Trader juga bisa memanfaatkan divergence antara BPI dan harga, terutama pada aset kripto utama seperti BTC atau ETH.
Misalnya, jika harga Bitcoin mencetak higher high, tetapi BPI malah mencetak lower high, maka ini bisa menjadi tanda bahwa kekuatan beli mulai melemah dan koreksi bisa saja terjadi dalam waktu dekat.
Agar lebih akurat, BPI sebaiknya tidak digunakan sendirian. Menggabungkannya dengan indikator lain seperti RSI (Relative Strength Index) dan Moving Average (MA) bisa memberikan lapisan konfirmasi tambahan.
RSI membantu mendeteksi kondisi jenuh beli atau jenuh jual pada aset individual, sementara MA bisa menunjukkan arah tren dalam jangka waktu tertentu.
Terakhir, saat nilai BPI turun ke bawah 30%, inilah momen yang bisa dimanfaatkan untuk menyusun watchlist.
Pasar dalam kondisi oversold sering kali membuka peluang beli dengan harga diskon, khususnya bagi kamu yang mencari entry dengan risiko terukur dalam jangka menengah hingga panjang.
Dengan pendekatan yang tepat, BPI bisa jadi senjata tambahan dalam toolkit seorang trader kripto, yang membantu menghindari jebakan euforia dan memberi sinyal ketika pasar benar-benar mulai bergeser.
Kesimpulan: BPI = Indikator Lama, tapi Masih Tajam
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang BPI yang merupakan Indikator Klasik yang Dipakai Trader Pro yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, meskipun Bullish Percentage Index (BPI) bukan termasuk indikator yang umum digunakan di dunia kripto, fungsinya tetap relevan hingga saat ini.
Dengan pendekatan yang fokus pada kekuatan kolektif pasar, BPI mampu membantu trader melihat apakah tren bullish yang terjadi benar-benar didukung mayoritas aset, atau hanya sekadar euforia sesaat yang didorong oleh beberapa aset besar.
Justru karena indikator ini banyak digunakan oleh trader profesional di pasar tradisional, ada nilai lebih bagi kamu untuk memahami cara kerjanya.
Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa itu Bullish Percentage Index (BPI)?
BPI adalah indikator teknikal yang mengukur persentase aset dalam suatu indeks yang sedang berada di sinyal beli berdasarkan P&F chart.
- Apa beda BPI dengan RSI?
RSI fokus ke satu aset, BPI fokus ke kekuatan kolektif pasar. RSI = momentum, BPI = sentimen pasar secara luas.
- Berapa angka BPI yang ideal?
BPI antara 50–70% dianggap tren naik sehat. Di atas 70% = overbought, di bawah 30% = oversold.
- Apakah BPI bisa dipakai untuk kripto?
Bisa, asal kamu bikin grup aset kripto sendiri (misal: top 10 coin), lalu hitung persentase yang dalam sinyal teknikal beli.
- Apakah BPI bisa berdiri sendiri?
Lebih baik dikombinasikan dengan indikator lain seperti RSI, MACD, atau moving average.