Tren Digital Asset Treasury (DAT) tengah jadi sorotan di industri kripto. Banyak perusahaan besar mulai menyimpan aset digital sebagai cadangan, dari Bitcoin (BTC) hingga Ethereum (ETH).
Namun, di balik euforia ini, muncul kekhawatiran soal potensi “bubble” atau gelembung yang bisa pecah kapan saja.
CEO TON Strategy, Veronika Kapustina, menilai ketakutan itu terlalu dibesar-besarkan. Menurutnya, meski terlihat ada tanda awal bubble, sektor treasury kripto punya prospek matang dalam jangka menengah dan panjang.
CEO TON Strategy: Bubble Hanya Histeria Sesaat
Kapustina menyebut fenomena crypto treasury berbeda dari bubble klasik di pasar keuangan maupun kripto.
Alasannya, segmen ini masih baru dan berfungsi sebagai jembatan antara keuangan tradisional (TradFi) dan crypto.
“Memang sekarang terlihat seperti bubble karena ada banyak uang cepat (fast money) yang masuk. Tapi fase berikutnya adalah konsolidasi, lalu modal jangka panjang akan datang,” jelas Kapustina saat wawancara di Token2049 Singapura yang dikutip dari Cointelegraph.
Baca juga berita terbaru: Vitalik: Kalau ETH Ambruk, Salahkan Treasury yang Serakah!
Data Jumbo: BTC dan ETH Diserap Treasury

Sumber Gambar: BitcoinTreasuriesNET
Meski isu bubble ramai dibicarakan, data di lapangan justru menunjukkan tren sebaliknya. Hingga saat ini, ada sekitar 1,3 juta BTC yang sudah diserap oleh treasury publik dan privat.
Jumlah itu setara dengan 6,6% dari suplai beredar dengan nilai lebih dari $157 miliar. Sementara itu, 5,5 juta ETH juga masuk dalam skema treasury dengan nilai sekitar $24 miliar, atau sekitar 4,5% dari total suplai.
Tak hanya berhenti di Bitcoin dan Ether, model treasury kini meluas ke aset lain seperti Solana (SOL) dan Toncoin (TON).
Bahkan, perusahaan Kapustina sendiri menjadi pengelola treasury untuk token native The Open Network.
Fakta ini menandakan bahwa praktik DAT semakin beragam dan tidak lagi terbatas pada satu aset utama.
Potensi Evolusi Digital Asset Treasury
Kapustina juga menegaskan bahwa crypto treasury memiliki peluang untuk berkembang lebih luas dibanding hanya sekadar menyimpan aset. Dalam jangka panjang, ia melihat DAT bisa berevolusi menjadi penyedia infrastruktur finansial baru.
Selain itu, ada kemungkinan ke arah layanan perbankan termasuk kepemilikan lisensi resmi, munculnya konsolidasi lewat merger dan akuisisi, hingga perkembangan teknologi yang menjadikan DAT sebagai penghubung antar-blockchain.
Dengan begitu, nilai yang ditawarkan DAT bukan hanya sebatas akumulasi aset digital. Fungsinya juga bisa menjadi elemen utilitas yang memperkuat jaringan blockchain sekaligus meningkatkan legitimasi finansial di mata institusi tradisional.
Baca juga berita terkait: 30% Bitcoin (BTC) Dipegang Institusi, Ancam Etos Desentralisasi?
Kesimpulan
Fenomena crypto treasury memang terlihat mirip euforia, tetapi data akumulasi BTC dan ETH menandakan sebaliknya. Institusi tampak masih agresif masuk meski harga mendekati puncak.
Jika fase konsolidasi berhasil dilalui, DAT berpotensi menjadi fondasi penting dalam mempertemukan keuangan tradisional dengan ekosistem kripto yang kian berkembang.
FAQ
- Apa itu Digital Asset Treasury (DAT)?
Digital Asset Treasury adalah strategi perusahaan menyimpan aset kripto seperti BTC atau ETH dalam neraca mereka. Konsep ini mirip dengan cadangan kas, namun dilakukan untuk investasi jangka panjang sekaligus diversifikasi aset. - Kenapa crypto treasury disebut mirip bubble?
Crypto treasury kerap disebut mirip bubble karena pertumbuhan dan hype-nya berlangsung sangat cepat. Masuknya modal besar secara bersamaan membuat banyak pengamat menilai ada risiko gelembung harga. - Siapa pionir model crypto treasury?
Model ini dipelopori oleh MicroStrategy milik Michael Saylor. Sejak 2020, perusahaan tersebut secara agresif mengakumulasi Bitcoin dalam jumlah besar, langkah yang kemudian diikuti oleh berbagai institusi lain. - Apa risiko utama dari crypto treasury?
Risikonya antara lain volatilitas harga kripto yang tinggi, kemungkinan proyek treasury baru gagal mencapai target, hingga potensi konsolidasi pasar apabila ada pemain yang tidak bisa bertahan. - Apakah crypto treasury hanya untuk Bitcoin?
Tidak. Meskipun dimulai dari Bitcoin, saat ini model treasury sudah meluas ke Ether, Solana, hingga Toncoin. Tren ini menunjukkan kemungkinan bahwa lebih banyak aset blockchain besar akan masuk dalam skema serupa di masa depan. - Bagaimana dampaknya untuk investor ritel?
Masuknya institusi lewat treasury memperkuat legitimasi kripto sebagai aset jangka panjang. Namun, bagi investor ritel, tetap ada risiko volatilitas, sehingga strategi investasi harus dilakukan dengan cermat dan tidak sekadar ikut-ikutan tren.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Cointelegraph – Crypto treasury ‘bubble’ fears overblown: TON Strategy CEO, diakses pada 2 Oktober 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Berita Altcoin, #Berita Ethereum, #Berita Tokoh Kripto Dunia