Kebijakan Moneter: Pengertian, Contoh & Pengaruhnya
icon search
icon search

Top Performers

Apa Itu Kebijakan Moneter? Ini Pengertian & 5 Contohnya!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Apa Itu Kebijakan Moneter? Ini Pengertian & 5 Contohnya!

Apa Itu Kebijakan Moneter? Ini Pengertian & 5 Contohnya!

Daftar Isi

Dalam mengatur perekonomian sebuah negara, pemerintah memerlukan alat atau instrumen kebijakan ekonomi, salah satunya adalah kebijakan moneter. 

 

Adapun kebijakan moneter merupakan kebijakan yang diterapkan oleh bank sentral untuk mengatur pasokan uang guna mencapai tujuan-tujuan tertentu.

 

Sementara itu, tujuan atau sasaran dari kebijakan moneter, yakni untuk mencapai serta menjaga stabilitas harga, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan menjaga kestabilan sistem keuangan.

 

Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu kebijakan moneter, mulai dari pengertian, instrumen, contoh dan pengaruh kebijakan ini terhadap investasi, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

 

Apa Itu Kebijakan Moneter?

Mengutip laman katadata.co.id/ kebijakan moneter, sebagaimana dijelaskan oleh bi.go.id, bertujuan untuk mencapai dan mempertahankan stabilitas nilai mata uang suatu negara. 

 

Stabilitas nilai mata uang ini mencakup dua aspek utama. Pertama, stabilitas terhadap harga-harga barang dan jasa, yang tercermin melalui kontrol laju inflasi. Sementara itu, aspek kedua berkaitan dengan stabilitas nilai tukar mata uang negara terhadap mata uang asing.

 

Di Indonesia, tujuan kebijakan moneter ini tercantum dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang telah mengalami perubahan melalui UU Nomor 3 tahun 2004 dan UU Nomor 6 tahun 2009. 

 

Perlu diketahui bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, meskipun dapat disamakan oleh sebagian orang, sebenarnya berbeda baik dari segi pelaksanaan maupun objektifnya. 

 

Kebijakan fiskal lebih berfokus pada stabilitas ekonomi Indonesia dengan menitikberatkan pada pendapatan dan pengeluaran negara, termasuk dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) serta pajak dan penerimaan negara lainnya. 

 

Di lain sisi, kebijakan moneter diterapkan oleh bank sentral untuk mendukung aktivitas ekonomi, melibatkan instrumen seperti diskonto, suku bunga bank, dan lain sebagainya.

 

Pengertian Kebijakan Moneter Menurut Para Ahli

 

Apa Itu Kebijakan Moneter? Ini Pengertian & 5 Contohnya!

 

Mengutip laman gramedia.com/, di antara berbagai definisi yang disampaikan oleh para ahli, berikut adalah pemahaman tentang kebijakan moneter, yaitu:

 

  1. Muana Nanga menjelaskan bahwa kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang diambil oleh otoritas moneter untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga dengan tujuan mempengaruhi tingkat permintaan agregat dan mengurangi ketidakstabilan ekonomi.

  2. Menurut Boediono Moneter, kebijakan moneter merujuk pada tindakan pemerintah melalui Bank Sentral untuk mempengaruhi kondisi makroekonomi. Tindakan tersebut mencakup upaya menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan penawaran barang sehingga inflasi dapat dikendalikan, tercapai kesempatan kerja penuh, dan kelancaran distribusi barang dapat terwujud.

  3. M. Natsir menjelaskan bahwa kebijakan moneter merujuk pada segala tindakan atau usaha yang dilakukan oleh bank sentral dengan tujuan mempengaruhi perkembangan variabel moneter seperti uang beredar, nilai tukar, suku bunga, dan suku bunga kredit guna mencapai tujuan yang diinginkan.

  4. Sementara itu, menurut Perry Warjiyo, kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral yang melibatkan agregat moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan ekonomi. Pendekatan ini dilakukan dengan mempertimbangkan siklus aktivitas ekonomi, karakteristik ekonomi suatu negara, dan faktor-faktor ekonomi fundamental lainnya.

