Loss Aversion vs. Risk Aversion: Perbedaan & Dampaknya
icon search
icon search

Top Performers

Loss Aversion vs. Risk Aversion: Apa Bedanya?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Loss Aversion vs. Risk Aversion: Apa Bedanya?

Loss Aversion vs. Risk Aversion: Apa Bedanya?

Daftar Isi

Bagi banyak trader dan investor, keputusan yang mereka buat sering kali dipengaruhi oleh emosi dan persepsi mereka terhadap risiko. Dua konsep psikologis yang sangat memengaruhi keputusan ini adalah loss aversion dan risk aversion

Meskipun keduanya berhubungan dengan cara seseorang merespons potensi kerugian atau risiko dalam investasi, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam dampaknya terhadap perilaku investasi. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan mendasar antara loss aversion dan risk aversion, serta bagaimana keduanya dapat memengaruhi keputusan trading dan investasi Kamu.

 

Baca Juga: Strategi Investasi untuk Anak Muda di Era Digital

 

Apa Itu Loss Aversion?

Loss aversion adalah fenomena psikologis yang dijelaskan dalam teori prospek (prospect theory) yang dikembangkan oleh Daniel Kahneman dan Amos Tversky. 

Dalam teori ini, mereka menjelaskan bahwa individu cenderung merasakan kerugian lebih berat dibandingkan dengan keuntungan yang setara. Misalnya, kerugian sebesar Rp 1 juta akan dirasakan lebih menyakitkan daripada kebahagiaan yang dirasakan saat mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1 juta.

Menurut teori perilaku keuangan, fenomena ini sangat memengaruhi cara seseorang mengambil keputusan dalam konteks keuangan. Ketika berhadapan dengan pilihan investasi atau trading, individu yang mengalami loss aversion sering kali akan melakukan segala cara untuk menghindari kerugian, bahkan jika itu berarti kehilangan peluang keuntungan.

Contoh dalam Investasi

Dalam konteks investasi, loss aversion terlihat ketika seorang investor menahan posisi yang merugi terlalu lama, berharap harga akan berbalik dan kembali ke titik impas (break-even). 

Mereka lebih cenderung bertahan pada investasi yang merugi daripada menjualnya, meskipun menjualnya dapat mengurangi kerugian lebih lanjut dan memberi mereka kesempatan untuk berinvestasi di tempat lain dengan potensi keuntungan yang lebih besar.

Sebaliknya, seorang investor dengan loss aversion yang tinggi juga mungkin akan menghindari investasi yang memiliki potensi risiko besar, meskipun ada kemungkinan besar bahwa investasi tersebut bisa memberikan keuntungan yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Hal ini bisa menghambat strategi investasi mereka dan mengurangi keuntungan potensial.

Dampak Psikologis: Pada Pengambilan Keputusan

Loss aversion sangat memengaruhi pengambilan keputusan secara emosional. Ketika investor atau trader mengalami kerugian, rasa cemas dan takut kehilangan uang akan sangat mendalam, sering kali lebih besar dibandingkan dengan rasa senang saat memperoleh keuntungan. 

Ini dapat mendorong mereka untuk membuat keputusan yang tidak rasional, seperti keluar dari posisi terlalu cepat untuk menghindari kerugian lebih lanjut atau bertahan terlalu lama dalam posisi yang merugi, berharap pasar akan segera berbalik.

Emosi negatif yang timbul akibat kerugian juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan, yang pada gilirannya mempengaruhi keputusan selanjutnya. Dalam beberapa kasus, ini dapat menyebabkan keputusan impulsif dan buruk yang merugikan keuangan dalam jangka panjang.

 

Baca Juga: Strategi Investasi Saham: Pilihan Tepat untuk Pemula & Profesional

 

Strategi Mengatasi Loss Aversion

Beberapa cara untuk mengatasi loss aversion dalam trading dan investasi adalah sebagai berikut:

1.Tetapkan Batas Kerugian (Stop-Loss) Secara Rasional:

Salah satu cara untuk mengurangi dampak loss aversion adalah dengan menetapkan level stop-loss yang rasional. Dengan cara ini, trader atau investor tidak akan terbawa emosi ketika pasar bergerak melawan posisi mereka. Menetapkan batas kerugian sebelumnya juga mengurangi kemungkinan terjebak dalam keputusan emosional.

2.Fokus pada Tujuan Jangka Panjang:

Trader dan investor harus fokus pada tujuan jangka panjang dan tidak terjebak dalam fluktuasi jangka pendek. Dengan strategi yang terukur, mereka dapat mengurangi dampak kerugian kecil terhadap keputusan mereka dan tetap pada rencana investasi yang telah disusun.

3.Latih Diri untuk Menghadapi Kerugian:

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi loss aversion adalah dengan mempersiapkan mental untuk menghadapi kerugian. 

Pahami bahwa kerugian adalah bagian dari proses investasi dan bukan sesuatu yang harus dihindari sepenuhnya. Ini akan membantu mengurangi rasa takut yang berlebihan terhadap kerugian dan meningkatkan kemampuan untuk membuat keputusan yang lebih rasional.

 

Baca Juga: Diversifikasi Portofolio Adalah Strategi Investasi, Ini Cara Melakukannya

 

Apa Itu Risk Aversion?

Risk aversion adalah kecenderungan untuk menghindari risiko secara keseluruhan. Seorang individu dengan tingkat risk aversion yang tinggi lebih suka memilih investasi yang stabil dan terjamin meskipun potensi keuntungannya lebih kecil. 

Biasanya, mereka akan lebih memilih instrumen investasi yang memiliki risiko rendah, seperti deposito atau obligasi, daripada berinvestasi di pasar yang lebih volatil seperti saham atau cryptocurrency.

Contoh dalam Investasi

Seorang investor dengan risk aversion yang tinggi mungkin merasa tidak nyaman berinvestasi di pasar saham yang fluktuatif, meskipun ada potensi keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan instrumen yang lebih aman. Mereka lebih memilih instrumen yang lebih stabil meskipun hasilnya kurang optimal dalam jangka panjang. Hal ini dapat menghambat mereka untuk meraih keuntungan yang lebih besar, karena mereka cenderung menghindari investasi yang lebih berisiko.

Dampak Psikologis: Pada Pengambilan Keputusan

Risk aversion sering kali membuat trader atau investor merasa cemas terhadap ketidakpastian yang ada di pasar. Mereka mungkin ragu untuk mengambil keputusan besar atau berinvestasi dalam instrumen yang mereka anggap terlalu berisiko.

Rasa takut akan kehilangan uang dapat membuat mereka lebih cenderung menghindari potensi keuntungan yang lebih besar, hanya karena ketidakpastian yang menyertai investasi tersebut.

 

Baca Juga: Strategi Jitu Mulai Investasi di Usia Muda

 

Perbedaan Antara Loss Aversion dan Risk Aversion

Meskipun keduanya berkaitan dengan pengelolaan ketakutan terhadap risiko, loss aversion dan risk aversion memiliki perbedaan yang cukup mendalam dalam cara keduanya memengaruhi pengambilan keputusan.

Fokus pada Emosi vs. Fokus pada Risiko

  • Loss aversion lebih berfokus pada reaksi emosional terhadap kerugian. Ini membuat investor atau trader merasa lebih cemas atau tertekan ketika menghadapi potensi kerugian, bahkan jika keuntungan yang diharapkan cukup besar.
  • Risk aversion lebih berfokus pada penghindaran risiko itu sendiri, terlepas dari apakah risiko tersebut berpotensi menghasilkan keuntungan atau kerugian. Ini lebih mengarah pada preferensi untuk memilih opsi yang lebih aman dan terjamin.

Dampak pada Keputusan Trading

  • Seorang trader yang dipengaruhi oleh loss aversion mungkin akan keluar dari posisi lebih cepat ketika mereka mengalami kerugian kecil, meskipun ada potensi untuk mendapatkan keuntungan lebih lanjut. Mereka lebih takut kehilangan daripada meraih keuntungan.
  • Di sisi lain, seorang trader yang memiliki risk aversion yang tinggi akan lebih memilih untuk menghindari investasi yang berisiko, meskipun ada potensi keuntungan yang tinggi. Mereka akan cenderung menghindari investasi di pasar crypto yang sangat volatile, lebih memilih investasi yang lebih aman seperti obligasi atau deposito.

 

Pengaruh Loss Aversion dan Risk Aversion pada Trader

Loss aversion dan risk aversion tidak hanya memengaruhi emosi para trader, tetapi juga strategi investasi mereka. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat ditimbulkan oleh keduanya:

Pengaruh pada Keputusan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Trader yang lebih dipengaruhi oleh loss aversion mungkin lebih cenderung untuk mengambil keputusan jangka pendek, seperti menjual aset dengan cepat setelah mengalami kerugian kecil. 

Ini sering kali mengarah pada keputusan yang kurang rasional, karena mereka tidak mempertimbangkan potensi jangka panjang dari investasi tersebut.

Sebaliknya, trader dengan risk aversion yang tinggi cenderung menghindari keputusan investasi besar, meskipun potensi keuntungan jangka panjang sangat menguntungkan. 

Mereka mungkin merasa lebih nyaman dengan memilih opsi yang lebih aman dan stabil, meskipun tidak memberikan hasil yang signifikan dalam jangka panjang.

 

Baca Juga: Top 10 Saham Blue Chip Syariah yang Layak Dibeli

 

Cara Mengatasi Loss Aversion dan Risk Aversion

1. Menerima Risiko sebagai Bagian dari Investasi

Salah satu cara terbaik untuk mengatasi loss aversion dan risk aversion adalah dengan menerima bahwa risiko adalah bagian alami dari investasi. Dengan menerima risiko, trader akan lebih tenang dan tidak terjebak dalam reaksi emosional yang berlebihan terhadap kerugian atau ketidakpastian.

2. Menggunakan Strategi Diversifikasi

Diversifikasi adalah cara yang efektif untuk mengurangi dampak negatif dari kedua bias ini. Dengan menyebarkan investasi ke berbagai jenis aset, trader dapat mengurangi ketergantungan pada satu aset atau satu jenis risiko. Ini membantu mengurangi rasa takut terhadap kerugian besar dan memberikan perlindungan terhadap ketidakpastian pasar.

3. Memiliki Rencana Investasi yang Jelas

Trader perlu memiliki rencana investasi yang jelas dengan tujuan jangka panjang yang spesifik. Rencana ini dapat membantu mengurangi keputusan impulsif yang dipicu oleh loss aversion atau risk aversion. Dengan memiliki strategi yang terukur dan objektif, trader dapat lebih fokus pada tujuan jangka panjang daripada terjebak dalam ketakutan terhadap kerugian jangka pendek.

 

Kesimpulan

Loss aversion dan risk aversion adalah dua bias psikologis yang dapat memengaruhi keputusan trader dan investor dalam dunia investasi, khususnya di pasar yang sangat volatile seperti cryptocurrency. 

Sementara loss aversion lebih berkaitan dengan ketakutan terhadap kerugian, risk aversion berfokus pada penghindaran risiko itu sendiri. Keduanya dapat memengaruhi cara Kamu mendekati keputusan investasi dan trading.

Dengan memahami perbedaan keduanya, trader dapat mengelola bias ini dengan lebih baik, membuat keputusan investasi yang lebih rasional, dan menghindari kesalahan yang disebabkan oleh reaksi emosional terhadap risiko.

Menggunakan strategi diversifikasi, memiliki rencana investasi yang jelas, dan menerima risiko sebagai bagian dari proses investasi adalah langkah-langkah yang dapat membantu trader mengatasi kedua bias ini dan menjadi lebih sukses dalam investasi.

Itulah pembahasan menarik tentang perbedaan Loss aversion dan risk aversion yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto dan kamu juga dapat membaca informasi mengenai daftar saham Syariah Amerika pada artikel berikut ini. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.

Selain itu, temukan informasi terkini tentang Apa Itu Store of Value yang dikemas dalam kumpulan artikel crypto terlengkap dari Indodax Academy. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuanmu di dunia investasi dan teknologi digital!

 

FAQ

  1. Apa bedanya loss aversion dan risk aversion?
    Loss aversion lebih berfokus pada ketakutan terhadap kerugian, sedangkan risk aversion adalah kecenderungan untuk menghindari risiko secara keseluruhan, terlepas dari kemungkinan kerugian atau keuntungan.
  2. Bagaimana cara mengatasi loss aversion dalam trading?
    Untuk mengatasi loss aversion, trader harus menerima bahwa kerugian adalah bagian dari proses investasi dan membuat keputusan berdasarkan analisis rasional, bukan emosi.
  3. Mengapa risiko tinggi seperti di pasar crypto membuat banyak orang takut?
    Pasar cryptocurrency sangat volatile, yang membuat banyak orang menghindari risiko tersebut, terutama bagi mereka yang memiliki risk aversion tinggi, yang lebih memilih investasi yang lebih stabil dan aman.
  4. Apakah ada cara untuk mengurangi risiko saat trading crypto?
    Ya, diversifikasi portofolio dan memiliki strategi trading yang jelas adalah cara yang efektif untuk mengurangi risiko dalam trading crypto.
  5. Apakah risk aversion selalu buruk dalam trading?
    Tidak selalu. Risiko yang dihindari dengan bijak dapat melindungi trader dari kerugian besar, tetapi terlalu banyak risk aversion dapat menghalangi potensi keuntungan yang lebih tinggi.

 

Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX

Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.

Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.

Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.

 

DISCLAIMER: Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan pertimbangkan dengan baik sebelum berinvestasi. Gunakan dana yang tidak terlalu vital bagi kebutuhan kamu sebelum terlibat dalam investasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin maupun aset kripto lainya menjadi tanggung jawab pembaca.

 

Author: Echi Kristin

Lebih Banyak dari Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
Nama Harga 24H Chg
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Mengenal David Bailey dorong Bitcoin jadi simbol kebebasan
06/08/2025
Mengenal David Bailey dorong Bitcoin jadi simbol kebebasan

David Bailey adalah CEO BTC Inc., perusahaan induk dari Bitcoin?Magazine

06/08/2025
Mengenal Pola Flagpole dalam Trading Kripto & Tips Suksesnya
06/08/2025
Mengenal Pola Flagpole dalam Trading Kripto & Tips Suksesnya

Pola flagpole, atau biasa disebut pola flag, merupakan salah satu

06/08/2025
Generasi Tanpa Tabungan: Fenomena Finansial Anak Muda Zaman Now!
06/08/2025
Generasi Tanpa Tabungan: Fenomena Finansial Anak Muda Zaman Now!

Di tengah derasnya arus digitalisasi, perkembangan ekonomi, serta perubahan pola

06/08/2025