Chainalysis Adalah? Alat Pelacak Kripto Terbesar 2025
icon search
icon search

Top Performers

Chainalysis Adalah? Alat Pelacak Kripto Terbesar 2025

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Chainalysis Adalah? Alat Pelacak Kripto Terbesar 2025

Chainalysis Adalah? Alat Pelacak Kripto Terbesar 2025

Daftar Isi

Kalau kamu mengikuti pergerakan kripto sepanjang 2024–2025, kamu pasti sering mendengar nama Chainalysis. Bukan exchange, bukan wallet—melainkan otak data yang dipakai regulator, lembaga penegak hukum, bank, dan bursa kripto untuk membaca arus transaksi on-chain. Tahun ini, laporan Global Crypto Adoption Index 2025 dari mereka kembali jadi rujukan: India berada di peringkat pertama, Amerika Serikat kedua, sementara Indonesia duduk di peringkat ketujuh—masih solid di papan atas. Di balik statistik itu, ada cerita tentang bagaimana aktivitas kripto di kawasan Asia-Pasifik melompat dari sekitar US$1,4 triliun menjadi US$2,36 triliun hanya dalam 12 bulan. Data-data ini bikin satu pertanyaan jadi relevan: apa sebenarnya Chainalysis, bagaimana cara kerjanya, dan apa artinya untuk kamu di Indonesia?

Untuk menjawabnya dengan tuntas, kita mulai dari definisinya dulu, lalu menelusuri produk, metodologi laporan, hingga posisi Indonesia—ditutup dengan implikasi praktis untuk kamu sebagai pengguna atau pelaku industri.

 

Apa Itu Chainalysis?

 Chainalysis adalah platform data dan analitik blockchain. Sama seperti konsep teknologi blockchain yang jadi dasar terciptanya Bitcoin dan ribuan aset digital lain, misinya sederhana: membuat aset kripto bisa diawasi dan dipercaya melalui data yang bisa ditindaklanjuti. Mereka memasok perangkat lunak investigasi, kepatuhan, dan intelijen pasar untuk instansi pemerintah, bursa kripto tersentralisasi, institusi keuangan, hingga tim keamanan siber di lebih dari 70 negara. Dengan data tersebut, entitas-entitas ini bisa melacak aliran dana, menilai risiko alamat/wallet, dan memenuhi kewajiban AML/KYC.

Gambaran tinggi ini penting supaya kamu paham peran Chainalysis bukan sebagai tempat jual-beli, tapi sebagai penyedia data analitik yang menghubungkan aktivitas on-chain dengan keputusan di dunia nyata—mulai dari pencegahan penipuan sampai pemulihan aset curian.

 

Siapa Pencetus dan Siapa yang Memimpin?

Perusahaan ini lahir pada 2014 di New York dari tiga pendiri: Michael Gronager, Jonathan Levin, dan Jan Møller. Mereka mengawinkan latar belakang teknik, ekonomi, dan rekayasa perangkat lunak untuk membangun alat analitik yang bisa menelusuri transaksi Bitcoin dan aset kripto lain. Seiring berkembangnya bisnis, Chainalysis menggalang pendanaan hingga valuasi US$8,6 miliar pada 2022—salah satu nilai tertinggi untuk perusahaan analitik kripto.

Pada akhir 2024, terjadi penyegaran pucuk pimpinan: Jonathan Levin—salah satu co-founder—naik menjadi CEO. Perubahan ini menegaskan fokus perusahaan pada pertumbuhan pasar institusional dan ekspansi produk.

Dengan fondasi pendiri yang kuat dan kepemimpinan yang paham industri, wajar kalau portofolio produk Chainalysis juga terus melebar—dari investigasi, kepatuhan, hingga triase berbasis AI.

 

Bagaimana Cara Kerja dan Apa Saja Produknya?

Secara sederhana, produk-produk Chainalysis mengelompokkan alamat-alamat on-chain ke dalam entitas (cluster) yang bisa dihubungkan dengan layanan atau pelaku tertentu, lalu memberi skor risiko dan jejak aliran dana lintas rantai. Kamu tidak perlu membaca data raw blockchain satu per satu—alat-alat ini mengekstraknya untuk kamu.

 

  • Reactor: alat investigasi untuk menelusuri asal-tujuan dana, memetakan hubungan dompet, dan membangun case file forensik on-chain. Banyak dipakai penegak hukum ketika memburu hasil peretasan atau ransomware.

  • KYT (Know Your Transaction): engine pemantauan transaksi real-time bagi exchange & bank. Konsep ini mirip dengan penerapan AML dalam kripto yang wajib dilakukan untuk mencegah pencucian uang. Ia memberi peringatan dini terhadap pola berisiko—dari relasi ke alamat sanksi, darknet market, sampai anomali arus dana.

  • Address Screening: saringan alamat yang memblokir dompet berisiko sebelum dana bergerak, berguna untuk onboarding dan withdrawal check.

  • Rapid: triase investigasi berbasis AI untuk menjawab pertanyaan kunci tanpa perlu keahlian teknis mendalam—berguna ketika kamu butuh respons cepat.

  • Kryptos & Market Intel: direktori dan data platform untuk due diligence perusahaan kripto, memadukan data on-chain dan off-chain sehingga tim kepatuhan bisa menilai risiko mitra dengan lebih presisi.

  • Training & Certification (CRC/KYT/CCFC): program sertifikasi resmi yang menstandarkan kompetensi investigator dan analis kepatuhan.

 

Ketika alat-alat ini dipakai secara terintegrasi, kamu memperoleh siklus lengkap: screening ? monitoring ? investigasi ? pelaporan/penindakan. Inilah yang membuat Chainalysis menonjol di mata regulator dan bursa.

 

Bagaimana Chainalysis Menyusun Global Crypto Adoption Index 2025?

Setiap tahun, tim riset Chainalysis menerbitkan indeks adopsi kripto lintas negara. Pada 2025, ada dua perubahan metodologi penting:

 

  1. Sub-indeks “retail DeFi” dihapus karena dinilai terlalu mengangkat perilaku yang nisbi.

  2. Sub-indeks aktivitas institusional ditambahkan (transfer ? US$1 juta) untuk menangkap arus baru dari ETF, kustodian, dan funds.

 

Kedua perubahan ini membuat gambaran adopsi menjadi lebih seimbang antara pengguna ritel dan institusi.

Dengan metodologi baru itu, mari lihat peta 2025—siapa yang memimpin dan bagaimana kinerjanya di kawasan kita.

 

Peta 2025: Siapa Memimpin dan Apa Artinya Buat Kamu?

India memimpin peringkat global, Amerika Serikat berada di posisi kedua—keduanya mencerminkan kombinasi kuat antara basis ritel dan arus institusional. Indonesia berada di peringkat ke-7, tetap kompetitif di jajaran atas. Yang menarik, kawasan Asia-Pasifik tampil sebagai wilayah dengan pertumbuhan on-chain tercepat, nilainya melonjak dari sekitar US$1,4T menjadi US$2,36T dalam 12 bulan.

Dalam hal aset, aliran stablecoin masih didominasi USDT dan USDC. Buat investor ritel, pemahaman soal apa itu stablecoin penting karena aset ini jadi tulang punggung transaksi kripto global, sementara token seperti EURC dan PYUSD mulai mengejar di koridor tertentu.

Bagi kamu, ini berarti dua hal—likuiditas kian dalam karena institusi semakin aktif dan rails pembayaran kripto lewat stablecoin makin matang. Namun, peluang selalu datang beriringan dengan risiko.

 

Indonesia dalam Sorotan: Dari 2024 ke 2025

Jika kita mundur sedikit ke laporan 2024 untuk kawasan Asia Tengah dan Selatan, Indonesia memimpin nilai kripto yang diterima di kawasan pada periode Juli 2023–Juni 2024, sekitar US$157,1 miliar—angka yang menegaskan skala aktivitas lokal. Pada tahun yang sama, Indonesia tercatat peringkat ke-3 dalam Global Adoption Index.

Di sisi perilaku, Indonesia punya porsi DEX/DeFi yang lebih tinggi daripada rata-rata global dan porsi transaksi US$10 ribu – US$1 juta mencapai 43% di bursa lokal—indikasi kuatnya peran trader profesional.

Lompatan skala di 2024 membantu menjelaskan mengapa Indonesia tetap berada di papan atas pada 2025. Namun ekosistem yang tumbuh pesat perlu disiplin kepatuhan dan mitigasi risiko yang memadai.

 

Risiko dan Kontroversi: Sisi Lain yang Perlu Kamu Tahu

Pertumbuhan partisipasi juga memicu peluang kriminal. Kasus ini erat kaitannya dengan berbagai bentuk penipuan investasi kripto yang makin marak, di mana pendapatan penipuan pada 2024 diperkirakan menembus setidaknya US$9,9 miliar—bahkan bisa mencapai US$12,4 miliar—didorong skema pig-butchering dan taktik berbasis AI generatif.

Dalam waktu yang sama, kerugian akibat peretasan naik menjadi sekitar US$2,2 miliar, dengan kompromi kunci privat sebagai biang terbesar dan aktor negara tertentu meningkatkan intensitasnya.

Riset 2025 Chainalysis juga menyoroti dinamika unik stablecoin: beberapa penerbit dapat membekukan alamat bermasalah, sehingga menekan efektivitas pelaku dalam memindahkan dana.

Inilah konteks mengapa alat-alat seperti Address Screening, KYT, dan Reactor relevan—karena semakin besar arus, semakin penting guardrail yang kuat agar transaksi kamu tetap aman.

 

Apa Implikasinya Bagi Kamu di Indonesia?

Pertama, kepatuhan. Kalau kamu mengelola bisnis kripto, menyiapkan screening alamat, monitoring transaksi, dan playbook investigasi akan mempermudah kolaborasi dengan perbankan dan otoritas.

Kedua, pengambilan keputusan. Data indeks dan laporan geografis memberi kamu konteks: likuiditas mana yang sedang panas, bursa apa yang menyedot arus, serta kanal pembayaran apa yang makin sering dipakai.

