CBDC dan Aset Kripto : Perbedaan dan Manfaatnya
icon search
icon search

Top Performers

Memahami Perbedaan Mendalam CBDC dan Aset Kripto

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Memahami Perbedaan Mendalam CBDC dan Aset Kripto

CBDC and Crypto Assets:

Daftar Isi

Teman Indodax sudah tahu belum? Bulan Juli 2023 lalu, Bank Indonesia baru saja menerbitkan rencana tertulis pengembangan bentuk uang Rupiah digital baru. Uang Rupiah digital ini diatur oleh Bank Indonesia & tentu saja menggunakan teknologi blockchain dalam penerapannya.

Hal yang menjadi pertanyaannya seperti, apa itu Rupiah digital? Bagaimana perbedaannya dengan uang di rekening tabungan & dompet digital kita? 

Apa perbedaannya dengan stable coin crypto yang juga sama-sama menggunakan teknologi blockchain?

Mari kita kupas selengkapnya terkait apa itu CBDC, bagaimana penggunaanya di masa depan serta perbedaan dengan aset kripto.

Apa Itu CBDC?

mengenal central bank digital currency

CBDC atau biasa dikenal dengan Central Bank Digital Currency adalah bentuk mata uang digital yang dikeluarkan dan diatur oleh bank sentral selaku regulator di suatu negara. Pada dasarnya fungsi CBDC sebagai alat pembayaran yang  resmi & sah serta memiliki status hukum yang sama dengan mata uang konvensional seperti uang tunai.

Bank sentral memiliki andil yang penting dalam menerbitkan dan mengelola CBDC adalah untuk menjaga stabilitas sistem keuangan negara & memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal pembayaran elektronik. 

Sebagai bagian dari sistem keuangan resmi yang diatur oleh pemerintah, CBDC memiliki beberapa karakteristik khusus, seperti :

1. CBDC adalah tanggung jawab langsung dari bank sentral dalam  mematuhi kebijakan moneter sehingga  memberikan jaminan akan stabilitas nilai mata uang tersebut.

2. Melalui penerapan teknologi digital, penggunaan CBDC dapat menjadi lebih efisien, cepat, aman, dan transparan.

3. Implementasi CBDC membantu mengurangi ketergantungan pada metode pembayaran konvensional seperti uang tunai, sehingga dapat meningkatkan inklusi keuangan dengan memberikan akses kepada mereka yang tidak memiliki akses terhadap layanan perbankan tradisional.

Tujuan Utama CBDC

Barangkali Kamu bertanya, mengapa Bank Sentral seperti Bank Indonesia menerbitkan Rupiah digital? Bukankah sudah ada uang elektronik & uang kertas?

Jawabannya tentu karena uang digital ini dapat menjadi solusi modern untuk berbagai masalah dalam sistem pembayaran & infrastruktur keuangan di suatu negara, misalnya Indonesia, yang belum efisien.

Dari kacamata Kamu, yang berada di kota besar, mungkin merasa bahwa infrastruktur pembayaran sudah cukup lengkap. Namun apabila melihat dari kacamata seluruh penduduk wilayah NKRI, sistem pembayaran di tanah air belum efisien. Saat ini perbankan nasional memiliki sistem digitalnya sendiri, tapi masih terpisah, sehingga tak dapat dimonitor dalam satu sistem yang saling terkoneksi.

Tujuan utama CBDC adalah untuk melahirkan inovasi dalam sistem pembayaran-keuangan yang dapat memperbaiki efisiensi, transparansi, & aksesibilitas bagi masyarakat.

Satu dari sekian banyak alasan beberapa negara tertarik mengembangkan CBDC adalah untuk mengantisipasi perkembangan teknologi yang semakin dinamis & pergeseran tren dalam sistem pembayaran.

Tak sampai di situ, pengembangan CBDC juga dapat membantu meningkatkan inklusi keuangan. Dengan kemudahan akses mata uang digital yang didukung oleh bank sentral, masyarakat dengan keterbatasan akses layanan keuangan tradisional, dapat lebih mudah melakukan transaksi digital seperti pembayaran sampai dengan  transfer dana.

Daftar Negara dalam Penerapan CBDC

Berikut  daftar negara yang menerapkan CBDC :

1. Swedia

Melalui Bank Sentral Swedia,  Riksbank, terus  menguji coba dengan e-krona sebagai CBDC, yang bertujuan untuk mengatasi penurunan penggunaan uang tunai di negara tersebut.

2. China

Bank Sentral China atau People’s Bank of China (PBOC), telah mengembangkan e-RMB atau Yuan digital sebagai CBDC. 

3. Singapura

Project Ubin, adalah nama proyeksi CBDC yang dibuat oleh  Monetary Authority of Singapore (MAS) yang bersinergi dengan berbagai sektor keuangan, untuk mempelajari potensi peluang & risiko dari pemanfaatan CBDC.

4. Bahama 

Negara yang terdiri dengan lebih dari 700 pulau di laut lucayan, Karibia ini, melalui bank sentralnya (Central Bank Of The Bahamas) meluncurkan CBDC bernama Sand Dollar di tahun 2020.

Dalam sudut pandang regulasi & kontrol, CBDC diatur dan diawasi oleh bank sentral, sementara aset kripto tidak, karena sifatnya yang terdesentralisasi.

Pertimbangan utama bank sentral untuk menerapkan CBDC yakni menjaga stabilitas keuangan & risiko keamanan, sehingga tentu regulasi yang diterbitkan cukup ketat, untuk memitigasi risiko yang timbul, misalnya  serangan siber.

Sementara bagi aset kripto, di sisi lain, tidak diatur oleh pihak tertentu seperti bank sentral. Hal ini membuat aset kripto lebih rawan terhadap risiko penipuan, pencucian uang, dan aktivitas ilegal lainnya.

