Strategi investasi saham merupakan pendekatan yang digunakan oleh investor untuk mengelola dan mengembangkan portofolio mereka.
Salah satu strategi yang sering diterapkan adalah average down, yang bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan saat harga saham mengalami penurunan.
Konsep average down berfokus pada pembelian saham tambahan saat harga saham turun, sehingga investor dapat menurunkan harga rata-rata saham yang dimiliki, dengan harapan harga akan kembali naik di masa depan.
Namun, penting untuk memahami dengan baik bagaimana strategi ini bekerja dan kapan sebaiknya diterapkan agar tidak meningkatkan risiko kerugian yang tidak diinginkan.
Apa Itu Average Down?
Average down saham adalah strategi investasi di mana kamu membeli saham tambahan ketika harga saham yang telah dimiliki mengalami penurunan.
Tujuan dari strategi ini adalah untuk menurunkan harga rata-rata pembelian saham yang ada, sehingga lebih rendah dari harga pasar saat ini, dengan harapan dapat menjualnya dengan keuntungan di masa depan.
Misalnya, seorang investor membeli 100 lembar saham dengan harga Rp1.000.000 per lot. Kemudian, seminggu setelahnya, harga saham turun menjadi Rp800.000.
Investor tersebut memutuskan untuk membeli lagi dengan jumlah yang sama. Akibatnya, harga rata-rata saham yang dimiliki menjadi Rp900.000.
Adapun logika utama di balik penerapan strategi average down adalah bahwa investor tidak mengharapkan harga saham langsung naik.
Meskipun harga naik, mereka tidak akan membeli lagi. Investor hanya akan melakukan pembelian tambahan jika harga saham terus turun.
Rumus Menghitung Average Down
Seorang investor dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli saham menggunakan strategi average down, serta memahami kondisi pasar yang mendukung penerapan strategi ini.
Dengan pemahaman tersebut, investor dapat mengurangi potensi kerugian melalui perhitungan yang matang. Perhitungan average down sendiri mengacu pada harga yang berbeda untuk saham yang sama.
Rumus tersebut digunakan untuk menghitung harga rata-rata saham atau nilai average dari pembelian tersebut. Berikut ini rumus yang digunakan:
Average Down = (Harga1 × Lot1) + (Harga2 × Lot2) + …
———————————————————
Total Lot
Berikut ini contoh kasus sederhana dengan dua transaksi:
Misalnya, kamu membeli 100 saham XYZ dengan harga Rp20.000 per saham. Kemudian, harga saham XYZ turun menjadi Rp15.000 per saham, dan kamu memutuskan untuk membeli 100 saham lagi.
Dengan rumus average down, berikut adalah perhitungan harga rata-rata pembelian kamu:
- Harga rata-rata pembelian baru = ((Rp20.000 x 100) + (Rp15.000 x 100)) / (100 + 100)
- Harga rata-rata pembelian baru = (Rp2.000.000 + Rp1.500.000) / 200 = Rp17.500 per saham
Dengan strategi average down, harga rata-rata saham yang kamu miliki sekarang adalah Rp17.500 per saham, lebih rendah dari harga awal Rp20.000.
Di bawah ini contoh kasus lanjutan dengan tiga transaksi:
Misalnya, kamu melakukan tiga transaksi pembelian saham XYZ sebagai berikut:
- Pembelian pertama: 100 saham dengan harga Rp20.000 per saham.
- Pembelian kedua: 100 saham dengan harga Rp15.000 per saham.
- Pembelian ketiga: 100 saham dengan harga Rp10.000 per saham.
Berikut adalah perhitungan harga rata-rata pembelian kamu:
- Harga rata-rata pembelian baru = ((Rp20.000 x 100) + (Rp15.000 x 100) + (Rp10.000 x 100)) / (100 + 100 + 100)
- Harga rata-rata pembelian baru = (Rp2.000.000 + Rp1.500.000 + Rp1.000.000) / 300 = Rp13.333 per saham
Dengan tiga kali transaksi pembelian, harga rata-rata saham yang kamu miliki sekarang adalah Rp 13.333 per saham.
Hal itu menunjukkan bagaimana strategi average down dapat menurunkan harga rata-rata pembelian saham lebih signifikan seiring dengan pembelian tambahan saat harga saham terus turun.
