Impermanent Loss: Pengertian, Contoh & Ancamannya
icon search
icon search

Top Performers

Impermanent Loss: Ancaman Besar bagi Yield Farmer

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Impermanent Loss: Ancaman Besar bagi Yield Farmer

Impermanent Lost in Crypto 1

Daftar Isi

Di antara risiko yang terjadi saat berpartisipasi dalam kolam likuiditas DeFi adalah impermanent loss

 

Adapun impermanent loss adalah penurunan nilai aset dalam kolam likuiditas yang terjadi karena penyesuaian kembali portofolio oleh Automated Market Makers (AMMs) yang dipicu oleh fluktuasi harga aset (token). 

 

Hal itu menjadi ancaman sekaligus risiko yang besar bagi para yield farmer karena sehingga impermanent loss penting untuk dipahami dalam yield farming dan protokol DeFi. 

 

Impermanent loss pun diketahui bisa mengurangi keuntungan yang diharapkan atau bahkan menyebabkan kerugian bagi penyedia likuiditas. 

 

Konsep Dasar Automated Market Makers (AMMs)

Sebelum memperdalam pemahaman tentang impermanent loss, penting untuk terlebih dahulu memahami skema Automated Market Makers (AMMs). 

 

Pertama kali diperkenalkan oleh salah satu pendiri blockchain terkemuka, Vitalik Buterin, skema ini menggambarkan pembentukan pasar di blockchain tanpa keterlibatan langsung dari penawaran dan permintaan.

 

AMMs menciptakan pasar yang dijalankan oleh perangkat lunak, di mana para pelaku pasar diberi insentif berupa fee dan yield melalui aktivitas seperti staking dan yield farming dari token baru dalam protokol, atau berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan dalam smart contracts.

 

Meskipun skema ini dianggap sebagai solusi ideal untuk ekosistem terdesentralisasi, bukan berarti ia tidak memiliki kelemahan. Sebagai penyedia likuiditas, saat terlibat dalam AMMs, kamu berpotensi mengalami impermanent loss.

 

Seperti namanya, kerugian ini tidak bersifat permanen. Namun, tanpa penanganan yang tepat, kerugian tersebut bisa berubah menjadi permanen.

 

Mekanisme Impermanent Loss

 

Impermanent Lost in Crypto 2

 

Penting untuk diingat bahwa impermanent loss terjadi ketika nilai token yang disimpan dalam protokol DeFi lebih rendah daripada harga pasar. 

 

Hal itu terjadi karena setiap liquidity pool memiliki mekanisme AMMs sendiri yang tidak selalu berjalan sejalan dengan kondisi pasar aktual. 

 

Dengan demikian, ketika harga token yang terkunci dalam protokol DeFi berubah di pasar, AMMs dalam liquidity pools tempat kamu berpartisipasi tidak langsung mengikuti perubahan tersebut.

 

Mengapa terjadi perbedaan harga? Beberapa pools mengelola lebih dari satu jenis aset kripto dalam rasio yang setimbang. Namun, titik keseimbangan ini dapat bergeser seiring volatilitas harga pasar aset yang disetel.

 

Algoritma dalam liquidity pools memiliki mekanisme untuk menjaga keseimbangan. Namun, ketika algoritma ini belum sepenuhnya menyesuaikan perubahan harga pasar terhadap harga aset kamu dalam pools, ketika itulah impermanent loss terjadi.

 

Penamaan ini bertujuan untuk menekankan bahwa kerugian ini tidak bersifat permanen. Mekanisme pasar akan tetap berjalan dalam liquidity pools melalui arbitrageurs, yang mencari perbedaan harga antara pasar kripto dan liquidity pools untuk mendapatkan keuntungan.

 

Setelah mekanisme ini selesai, nilai aset kripto kamu pun akan kembali setimbang dengan rasio pools seperti semula.

 

Dampak dan Penanganan Impermanent Loss

Impermanent loss dalam ekosistem keuangan terdesentralisasi (Decentralized Finance/DeFi) serupa dengan yang sering terjadi dalam pasar terpusat. 

 

Ketika portofolio kamu mengalami fluktuasi harga, kamu akan menghadapi apa yang disebut sebagai unrealized loss, yaitu kerugian yang belum direalisasikan, yang harus ditangani dengan hati-hati.

 

Ketika aset kripto kamu mengalami impermanent loss dalam kolam likuiditas, nilai portofolio investasi kamu dapat menjadi negatif. Namun, penting untuk melihat dengan jelas bahwa penurunan ini bukanlah kerugian yang sebenarnya.

 

Jika kamu memutuskan untuk menarik diri dari kolam likuiditas ketika harga aset kamu tidak seimbang maka kamu akan mengubah kerugian yang tidak permanen ini menjadi permanen. 

 

Ada kemungkinan bahwa suatu saat keseimbangan akan pulih ke titik awal saat perbandingan harga aset menjadi relevan kembali dengan nilai yang kamu investasikan pada awalnya. 

