Mengupas Apa Itu Hiperinflasi dan Mengapa Sangat Mengerikan?
icon search
icon search

Top Performers

Kenali Apa Itu Hiperinflasi dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Kenali Apa Itu Hiperinflasi dan Bagaimana Cara Mengatasinya?

hiperinflansi

Daftar Isi

Dalam ilmu ekonomi, ada salah satu istilah yang sangat penting untuk diketahui, yaitu hiperinflasi.

Pada dasarnya, hiperinflasi merupakan sebuah kondisi inflasi yang akan sangat mengkhawatirkan bagi sektor ekonomi sebuah negara.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan hiperinflasi dan bagaimana dampak serta cara mengatasinya?

Untuk mengetahuinya, simak ulasan selengkapnya artikel mengenal hiperinflasi di bawah ini!

Apa Itu Hiperinflasi?

apa itu hiperinflansi

Pengertian hiperinflasi adalah kondisi naiknya harga secara berlebihan dalam waktu yang cepat dan situasi ini berlangsung di luar kendali.

Kondisi hiperinflasi ini menggambarkan adanya kenaikan harga yang lebih tinggi ketimbang inflasi pada umumnya.

Lazimnya, besaran kenaikan harga barang bahkan bisa lebih dari 50% per bulan.

Dapat disimpulkan bahwa harga barang pada pagi hari dapat berubah secara drastis ke nilai yang lebih tinggi pada sore hari.

Hiperinflasi sendiri diukur lewat kenaikan harian eksponensial yang dapat menyentuh angka 5—10% dalam satu hari.

Hal ini tentunya berbeda dari kondisi inflasi lazimnya yang diukur melalui kenaikan harga per bulan.

Adapun terhadap perekonomian, pengaruh hiperinflasi sangatlah besar dan dapat menimbulkan banyaknya penimbunan barang, bahkan stok bahan makanan pun bisa ikut menurun.

Di samping itu, hiperinflasi pun akan berdampak terhadap sektor perbankan.

Pada sektor perbankan, tabungan di bank biasanya akan berkurang nilainya.

Bukan itu, sebuah investasi pun bisa tidak lagi berharga saat hiperinflasi ini terjadi.

Perbedaan antara Inflasi dan Hiperinflasi

Inflasi dan hiperinflasi tentu saja adalah dua hal yang berbeda. Namun, apa saja perbedaannya?

Perbedaannya bisa dilihat dari definisi masing-masing. Adapun inflasi merupakan naiknya harga barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu yang berlangsung terus-menerus. 

Sementara itu, hiperinflasi merupakan kondisi inflasi yang berlebihan dengan interval sekitar 50—100 % dari inflasi lazimnya.

Perbedaan lainnya bisa ditilik dari waktu/periode pengukurannya. Dalam hal ini, inflasi akan diukur dalam periode bulanan, sedangkan hiperinflasi diukur secara harian.

Faktor Penyebab Hiperinflasi

Berikut ini beberapa faktor penyebab hiperinflasi yang perlu diketahui, antara lain:

1. Kebijakan cetak uang untuk atasi defisit anggaran

Pemerintah di sebuah negara pastinya memerlukan dana yang besar untuk menjalankan pembangunan.

Perolehan anggaran ini pun berasal dari beragam sumber, mulai dari pajak, pencetakan uang, hingga utang luar negeri.

Dalam hal ini, jika pemerintah menerapkan kebijakan cetak uang maka harga akan naik, sementara nilai uang turun dan pada fase itulah hiperinflasi akan terjadi.

2. Terjadinya perang

Hiperinflasi juga bisa disebabkan oleh terjadinya perang. Pasalnya, perang yang terjadi di sebuah negara pastinya akan berdampak terhadap kondisi perekonomian negara dimaksud.

Penyebabnya, saat sebuah negara sedang berperang, faktor-faktor ekonomi dan produksi tidak dapat dimanfaatkan seperti seharusnya untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.