 

Jenis-jenis Kebijakan Moneter 

Pada dasarnya, terdapat 2 (dua) jenis kebijakan moneter yang dapat diterapkan sebagai langkah untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yaitu kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. Berikut adalah penjelasan kedua jenis kebijakan tersebut, yakni:

 

1. Kebijakan Moneter Ekspansif

Kebijakan Moneter Ekspansif, yang sering disebut sebagai kebijakan uang longgar (easy money policy), merujuk pada strategi pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. 

 

Pendekatannya melibatkan penurunan suku bunga, pembelian sekuritas pemerintah oleh bank sentral, dan penurunan persyaratan cadangan untuk bank. 

 

Kebijakan ekspansif bertujuan untuk menurunkan tingkat pengangguran, serta merangsang aktivitas bisnis dan belanja konsumen. 

 

Secara umum, di tingkat nasional, tujuan dari kebijakan moneter ekspansif adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meskipun dengan risiko potensial terjadinya inflasi yang lebih tinggi. 

 

Kebijakan ini, yang dikenal sebagai monetary expansive policy, berfokus pada penambahan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat untuk mempercepat perputaran roda perekonomian. 

 

Dampaknya termasuk peningkatan daya beli masyarakat dan penurunan tingkat pengangguran selama masa resesi atau depresi ekonomi. Selain itu, kebijakan moneter ekspansif juga memiliki pengaruh terhadap tingkat pengangguran di suatu negara.

 

Sebagai contoh, kebijakan ekspansif dapat diimplementasikan untuk mengurangi tingkat pengangguran dengan menyediakan lebih banyak uang, yang akan merangsang kegiatan bisnis dan memperluas pasar tenaga kerja. 

 

Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral juga dapat mengendalikan nilai tukar mata uang domestik (Rupiah) terhadap mata uang asing. 

 

Sebagai contoh konkret, Bank Indonesia dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan mencetak lebih banyak uang sehingga mata uang rupiah menjadi lebih terjangkau dibandingkan dengan mata uang negara lain.

 

2. Kebijakan Moneter Kontraktif

Kebijakan Moneter Kontraktif, yang juga dikenal sebagai kebijakan uang ketat (tight money policy), merupakan langkah-langkah untuk mengurangi jumlah uang yang beredar, khususnya saat perekonomian menghadapi tekanan inflasi. 

 

Kebijakan ini bertujuan utama untuk menstabilkan tingkat inflasi dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Upaya ini dapat dilakukan melalui peningkatan suku bunga, penjualan obligasi pemerintah, dan peningkatan persyaratan cadangan untuk bank.

 

Contoh penerapan Kebijakan Moneter di Indonesia termasuk tindakan seperti lelang sertifikat oleh Bank Indonesia (BI) atau pembelian surat berharga di pasar modal. 

 

Suku bunga dapat dikurangi oleh BI jika kondisi ekonomi sesuai dengan ekspektasi, sementara sebaliknya, BI dapat menaikkan suku bunga untuk membatasi aktivitas ekonomi dan mengurangi aliran uang.

 

Ketika perekonomian mengalami resesi, peredaran uang cenderung meningkat untuk merangsang aktivitas ekonomi. Sebagai contoh, BI dapat melakukan pembelian sekuritas (surat-surat berharga). 

 

Namun, pada saat inflasi meningkat, BI akan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi aliran uang ke masyarakat dengan menjual surat berharga sehingga dapat mengendalikan aktivitas ekonomi yang berlebihan.

 

5 Instrumen Kebijakan Moneter 

Mengutip laman ocbc.id, seperti yang umumnya diketahui, kebijakan moneter merupakan suatu pendekatan ekonomi yang fokus pada pengendalian peredaran uang dan perkembangan ekonomi. 

 

Tingkat pengangguran dan inflasi sering dianggap sebagai indikator utama dalam mengukur variabel makroekonomi. Namun, tidak hanya dua faktor tersebut yang menjadi perhatian, terdapat juga instrumen-instrumen kebijakan moneter lainnya, di antaranya:

 

1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)

Kebijakan diskonto adalah salah satu instrumen kebijakan moneter yang diukur melalui tingkat suku bunga bank. Tingkat suku bunga yang diterapkan oleh bank Indonesia dalam transaksi peminjaman antar bank umum dan bank sentral dapat mempengaruhi peredaran jumlah uang secara teratur.

 

Apabila tujuan adalah meningkatkan peredaran uang maka Bank Indonesia dapat menurunkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya, jika peredaran uang perlu dikurangi, suku bunga kredit bank dapat dinaikkan.

 

2. Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka menjadi instrumen kebijakan moneter ketika pemerintah mengelola peredaran uang melalui penjualan atau pembelian surat-surat berharga yang dimiliki oleh pemerintah.

 

Jika bank Indonesia bermaksud mengurangi peredaran uang maka pemerintah akan menjual surat berharga. Sebaliknya, jika peredaran uang perlu ditingkatkan, pemerintah akan membeli surat berharga. 

 

Instrumen ini memungkinkan pemerintah untuk mengontrol aliran uang dalam upaya mencapai tujuan kebijakan moneter yang diinginkan.

 

3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib

Instrumen kebijakan moneter berikutnya adalah rasio cadangan wajib. Ketika Bank Indonesia berkeinginan mengurangi cadangan kas tunai bank, uang akan berputar di masyarakat melalui pemberian pinjaman. 

 

Sebaliknya, jika cadangan kas tunai bank perlu ditingkatkan maka uang yang beredar di masyarakat akan ditarik dengan menaikkan suku bunga tabungan.

 

4. Penetapan Suku Bunga Acuan

Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk mengendalikan peredaran uang melalui penetapan suku bunga. 

 

Besaran suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia akan menjadi acuan bagi bank umum di seluruh Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan demikian, suku bunga acuan menjadi salah satu instrumen kebijakan moneter yang penting.

 

5. Imbauan Moral

Instrumen kebijakan moneter terakhir adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank Indonesia sebagai bank sentral memberikan imbauan kepada seluruh bank umum untuk menerapkan kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman.

 

Tujuan Kebijakan Moneter

 

Apa Itu Kebijakan Moneter? Ini Pengertian & 5 Contohnya!

 

Mengutip laman ocbc.id sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank Indonesia, tujuan utama dari kebijakan moneter adalah mempertahankan stabilitas nilai rupiah. 

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam kebijakan moneter Bank Indonesia. Berikut adalah berbagai tujuan dari kebijakan moneter, di antaranya:

 

1. Menjamin Stabilitas Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu negara perlu berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan, yang dapat dicapai melalui keseimbangan antara arus barang/jasa dan peredaran uang. 

 

Oleh karena itu, tujuan dari kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas ekonomi melalui pengaturan dan penetapan terkait peredaran uang di masyarakat.

 

2. Mengendalikan Inflasi

Agar inflasi dapat ditekan, Bank Indonesia menetapkan kebijakan dengan tujuan mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat dan menjaga ketersediaan uang di bank. 

 

Dengan demikian, salah satu tujuan dari kebijakan moneter adalah mengendalikan tingkat inflasi.

 

3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan

Selanjutnya, Bank Indonesia memiliki tujuan meningkatkan lapangan pekerjaan melalui kebijakan moneter. Stabilitas peredaran uang merangsang peningkatan aktivitas produksi. Dengan meningkatnya kegiatan produksi, kebutuhan akan sumber daya manusia juga bertambah. 

 

Oleh karena itu, kebijakan ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan menyerap tenaga kerja.

 

4. Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar

Tujuan dari kebijakan moneter diarahkan untuk melindungi stabilitas harga di pasar. Stabilitas harga yang terjaga dapat membentuk kepercayaan masyarakat terhadap tingkat harga saat ini dan masa depan sehingga daya beli antar periode tetap konsisten. 

 

Pencapaian stabilitas harga dapat diatur melalui keseimbangan peredaran uang, permintaan barang, dan produksi barang.

 

5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional

Kebijakan moneter tidak hanya mempengaruhi aktivitas ekonomi domestik, tetapi juga aspek internasional. Selain itu, menjaga keseimbangan neraca pembayaran internasional juga menjadi salah satu tujuan utama kebijakan moneter.

 

Upaya tersebut dilakukan dengan memastikan keseimbangan antara jumlah barang yang diekspor dan diimpor. Oleh karena itu, tindakan seperti devaluasi seringkali dilakukan oleh pemerintah dalam konteks ini.

 

6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Seluruh dampak dari kebijakan moneter diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan pencapaian keberhasilan di berbagai sektor, seperti tersedianya lapangan pekerjaan, pengendalian tingkat inflasi, peningkatan aktivitas produksi dan permintaan barang, serta faktor lainnya.

 

5  Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia

Mengutip laman katadata.co.id/agung/ekonopedia/635901ce1f1e0/memahami-pengertian-instrumen-dan-contoh-kebijakan-moneter, kebijakan moneter di Indonesia memiliki dampak penting terhadap berbagai regulasi. 

 

Berikut ini adalah beberapa contoh kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas perekonomian di Indonesia, antara lain:

 

1. Menaikkan atau Menurunkan Tingkat Suku Bunga

Menyesuaikan tingkat suku bunga merupakan salah satu contoh kebijakan moneter yang diimplementasikan oleh bank sentral. Di Indonesia, sebagai contoh, dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 19—20 Oktober 2022, diputuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebanyak 50 basis point (bps) menjadi 4,75%. 

 

Selain itu, Bank Indonesia juga menaikkan suku bunga deposit facility sebanyak 50 bps menjadi 4,00%, dan suku bunga lending facility sebanyak 50 bps menjadi 5,50%. Kenaikan suku bunga diambil sebagai tindakan front-loaded, pre-emptive, dan forward-looking untuk meredakan ekspektasi inflasi yang berada pada tingkat yang terlalu tinggi. 

 

Langkah itu bertujuan untuk memastikan bahwa inflasi inti akan kembali ke dalam kisaran sasaran 3,0±1% lebih awal, yakni pada paruh pertama tahun 2023, sambil memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

 

2. Melonggarkan Rasio LTV

Salah satu contoh kebijakan moneter yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia (BI) adalah langkah pelonggaran pada rasio Loan to Value (LTV). Langkah ini diambil dengan tujuan mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti. 

 

Sebagai contoh, pada tahun 2022, BI memutuskan untuk melanjutkan pelonggaran pada rasio LTV untuk kredit/pembiayaan properti hingga maksimum 100%, berlaku untuk semua jenis properti, asalkan bank tersebut memenuhi kriteria non-performing loan (NPL) tertentu.

 

3. Melonggarkan Ketentuan Uang Muka Kredit Kendaraan Bermotor

Contoh kebijakan moneter lain yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) adalah langkah pelonggaran pada ketentuan uang muka untuk kredit kendaraan bermotor. Langkah ini diambil dengan niat untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif.

 

4. Pembelian dan Penjualan SBN

Pembelian dan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) adalah salah satu contoh kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI). Pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan oleh BI sebagai bagian dari partisipasinya dalam pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

 

Sementara itu, penjualan SBN dilakukan untuk mengurangi likuiditas dan permintaan kredit sehingga berkontribusi dalam menekan tingkat inflasi. Dengan adanya penambahan SBN di pasar sekunder dari BI, lembaga keuangan, baik perbankan maupun lembaga pembiayaan non-perbankan, memiliki kesempatan untuk membeli SBN tersebut. 

 

Pada tahun 2022, sebagai contoh, hingga 19 Oktober, BI telah melakukan pembelian SBN sebesar Rp138.080.000.000.000 di pasar perdana. 

 

Pembelian SBN di pasar perdana ini sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional serta pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak pandemi Covid-19.

 

5. Menaikkan atau Menurunkan Giro Wajib Minimum

Contoh kebijakan moneter lain yang diimplementasikan oleh Bank Indonesia (BI) adalah penyesuaian pada tingkat Giro Wajib Minimum (GWM). 

 

GWM merujuk pada dana atau simpanan minimum yang harus dipertahankan oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia.

 

Besaran GWM ditetapkan oleh BI berdasarkan persentase dari dana pihak ketiga yang dikumpulkan oleh perbankan. GWM berperan sebagai instrumen makroprudensial untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat sehingga secara langsung mempengaruhi indeks inflasi.

 

Bagaimana Kebijakan Moneter Dapat Mempengaruhi Investasi Umum dan Kripto?

Mengutip laman dbs.id/id kebijakan moneter dapat berdampak pada tingkat pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, inflasi, dan nilai tukar mata uang suatu negara. 

 

Apabila ekonomi mengalami penurunan maka bank sentral suatu negara akan berupaya meningkatkan produksi, lapangan kerja, dan permintaan konsumen dengan mengurangi suku bunga. 

 

Tindakan itu bertujuan untuk mengurangi biaya kredit dan potensial meningkatkan jumlah uang yang beredar. 

 

Sebaliknya, ketika terjadi inflasi yang tidak terkendali, pembuat kebijakan akan berusaha mengendalikan permintaan dengan langkah-langkah moderasi untuk mengembalikan stabilitas ekonomi dan keuangan.

 

Di samping itu, kebijakan moneter pada dasarnya juga berpengaruh besar terhadap investasi aset kripto. Mengutip laman medcom.id/, pada paruh pertama tahun 2023 lalu, misalnya, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC), mengalami kenaikan sebesar 80%, dari Rp240.000.000 menjadi Rp481.000.000.

 

Berdasarkan data Market Cap, nilai Bitcoin juga meningkat 50% di paruh pertama tahun 2023. Bahkan, pada puncaknya, harga Bitcoin di INDODAX mencapai Rp470.910.000 per koin. 

 

Adapun menurut CEO INDODAX, Oscar Darmawan, pada saat itu, kenaikan harga Bitcoin salah satunya dipicu oleh meningkatnya optimisme investor terhadap kebijakan moneter dari Bank Sentral Amerika, The Fed.

 

Perbedaan antara Kebijakan Moneter dan Fiskal

Mengutip laman umsu.ac.id perbedaan utama antara kebijakan moneter dan fiskal terletak pada pelaku dan bagaimana pengaruh keduanya terhadap ekonomi. 

 

Kebijakan moneter dijalankan oleh bank sentral, sedangkan kebijakan fiskal diterapkan oleh pemerintah. 

 

Kebijakan moneter lebih difokuskan pada pengaturan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga, sementara kebijakan fiskal lebih berfokus pada aspek anggaran pemerintah dan sistem pajak.

 

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, kebijakan moneter memegang peran penting dalam pengaturan ekonomi suatu negara. Dengan fokus pada pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga, bank sentral mampu membentuk landasan stabilitas ekonomi. 

 

Di lain sisi, dampak dari kebijakan moneter tidak hanya terasa oleh pelaku ekonomi utama, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan. 

 

Keberhasilan kebijakan moneter dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan stabilitas harga, sementara kegagalan dalam implementasinya bisa menimbulkan risiko inflasi atau resesi.

 

Maka dari itu, melakukan evaluasi atas dampak kebijakan moneter terhadap masyarakat menjadi hal yang penting dalam menilai efektivitas kebijakan ini. Pengaruhnya terhadap daya beli, tingkat suku bunga pinjaman, dan investasi masyarakat bisa menjadi indikator penting. 

 

Dalam hal investasi, prospek masa depan kebijakan moneter menjadi pertimbangan penting bagi para investor. Antisipasi terhadap perubahan suku bunga, kebijakan kredit, dan stabilitas ekonomi juga menjadi aspek yang sangat diperhatikan dalam pengambilan keputusan investasi.

 

Nah, sekarang kamu sudah memahami apa itu kebijakan moneter, mulai dari pengertian, instrumen, contoh dan pengaruh kebijakan ini terhadap investasi. Selanjutnya, kamu juga dapat membaca artikel menarik lainnya, seperti kebijakan fiskal dan sidra bank hanya di INDODAX Academy.

 

Sebagai pengingat kembali, untuk meningkatkan pemahaman tentang teknologi blockchain, kamu disarankan untuk menjelajahi artikel-artikel terbaru di INDODAX Academy.

 

INDODAX Academy menyajikan beragam materi yang mencakup konsep dasar hingga aspek yang lebih kompleks terkait dengan teknologi blockchain.

 

Dengan membaca berbagai artikel yang tersedia di INDODAX Academy, kamu nantinya dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang teknologi ini, termasuk penerapannya dalam berbagai konteks, dan juga mendapatkan pembaruan terkini seputar dunia kripto.

 

Jadi, ayo terus tingkatkan pengetahuan tentang dunia blockchain dan aset kripto bersama INDODAX Academy!

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin
26/04/2024
Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin

Salah satu peristiwa penting dalam ekosistem kripto adalah halving Bitcoin

26/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya
24/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya

Dalam dunia aset kripto, khususnya pada Bitcoin, halving adalah sebuah

24/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!
23/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!

Pada akhir 2023, Merit Circle beralih ke BEAM sebagai token

23/04/2024