Dalam sudut pandang dengan mata uang konvensional,  CBDC adalah bentuk lain dari mata uang konvensional atau fiat seperti rupiah dan juga dolar, sementara aset kripto memiliki karakteristik yang unik.

Aset kripto nilainya terus bergerak secara fluktuatif dalam kurun waktu tertentu. aset kripto juga dapat digunakan sebagai komoditas untuk bertransaksi, namun tidak memiliki dukungan dari pemerintah maupun bank sentral.

Manfaat dan Kekurangan CBDC

mengenal cbdc

Implementasi CBDC memiliki potensi manfaat yang berpengaruh yang signifikan terhadap ekonomi dan sistem keuangan, antara lain:

  • Keamanan & transparansi

CBDC dapat menghadirkan  tingkat keamanan yang lebih canggih dalam bertransaksi, hingga  memungkinkan bank sentral untuk melacak penggunaan uang secara lebih akurat.

  • Efisiensi transaksi 

Penerapan CBDC dapat mengakselerasi pembayaran dan transfer dana secara langsung antara individu hingga lembaga keuangan, memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan.

  •  Solusi menurunnya penggunaan uang tunai 

CBDC dapat menjadi jawaban bagi negara yang mengalami penurunan penggunaan uang tunai, karena sifatnya yang praktis, aman, mudah serta murah.

  • Kontrol kebijakan moneter 

CBDC dapat memberikan jalan bagi bank sentral negara untuk memegang kendali dalam pelaksanaan kebijakan moneter, contohnya penyesuaian tingkat suku bunga acuan negara. 

Di lain sisi, pengembangan Central Bank Digital Currency (CBDC), tentu akan menemui tantangan dan risiko yang perlu dilihat & dimitigasi, antara lain: 

  • Regulasi yang bersifat komprehensif atau menyeluruh

Cakupan kebijakan mulai dari pengaturan dan perlindungan konsumen hingga pencegahan penyalahgunaan atau pelanggaran hukum.

  • Privasi Data

Dengan keunggulan seperti transaksi yang cepat & mudah, tentu privasi data wajib menjadi prioritas utama, sehingga informasi pribadi pengguna tidak dapat disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggung jawab.

  • Keamanan Data

Sistem pembayaran digital berpotensi dari risiko serangan siber (cybercrime) seperti pencurian & manipulasi data, sehingga dibutuhkan jaringan keamanan yang kuat & canggih.

  • Akseptabilitas & literasi masyarakat pada CBDC

Diperlukan edukasi pada masyarakat luas terkait pemahaman literasi terkait manfaat & risiko pada CBDC, karena suksesnya CBDC tentu bergantung pada penggunanya.

Kesimpulan

CBDC & aset kripto adalah dua jenis aset digital yang tentu memiliki perbedaan satu dengan lain.  Jika CBDC diawasi oleh bank sentral negara, dan sebagai bentuk lain dari mata uang fiat, sementara kripto bersifat terdesentralisasi.

Ketidaksamaan ini memiliki dampak langsung yang penting bagi sistem keuangan. CBDC dapat meningkatkan stabilitas moneter dan keamanan sistem keuangan, sedangkan aset kripto dapat meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas sistem pembayaran.

Meski berbeda, namun tetap ada faktor keterkaitan antara CBDC dengan aset kripto yakni keduanya menggunakan teknologi blockchain. Melalui teknologi blockchain memungkinkan kedua jenis uang digital ini dapat dicatat, didistribusikan dengan aman & transparan.

Tak hanya sampai di situ, CBDC dan aset kripto memiliki implikasi dan peran yang sama-sama penting dalam perkembangan ekonomi digital. Jika CBDC dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi-efektivitas sistem pembayaran, meningkatkan akses masyarakat (inklusif) terhadap layanan keuangan.

Sementara aset kripto, dapat mendorong inovasi teknologi keuangan, seperti transaksi pembayaran dalam dunia blockchain, misalnya untuk pembelian aset karya digital seperti NFT. 

Apakah Kamu Tertarik Untuk Investasi Pada aset kripto?

Jadi gimana? Sudah makin paham soal perbedaan serta persamaan CBDC & aset kripto kan? Bicara soal aset digital, bisa nih sebagai referensi Kamu untuk  menambah diversifikasi investasi, dengan mulai membeli aset digital. 

Nah, jika Kamu tertarik untuk melakukan investasi kripto sebaiknya kamu bisa mendownload  aplikasi kripto terbaik dan terpecaya dan sudah diregulasi oleh pemerintah dengan ketat, ya hanya di Indodax sebagai pilihan aset masa depan!

Kalau artikel ini membuat Kamu jadi lebih paham & cerdas, jangan simpan informasi ini sendirian, share juga ke teman Kamu ya!

Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Ethereum Name Service (ENS) : Membuat Alamat Ethereum Lebih Mudah Diingat
04/09/2023
Ethereum Name Service (ENS) : Membuat Alamat Ethereum Lebih Mudah Diingat

Awalnya ketika ingin bayar ini itu, wajib pakai uang tunai,

04/09/2023
Pola Candle Bullish : Reversal dan Potensi Kenaikan Harga
04/09/2023
Pola Candle Bullish : Reversal dan Potensi Kenaikan Harga

Salah satu teknik pemetaan pergerakan harga pasar dari saham hingga

04/09/2023
Memahami Perbedaan Mendalam CBDC dan Aset Kripto
31/08/2023
Memahami Perbedaan Mendalam CBDC dan Aset Kripto

Teman Indodax sudah tahu belum? Bulan Juli 2023 lalu, Bank

31/08/2023