Harga Bitcoin (BTC) hari ini (7/7), terpantau berada di level $109.422, naik tipis 1,16% dalam 24 jam terakhir.
Volume perdagangan harian meningkat menjadi $38,54 miliar, melonjak lebih dari 27% dibanding hari sebelumnya.
Meski mencatat penguatan harian, pergerakan harga BTC dalam beberapa pekan terakhir masih tergolong terbatas dan cenderung sideways.
Di tengah tren ini, data dari CryptoQuant mengungkap bahwa meski akumulasi oleh institusi dan ETF masih berlangsung, faktor lain justru menekan momentum harga.
Penurunan permintaan secara keseluruhan disebut sebagai penyebab utama stagnasi harga meski ada aksi beli signifikan dari pihak institusional.
Baca selanjutnya: Bagaimana Arah Harga Bitcoin (BTC) di Bulan Juli 2025?
ETF dan Korporasi Masih Borong BTC, Tapi Menurun
Dalam laporan CryptoQuant yang dikutip oleh CryptoPotato, disebutkan bahwa meski ETF dan perusahaan seperti MicroStrategy masih aktif membeli Bitcoin, volume pembelian mereka menurun drastis dibanding akhir 2024.
ETF berbasis Amerika Serikat (AS) tercatat hanya membeli 40 ribu BTC per pertengahan Juni 2025. Angka ini jauh lebih rendah dibanding 86 ribu BTC pada awal Desember 2024, yang sempat turun terlebih dulu menjadi 71 ribu BTC di Mei.
Sementara itu, MicroStrategy juga tercatat menurunkan akumulasi BTC mereka secara tajam. Dari yang sebelumnya membeli 171 ribu BTC pada Desember 2024, kini hanya tercatat 16 ribu BTC.
Penurunan ini mencerminkan melemahnya agresivitas beli dari institusi besar, walaupun harga BTC sempat bertahan di atas $100 ribu.
Permintaan Pasar Keseluruhan Mengalami Kontraksi
CryptoQuant juga mencatat bahwa kontraksi terjadi bukan hanya dari sisi institusi, tapi juga pada permintaan total pasar.
Dalam 30 hari terakhir, permintaan terhadap Bitcoin menurun sebesar 895 ribu BTC. Angka ini menandakan adanya penurunan minat luas dari pelaku pasar, termasuk trader ritel maupun investor non-publik.
Pada puncak pasar Desember 2024, institusi dan ETF hanya menyumbang sekitar 33% dari total permintaan BTC.
Saat itu, mereka membeli sekitar 257 ribu BTC dari total 771 ribu BTC yang beredar di pasar. Artinya, mayoritas permintaan tetap datang dari luar sektor institusi, dan kekuatan inilah yang kini mulai menghilang.
Baca selanjutnya: 3 Signal Kuat Harga Bitcoin Bisa Segera Sentuh Rekor Tertinggi
Kelemahan Permintaan Tekan Momentum Kenaikan
Kondisi pasar saat ini menunjukkan bahwa akumulasi institusi saja tidak cukup untuk mendorong harga naik lebih tinggi.
CryptoQuant menyebutkan bahwa apparent demand atau permintaan tampak juga mengalami penurunan signifikan, yakni sebesar 857 ribu BTC.
Sementara itu, ekspansi permintaan dari ETF hanya bertambah 377 ribu BTC, dan institusi lain menambah sekitar 371 ribu BTC.
Ketidakseimbangan ini membuat tekanan beli tidak mampu melampaui tekanan pasif dari permintaan yang menghilang.
Dengan kata lain, meskipun sinyal akumulasi institusional terlihat, dampaknya minim jika pasar secara keseluruhan tidak bergerak aktif.
Harga Bisa Tertahan Lebih Lama Jika Tren Berlanjut
CryptoQuant menegaskan bahwa tren stagnasi harga Bitcoin bisa berlangsung lebih lama jika kontraksi permintaan ini terus berlanjut.
Meskipun pembelian dari ETF dan korporasi seperti MicroStrategy berdampak positif terhadap persepsi pasar, kontribusinya belum cukup untuk menciptakan reli harga baru.
Dalam situasi seperti ini, dibutuhkan katalis eksternal atau pemulihan minat pasar secara umum agar BTC bisa kembali mencetak level tertinggi baru.
Baca juga berita Bitcoin lainnya: Robert Kiyosaki: Harga Bitcoin Hari Ini Masih Terlalu Murah!
Kesimpulan
Data terbaru menunjukkan bahwa pembelian besar-besaran dari institusi dan ETF tidak otomatis mendorong harga Bitcoin menembus ATH baru.
Selama permintaan dari pelaku pasar umum belum pulih, potensi reli BTC akan tetap terbatas. Dalam jangka pendek, perhatian investor akan tertuju pada faktor-faktor yang mampu memperluas basis permintaan, bukan hanya akumulasi oleh entitas besar.
FAQ
- Apa yang dimaksud dengan permintaan Bitcoin menyusut?
Permintaan menyusut artinya jumlah BTC yang dibeli atau diminati oleh pasar menurun drastis. Ini terlihat dari penurunan volume pembelian di bursa, stagnasi transaksi on-chain, dan turunnya partisipasi wallet aktif. - Apakah pembelian ETF bisa langsung menaikkan harga BTC?
Tidak selalu. ETF memang menyerap sebagian supply Bitcoin, tetapi jika permintaan dari pasar ritel dan pelaku lainnya menurun, efeknya terhadap harga menjadi terbatas. - Berapa besar pengaruh institusi terhadap harga Bitcoin?
Institusi bisa mempengaruhi harga, namun data menunjukkan kontribusi mereka hanya sekitar 30%–35% dari total permintaan saat pasar sedang aktif. Sisanya tetap ditentukan oleh permintaan umum dari investor global. - Kenapa harga BTC stuck meski dibeli institusi besar?
Karena harga BTC dipengaruhi oleh dinamika supply dan demand. Jika demand keseluruhan menyusut lebih besar dibanding supply yang diserap institusi, maka harga bisa tetap sideways atau bahkan turun. - Apakah ini sinyal koreksi besar untuk Bitcoin?
Belum tentu. Tapi jika tren kontraksi permintaan terus berlanjut tanpa adanya pemicu baru, maka harga BTC berisiko tidak bergerak jauh dan bahkan bisa mengalami konsolidasi lebih lama.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: FFA
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Btc News, #News Bitcoin, #Berita Btc, #Berita crypto hari ini, #berita btc/usd hari ini, #bitcoin news, #berita bitcoin hari ini, #info btc hari ini, #Etf Bitcoin, #Berita Whale Terkini, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini