Break Even Point Adalah: Jenis, dan Cara Menghitungnya
icon search
icon search

Top Performers

Break Even Point (BEP): Pengertian & Cara Menghitungnya

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Break Even Point (BEP): Pengertian & Cara Menghitungnya

Break Even Point (BEP): Pengertian & Cara Menghitungnya

Daftar Isi

Dalam bidang ilmu bisnis dan ekonomi, terdapat banyak istilah penting yang perlu dipelajari dan dipahami. Salah satunya adalah Break Even Point (BEP) atau “titik impas”. Istilah tersebut sering digunakan oleh para pelaku bisnis saat menganalisis kondisi suatu perusahaan. 

 

Tidak jarang, Break Even Point perusahaan dijadikan sebagai parameter oleh para investor dalam mengevaluasi keputusan investasi mereka. 

 

Dengan peran yang sangat penting itu, BEP menjadi salah satu istilah yang esensial dalam ranah ekonomi dan bisnis yang seharusnya dikuasai oleh banyak individu.

 

BEP sering digunakan oleh individu maupun organisasi di berbagai bidang, termasuk dalam dunia kripto. Dalam dunia kripto, analisis BEP bermanfaat ketika mencoba menghitung keuntungan dan kerugian. 

 

Hal tersebut membantu para trader kripto untuk membuat perubahan yang diperlukan dalam strategi perdagangan mereka. 

 

Selain itu, BEP adalah indikator profitabilitas pertambangan. BEP memperhitungkan harga kripto yang ditambang serta berbagai faktor seperti komponen rig pertambangan, konsumsi listrik, dan biaya lainnya.

 

Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu Break Even Point, pengertiannya menurut para ahli, fungsinya, komponen-komponen yang membentuknya, hingga rumus dan cara menghitungnya, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

 

Apa Itu Break Even Point?

 

Break Even Point (BEP): Pengertian & Cara Menghitungnya

 

Break Even Point (BEP) adalah titik di mana tingkat penjualan dan biaya produksi berada pada posisi yang sama sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian.

 

BEP terjadi ketika perusahaan menggunakan biaya tetap (pengelolaan biaya, biaya rutin) dalam suatu proyek, sementara tingkat penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan variabel lainnya.

 

Penting untuk memahami BEP agar perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat, seperti menaikkan harga produk atau mengurangi biaya operasional. 

 

Secara prinsip, BEP memberikan informasi tentang tingkat harga, keuntungan, dan metrik lain yang harus dicapai agar tidak terjadi kerugian. 

 

Tujuan dari BEP adalah mengurangi biaya produksi, biaya operasional, dan menekan biaya itu seminimal mungkin tanpa mengorbankan kualitas atau kuantitas produk.

 

Mengacu pada sejarahnya, konsep BEP pertama kali dikenal pada awal abad ke-20, dan pada tahun 1930-an, analisis Break Even Point semakin berkembang. Salah satu buku terkenal yang membahas BEP adalah La Theorie de l’Equilibre Economique dari Prancis. 

 

Sejak saat itu, metode dan cara menghitung BEP perusahaan menjadi semakin populer serta sering digunakan untuk menganalisis keseimbangan antara biaya produksi dan pendapatan dalam berbagai kegiatan usaha.

 

Pengertian Break Even Point Menurut Para Ahli

Setelah memahami apa itu Break Even Point (BEP), selanjutnya penting untuk mengetahui pengertian BEP menurut para ahli. Mengutip e-journal.uajy.ac.id/, berikut ini beberapa pengertiannya yang perlu diketahui, antara lain:

 

1. Harahap

Menurut Harahap, Break Even Point (BEP) merujuk pada kondisi atau kinerja suatu perusahaan di mana tidak terdapat laba maupun kerugian. Dengan kata lain, pada titik ini, semua biaya yang telah dikeluarkan dapat tertutup oleh pendapatan yang dihasilkan dari suatu produk.

