Pemerintah China memperingatkan risiko dari proyek kripto yang mengumpulkan data biometrik, terutama pemindaian iris mata. Aktivitas ini disebut sebagai ancaman serius terhadap privasi dan keamanan nasional.
Kementerian Keamanan Negara China atau Ministry of State Security (MSS) mengeluarkan pernyataan resmi pada Rabu (6/8) yang menyoroti bahaya dari teknologi pengenalan biometrik dalam ekosistem kripto global.
Dalam buletin publik tersebut, MSS menyebutkan bahwa pemindaian iris, wajah, dan sidik jari yang dilakukan oleh beberapa entitas kripto global berpotensi digunakan sebagai alat penyusupan dan spionase oleh intelijen asing.
Salah satu proyek yang disinyalir terlibat adalah Worldcoin, walau tidak disebutkan secara langsung. Proyek ini dikenal dengan model distribusi token berbasis pemindaian iris pengguna sebagai bentuk verifikasi identitas digital.
Menurut situs resminya, Worldcoin telah beroperasi di lebih dari 160 negara meskipun China tidak termasuk dalam daftar wilayah operasionalnya.
Baca juga berita populer terbaru: James Howells Menyerah! 12 Tahun Cari Hard Disk Hilang Berisi Rp15 Triliun BTC
Data Iris Dinilai Tidak Bisa Diganti Jika Bocor
MSS menegaskan bahwa data biometrik seperti iris sangat sulit diganti bila sampai jatuh ke tangan yang salah.
Tidak seperti password atau kartu identitas biasa, kebocoran data iris bersifat permanen dan nyaris tidak bisa dipulihkan.
Dalam pernyataannya, pemerintah China juga mengaitkan potensi penyalahgunaan ini dengan praktik intelijen asing yang dapat memanipulasi data biometrik untuk menyusup ke area-area strategis, termasuk lembaga pemerintah dan fasilitas sensitif.
“Penyimpanan yang tidak layak atas data biometrik berisiko tinggi menyebabkan kebocoran yang membahayakan privasi, keamanan aset, hingga pertahanan negara,” tulis MSS dikutip dari Cointelegraph.
Worldcoin Jadi Sorotan Global
Meskipun tidak secara eksplisit menyebut Worldcoin, struktur narasi MSS selaras dengan praktik yang dijalankan proyek milik Sam Altman ini.
Sebelumnya, Worldcoin telah mengundang perdebatan di berbagai negara soal praktik pengumpulan data biometrik demi tokenisasi.
Proyek ini menuai kritik di Kenya, Argentina, India, dan sejumlah negara Eropa karena alasan privasi dan regulasi.
Worldcoin mengklaim bahwa semua proses pemindaian iris dilakukan dengan aman dan data terenkripsi dengan standar tinggi.
Namun, skeptisisme publik masih tinggi, terutama karena belum ada audit independen menyeluruh yang menjamin perlindungan data pengguna secara global.
Baca juga berita menarik: Indonesia Tangguhkan World Project Sam Altman Akibat Pelanggaran
Privasi Digital Jadi Isu Geopolitik Baru
Peringatan dari pemerintah China ini memperkuat narasi bahwa isu privasi digital telah memasuki ranah geopolitik.
Teknologi blockchain dan crypto kini tak hanya dipandang dari sisi keuangan, tetapi juga dari aspek pertahanan, pengawasan, dan kedaulatan data.
Langkah China memperingatkan publiknya juga bisa dibaca sebagai sinyal bahwa negara tersebut ingin mengontrol ketat arus teknologi asing yang menyentuh data sensitif warganya.
Kesimpulan
Proyek-proyek kripto yang menggunakan teknologi pemindaian iris seperti Worldcoin kini menghadapi tantangan bukan hanya dari sisi regulasi keuangan, tapi juga dari aspek geopolitik dan keamanan nasional.
Peringatan dari China menambah tekanan global terhadap praktik pengumpulan data biometrik dalam industri blockchain.
Di tengah antusiasme terhadap identitas digital terdesentralisasi, muncul pertanyaan besar: apakah keamanan pengguna menjadi prioritas, atau justru dikorbankan demi inovasi?
FAQ
- Apa itu proyek kripto pemindai iris?
Proyek ini menggunakan teknologi pemindaian mata (iris) untuk memverifikasi identitas pengguna dan memberi akses terhadap layanan atau token kripto, seperti yang dilakukan oleh Worldcoin. - Kenapa data iris dianggap berisiko?
Data iris termasuk biometrik permanen, yang jika bocor tidak bisa diganti. Ini membuka potensi penyalahgunaan untuk spionase, manipulasi identitas, atau pengawasan masif. - Apakah Worldcoin legal di semua negara?
Sejumlah negara seperti Kenya dan India telah menangguhkan atau menolak aktivitas Worldcoin karena alasan privasi, keamanan data, dan legalitas pengumpulan biometrik. - Bagaimana cara Worldcoin menjaga keamanan data pengguna?
Worldcoin mengklaim menggunakan enkripsi dan teknologi zero-knowledge proof, namun banyak pihak menilai audit independen belum transparan, sehingga keamanannya belum sepenuhnya terbukti. - Apakah proyek biometrik lain juga berisiko?
Semua sistem identitas digital berbasis biometrik, baik oleh perusahaan kripto maupun lembaga negara, berpotensi disalahgunakan jika tidak memiliki standar keamanan, regulasi, dan transparansi yang memadai.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Altcoin, #Berita Kripto Asia