Dia yang Ciptakan Hashgraph, Siapa Dr. Leemon Baird?
icon search
icon search

Top Performers

Dia yang Ciptakan Hashgraph, Siapa Dr. Leemon Baird?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Dia yang Ciptakan Hashgraph, Siapa Dr. Leemon Baird?

Dia yang Ciptakan Hashgraph, Siapa Dr. Leemon Baird?

Daftar Isi

Ketika kamu mendengar nama Hedera atau token HBAR, mungkin yang langsung terbayang adalah teknologi cepat, biaya murah, dan sederet kerjasama korporasi besar. Di balik semua itu, ada satu sosok yang jarang muncul sebagai selebritas crypto, tetapi pengaruhnya sangat terasa di balik layar. Namanya Dr. Leemon Baird.

Ia bukan sekadar co-founder sebuah proyek, melainkan penemu algoritma konsensus bernama Hashgraph yang mencoba menawarkan cara baru membangun kepercayaan digital. Untuk memahami arah pengembangan Hedera dan Hashgraph hari ini, kamu perlu lebih dulu mengenal orang yang merancang pondasi teknologinya dari awal. Dari latar militer, akademik, sampai sederet inovasi 2024–2025, profil Baird menunjukkan bahwa Hashgraph lahir dari riset panjang, bukan sekadar ide hype sesaat.

 

Siapa Dr. Leemon Baird? Tokoh Sentral Hashgraph dan Hedera

Kalau kamu mencari “Leemon Baird” di mesin pencari, salah satu yang langsung muncul adalah profilnya di X (dulu Twitter). Di sana ia menuliskan dirinya sebagai co-founder Hedera, Hashgraph, dan DeRec Alliance, sekaligus penemu Hashgraph. Ia juga menegaskan latar belakangnya sebagai PhD Ilmu Komputer dari Carnegie Mellon University dan menyebut misinya: menciptakan trust layer of the internet.

Artinya, sejak awal ia memposisikan dirinya bukan hanya sebagai pembuat produk, tetapi sebagai arsitek lapisan kepercayaan digital yang bisa dipakai banyak aplikasi, dari keuangan, logistik, sampai identitas. Dengan puluhan ribu pengikut dan banyak undangan tampil di konferensi besar, Baird kini menjadi salah satu suara penting ketika industri membahas masa depan teknologi ledger terdistribusi.

Dari gambaran singkat ini, kamu bisa melihat bahwa perannya jauh melampaui label “founder crypto”. Ia datang dengan reputasi ilmuwan, penemu, dan pemimpin teknologi yang punya visi jangka panjang.

 

Dari Akademi Angkatan Udara ke Carnegie Mellon

Untuk memahami cara Baird memandang teknologi, kamu perlu menengok ke latar pendidikannya. Ia menempuh studi Sarjana Ilmu Komputer di United States Air Force Academy, sebuah institusi yang menggabungkan disiplin militer dengan kedalaman teknis. Lingkungan seperti ini biasanya membentuk kebiasaan berpikir yang sistematis dan sangat peduli pada faktor keamanan.

Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke jenjang PhD di Carnegie Mellon University (CMU), salah satu kampus top dunia untuk ilmu komputer. Di sana ia menekuni topik-topik seperti algoritma, kriptografi, dan sistem terdistribusi. Beberapa sumber bahkan menyebut bahwa ia menyelesaikan doktoralnya dalam waktu yang sangat singkat untuk standar CMU, menunjukkan kombinasi disiplin dan produktivitas yang jarang.

Latar belakang ini penting, karena di kemudian hari Hashgraph lahir dari cara berpikir yang sangat matematis, tetapi tetap praktis untuk dipakai di sistem besar. Bukan kebetulan kalau desain konsensus yang ia ciptakan selalu menekankan keamanan formal, bukan sekadar klaim marketing.

 

Karier Militer, Riset, dan Dunia Akademik

Setelah lulus, Baird tidak langsung lompat ke startup crypto. Ia lebih dulu menghabiskan waktu sebagai perwira Angkatan Udara Amerika Serikat dan dosen di United States Air Force Academy. Di kampus itu ia mengajar ilmu komputer sekaligus terlibat dalam berbagai riset di area keamanan siber, jaringan, dan sistem terdistribusi.