 

2. Mulyadi

Mulyadi mengartikan Break Even Point (BEP) sebagai titik impas, yang menggambarkan kondisi di mana suatu usaha tidak menghasilkan laba namun juga tidak mengalami kerugian. Artinya, usaha dianggap impas jika pendapatan yang diperoleh sama dengan total biaya atau jika laba kontribusi digunakan untuk menutupi biaya saja.

 

3. Sigit

Sigit menjelaskan bahwa Break Even Point (BEP) adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutup total biaya operasional yang telah dikeluarkan. Baginya, BEP merupakan laba sebelum memperhitungkan bunga dan pajak, atau earning before interest.

 

4. Purba

Purba menyatakan bahwa Break Even Point (BEP) didasarkan pada suatu pernyataan mengenai jumlah unit produksi yang perlu dijual untuk menutup biaya yang telah dikeluarkan dalam proses produksi produk tersebut.

 

5. Herjanto

Herjanto menjelaskan bahwa Break Even Point (BEP) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kurva biaya dan pendapatan yang sebanding. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika BEP disebut sebagai titik pulang pokok.

 

6. Rony

Rony mengungkapkan bahwa Break Even Point (BEP) adalah alat manajemen yang digunakan untuk menentukan titik di mana hasil penjualan sebanding dengan biaya. Akibatnya, perusahaan tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.

 

7. Hansen/Mowen

Definisi Break Even Point (BEP) menurut Hansen/Mowen (2009) adalah titik di mana pendapatan total sama dengan biaya total, yaitu titik di mana laba mencapai nol.

 

8. Raiborn & Michael

Raiborn, dalam pandangan (Raiborn & Michael, 2011), mendefinisikan titik impas atau break even point sebagai tingkat aktivitas, baik dalam unit atau nilai nominal, di mana total pendapatan menyamai total biaya.

 

Fungsi Break Even Point (BEP)

Setelah memahami pengertian Break Even Point (BEP), langkah selanjutnya adalah menjelaskan fungsi dari BEP itu sendiri. Jika return of investment digunakan sebagai analisis efisiensi modal yang diinvestasikan maka BEP memiliki peran dalam mengoptimalkan produksi untuk mencapai keuntungan yang optimal.

 

Mengutip gramedia.com/literasi/pengertian-break-even-point, berikut ini adalah beberapa fungsi dari BEP yang perlu diketahui, di antaranya:

 

1. Menentukan Besaran Volume Barang

BEP berfungsi untuk menetapkan besaran volume barang yang akan diproduksi. Dengan BEP, pengusaha dapat mengidentifikasi volume produksi yang akan memberikan proyeksi laba bagi perusahaan.

 

2. Memudahkan untuk Menentukan Langkah

Pebisnis atau pengusaha dapat menggunakan BEP sebagai panduan untuk mengambil langkah-langkah yang efisien di masa mendatang. Sebagai contoh, BEP dapat membantu menentukan langkah-langkah untuk mengurangi beban yang dianggap tidak perlu dalam operasional perusahaan sehingga memberikan kerangka dasar yang diperlukan.

 

3. Mengetahui Perubahan Nilai Keuntungan

Fungsi BEP sangat penting dalam memantau perubahan nilai keuntungan yang mungkin terjadi akibat perubahan harga produk. Konsep ini berasal dari pemahaman bahwa nilai BEP dan harga produk yang dijual bersifat linier. 

 

Dengan demikian, jika salah satu titik dalam garis linier tersebut naik, titik lainnya yang terletak pada garis tersebut juga akan mengalami kenaikan. Sebagai hasilnya, BEP membantu dalam mengantisipasi dampak perubahan harga terhadap nilai keuntungan.

 

Apa Sajakah Manfaat dari Break Even Point?

Sekarang, kamu sudah memahami apa saja fungsi dari Break Even Point (BEP). Selanjutnya, penting untuk mengetahui apa saja manfaat dari BEP. Berikut ini beberapa manfaatnya, yaitu:

 

1. Membantu Perusahaan/Pebisnis untuk Mengambil Langkah yang Lebih Efisien

Sebagaimana diuraikan sebelumnya, BEP merupakan metode untuk menilai profitabilitas suatu produk dalam perusahaan. Dengan menghitung BEP, perusahaan dapat lebih mudah menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan perkembangan dan kemajuan perusahaan. 

