Ringkasan
Blockchain menciptakan sistem tanpa penjamin (trustless) yang berdasarkan pada prinsip “Code Is Law.” Sistem ini memberikan keamanan dan kepercayaan dengan menjalankan proses secara otomatis melalui kode, sehingga menghilangkan kebutuhan akan perantara pihak ketiga. Namun, ada satu kelemahan utama pada sistem ini yang sepenuhnya bergantung pada integritas data yang “dapat dipercaya.”
Blockchain generasi kedua, seperti Ethereum dan Solana, memungkinkan berbagai fungsi melalui smart contract. Namun, smart contract ini sepenuhnya bergantung pada keakuratan dan reliabilitas dari data yang dimasukkan. Bahkan, smart contract yang dirancang sempurna tidak dapat berfungsi dengan baik apabila terdapat kesalahan atau dimanipulasi dalam proses input dapat tersebut. Dalam kasus seperti itu, hasil eksekusi menjadi tidak dapat diprediksi, sehingga membahayakan seluruh sistem.
Untuk mengatasi masalah ini, industri blockchain memperkenalkan penyedia data terdesentralisasi yang dikenal sebagai oracle. Namun, oracle beroperasi di luar blockchain, sehingga membatasi kemampuan mereka untuk menyamai tingkat keamanan dan integritas blockchain.
Struktur penyediaan data eksternal ini menciptakan risiko, seperti titik kegagalan tunggal (single points of failure), serta beberapa oracle juga kurang terdesentralisasi karena mungkin bergantung pada sejumlah kecil node.
Data adalah elemen yang esensial bagi blockchain, namun disisi lain juga menjadi titik lemahnya. Mengatasi keterbatasan ini membutuhkan pendekatan baru untuk memvalidasi dan mengelola keaslian serta kredibilitas data eksternal secara langsung di dalam blockchain. Flare menawarkan solusi untuk tantangan ini.
Flare adalah infrastruktur blockchain yang berfokus pada “data” (All for Data). Sebagian besar jaringan blockchain bergantung pada oracle eksternal untuk mengakses data. Namun, meskipun oracle berfungsi untuk menjaga keamanan blockchain, keberadaannya tidak menjamin ketahanan data sepenuhnya.
Flare mengatasi tantangan ini dengan mengintegrasikan oracle langsung ke dalam protokol inti blockchain, sehingga oracle dapat memanfaatkan keamanan blockchain itu sendiri. Untuk meretas oracle pada sistem ini, pelaku harus menyerang seluruh jaringan blockchain, menjadikannya lebih tahan terhadap ancaman keamanan.
Dengan menggabungkan blockchain dan oracle ke dalam satu sistem (One for Data), Flare menghilangkan risiko yang ditimbulkan oleh oracle eksternal. Selain itu, oracle terintegrasi ini gratis digunakan, memungkinkan developer membangun layanan Web3 berbasis data tanpa ketergantungan pada oracle eksternal.
Flare menawarkan tiga protokol inti yang dibangun di atas oracle yang terintegrasi, yaitu 1.FTSO (Flare Time Series Oracle) yang menyediakan data harga terdesentralisasi,
2.FDC (Flare Data Connector) yang mengintegrasikan data dari rantai eksternal dan Web2 ke Flare, sekaligus memvalidasi dan mengamankan data tersebut di dalam blockchain.
3.FAssets memungkinkan aset non-smart contract, seperti Bitcoin, Ripple, dan Dogecoin, digunakan dalam DeFi, sehingga memperluas fungsionalitasnya dalam ekosistem blockchain.
FTSO Flare menyediakan data harga berbasis waktu (time-series) dengan sistem yang tidak terpusat, mencakup harga aset yang diperbarui pada interval tertentu dan sangat penting bagi banyak layanan Web3, terutama DeFi. Meskipun demikian, sebagian besar layanan masih bergantung pada penyedia data terpusat, yang rentan terhadap manipulasi atau kesalahan data, tentunya dapat mengancam kemampuan dan stabilitas seluruh sistem.
Keterbatasan penyedia data terpusat terbukti dalam suatu kasus, seperti insiden pada Maret 2023, ketika harga saham Berkshire Hathaway turun sekitar 99% akibat komputer error. Insiden ini menyoroti kerentanan sistem data terpusat terhadap titik kegagalan tunggal (single points of failure), yang dapat menyebabkan gangguan besar dan kerugian bagi investor, terutama dalam ekosistem Web3 yang otomatis.
Untuk mengatasi masalah ini, Flare menggunakan sistem feed harga terdesentralisasi melalui FTSO, yang melibatkan lebih dari 100 validator independen. Validator mengumpulkan data harga berbasis waktu dari berbagai sumber dan mengirimkannya ke blockchain.
Baca Juga: Consensus mechanism dalam Blockchain: Fondasi Keamanan dan Desentralisasi Jaringan Kripto
Mekanisme konsensus kemudian menentukan nilai paling akurat dari data yang dikirimkan, validator yang memberikan data tidak akurat atau dimanipulasi akan dianggap sebagai outlier, dan langsung akan dikeluarkan dari sistem, tidak menerima imbalan, serta dapat dikenai sanksi finansial. Sistem ini memastikan integritas data di jaringan Flare.
Keunggulan utama FTSO adalah partisipasi yang merata dari seluruh 100+ validator dalam setiap feed harga, hal ini berbanding terbalik dengan sebagian besar oracle mengalami partisipasi validator yang tidak konsisten. Data FTSO selaras dengan harga di bursa utama dan tetap berada dalam standar deviasi tertentu, membuktikan keakuratan secara objektif.
Pada Mei 2024, Flare merilis FTSO v2, yang meningkatkan kecepatan dan cakupan pemrosesan data, dari yang sebelumnya terbatas pada harga aset kripto, dan kini dapat mendukung berbagai data Web2, seperti harga saham dan komoditas.
Pembaruan juga mempercepat siklus dari 180 detik menjadi 90 detik, serta meningkatkan jumlah feed harga dari 18 menjadi lebih dari 50, dengan infrastruktur yang kini mampu mendukung hingga 1.000 feed.
Blockchain terisolasi dari dunia luar, sehingga sulit untuk mengintegrasikan data eksternal. Flare Data Connector mengatasi hal ini dengan menghubungkan data dari jaringan eksternal dan off-chain ke ekosistem Flare, untuk meningkatkan skalabilitas dan kegunaannya.
Misalnya, layanan Web3 membutuhkan data eksternal seperti cuaca atau penundaan penerbangan, sementara pasar prediksi seperti Polymarket bergantung pada data yang akurat seperti skor olahraga. Tanpa data yang dapat diandalkan, layanan ini menjadi kurang efektif atau bahkan tidak layak.
Flare Data Connector memungkinkan interoperabilitas antar-blockchain dan mengatasi eksklusivitas ini. Sebagai contoh, demo Flare “Paris 2024 Olympic Prediction Market Game” menggunakan Data Connector untuk mengambil hasil Olimpiade dengan aman, mengonfirmasi keasliannya melalui verifikasi independen, dan memberikan hadiah kepada pengguna yang berhasil memprediksi hasilnya.
Data Connector juga mengintegrasikan data internet deterministik apapun ke dalam blockchain melalui API, seperti riwayat transaksi atau jumlah “like” di media sosial.
Selain itu, Data Connector memverifikasi data dari blockchain eksternal seperti Bitcoin, Ripple, dan Dogecoin, memungkinkan transaksi lintas jaringan. Fungsi ini juga memungkinkan NFT di Flare untuk diredeem menggunakan Dogecoin atau Ripple.
Baca Juga: ERC-20, Standar Token yang Dimiliki oleh Jaringan Ethereum
FAssets adalah protokol yang memungkinkan aset tanpa smart contract, seperti Bitcoin, Ripple, dan Dogecoin, digunakan dalam ekosistem DeFi. Protokol ini dibangun menggunakan teknologi Flare, seperti FTSO dan Data Connector, yang mengatasi keterbatasan blockchain generasi pertama yang tidak memiliki kemampuan smart contract, seperti Bitcoin dan Ripple.
Proses penerbitan FAsset dimulai dengan pengguna mengirim Bitcoin, yang kemudian diverifikasi oleh Data Connector. Setelah validasi, $FBTC, token berbasis ERC-20, diterbitkan di jaringan Flare dan dapat digunakan dalam DeFi atau dijembatani ke blockchain lain. Flare memastikan keandalan FAssets melalui beberapa mekanisme:
USDX, stablecoin asli Flare, mendukung stabilitas sistem FAsset. Pengguna dapat menyimpan USDX untuk mendapatkan cUSDX sebagai jaminan dalam DeFi, serta staking USDX untuk pengembalian stabil dari hasil T-Bill jangka pendek. Pendekatan ini memperkuat jaminan sistem, menjaga stabilitas selama volatilitas pasar, dan memperluas penggunaan aset.
Aset non-smart contract, seperti Bitcoin, Ripple, dan Dogecoin, mendominasi lebih dari 70% kapitalisasi pasar kripto secara global. Flare memposisikan dirinya sebagai pusat likuiditas yang menghubungkan pasar besar ini dengan ekosistem Web3 melalui FAssets.
Pada 18 Desember 2024, FAssets diluncurkan di jaringan canary Flare, Songbird, dan dalam satu jam setelah peluncurannya, $FXRP (FAsset berbasis Ripple) diterbitkan dengan nilai sekitar $2 juta, menunjukkan permintaan pasar yang tinggi.
Flare terus mengembangkan ekosistemnya dengan layanan DeFi, dengan TVL mencapai $50 juta, mencakup platform peminjaman Kinetic, pertukaran terdesentralisasi SparkDEX, dan solusi staking likuiditas Sceptre. Pengenalan FAssets diharapkan memperluas utilitas aset tanpa smart contract dan menciptakan sinergi dengan layanan-layanan ini. Flare juga menjalankan program hadiah untuk mendorong partisipasi dan mempercepat pertumbuhannya.