Pengalaman militer dan akademik ini membuatnya terbiasa memandang masalah teknologi dari dua sisi sekaligus: teori yang rapi dan kebutuhan praktis di lapangan. Dalam konteks keamanan, kesalahan kecil bisa berakibat besar, sehingga desain sistem harus tahan terhadap berbagai skenario serangan. Cara pandang ini nantinya sangat terasa dalam rancangan Hashgraph yang menekankan properti keamanan ketat seperti asynchronous Byzantine fault tolerance.

Selain mengajar, Baird juga pernah bekerja sebagai peneliti dan ilmuwan di beberapa organisasi yang berkaitan dengan kontraktor pertahanan. Di sana ia berurusan dengan sistem yang menuntut reliabilitas tinggi dan tidak boleh gagal. Tekanan seperti ini sering menjadi pemicu lahirnya ide-ide baru yang kemudian dibawa ke sektor komersial.

 

Jejak Wirausaha Sebelum Hashgraph

Sebelum namanya dikenal di surat kabar sebagai penemu Hashgraph, Baird sudah lama terjun ke dunia wirausaha teknologi. Salah satu perusahaan yang pernah ia dirikan adalah BlueWave Security, yang bergerak di bidang identity dan access control. Perusahaan ini kemudian diakuisisi, menandakan bahwa teknologi yang mereka kembangkan cukup kuat dan menarik di mata pasar.

Di luar itu, ia juga terlibat dalam pendirian beberapa perusahaan software lain yang fokus pada solusi enterprise. Polanya jelas: Baird tidak hanya nyaman di laboratorium kampus, tetapi juga terbiasa memikirkan bagaimana riset bisa diubah menjadi produk yang benar-benar dipakai organisasi besar.

Pengalaman membangun dan menjual perusahaan inilah yang membuatnya berbeda dari sebagian ilmuwan murni. Ketika nanti ia mendesain Hashgraph, ia tidak hanya memikirkan keindahan algoritma, tetapi juga bagaimana teknologi itu bisa dioperasionalkan secara nyata di perusahaan yang punya tuntutan kepatuhan regulasi dan kebutuhan kinerja tinggi.

 

Paten, Penelitian, dan Karya Ilmiah

Rekam jejak Baird sebagai penemu bukan klaim kosong. Ia tercatat memegang lebih dari dua puluh paten di bidang kriptografi, sistem terdistribusi, keamanan identitas, dan mekanisme konsensus. Beberapa paten itu menjadi fondasi cara Hashgraph melakukan komunikasi antar node dan mencapai kesepakatan tanpa harus mengorbankan kecepatan.

Di samping paten, Baird juga aktif menulis dan menjadi pembicara di berbagai forum ilmiah dan teknis. Ia sering membahas bagaimana teori konsensus bisa diterapkan dalam jaringan berskala besar, serta bagaimana mengurangi pemborosan energi tanpa mengorbankan keamanan. Dengan kata lain, Hashgraph lahir dari akumulasi bertahun-tahun riset, bukan ide yang tiba-tiba muncul hanya karena tren aset digital sedang naik.

Kombinasi paten, publikasi, dan penjelasan teknis di berbagai forum menjadikan Baird sosok yang cukup unik. Ia bisa berbicara dengan bahasa matematis di depan akademisi, tetapi tetap mampu menjelaskan konsepnya secara sederhana kepada pelaku industri dan regulator.

 

Penemuan Hashgraph: Cara Baru Mencapai Konsensus

Hashgraph adalah karya yang membuat nama Baird dikenal luas. Tidak seperti blockchain klasik yang mengandalkan blok berurutan dan mekanisme seperti proof of work, Hashgraph menawarkan pendekatan berbeda yang berangkat dari dua ide inti: gossip-about-gossip dan virtual voting.

Gossip-about-gossip merujuk pada cara node di jaringan saling bertukar informasi. Daripada menunggu blok besar terbentuk, setiap node terus mengirim dan menerima potongan informasi kecil secara acak. Dalam proses itu, mereka juga menyertakan riwayat siapa memberi tahu siapa. Dengan begitu, jaringan bisa dengan cepat membangun gambaran lengkap tentang peristiwa yang terjadi tanpa harus melakukan siaran global yang mahal.

Virtual voting muncul ketika semua node telah memiliki riwayat yang cukup seragam. Alih-alih menggelar pemungutan suara eksplisit yang mengirim pesan tambahan ke jaringan, masing-masing node dapat menghitung bagaimana suara seharusnya terjadi berdasarkan informasi yang sudah mereka miliki. Hasil akhirnya adalah kesepakatan yang tercapai tanpa membanjiri jaringan dengan pesan baru.

Dari kombinasi dua konsep ini, Hashgraph mencapai properti asynchronous Byzantine fault tolerance. Artinya, jaringan tetap bisa mencapai konsensus yang benar meski sebagian node bertingkah jahat atau mengalami gangguan, selama batas tertentu masih terpenuhi. Dalam praktik, hal ini memungkinkan throughput tinggi, latensi rendah, dan efisiensi energi yang jauh lebih baik dibanding model proof of work tradisional.

Keunggulan-keunggulan inilah yang membuat Hashgraph dipromosikan sebagai alternatif serius bagi blockchain klasik, terutama untuk use case yang membutuhkan kecepatan transaksi tinggi dan kepastian finalitas yang kuat.

 

Hedera Hashgraph: Dari Algoritma Menjadi Jaringan Publik

Sebuah algoritma saja tidak cukup. Untuk membuktikan bahwa Hashgraph bisa bekerja di skala global, Baird bersama rekannya, Mance Harmon, mendirikan Hedera Hashgraph. Hedera didesain sebagai jaringan publik yang menggunakan algoritma Hashgraph sebagai mesin konsensus inti.

Salah satu keputusan paling menarik dari Hedera adalah model tata kelola yang mengandalkan governing council berisi perusahaan-perusahaan besar lintas sektor. Di antara anggotanya terdapat nama-nama seperti Google, IBM, Boeing, dan berbagai institusi global lain. Mereka bertugas mengoperasikan node penentu konsensus serta mengarahkan kebijakan jaringan.

Dalam fase awal pengembangan Hedera, Baird memegang peran penting sebagai Chief Scientist sekaligus tokoh teknis yang menjelaskan bagaimana Hashgraph bekerja dan kenapa pendekatan ini relevan untuk enterprise. Dari 2018 sampai sekitar 2022, ia berfokus memastikan bahwa teknologi inti cukup matang untuk menanggung beban penggunaan yang makin kompleks.

Hedera kemudian menjadi tempat uji coba berbagai aplikasi, dari tokenisasi aset, pelacakan rantai pasok, hingga solusi data yang membutuhkan cap waktu yang tidak mudah dimanipulasi. Di sini, nama Baird melekat kuat sebagai arsitek yang membuat jaringan tersebut bisa beroperasi dengan cara yang berbeda dari banyak platform lain.

 

Perubahan Besar 2022–2024: Swirlds Labs dan Lahirnya Hashgraph Inc.

Seiring perkembangan ekosistem, struktur organisasi di balik Hedera dan Hashgraph pun ikut berubah. Pada 2022, diumumkan bahwa Baird melepaskan perannya sebagai Chief Scientist di Hedera untuk fokus ke Swirlds Labs, perusahaan yang sejak awal memegang hak kekayaan intelektual atas algoritma Hashgraph.

Langkah ini memberi sinyal bahwa ia ingin kembali lebih dekat ke sisi riset dan pengembangan teknologi inti, bukan sekadar operasional jaringan publik. Di Swirlds Labs, ia mengambil posisi kepemimpinan dan mengarahkan tim untuk mengembangkan berbagai komponen yang bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh Hedera, tetapi juga oleh mitra enterprise yang membutuhkan solusi khusus.

Perjalanan itu mencapai fase baru ketika pada 2024 Swirlds Labs resmi mengganti nama menjadi Hashgraph Inc. Rebranding ini menegaskan bahwa fokus utama perusahaan adalah memajak nama Hashgraph sebagai platform teknologi yang berdiri jelas di mata industri. Bagi Baird, ini kesempatan untuk membawa algoritma yang ia ciptakan ke lebih banyak konteks penggunaan tanpa kehilangan identitas teknisnya.

 

DeRec Alliance: Menangani Masalah Kunci yang Hilang

Salah satu tantangan terbesar penggunaan aset digital adalah risiko kehilangan akses karena private key hilang. Banyak cerita pengguna yang tidak bisa lagi mengakses aset mereka hanya karena salah menyimpan seed phrase atau perangkat hilang. Baird melihat masalah ini bukan sekadar kesalahan individu, tetapi hambatan struktural bagi adopsi massal.

Sebagai respons, ia ikut mendirikan DeRec Alliance, sebuah inisiatif yang bertujuan membangun standar pemulihan aset secara terdesentralisasi. Ide utamanya adalah menciptakan cara recovery yang tetap menjaga prinsip kedaulatan pengguna, tetapi lebih ramah bagi orang yang tidak terbiasa dengan konsep kunci kriptografi.

DeRec melibatkan berbagai jaringan dan perusahaan, termasuk yang bergerak di ekosistem Hedera dan platform lain. Dengan standar yang bisa dibagi lintas ekosistem, diharapkan pemulihan aset tidak lagi bergantung pada mekanisme tertutup milik satu layanan saja. Peran Baird di sini menunjukkan bahwa ia tidak berhenti di ranah konsensus, tetapi juga memikirkan masalah usability yang sering kali menentukan apakah teknologi bisa diterima publik luas atau tidak.

 

Sepak Terjang 2024–2025: Hash Sphere, Tokenisasi, dan AI

Memasuki 2024 dan 2025, fokus Baird dan Hashgraph Inc. semakin mengarah pada kebutuhan enterprise yang spesifik. Salah satu produk yang diumumkan adalah HashSphere, sebuah jaringan private atau permissioned yang ditujukan untuk perusahaan dengan tuntutan kepatuhan tinggi terhadap regulasi seperti AML dan KYC.

HashSphere dirancang agar bisa terhubung dengan jaringan publik, namun tetap memberi ruang bagi organisasi yang ingin menyimpan sebagian data dan proses di lingkungan yang lebih tertutup. Konsep seperti ini menarik bagi sektor keuangan, logistik, energi, dan berbagai industri lain yang tidak bisa begitu saja memindahkan operasinya ke jaringan terbuka.

Di saat yang sama, Baird banyak berbicara tentang tokenisasi aset riil. Ia menyoroti potensi penggunaan Hashgraph dan Hedera untuk mentokenisasi komoditas seperti berlian, kredit karbon, dan aset rantai pasok. Dengan ledger yang cepat dan efisien, representasi digital aset fisik menjadi lebih mudah diaudit dan diperdagangkan, tanpa kehilangan keterkaitan ke dunia nyata.

Ia juga mengaitkan pengembangan ledger dengan kemajuan kecerdasan buatan. Dalam berbagai wawancara, Baird mengungkap pandangan bahwa sistem AI membutuhkan lapisan kepercayaan yang dapat diverifikasi, baik untuk jejak data pelatihan, keputusan yang diambil, maupun interaksi dengan pengguna. Di sinilah ia melihat Hashgraph berperan sebagai infrastruktur yang memberi catatan permanen dan transparan bagi ekosistem AI generasi baru.

 

Tampil di Panggung Global: OECD, Consensus, dan DLT Pioneers

Sepanjang 2024 dan 2025, nama Baird semakin sering muncul sebagai pembicara di panggung internasional. Ia diundang ke forum OECD yang membahas kecerdasan buatan dan tata kelola teknologi, tampil di konferensi Consensus yang digelar media besar, dan ikut dalam sesi diskusi yang mempertemukannya dengan tokoh-tokoh lain seperti Charles Hoskinson.

Di podcast dan wawancara panjang, ia menjelaskan secara runtut bagaimana Hashgraph bekerja, kenapa governance penting, dan bagaimana ia membayangkan ledger dipakai sebagai lapisan kepercayaan untuk generasi internet berikutnya. Bagi banyak pendengar, gaya penjelasannya yang tenang dan fokus pada argumen teknis menjadi kontras dengan gaya promosi yang sering ditemui di ekosistem aset digital.

Kehadiran di berbagai forum itu memperkuat posisinya sebagai salah satu pemikir utama di bidang ledger terdistribusi dan bukan hanya promotor satu proyek. Hal ini juga membantu Hashgraph dan Hedera mendapatkan perhatian dari regulator, perusahaan, dan lembaga internasional yang mencari alternatif terhadap model konsensus yang lebih lama.