Ketiga, kapasitas SDM. Sertifikasi resmi dari Chainalysis membantu tim compliance dan fraud kamu berbicara bahasa yang sama, mendokumentasikan proses, dan mempercepat case-handling.

Singkatnya, memahami dan memanfaatkan ekosistem Chainalysis membuat kamu tidak sekadar bergantung pada insting—kamu bertumpu pada data yang bisa ditindaklanjuti.

 

Kesimpulan

Chainalysis bukan sekadar perusahaan analitik blockchain, melainkan fondasi penting yang membuat ekosistem kripto lebih transparan dan dipercaya. Dengan jajaran produk mulai dari Reactor, KYT, hingga Kryptos, Chainalysis menghadirkan siklus lengkap untuk melacak, memantau, dan mengamankan transaksi on-chain. Tahun 2025 menegaskan perannya sebagai alat pelacak kripto terbesar karena mampu menjembatani kebutuhan regulator, institusi, dan pelaku pasar ritel dalam satu ekosistem data yang terintegrasi.

Bagi Asia-Pasifik, lonjakan nilai transaksi on-chain ke lebih dari US$2,3 triliun membuktikan kawasan ini menjadi pusat pertumbuhan baru. Indonesia sendiri tetap relevan di papan atas, bahkan masuk tiga besar dalam periode sebelumnya dengan nilai inflow ratusan miliar dolar. Fakta ini menunjukkan bahwa kamu tidak bisa lagi melihat adopsi kripto di Indonesia sebagai tren sesaat—ini sudah menjadi bagian penting dari dinamika ekonomi digital global.

Namun, peluang besar selalu datang dengan risiko yang sama besar. Rekor kerugian akibat scam dan peretasan menunjukkan sisi rapuh dari ekosistem kripto, dan di sinilah Chainalysis memainkan peran ganda: sebagai pengawal integritas sekaligus penyedia peta navigasi berbasis data.

Bagi kamu—baik sebagai pengguna, trader, pelaku bisnis, maupun regulator—pesannya sederhana tapi krusial: jangan hanya mengejar keuntungan, tapi juga memahami konteks data yang mendasari pergerakan pasar. Dengan memanfaatkan wawasan dari laporan dan alat analitik seperti Chainalysis, kamu bisa membuat keputusan yang lebih cerdas, menjaga aset lebih aman, dan berkontribusi pada ekosistem kripto yang lebih sehat di Indonesia maupun global.

 

Itulah informasi menarik tentang “Chainalysis” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu Chainalysis?
Perusahaan data dan analitik blockchain yang menyediakan perangkat lunak investigasi, kepatuhan, dan intelijen pasar untuk membantu menilai risiko serta menindak kasus kejahatan kripto.

2. Siapa pendirinya dan siapa CEO saat ini?
Didirikan pada 2014 oleh Michael Gronager, Jonathan Levin, dan Jan Møller. Sejak akhir 2024, Jonathan Levin menjabat sebagai CEO.

3. Posisi Indonesia di Global Crypto Adoption Index 2025?
Indonesia berada di peringkat 7. Tahun sebelumnya, Indonesia memimpin nilai masuk aset kripto di kawasan sekitar US$157,1 miliar dan berada di peringkat 3 global.

4. Aset apa yang paling dominan dalam arus global?
USDT dan USDC masih mendominasi aliran stablecoin, sementara EURC dan PYUSD tumbuh cepat di koridor tertentu.

5. Risiko utama 2024–2025 yang harus diwaspadai?
Pendapatan penipuan kripto diperkirakan menembus US$9,9–12,4 miliar, dan kerugian akibat peretasan sekitar US$2,2 miliar—dengan lonjakan taktik pig-butchering dan pemanfaatan AI.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.49%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.09%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 1.97%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
NMD/IDR
Nexusmind
143.499
41.59%
ORDER/IDR
Orderly Ne
5.335
33.31%
SFI/IDR
saffron.fi
644.959
27.71%
HIFI/IDR
Hifi Finan
2.184
22.42%
TWELVE/IDR
TWELVE ZOD
1.143
20.32%
Nama Harga 24H Chg
ATT/IDR
Attila
2
-33.33%
MCT/IDR
Metacraft
22.816
-26.44%
KUNCI/IDR
Kunci Coin
3
-25%
TOKO/IDR
Tokoin
3
-25%
RVM/IDR
Realvirm
12
-20%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Dune Analytics: Apa Itu & Kenapa Penting untuk Trader

Ketika pasar kripto bergerak cepat, data jadi pembeda hasil. Kamu

Chainalysis Adalah? Alat Pelacak Kripto Terbesar 2025
29/09/2025
Chainalysis Adalah? Alat Pelacak Kripto Terbesar 2025

Kalau kamu mengikuti pergerakan kripto sepanjang 2024–2025, kamu pasti sering

29/09/2025
TRM Labs: Intelijen Blockchain Penangkal Kripto Ilegal
29/09/2025
TRM Labs: Intelijen Blockchain Penangkal Kripto Ilegal

Mengapa ekosistem kripto butuh penjaga transparansi Ketika pasar kripto makin

29/09/2025