Memahami jenis investasi berdasarkan tingkat risikonya adalah langkah penting sebelum memulai perjalanan finansial. Salah satu kategori investasi yang banyak dipilih oleh investor dengan profil risiko menengah adalah investasi risiko sedang. Jenis investasi ini mampu memberikan keseimbangan antara potensi imbal hasil dan tingkat keamanan modal, sangat ideal bagi kamu yang ingin berkembang tanpa terlalu mengambil risiko tinggi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai pengertian investasi risiko sedang, contoh instrumen, profil investor yang cocok, simulasi hasil, serta tips pengelolaan portofolio. Di bagian akhir, tersedia pula FAQ yang menjawab pertanyaan umum terkait topik ini.
Artikel menarik lainnya untuk kamu: Cara Cuan Gede dari Trading & Investasi Kripto 2025, Yuk Intip Strateginya
Apa Itu Investasi Risiko Sedang?
Pengertian Investasi Risiko Sedang
Investasi risiko sedang adalah jenis investasi yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi dibanding investasi risiko rendah seperti deposito atau obligasi pemerintah, namun dengan tingkat risiko yang masih bisa diterima oleh sebagian besar investor. Investasi ini memberikan peluang pertumbuhan yang stabil dalam jangka menengah hingga panjang, cocok bagi kamu yang ingin mengembangkan aset tanpa menghadapi fluktuasi ekstrem.
Karakteristik Investasi Risiko Sedang
Beberapa ciri khas investasi risiko sedang:
- Fluktuasi nilai yang moderat, tidak terlalu stabil seperti deposito namun juga tidak terlalu ekstrem seperti saham spekulatif.
- Potensi imbal hasil tahunan antara 6%–12%.
- Cocok untuk tujuan keuangan jangka menengah (3–5 tahun) maupun jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
- Umumnya berupa produk investasi yang memiliki diversifikasi internal, seperti reksadana campuran atau ETF.
Contoh Instrumen Investasi Risiko Sedang
Berikut adalah beberapa jenis instrumen yang termasuk dalam kategori investasi risiko sedang:
1. Reksadana Campuran
Reksadana campuran mengalokasikan dana ke berbagai aset seperti saham, obligasi, dan pasar uang. Produk ini cocok untuk kamu yang ingin diversifikasi otomatis tanpa harus memilih aset satu per satu. Biasanya dikelola oleh manajer investasi profesional.
2. Obligasi Korporasi
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta maupun BUMN memiliki kupon bunga tetap dan jatuh tempo tertentu. Selama perusahaan penerbit memiliki peringkat kredit baik, instrumen ini memberikan pendapatan tetap dengan risiko terukur.
3. Exchange-Traded Fund (ETF) Campuran
ETF merupakan produk investasi yang diperdagangkan di bursa seperti saham, namun isinya merupakan portofolio campuran antara saham dan obligasi. Karena sifatnya yang fleksibel, ETF bisa menjadi alternatif menarik bagi investor menengah.
4. P2P Lending Terukur
Dengan menggunakan platform peer-to-peer lending, kamu bisa memberikan pinjaman kepada individu atau UMKM. Jika memilih peminjam dengan risiko menengah, imbal hasil bisa mencapai 10%–12% per tahun dengan risiko kredit yang masih terjaga.
5. Aset Kripto (Dengan Alokasi Terbatas)
Meski secara umum dianggap berisiko tinggi, aset kripto seperti Bitcoin bisa masuk ke dalam strategi investasi risiko sedang jika dialokasikan secara terbatas, misalnya 10% dari total portofolio, dan dikelola dengan strategi jangka panjang seperti Dollar-Cost Averaging (DCA).
Artikel menarik lainnya untuk kamu: 20 Jenis Investasi Menguntungkan untuk 2025
Siapa yang Cocok Berinvestasi di Risiko Sedang?
Profil Investor Risiko Menengah
Investor dengan profil risiko moderat biasanya memiliki karakteristik:
- Menginginkan pertumbuhan nilai investasi secara stabil namun siap menghadapi risiko kerugian ringan hingga sedang.
- Memiliki tujuan keuangan jangka menengah hingga panjang seperti dana pendidikan, membeli rumah, atau pensiun.
- Mempunyai pemahaman dasar terhadap produk investasi dan bersedia belajar lebih dalam.
- Tidak nyaman dengan risiko tinggi, tetapi ingin mendapatkan imbal hasil lebih besar daripada sekadar menyimpan uang di rekening tabungan.
Simulasi Hasil Investasi Risiko Sedang
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut adalah simulasi pertumbuhan investasi sebesar Rp10 juta selama 5 tahun, dengan asumsi imbal hasil tahunan berbeda-beda tergantung jenis instrumennya.