 

Filosofi Teknologi: Keamanan, Keadilan, dan Lapisan Kepercayaan

Di balik semua rincian teknis, Baird berulang kali menekankan beberapa prinsip yang menurutnya tidak boleh dinegosiasikan. Pertama adalah keamanan. Sistem distribusi nilai dan data harus dirancang dengan asumsi bahwa selalu ada pihak yang mencoba mengeksploitasi celah. Karena itu, desain konsensus harus memiliki pembuktian formal, bukan hanya klaim bahwa jaringan “cukup aman”.

Prinsip kedua adalah keadilan. Dalam konteks ledger, ini berarti urutan transaksi tidak boleh bisa diatur sepihak oleh pihak yang memiliki lebih banyak kekuatan komputasi atau akses jaringan. Hashgraph mencoba mengatasi ini dengan mekanisme yang membuat urutan peristiwa ditentukan oleh konsensus waktu kedatangan yang dihitung secara kolektif, bukan oleh satu aktor dominan.

Prinsip ketiga adalah gagasan bahwa ledger terdistribusi seharusnya menjadi lapisan kepercayaan untuk internet modern. Bagi Baird, ledger bukan sekadar basis data transparan, melainkan infrastruktur yang memungkinkan berbagai pihak yang tidak saling percaya tetap bisa bertransaksi dan berbagi informasi dengan cara yang dapat diverifikasi. Visi inilah yang menjembatani pekerjaannya di bidang konsensus, tokenisasi, dan pemulihan wallet ke dalam satu narasi yang utuh.

 

Dampak Hashgraph dan Pengaruh Baird di Ekosistem Global

Di tengah banyaknya proyek yang muncul dan tenggelam, Hashgraph dan Hedera menempuh jalur yang relatif konsisten: mengincar kasus penggunaan nyata, terutama di lingkungan enterprise dan institusi. Sejumlah perusahaan telah memanfaatkan jaringan ini untuk pelacakan rantai pasok, tokenisasi aset, dan pengelolaan data yang membutuhkan rekam jejak tidak mudah diubah.

Dengan model governance yang melibatkan perusahaan besar dan desain konsensus yang berbeda dari blockchain tradisional, Hashgraph memberikan contoh bagaimana teknologi ledger bisa disusun tanpa mengorbankan kebutuhan regulasi dan kepatuhan. Peran Baird sebagai arsitek di balik pendekatan ini menjadikannya rujukan ketika industri membahas cara membangun sistem yang aman, efisien, dan dapat diaudit.

Di sisi lain, keterlibatannya dalam inisiatif seperti DeRec Alliance dan peluncuran HashSphere menunjukkan bahwa ia tidak berhenti pada inovasi teknis di masa lalu. Ia terus mendorong agar infrastruktur yang sudah dibangun berkembang mengikuti kebutuhan penggunaan baru, baik itu tokenisasi aset riil, integrasi dengan kecerdasan buatan, maupun penyederhanaan pengalaman pengguna aset digital.

 

Kesimpulan

Jika kamu melihat Hashgraph hanya sebagai pesaing blockchain lain, kamu mungkin melewatkan konteks penting di baliknya. Sosok Dr. Leemon Baird menunjukkan bahwa teknologi ini lahir dari lintasan panjang yang melibatkan militer, akademik, startup, paten, dan eksperimen berulang di sektor enterprise.

Mulai dari belajar di akademi angkatan udara, meraih doktor di salah satu kampus ilmu komputer terkuat, mengajar dan meneliti keamanan, mendirikan perusahaan keamanan identitas, menemukan algoritma Hashgraph, membangun Hedera, memimpin Swirlds Labs hingga menjadi Hashgraph Inc., sampai merintis DeRec Alliance dan meluncurkan HashSphere, Baird konsisten berada di garis depan inovasi.

Pada akhirnya, ketika kamu bertanya “Dia yang ciptakan Hashgraph, siapa Leemon Baird?”, jawabannya bukan sekadar “founder sebuah proyek”. Ia adalah penemu yang mencoba mendorong batas cara kepercayaan digital dibangun, sambil terus menyesuaikan langkah dengan tantangan baru seperti tokenisasi aset riil dan tata kelola kecerdasan buatan. Jejak itulah yang membuat profilnya layak dikupas lebih dalam, terutama jika kamu ingin memahami ke mana arah teknologi ledger terdistribusi bergerak dalam beberapa tahun ke depan.

 

Itulah informasi menarik tentang Dr. Leemon Baird yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa itu Hashgraph dan kenapa berbeda dari blockchain biasa?