Baca Juga: Perbedaan Web 2.0 dan 3.0 & Keunggulannya
Flare diproyeksikan dapat mendukung perluasan penggunaan praktis teknologi blockchain. Data Connector miliknya menghubungkan Web2 dan Web3, sehingga dapat mempercepat aplikasi industri.
Selama ini, ekosistem Web3 menghadapi tantangan dalam mempercayai data dari Web2. Di sisi lain, perusahaan Web2 juga ragu untuk berbagi data karena kekhawatiran akan keamanan dan privasi. Oracle data terintegrasi Flare menyelesaikan masalah ini dengan memungkinkan penggunaan data off-chain secara aman di blockchain, serta memverifikasi keaslian data tersebut.
Pada November 2024, Flare mendapatkan pengakuan atas teknologinya melalui kemitraan dengan sistem identitas nasional Tiongkok, RealDID. Bersama-sama, mereka meluncurkan solusi KYC lintas batas, menandai penggunaan pertama infrastruktur data Flare di sektor identitas yang sangat diatur.
Prestasi ini menunjukkan potensi Flare dalam industri yang membutuhkan keandalan data yang tinggi. Teknologi Flare diharapkan dapat mempercepat adopsi blockchain oleh perusahaan-perusahaan besar.
Flare bertujuan menciptakan perubahan besar di berbagai industri, melampaui infrastruktur data blockchain. Flare mendorong perubahan ini melalui inovasi teknologi. Pengembangan terkini menunjukkan dua tujuan utama yaitu dapat mengatasi keterbatasan teknis Web3 dan menciptakan lingkungan layanan baru; serta, memajukan teknologi kecerdasan buatan (AI) dengan menggunakan blockchain.
Ekosistem Web3 saat ini menghadapi keterbatasan dalam pemanfaatan data dan tingginya biaya komputasi, yang menghambat pengembangan layanan berbasis data intensif seperti Instagram atau X. Flare mengatasi masalah ini dengan solusi teknis berikut:
Dengan menggabungkan kemampuan teknis, keahlian operasional, dan riset & pengembangan (R&D), Flare bertujuan membangun fondasi untuk pemrosesan data berskala besar dan komputasi kompleks, mengatasi keterbatasan Web3 saat ini.
Flare menunjukkan bagaimana mekanisme konsensus blockchain dapat mendukung teknologi kecerdasan buatan (AI). AI bergantung pada data berkualitas untuk menghasilkan hasil yang bermakna, tetapi data yang buruk sering menyebabkan ketidakandalan. Flare diharapkan mampu menyediakan data yang andal, meningkatkan kualitas model AI, dan mengurangi bias.
Mekanisme konsensus berbasis reward and penalty milik Flare mendorong generasi data yang bertanggung jawab. Pendekatan ini mengatasi masalah berkurangnya data berkualitas tinggi. Dengan mendukung pengembangan AI yang berkelanjutan, Flare menggabungkan teknologi blockchain dan AI untuk membuka peluang baru dalam inovasi.
Flare memiliki visi yang jelas untuk mengatasi tantangan yang melampaui blockchain. Seperti yang disampaikan oleh pendiri Flare, Hugo Philion, “Banyak proyek hanya berfokus pada uang dan finansial, tetapi kita perlu mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk memajukan teknologi.” Filosofi ini menekankan pentingnya nilai intrinsik teknologi dibandingkan hasil jangka pendek.
Proses pengembangan Flare mencerminkan filosofi ini, dengan keandalan dan stabilitas sebagai prioritas utama. Flare merilis fitur utama hanya setelah persiapan dan validasi menyeluruh, mengutamakan pembangunan yang sistematis tanpa terpengaruh oleh kondisi pasar. Fokus Flare adalah pada kepercayaan dan stabilitas jangka panjang, bukan keuntungan instan.
Strategi ini mendukung tujuan Flare untuk membangun infrastruktur data kredibel yang melampaui ekosistem blockchain, Flare yang termotivasi untuk menjadi penyedia infrastruktur data utama patut untuk terus dipantau.
Artikel ini hasil Kolaborasi antara INDODAX x Tiger Research
Itulah informasi terkini seputar berita crypto hari ini,. Jangan lupa untuk mengaktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan pembaruan terbaru mengenai berbagai informasi menarik yang kami sajikan di Akademi crypto hanya di INDODAX Academy, sumber terpercaya untuk belajar tentang dunia kripto
Dan jangan lupa untuk terus mengikuti kami untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain melalui Google News.
Selain itu untuk mempermudah kamu untuk trading crypto dengan mudah dan aman kamu dapat mendownload aplikasi crypto terbaik dari INDODAX melalui Google play store maupun melalui App Store sekarang juga!
Tag Terkait:, #Berita Mata Uang Kripto