 

Hal itu pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi perusahaan, dan oleh karena itu, penting bagi pengusaha untuk secara rutin menggunakan BEP dalam mengevaluasi produksi barang.

 

2. Dapat Membuat Estimasi Waktu Balik Modal

Manfaat kedua dari perhitungan BEP dalam suatu perusahaan adalah kemudahan pengusaha dalam menentukan estimasi waktu balik modal. Setiap pengusaha atau pebisnis tentu menginginkan balik modal yang cepat. 

 

Melalui perhitungan BEP, pebisnis dapat mengestimasi perputaran penjualan produk dan menentukan kapan waktu yang tepat untuk mencapai balik modal, baik dalam rentang waktu bulanan maupun tahunan. 

 

Dengan informasi tersebut, pengusaha dapat merencanakan strategi pertumbuhan dan menentukan kapan perlu mencari investor.

 

3. Profitabilitas dalam Suatu Bisnis

Manfaat ketiga dari Break Even Point adalah kemampuannya untuk meningkatkan profitabilitas bisnis. Dengan menghitung BEP, perusahaan dapat melakukan analisis yang lebih baik terhadap keuntungan. 

 

Hal itu mengurangi risiko kerugian yang mungkin terjadi, dan sekaligus meningkatkan profitabilitas bisnis secara keseluruhan. Dengan kata lain, BEP membantu perusahaan dalam pengelolaan risiko dan pengambilan keputusan yang berdampak positif pada profitabilitasnya.

 

Apa Sajakah Komponen-komponen yang Membentuk Break Even Point?

Berikut ini adalah beberapa komponen yang membentuk Break Even Point yang penting untuk diketahui, di antaranya:

 

1. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Merupakan jenis biaya yang bersifat konstan dan tidak berubah, tidak tergantung pada peningkatan atau penurunan volume barang atau jasa yang diproduksi. Dengan kata lain, biaya ini tetap harus dikeluarkan meskipun bisnis sedang mengalami penurunan penjualan atau sedang tidak memproduksi apa pun.

 

2. Biaya Variabel (Variable Cost)

Merupakan jenis biaya yang dapat berubah, tergantung pada tingkat produksi yang sedang dilakukan. Tingkat produksi dan biaya variabel selalu memiliki keterkaitan. Beberapa contoh biaya variabel meliputi bahan baku, beban listrik, dan air.

 

3. Harga Jual

Merupakan hasil dari penjumlahan semua biaya yang terlibat dalam proses produksi suatu barang, ditambah dengan keuntungan yang diinginkan oleh perusahaan.

 

4. Pendapatan

Merupakan total penghasilan yang diperoleh dari penjualan seluruh produk atau jasa. Jumlah pendapatan ini dihitung berdasarkan harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang berhasil terjual di pasaran.

 

5. Laba

Sebagai komponen terakhir yang membentuk Break Even Point (BEP), laba merupakan hasil dari selisih antara pendapatan total dengan total biaya, yang meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

 

Perhitungan laba dilakukan dengan mengurangkan biaya tetap dan biaya variabel dari total pendapatan yang diperoleh.

 

Rumus dan Cara Menghitung BEP dalam Investasi Berdasarkan 2 Jenis

 

IA Image Article Break Even Point (BEP) Pengertian & Cara Menghitungnya 1200x675 INDODAX Academy 3

 

Untuk menghitung nilai Break Even Point (BEP), terdapat dua rumus yang dapat digunakan, yaitu berdasarkan unit atau berdasarkan nominal. Rumus BEP berdasarkan unit membantu menentukan jumlah unit yang perlu diproduksi untuk mencapai titik impas atau titik tengah. 

 

Sementara itu, rumus BEP berdasarkan nominal membantu mengidentifikasi nilai penjualan yang harus dicapai untuk mencapai titik impas. Berikut adalah rumus BEP berdasarkan unit yang dapat digunakan:

 

BEP = Total Biaya Tetap / (Harga Jual Produk per Unit – Biaya Variabel Unit Produk)

 

Di lain sisi, rumus BEP berdasarkan nominal dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

BEP = Total Biaya Tetap / (1 – Biaya Variabel Unit Produk / Harga Jual Produk per Unit)

 

Cara Menghitung BEP secara Umum

Setelah memahami rumus untuk menghitung Break Even Point (BEP), berikut adalah contoh cara menghitung BEP pada perusahaan layanan pengiriman barang menggunakan armada.

 

1. Identifikasi Biaya Tetap dan Biaya Variabel

 

  • Biaya Tetap: Gaji sopir per bulan Rp5.000.000, asuransi armada per bulan Rp2.000.000, dan sewa garasi per bulan Rp3.000.000. Total biaya tetap: Rp10.000.000.
  • Biaya Variabel: Rata-rata bahan bakar per perjalanan Rp1.000.000, biaya perawatan dan suku cadang rata-rata per bulan Rp1.500.000. Total biaya variabel: Rp2.5000.000.

 

2. Hitung Harga Unit

Untuk mendapatkan kontribusi margin, hitung harga unit yang diterima perusahaan, dalam hal ini biaya pengiriman barang. Sebagai contoh, biaya per pengiriman: Rp1. 500.000.

 

3. Kontribusi Margin

 

Kontribusi Margin = Harga Jual per Pengiriman – Biaya Variabel per Pengiriman

 

Kontribusi Margin = Rp1.500.000 – Rp2.500.000 = – Rp1.000.000

 

Dari contoh tersebut, kontribusi margin yang negatif menunjukkan bahwa setiap pengiriman menghasilkan kerugian di awal. Namun, untuk mengetahui jumlah pengiriman yang diperlukan untuk mencapai titik impas, kamu dapat menghitung BEP.

 

4. Hitung Break Even Point (BEP) Pengiriman

 

BEP (dalam pengiriman) = Total Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Pengiriman

 

BEP (dalam pengiriman) = Rp10.000.000 / – Rp1.000.000 = 10 pengiriman

 

Dari contoh tersebut, perusahaan harus melakukan minimal 10 pengiriman untuk mencapai titik impas.

 

Cara Menghitung BEP dalam Saham

Cara menghitung Break Even Point (BEP) dalam pasar saham cukup sederhana. Sebagai ilustrasi, kita dapat mengambil contoh pembelian saham perusahaan A dengan harga Rp11.000. Apabila harga saham naik di atas Rp11.000 maka keuntungan akan diperoleh.

 

Namun, sebaliknya, jika harga saham turun di bawah Rp11.000 maka akan terjadi kerugian ketika menjual saham tersebut. Jika saat penjualan harga saham masih tetap pada Rp11.000 maka BEP telah tercapai karena pada titik itu tidak ada kerugian maupun keuntungan yang dialami.

 

Cara Menghitung BEP dalam Dunia Kripto

Dalam dunia kripto, terdapat istilah yang dikenal dengan Break Even Multiple. Istilah itu merujuk pada seberapa kali harga suatu aset harus naik agar sebanding dengan harga saat pembelian, ditambah biaya broker dan trading.

 

Sebagai contoh, misalkan kamu membeli bitcoin dengan harga Rp1.000.000, tetapi saat ini nilainya turun menjadi Rp250.000. Dalam situasi ini, harga aset bitcoin harus kembali ke angka Rp1.000.000 agar mencapai titik impas (BEP) dengan nilai Break Even Multiple dihitung sebagai berikut:

 

(Harga beli aset + Biaya trading dan biaya lainnya) / (Harga aset saat ini)

 

Rp1.000.000 / Rp250.000 = 4

 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai aset perlu meningkat 4 (empat) kali lipat untuk mencapai titik impas (BEP).

 

Apakah dengan Memotong Biaya Transaksi Dapat Membantu Meningkatkan BEP?

Mengutip cryptowallet.com/glossary/break-even-point-bep, posisi BEP dapat paling baik dipahami sebagai hubungan timbal balik antara pendapatan dan pengeluaran. Oleh karena itu, jika pengeluaran meningkat karena berbagai alasan maka keseimbangan posisi BEP akan terganggu. 

 

Setiap aset dapat memiliki posisi BEP yang berbeda tergantung pada sifat operasional yang spesifik dan akan menjalankan tingkat biaya operasional yang berbeda pula. 

 

Dengan mempertimbangkan hal itu, memungkinkan untuk menjaga aset yang sangat berharga, tetapi tetap mengalami kerugian akibat tingginya biaya.

 

Sebagai contoh, para penambang kripto sering menggunakan penempatan BEP untuk lebih memahami interaksi antara biaya operasional dan potensi keuntungan mereka. Penambangan kripto sering kali merupakan usaha yang mahal, dengan biaya terkait penggunaan energi, pemeliharaan perangkat keras, dan penggantian material. 

 

Oleh karena itu, mendapatkan keuntungan bisa menjadi operasi yang kompleks, dan dengan demikian, pemangkasan biaya operasional, jika memungkinkan, menjadi sangat penting untuk mencapai titik impas dalam operasi tersebut.

 

Kesimpulan

Sebagai kesimpulan, Break Even Point (BEP) adalah titik di mana tingkat penjualan dan biaya produksi berada pada posisi yang sama sehingga perusahaan tidak menghasilkan keuntungan atau mengalami kerugian.

 

Beberapa fungsi dari BEP adalah untuk menentukan besaran volume barang, memudahkan untuk menentukan langkah, dan mengetahui perubahan nilai keuntungan.

 

Sementara itu, manfaat dari BEP, antara lain, membantu perusahaan/pebisnis untuk mengambil langkah yang lebih efisien, dapat membuat estimasi waktu balik modal, dan (3) profitabilitas dalam suatu bisnis.

 

Di lain sisi, penting untuk diingat bahwa kesuksesan dalam investasi kripto sangat bergantung pada riset yang cermat dan pemahaman mendalam terhadap pasar. 

 

Dengan menekankan pada riset dan pemahaman pasar kripto, kamu dapat meningkatkan peluang kesuksesan dalam investasi, mengurangi risiko, dan membuat keputusan yang lebih cerdas berdasarkan data yang valid.

 

Yuk Investasi Aset Crypto di INDODAX dengan Fitur Staking (EARN)

Nah, sekarang kamu sudah memahami apa itu Break Even Point, pengertiannya menurut para ahli, fungsinya, komponen-komponen yang membentuknya, hingga rumus dan cara menghitungnya.

 

Selanjutnya, apabila kamu berminat untuk investasi aset crypto maka ada baiknya kamu memilih crypto exchange yang aman dan tepercaya di INDODAX.

 

Adapun di INDODAX saat ini ada fitur yang bernama staking crypto ataupun crypto earn. Sebagai pengingat, fitur staking crypto pada dasarnya memungkinkan kamu untuk mengamankan aset kripto dengan cara serupa seperti menyimpan dana di rekening tabungan. Aset kripto yang dikunci lewat fitur INDODAX Earn ini akan memberikan imbalan, mirip dengan bunga yang diperoleh dari tabungan konvensional.

 

Perlu dicatat kembali bahwa fitur staking crypto INDODAX Earn ini dapat diakses dengan mudah, kapan dan di mana saja, melalui Aplikasi Mobile ataupun desktop di situs web INDODAX, khususnya di halaman INDODAX Earn staking crypto.

 

Ayo, mulai investasi aset kripto sekarang juga dengan fitur staking crypto hanya di INDODAX!

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin
26/04/2024
Halving Bitcoin Cash: Apa Dampak dan Perbandingan Vs Halving Bitcoin

Salah satu peristiwa penting dalam ekosistem kripto adalah halving Bitcoin

26/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya
24/04/2024
Selain Bitcoin, Ada Dash Halving: Ketahui Perbedaan & Waktunya

Dalam dunia aset kripto, khususnya pada Bitcoin, halving adalah sebuah

24/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!
23/04/2024
Beam (BEAM) Kini Hadir di INDODAX!

Pada akhir 2023, Merit Circle beralih ke BEAM sebagai token

23/04/2024