Baca Juga: 1 Lot Saham Berapa Lembar? Panduan Untuk Pemula
Keuntungan Menggunakan Strategi Average Down
Penurunan harga rata-rata pembelian.
Potensi keuntungan lebih cepat saat harga saham pulih.
Contoh bagaimana investor bisa memaksimalkan keuntungan menggunakan strategi ini.
Strategi average down pada dasarnya menawarkan beberapa keuntungan bagi investor yang ingin memaksimalkan potensi keuntungan mereka, utamanya ketika harga saham turun.
Berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan strategi ini, antara lain:
1. Penurunan Harga Rata-rata Pembelian
Dengan membeli lebih banyak saham ketika harga turun, kamu dapat menurunkan harga rata-rata pembelian saham yang kamu miliki. Hal itu memberikan kesempatan untuk menjual saham dengan harga yang lebih rendah, mengurangi potensi kerugian.
2. Potensi Keuntungan Lebih Cepat saat Harga Saham Pulih
Ketika harga saham mulai pulih setelah penurunan, kamu bisa mendapatkan keuntungan lebih cepat karena harga rata-rata pembelian kamu lebih rendah.
Apabila harga saham naik lebih tinggi daripada harga rata-rata maka kamu bisa menjual saham dengan keuntungan yang lebih besar.
3. Contoh Maksimalisasi Keuntungan
Sebagai contoh, seorang investor membeli 100 saham XYZ pada harga Rp20.000 per saham. Harga saham turun menjadi Rp15.000, dan investor membeli 100 saham lagi. Harga rata-rata saham yang dimiliki sekarang menjadi Rp17.500 per saham.
Kemudian, harga saham XYZ pulih menjadi Rp25.000 per saham. Dengan menjual saham pada harga itu, investor memperoleh keuntungan yang lebih besar dibandingkan jika hanya membeli saham pada harga awal.
Keuntungan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
(Rp25.000 – Rp17.500) x 200 saham = Rp1.500.000
Baca Juga: Jam bursa saham amerika waktu Indonesia
Risiko dan Tantangan Strategi Average Down
Strategi average down memiliki beberapa risiko dan tantangan yang perlu dipahami oleh investor. Salah satu risiko utamanya adalah jika harga saham terus turun dan tidak mengalami pemulihan.
Dalam situasi tersebut, investor dapat terjebak dalam kerugian yang semakin besar karena membeli lebih banyak saham pada harga yang lebih rendah. Tantangan lainnya adalah menentukan waktu yang tepat untuk membeli saham tambahan.
Apabila keputusan pembelian dilakukan terlalu cepat atau terlalu lambat maka investor pun berisiko untuk kehilangan peluang atau membeli saham pada titik harga yang lebih rendah tanpa ada jaminan harga akan pulih dalam waktu dekat.
Maka dari itu, sangat penting bagi investor untuk punya strategi cadangan, misalnya menetapkan batas kerugian atau mengevaluasi kembali posisi saham apabila harga terus menurun, demi menghindari kerugian yang lebih besar.
Kapan Sebaiknya Menggunakan Strategi Average Down?
Penting dipahami bahwa tidak ada aturan pasti yang mengatur kapan seorang investor harus melakukan average down pada saham. Keputusan ini sepenuhnya bergantung pada penilaian pribadi investor, yang didasarkan pada analisis yang telah dilakukan.
Namun, satu hal yang harus diingat adalah melakukan average down hanya jika kamu yakin penurunan harga saham bersifat sementara, bukan sebagai indikasi bahwa harga akan terus turun.
Jika penurunan harga saham terus berlanjut maka strategi average down justru dapat meningkatkan kerugian yang lebih besar.
Walaupun tidak ada yang bisa memprediksi arah pergerakan harga saham dengan pasti, investor dapat menggunakan analisis saham untuk mengidentifikasi kemungkinan pergerakan harga di masa depan.
Melalui analisis teknikal, misalnya, investor dapat membaca indikator atau pola tertentu pada grafik harga saham. Pola seperti bullish reversal, indikator moving average, atau level support dan resistance, dapat memberi petunjuk arah pergerakan harga.
Di samping itu, analisis fundamental juga dapat membantu mengetahui apakah penurunan harga saham hanya sementara.