Perang pun menyedot dana yang sangat besar, mulai dari untuk suplai senjata hingga hal-hal lainnya yang terkait.

Hal itu tentunya akan membuat fokus pemerintah di negara itu tidak lagi mengarah pada perekonomian di negaranya, tetapi akan berpindah menyoroti perang yang sedang berlangsung.

Sebagai imbasnya, lantaran produktivitas turun, pendapatan nasional pun ikut mengalami penurunan.

3. Buruknya kondisi sosial-politik

Selain dua faktor di atas, hiperinflasi juga bisa terjadi di sebuah negara lantaran buruknya kondisi sosial politik.

Pasalnya, konflik-konflik yang terjadi di dalam negeri di negara tersebut akan berdampak terhadap stabilitas perekonomian mereka.

Apabila kekacauan terjadi maka pada umumnya berbagai fasilitas publik akan dirusak.

Saat kondisi dan situasi tersebut terus-menerus berlangsung, dapat dipastikan bahwa laju pertumbuhan ekonomi negara itu akan tersendat lantaran tidak maksimalnya proses produksi.

Jika tingkat produksi menurun maka pendapatan nasional pun ikut mengalami penurunan.

Dampak Hiperinflasi terhadap Perekonomian

Lantas, apa saja sebenarnya dampak hiperinflasi terhadap perekonomian sebuah negara?

Pada saat hiperinflasi terjadi, naiknya harga yang beriringan dengan naiknya upah pekerja sebagaimana yang berlangsung dalam kondisi ekonomi normal, tentu saja tidak akan terlaksana.

Saat harga-harga mengalami kenaikan secara berlebihan dalam waktu yang cepat dan tidak bisa dikendalikan, nilai uang tunai maupun jumlah tabungan di bank akan turun.

Bahkan, uang tunai pun bisa tidak lagi memiliki nilai lantaran semakin berkurangnya daya beli.

Sebagai dampaknya, kondisi sosial-ekonomi masyarakat pun ikut menjadi tidak terkendali. 

Hal yang mungkin terjadi, antara lain, penjarahan terhadap toko/pasar lantaran orang-orang semakin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan primernya. 

Di sektor finansial, hiperinflasi dapat menjadi salah satu faktor kebangkrutan karena masyarakat tidak mampu lagi menabung. 

Selain itu, sumber pendapatan negara dari pajak pun akan merosot sebab para wajib pajak tidak sanggup lagi membayarkan kewajiban pajak mereka. 

Akibat hal tersebut, negara pun tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan dasar para warganya.

Hiperinflasi di Indonesia

Pernahkah hiperinflasi terjadi di Indonesia? Jawabannya: pernah.

Hiperinflasi di tanah air terjadi pada tahun 1960-an awal ketika defisit anggaran semakin tidak terbendung lagi dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah saat itu adalah mencetak uang.

Namun, kondisi ekonomi Indonesia justru kian memburuk sejak kebijakan itu dieksekusi.

Hiperinflasi pun hadir dengan ditandai pesatnya inflasi yang menyentuh angka 100%, bahkan lebih.

Situasi ini diperparah lagi dengan turunnya kepercayaan masyarakat ketika memegang uang.

Dalam hal ini, masyarakat pun segera membelanjakan uang yang ada lantaran takut nilainya angka terus jatuh.

Pada puncaknya, hiperinflasi dengan nilai lebih dari 600% memupus daya beli masyarakat dan menyedot APBN dalam jumlah besar.

Infrastruktur juga kian memburuk lantaran tidak ada perbaikan, demikian halnya dengan moda angkutan/transportasi darat.

Bukan hanya itu, dampak hiperinflasi Indonesia pada awal 1960-an itu juga mengakibatkan turunnya kapasitas produksi hingga ke titik nadir.

Sementara itu, produksi industri hanya sebesar 20% dari kapasitasnya.

Diperparah lagi, Indonesia juga tidak sanggup melakukan ekspor untuk mendapatkan devisa.

Seperti diketahui, tanpa devisa, impor tidak bisa terjadi. Di lain sisi, utang negara pun membengkak dan tidak terbayarkan lagi sehingga kepercayaan negara lain terhadap Indonesia berkurang.

Pada masa itu, pemerintah mengatasi hiperinflasi yang terjadi dengan jalan melakukan pinjaman nasional. 

Di saat bersamaan, pemerintah mengeluarkan Oeang Republik Indonesia (ORI) serta membentuk Banking and Trading Company.

Namun, kondisi ekonomi yang memprihatinkan tersebut kemudian berakhir seiring dengan mundurnya Presiden Soekarno.

Hiperinflasi di Negara Lain

Salah satu negara yang menjadi sorotan dunia karena mengalami hiperinflasi, yaitu negara Zimbabwe.

Terjadi pada tahun 2007 silam, hiperinflasi di Zimbabwe disebabkan oleh lahirnya kebijakan redistribusi tanah yang membuat adanya perpindahan status kepemilikan tanah.

Jika semula tanah dikuasai oleh para petani kulit putih (bangsa Eropa) maka dengan kebijakan redistribusi, kepemilikan tanah akan berpindah ke tangan petani setempat.

Akan tetapi, lantaran tingkat pengetahuan dan pengalaman petani setempat yang relatif rendah, lahan-lahan tidak mampu menghasilkan/berproduksi seperti sedia kala.

Akibatnya, produksi pertanian pun turun drastis dan hal itu menyebabkan turunnya persediaan bahan makanan.

Hal itu kemudian membuat harga-harga bahan makanan di Zimbabwe meningkat.

Hiperinflasi di Zimbabwe juga terjadi lantaran negara ini terlibat konflik dengan negara Kongo.

Puncaknya, bahan makanan pun menjadi langka dan pasokan bahan bakar untuk produksi dan konsumsi berkurang.

Di samping itu, fasilitas kesehatan untuk masyarakat juga tidak lagi terpenuhi oleh pemerintah setempat.

Hiperinflasi ini terus berlangsung di Zimbabwe hingga tahun 2008 dan menyentuh nilai tertinggi pada angka 79.000.000.000%.

Namun, pada akhirnya Zimbabwe berhasil bangkit dari masa gelap perekonomiannya.

Dalam hal ini, negara tersebut menerapkan kebijakan multi-currency atau penggunaan mata uang asing sebagai alat pembayaran serta transaksi dalam negeri.

Cara Mengatasi Hiperinflasi

cara mengatasi hiperinflansi

Untuk mengatasi hiperinflasi, cara terbaik yang bisa diambil oleh pemerintah adalah dengan menurunkan anggaran belanja negara.

Di samping itu, pemerintah juga bisa mengucurkan stimulus bagi pelaku usaha kecil dan menengah atau UMKM untuk bisa menaikkan hasil produksi dengan menyesuaikan upah minimum.

Dengan langkah-langkah itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun akan menjadi kuat, khususnya untuk mengumpulkan penerimaan dana yang besar dan keberlanjutan (sustainable).

Nantinya, penerimaan itu akan dimanfaatkan sebagai dana penyangga bagi masyarakat miskin ketika hiperinflasi terjadi.

Di samping itu, demi menaikkan hasil produksi serta meminimalisir dampak hiperinflasi, UMKM pun mesti menghasilkan barang dengan memakai bahan baku dari dalam negeri (lokal).

Kemudian, UMKM juga perlu meningkatkan kualitas produk mereka sehingga mampu mengurangi kegiatan impor.

Hal itu akan membantu pemerintah untuk mengendalikan impor, utamanya di pada sektor pangan serta energi. 

Penggunaan produk lokal/dalam negeri pun biasanya akan mengalami peningkatan dengan penerapan hal tadi.

Selain itu, pemerintah pun mesti memperkuat pertahanan pangan serta energi lokal dengan cara memanfaatkan sumber daya lahan dengan efektif.