 

Akan tetapi, jika kamu tidak bersabar dan mengambil keputusan secara gegabah maka kamu akan melewatkan peluang berharga ini. Lantas, bagaimana cara mengurangi atau memitigasi risiko ini?

 

Salah satu cara paling sederhana untuk mengurangi risiko ini dalam jangka pendek adalah dengan menambahkan likuiditas pada pasangan aset agar harganya tetap relatif stabil. Selain itu, kamu pun dapat bersabar menunggu sampai keseimbangan kembali tercapai.

 

Beberapa kolam likuiditas membentuk pasangan aset yang memiliki nilai yang relatif stabil satu sama lain. Contohnya adalah pasangan sETH/ETH di Uniswap atau stablecoin seperti DAI/USDC/USDT/sUSD di Curve.

 

Namun, kelemahannya adalah stabilitas berjalan dua arah. Kamu memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami impermanent loss, tetapi kamu juga memiliki peluang yang lebih sedikit untuk mendapatkan keuntungan yang bersifat sementara karena stabilitas harganya. Di samping itu, kolam likuiditas seperti ini biasanya terbatas dalam jumlahnya. 

 

Contoh Kasus dan Analisis

 

Impermanent Lost in Crypto 3

 

Untuk memperjelas pemahaman tentang impermanent loss, mari kita lihat contoh konkret menggunakan angka riil. Berikut adalah contoh impermanent loss, yakni:

 

Seorang investor, yaitu Investor A, ingin menyuntikkan likuiditas ke dalam pool likuiditas ETH & DAI di SushiSwap. 

 

Dalam contoh ini, kita asumsikan bahwa total likuiditas dalam pool tetap konstan sepanjang waktu, tidak ada biaya transaksi yang dikenakan, dan tidak ada likuiditas yang ditambahkan atau dihapus.

 

Harga 1 ETH saat ini adalah $100, dan karena DAI adalah stablecoin yang terkait dengan dolar AS, nilai 1 DAI adalah $1. Dengan demikian, rasio likuiditas yang seimbang adalah 50:50. 

 

Investor A memutuskan untuk menyuntikkan 1 ETH dan 100 DAI ke dalam pool likuiditas. Dengan demikian, total investasinya menjadi $200.

 

Secara keseluruhan, terdapat 10 ETH dan 1.000 DAI di pool likuiditas. Berdasarkan formula AMMs, total likuiditas dalam pool tersebut adalah $10.000, yang dihitung dari (10 ETH x 1.000 DAI). Bagian yang dimiliki oleh investor A dari pool likuiditas adalah sebesar 10 persen.

 

Dalam seminggu, terjadi perubahan signifikan dalam harga pasar, di mana harga 1 ETH menjadi $200 atau 200 DAI. Perubahan harga ini menyebabkan ketidakstabilan antara harga di pasar dan harga di pool likuiditas. Ketidakstabilan ini menciptakan peluang bagi arbitrase.

 

Trader arbitrase kemungkinan akan membeli ETH dari pool likuiditas yang lebih murah sebesar 50 persen dibandingkan dengan harga di pasar eksternal. Ini akan mengurangi jumlah ETH di pool dan meningkatkan jumlah DAI. Proses ini akan berlanjut hingga harga 1 ETH = 200 DAI.

 

Akibatnya, terjadi redistribusi aset ETH dan DAI di pool likuiditas. Perubahan ini akan dihitung menggunakan rumus Automated Market Makers dengan penambahan variabel baru “r”, yang merupakan rasio baru aset kripto.

 

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, pemahaman dan pengelolaan risiko impermanent loss menjadi langkah yang sangat penting bagi siapa pun yang terlibat dalam protokol DeFi. 

 

Adapun seiring dengan keuntungan yang ditawarkan oleh likuiditas yang tinggi dan berbagai peluang investasi, pada dasarnya risiko impermanent loss pun perlu dipertimbangkan dengan serius.

 

Lebih jauh, pengambilan keputusan yang bijak dan kesabaran juga menjadi hal yang penting dan tidak boleh diabaikan ketika menghadapi fluktuasi pasar dalam ekosistem DeFi. 

 

Dalam hal ini, investor harus mampu menyesuaikan strategi mereka dengan perubahan harga aset dan mempertimbangkan baik-baik apakah akan menyimpan likuiditas dalam jangka waktu tertentu atau menariknya untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

 

Pada akhirnya, dengan pemahaman mendalam atas risiko ini dan mengambil tindakan yang tepat, para pelaku DeFi bisa mengoptimalkan hasil investasi mereka dengan lebih efektif sembari meminimalkan potensi kerugian jangka pendek.

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin
26/04/2024
Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin

Salah satu peristiwa penting dalam ekosistem kripto adalah halving Bitcoin

26/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya
24/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya

Dalam dunia aset kripto, khususnya pada Bitcoin, halving adalah sebuah

24/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!
23/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!

Pada akhir 2023, Merit Circle beralih ke BEAM sebagai token

23/04/2024