Tabel Simulasi Investasi Risiko Sedang
Instrumen | Imbal Hasil Tahunan (%) | Estimasi Nilai Setelah 5 Tahun |
Reksadana Campuran | 8% | Rp14.693.000 |
Obligasi Korporasi | 7% | Rp14.025.000 |
ETF Campuran | 8,5% | Rp14.998.000 |
P2P Lending Moderat | 10% | Rp16.105.000 |
Portofolio Diversifikasi | 9% (rata-rata) | Rp15.386.000 |
Catatan: hasil di atas bersifat simulatif dan tidak menjamin hasil di masa depan.
Strategi Mengelola Investasi Risiko Sedang
1. Diversifikasi Aset
Selalu alokasikan investasi pada beberapa instrumen sekaligus untuk meminimalkan risiko spesifik dari satu sektor atau perusahaan. Diversifikasi bisa dilakukan dengan mencampur obligasi, reksadana, dan aset kripto.
2. Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA)
Strategi DCA melibatkan pembelian rutin dalam jumlah tetap, terlepas dari kondisi pasar. Strategi ini cocok digunakan saat berinvestasi pada aset berfluktuasi seperti reksadana atau kripto, untuk meredam dampak volatilitas.
3. Evaluasi Secara Berkala
Investasi risiko sedang tetap membutuhkan pemantauan. Lakukan evaluasi setiap 6 atau 12 bulan untuk menyesuaikan strategi dengan kondisi keuangan atau tujuan baru.
4. Gunakan Platform Resmi
Pastikan menggunakan platform investasi yang terdaftar di OJK atau Bappebti. Untuk aset kripto, gunakan platform seperti Indodax, yang telah berdiri sejak 2014 dan dipercaya jutaan pengguna di Indonesia.
Peran Aset Kripto dalam Portofolio Risiko Sedang
Meski memiliki reputasi sebagai aset volatil, kripto seperti Bitcoin dan Ethereum kini mulai dilihat sebagai alat diversifikasi. Dalam konteks portofolio risiko sedang, alokasi kripto dapat dikombinasikan dengan instrumen konvensional untuk mencapai keseimbangan antara risiko dan pertumbuhan.
Contohnya:
- 60% Reksadana Campuran
- 20% Obligasi Korporasi
- 10% P2P Lending
- 10% Aset Kripto (Bitcoin)
Dengan proporsi ini, investor tetap bisa merasakan manfaat dari tren pertumbuhan kripto sambil menjaga stabilitas portofolio secara keseluruhan.
Kesimpulan
Investasi risiko sedang adalah pilihan ideal bagi kamu yang memiliki toleransi terhadap risiko dalam batas wajar dan ingin mengembangkan aset secara stabil. Instrumen seperti reksadana campuran, obligasi korporasi, ETF campuran, dan P2P lending menawarkan imbal hasil menarik dengan risiko yang masih dapat dikendalikan.
Dengan pendekatan yang tepat, termasuk diversifikasi dan strategi DCA, investasi risiko sedang bisa menjadi jembatan menuju kebebasan finansial. Platform seperti Indodax dapat menjadi bagian dari strategi tersebut, terutama jika kamu ingin menyisipkan aset kripto dalam portofolio jangka panjang.
Itulah pembahasan menarik tentang daftar investasi risiko sedang yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa yang dimaksud dengan investasi risiko sedang?
Investasi risiko sedang adalah jenis investasi dengan tingkat fluktuasi dan risiko yang tidak terlalu rendah maupun terlalu tinggi, ideal untuk investor yang ingin keseimbangan antara imbal hasil dan keamanan.
- Apa contoh produk investasi risiko sedang?
Beberapa contohnya adalah reksadana campuran, obligasi korporasi, ETF campuran, P2P lending terukur, serta aset kripto dengan alokasi terbatas.
- Berapa imbal hasil rata-rata dari investasi risiko sedang?
Rata-rata imbal hasil berada di kisaran 6% hingga 12% per tahun, tergantung jenis produk dan kondisi pasar.
- Siapa yang cocok memilih investasi risiko sedang?
Investor dengan profil risiko menengah atau moderat, yaitu mereka yang ingin pertumbuhan aset jangka menengah hingga panjang tanpa terlalu banyak menghadapi risiko kerugian besar.
- Apakah kripto bisa termasuk dalam investasi risiko sedang?
Bisa, jika dialokasikan dalam porsi kecil dan dikombinasikan dengan instrumen lain. Strategi diversifikasi dan DCA bisa membuat aset kripto lebih stabil dalam portofolio jangka panjang.
Author: Echi Kristin