Pada dasarnya, nilai mata uang yang amblas akan mengakibatkan ketidakstabilan perekonomian sebuah negara.

Dalam menghadapi hiperinflasi, partisipasi masyarakat bisa dilakukan dengan cara menyusun/membuat pengaturan belanja rumah tangga sesuai dengan yang diperlukan.

Adapun dalam hal ini, masyarakat pun tidak boleh menimbun produk, khususnya bahan pokok.

Kesimpulan

Hiperinflasi adalah kondisi naiknya harga secara berlebihan dalam waktu yang cepat dan situasi ini berlangsung di luar kendali.

Kondisi hiperinflasi ini menggambarkan adanya kenaikan harga yang lebih tinggi ketimbang inflasi pada umumnya.

Lazimnya, besaran kenaikan harga barang bahkan bisa lebih dari 50% per bulan.

Dapat disimpulkan bahwa harga barang pada pagi hari dapat berubah secara drastis ke nilai yang lebih tinggi pada sore hari.

Hiperinflasi sendiri diukur lewat kenaikan harian eksponensial yang dapat menyentuh angka 5—10% dalam satu hari.

Perlu dipahami kembali bahwa hiperinflasi adalah fenomena ekonomi yang merusak dan dapat memicu krisis ekonomi yang luas.

Maka dari itu, penting bagi negara untuk menerapkan kebijakan dan strategi yang tepat untuk mencegah terjadinya hiperinflasi.

Di bidang investasi, termasuk pada aset kripto, hiperinflasi lazimnya akan memicu investasi dan pembelian aset kripto secara masif oleh para investor.

Hal itu terjadi karena aset kripto memang dipandang lebih menarik bagi sebagian investor pada saat terjadinya hiperinflasi.

Apa Kamu Ingin Investasi Kripto?

Untuk menghadapi hiperinflasi, sejatinya setiap orang haruslah mempunyai dana darurat.

Fungsi dana darurat dapat dirasakan ketika berhadapan dengan ketidakpastian ekonomi yang terjadi.

Sebagai cara untuk meningkatkan jumlah dana darurat, salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan berinvestasi.

Pasalnya, investasi memungkinkan seseorang untuk memperoleh keuntungan yang nantinya bisa dialokasikan ke dalam dana darurat.

Salah satu jenis investasi yang dapat dilakukan adalah investasi di aset kripto.

Bagi Kamu yang tertarik untuk segera berinvestasi di aset kripto, Kamu bisa download aplikasi INDODAX versi terbaru sekarang juga.

Ada banyak fitur yang tersedia di aplikasi INDODAX terbaru saat ini yang dapat membantu para investor pengguna iOS maupun Android dalam berinvestasi.

Selanjutnya, Kamu dapat langsung masuk ke market INDODAX dan bertransaksi jual beli aset crypto dengan mudah dan sederhana.

Di samping itu, jika Kamu ingin belajar lebih jauh mengenai dunia aset kripto, Kamu bisa mempelajarinya di INDODAX Academy.

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG
30/08/2023
Mengenal Lebih Dekat MIR4 NFT: Aset Digital Unik dalam Dunia MMORPG

Jelajahi dunia MIR4 NFT dalam MMORPG. Pelajari tentang aset digital unik, perdagangan, dan dampaknya pada pengalaman bermain

30/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi
29/08/2023
Memahami Konsep Asset Under Management (AUM) dalam Investasi

Telusuri peran penting AUM dalam mengukur pertumbuhan pasar dan tingkat kepercayaan investor di dunia aset kripto yang dinamis selengkapnya di Indodax Academy

29/08/2023
Merit Circle (MC) Kini Hadir di INDODAX!

Menyambut bulan Agustus, aset kripto (MC) coin akan hadir di INDODAX. Jadi jangan lewatkan kesempatan ini dan temukan informasi selengkapnya di sini!