Dengan memeriksa laporan keuangan terbaru perusahaan, jika laporan keuangannya menunjukkan hasil positif dan prospek industrinya baik maka penurunan harga saham mungkin hanya bersifat sementara sehingga melakukan average down bisa dipertimbangkan.
Sebaliknya, jika penurunan harga saham disebabkan oleh kondisi keuangan perusahaan yang memburuk maka hal itu bisa menjadi sinyal peringatan bahwa harga saham mungkin akan terus turun dan investor sebaiknya berhati-hati dalam melakukan average down.
Baca Juga: Apa Bedanya Analisis Fundamental & Teknikal? Ini Penjelasannya
Tips Memaksimalkan Strategi Average Down
Untuk memaksimalkan strategi average down, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut.
1. Lakukan analisis fundamental perusahaan
Memahami fundamental perusahaan adalah hal yang sangat penting saat berinvestasi. Hal ini memungkinkan kamu untuk menilai seberapa baik kondisi dan prospek suatu emiten sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan investasi yang lebih tepat.
2. Tetapkan batas maksimum pembelian saham
Tujuan dari langkah ini adalah untuk membatasi pembelian saham dan menghindari overtrading. Memang, jika harga saham terus turun maka membeli lebih banyak saham bisa memberikan potensi keuntungan di masa depan.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa penurunan harga bisa berlangsung cukup lama.
Daripada menghabiskan seluruh modal hanya untuk melakukan average down, kamu bisa mempertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian modal ke saham lain yang mungkin lebih cepat memberikan hasil.
3. Pantau pergerakan harga saham secara berkala
Memantau harga saham yang kamu miliki sangat penting untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan average down. Jangan ragu untuk menyesuaikan strategi jika harga saham terus menurun secara signifikan.
4. Hindari overtrading dengan membeli terlalu banyak di satu saham
Meskipun harga saham turun, jangan terjebak dalam pembelian berlebihan pada satu saham. Overtrading dapat meningkatkan risiko yang lebih besar. Pastikan untuk tetap bijak dalam mengambil keputusan.
5. Diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko
Diversifikasi saham di berbagai sektor akan membantu mengurangi risiko jika salah satu saham mengalami penurunan tajam. Dengan memiliki portofolio yang beragam, kamu pun bisa menjaga kestabilan investasi secara keseluruhan.
Perbandingan Strategi Average Down dengan Strategi Lain
Dalam dunia investasi saham, terdapat berbagai strategi yang dapat digunakan untuk mengelola portofolio dan meminimalisir kerugian. Salah satu strategi yang populer adalah average down.
Meski demikian, juga ada strategi lainnya, seperti cut loss dan buy on dip yang memiliki tujuan dan pendekatan berbeda. Berikut ini adalah perbandingan antara average down dengan strategi-strategi lainnya tersebut.
Average Down vs Cut Loss
Average down dan cut loss adalah dua strategi yang berbeda. Average down dilakukan dengan membeli lebih banyak saham saat harga turun, untuk menurunkan harga rata-rata pembelian dengan harapan harga akan pulih.
Adapun strategi ini digunakan jika investor percaya penurunan harga hanya sementara. Sebaliknya, cut loss mencakup penjualan saham untuk menghindari kerugian lebih lanjut, yang digunakan saat investor merasa harga saham tidak akan pulih.
Average Down vs Buy on Dip
Sementara itu, average down dan buy on dip mencakup pembelian saham saat harga turun. Average down digunakan oleh investor yang sudah memiliki saham untuk menurunkan harga rata-rata pembelian.
Di lain sisi, buy on dip fokus pada membeli saham dengan tren jangka panjang positif meski harga turun sementara.
Studi Kasus: Penerapan Average Down
Berikut ini adalah contoh penerapan strategi average down pada saham dengan data hipotetis:
Misalkan seorang investor membeli 100 lembar saham XYZ dengan harga Rp10.000 per saham. Lantas, harga saham XYZ kemudian turun menjadi Rp8.000 per saham. Investor kemudian membeli 100 lembar saham tambahan.
Untuk menghitung harga rata-rata pembelian, digunakan rumus berikut ini:
Harga rata-rata pembelian = ((Harga saham awal × jumlah saham pertama) + (Harga saham turun × jumlah saham kedua)) / (jumlah saham pertama + jumlah saham kedua)
Harga rata-rata pembelian = ((Rp10.000 × 100) + (Rp8.000 × 100)) / (100 + 100)
Harga rata-rata pembelian = (Rp1.000.000 + Rp800.000) / 200
Harga rata-rata pembelian = Rp1.800.000 / 200
Harga rata-rata pembelian = Rp9.000
Jadi, harga rata-rata pembelian saham menjadi Rp9.000 per saham.
Apabila harga saham XYZ naik menjadi Rp12.000 per saham maka keuntungan per saham adalah:
Keuntungan per saham = Harga jual – Harga rata-rata pembelian
Keuntungan per saham = Rp12.000 – Rp9.000
Keuntungan per saham = Rp3.000
Dengan 200 lembar saham, total keuntungan adalah:
Total keuntungan = Keuntungan per saham × jumlah saham
Total keuntungan = Rp3.000 × 200
Total keuntungan = Rp600.000
Kesimpulan
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Cara Average Down Saham: Strategi Jitu Investor yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, strategi average down bisa memberikan manfaat, seperti menurunkan harga rata-rata pembelian saham dan meningkatkan potensi keuntungan ketika harga saham kembali naik.
Meski demikian, strategi ini pun membawa risiko, utamanya kalau harga saham terus turun dan tidak pulih dalam waktu dekat, yang bisa menyebabkan kerugian lebih besar.
Karena itu, penting untuk melakukan analisis yang mendalam, baik dari sisi teknikal maupun fundamental, sebelum memutuskan untuk menerapkan strategi ini. Pastikan untuk mempertimbangkan prospek perusahaan dan kondisi pasar secara menyeluruh.
Strategi average down pada dasarnya harus digunakan secara bijak dan terukur, dengan mempertimbangkan batasan risiko dan alokasi modal yang tepat untuk menghindari potensi kerugian yang besar.
Sebagai informasi terbaru, INDODAX akan segera memperkenalkan pilihan investasi baru yang memungkinkan pengguna untuk berinvestasi dalam saham-saham dari Amerika Serikat (AS).
Dengan fitur ini, kamu bisa memperluas portofolio investasi tidak hanya dengan aset kripto, tetapi juga lebih dari 50 saham AS, semuanya tersedia dalam satu akun yang terintegrasi di platform INDODAX.
Untuk memulai investasi saham AS, kamu dapat mengunjungi menu “Saham AS” di situs resmi INDODAX dan memilih “Jelajahi Sekarang” untuk melanjutkan proses verifikasi serta memperoleh informasi lebih lanjut mengenai saham-saham yang tersedia.
FAQ
- Apa itu strategi average down dalam saham?
Strategi average down adalah teknik membeli lebih banyak saham yang sama saat harganya turun untuk menurunkan harga rata-rata pembelian. Tujuannya adalah meningkatkan potensi keuntungan ketika harga saham kembali naik.
- Bagaimana cara menghitung average down?
Rumusnya adalah:
Harga Rata-Rata Baru =
(Harga1 × Lot1) + (Harga2 × Lot2)
———————————————
Total Lot
**Contoh:** Jika Anda membeli 1 lot saham seharga Rp1.000 dan menambah 1 lot lagi seharga Rp800, harga rata-rata pembelian Anda menjadi Rp900.
- Apa keuntungan dari strategi average down?
Keuntungan utamanya adalah menurunkan harga rata-rata pembelian saham, sehingga Anda bisa mendapatkan profit lebih cepat saat harga saham pulih.
- Kapan sebaiknya menggunakan strategi average down?
Strategi ini cocok digunakan ketika penurunan harga saham hanya bersifat sementara dan fundamental perusahaan tetap kuat. Hindari jika penurunan harga disebabkan oleh kerusakan fundamental.
- Apa risiko terbesar dari average down?
Risiko utama adalah jika harga saham terus turun tanpa pulih, Anda akan mengalami kerugian lebih besar karena telah membeli saham tambahan di harga yang lebih rendah.
DISCLAIMER: Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan pertimbangkan dengan baik sebelum berinvestasi. Gunakan dana yang tidak terlalu vital bagi kebutuhan kamu sebelum terlibat dalam investasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin maupun aset kripto lainya menjadi tanggung jawab pembaca.