Di saat mayoritas aset kripto berwarna merah, token AI baru bernama ChainOpera (COAI) justru melesat lebih dari 70% dalam 24 jam terakhir.
Jika melihat data dari Crypto Bubbles, COAI seringkali menjadi salah satu dari sedikit aset berwarna hijau di tengah pasar yang merosot, sementara koin besar seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan lainnya justru turun.

Sumber Gambar: Crypto Bubble 23 Oktober 2025
Lonjakan ekstrem ini langsung menarik perhatian komunitas karena datang di tengah kondisi pasar yang cenderung melemah, menciptakan kontras mencolok dan memicu efek FOMO di kalangan trader.
Harga COAI Melonjak 70% di Tengah Market Drop
Melansir dari Be(in)crypto, COAI mencatat kenaikan 71,39% dalam 24 jam terakhir, dengan harga terakhir mencapai $14.
Lonjakan ini menjadikannya top gainer di antara 300 aset kripto teratas versi CoinGecko, sekaligus sinyal bahwa narasi AI masih menjadi magnet besar di sektor altcoin.

Sumber Gambar: Coingecko
COAI juga mencatat aktivitas sosial yang luar biasa tinggi. Mengutip data LunarCrush, token ini disebut lebih dari 2.393 kali dalam sehari, naik 1.308% dibandingkan aktivitas biasanya.

Sumber Gambar: X.com/LunarCrush
Sentimen publik didominasi optimisme, dengan 77% trader bersikap bullish terhadap token ini.
Pelajari juga: 7 Cara Cek Scam Token Crypto Terbaru 2025 & Tools Populernya
Lonjakan Ditopang Hype AI dan Aktivitas Sosial Media
Meski baru berusia sekitar satu bulan, COAI sudah mengantongi lebih dari 50.000 holder. Tim proyek pun mengumumkan capaian tersebut secara terbuka di media sosial.
Tren ini semakin diperkuat oleh narasi AI + blockchain yang sedang mendominasi pasar kripto.
Berdasarkan analisis LunarCrush, 35% unggahan tentang COAI membahas peluang trading, 30% menyoroti listing di Bitget, dan 20% memuji proyek karena fokus pada “decentralized AI.”
Kombinasi ini membuat banyak trader menganggap COAI sebagai “AI gem berikutnya”, memperkuat dorongan beli jangka pendek.
Kepemilikan Terpusat Picu Kecurigaan Pump-and-Dump
Namun, di balik euforia tersebut, muncul peringatan keras dari para analis blockchain.
Data on-chain mengungkap bahwa 10 wallet utama menguasai hampir 88% dari total suplai COAI.

Sumber Gambar: X.com
Firma analitik Bubblemaps bahkan menemukan indikasi bahwa satu entitas besar kemungkinan mengendalikan separuh dari wallet terkaya token ini.

Sumber Gambar: X.com
Struktur kepemilikan seperti ini menimbulkan kekhawatiran soal manipulasi harga dan potensi skema pump-and-dump.
Beberapa analis di X menilai proyek ini hanyalah “produk palsu dengan cerita AI buatan,” sementara sebagian lain menuding beberapa exchange turut berperan dengan melisting token tanpa uji kelayakan mendalam.
Baca juga berita terkait: Jangan Remehkan Potensi 3 Koin AI Ini! Ada yang Pernah Dengar?
Analis Sebut COAI Sebagai “Scam of the Month”
Analis kripto bernama Viktor bahkan menyebut COAI sebagai “scam terbesar bulan Oktober.”

Sumber Gambar: X.com
Ia membandingkan COAI dengan proyek lain seperti MYX Finance (MYX) dan AIA, yang juga sempat melejit sebelum anjlok tajam.
Menurutnya, tren token baru di bursa derivatif seperti Binance atau Bybit kini makin berisiko karena sering diikuti pola yang sama, hype cepat, volume tinggi, lalu penurunan drastis.
Meski begitu, sebagian investor masih menaruh harapan pada proyek ini, terutama jika ChainOpera benar-benar mampu membuktikan komitmen mereka di bidang AI terdesentralisasi.
Namun hingga kini, belum ada bukti nyata soal produk atau aplikasi yang berfungsi.
Kesimpulan
Fenomena COAI menunjukkan betapa kuatnya pengaruh narasi AI terhadap pasar altcoin 2025.
Di tengah tekanan harga dan sentimen bearish, token berlabel AI masih bisa memantik gelombang spekulasi besar.
Namun di sisi lain, risiko manipulasi dan ketimpangan distribusi token menjadi sinyal waspada.
Lonjakan harga semacam ini sering kali tak bertahan lama jika tidak didukung fundamental yang solid.
FAQ
- Apa itu ChainOpera AI (COAI)?
COAI adalah token berbasis narasi kecerdasan buatan (AI) yang baru diluncurkan sekitar satu bulan lalu. Proyek ini mengklaim fokus pada pengembangan AI terdesentralisasi, namun belum merilis produk konkret. - Kenapa harga COAI bisa naik saat market justru turun?
Kenaikan COAI dipicu oleh hype besar di media sosial, narasi AI yang sedang booming, dan listing di beberapa bursa seperti Bitget. Kombinasi ini menciptakan efek FOMO di kalangan trader. - Apakah COAI termasuk proyek scam?
Belum ada bukti resmi, tapi data on-chain menunjukkan kepemilikan sangat terpusat. Analis memperingatkan potensi skema pump-and-dump karena sebagian besar token dikuasai segelintir wallet. - Apa risiko berinvestasi di token AI seperti COAI?
Token AI cenderung volatil dan spekulatif. Risiko terbesar datang dari proyek yang belum punya produk nyata, distribusi token tidak merata, dan hype sosial media yang mudah berubah arah. - Bagaimana cara tahu apakah token AI aman?
Cek distribusi holder di Bubblemaps, aktivitas wallet di Etherscan, dan analisis sentimen di LunarCrush. Hindari token yang hanya mengandalkan promosi tanpa bukti proyek berjalan.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Altcoin, #Berita Scam Crypto