Hashgraph adalah algoritma konsensus untuk jaringan terdistribusi yang menggunakan konsep gossip-about-gossip dan virtual voting. Alih-alih membentuk blok berurutan seperti blockchain, node di Hashgraph terus saling bertukar informasi kecil yang kemudian digunakan untuk menghitung urutan transaksi secara kolektif. Pendekatan ini memungkinkan throughput tinggi, latensi rendah, dan efisiensi energi yang lebih baik dibanding model proof of work.

2. Apa peran utama Leemon Baird di Hedera dan Hashgraph?

Leemon Baird adalah penemu Hashgraph dan co-founder Hedera. Di Hedera, ia pernah menjabat sebagai Chief Scientist dan berperan mengawasi desain teknis jaringan. Setelah 2022, ia berfokus di Swirlds Labs yang kemudian berubah nama menjadi Hashgraph Inc., di mana ia bertindak sebagai co-founder dan Chief Scientist yang memimpin pengembangan teknologi Hashgraph untuk berbagai konteks, termasuk enterprise.

3. Apa itu HashSphere dan mengapa penting di 2025?

HashSphere adalah solusi jaringan private atau permissioned yang dikembangkan Hashgraph Inc. untuk kebutuhan enterprise. Produk ini ditujukan untuk organisasi yang memerlukan kombinasi ledger terdistribusi dengan kepatuhan regulasi ketat, misalnya terkait KYC dan AML. Pentingnya HashSphere terletak pada kemampuannya menjembatani kebutuhan jaringan tertutup dengan potensi integrasi ke jaringan publik seperti Hedera.

4. Apa itu DeRec Alliance dan bagaimana kaitannya dengan pengguna aset digital?

DeRec Alliance adalah inisiatif yang ikut didirikan Baird untuk merumuskan standar pemulihan aset secara terdesentralisasi. Tujuannya adalah mengurangi risiko kehilangan akses ke aset digital karena kunci hilang, tanpa mengorbankan kedaulatan pengguna. Dengan standar yang bisa digunakan lintas ekosistem, pengguna diharapkan mendapat cara pemulihan yang lebih aman dan praktis dibanding sekadar mengandalkan catatan seed phrase manual.

5. Bagaimana visi Baird tentang masa depan Web3 dan AI?

Baird melihat bahwa ledger terdistribusi seperti Hashgraph akan berfungsi sebagai lapisan kepercayaan bagi berbagai aplikasi Web3 dan sistem kecerdasan buatan. Di satu sisi, ledger menyediakan rekam jejak yang dapat diaudit untuk transaksi dan data. Di sisi lain, AI membutuhkan cara transparan untuk menunjukkan asal-usul data, proses pengambilan keputusan, dan interaksi dengan pengguna. Dengan menggabungkan keduanya, ia membayangkan ekosistem digital di mana kecepatan inovasi tetap berjalan, tetapi dengan fondasi kepercayaan yang lebih kuat.

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 8.79%
bnb BNB 0.53%
sol Solana 4.77%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.75%
pol Polygon Ecosystem Token 2.10%
trx Tron 2.85%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
TOKO/IDR
Tokoin
3
50%
DOGE2/IDR
Department
115
35.82%
DUSK/IDR
Dusk
1.227
28.48%
ICP/IDR
Internet C
97.431
16.77%
RVM/IDR
Realvirm
11
10%
Nama Harga 24H Chg
ROOT/IDR
The Root N
12
-69.23%
HEDG/IDR
HedgeTrade
425
-40.06%
KIN/USDT
Kin
0
-27.08%
BCD/IDR
Bitcoin Di
464
-26.93%
AIH/IDR
AIHub
40.525
-26.51%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

7 Cara Membaca Grafik Bitcoin yang Wajib Kamu Kuasai

Makin ke sini, grafik Bitcoin kelihatan semakin rumit. Garis di

Dia yang Ciptakan Hashgraph, Siapa Dr. Leemon Baird?
18/11/2025
Dia yang Ciptakan Hashgraph, Siapa Dr. Leemon Baird?

Ketika kamu mendengar nama Hedera atau token HBAR, mungkin yang

18/11/2025
10 Futures Calculator Crypto Terbaik untuk Trader

Futures di crypto memang menggoda. Dengan modal yang tidak terlalu