Bayangkan kamu sedang membuka email di pagi hari, lalu muncul notifikasi bahwa ada percobaan login dari negara yang bahkan belum pernah kamu kunjungi.
Rasa panik langsung muncul, tangan dingin, dan pikiran campur aduk. Pertanyaannya: “Kalau hacker sampai tahu password, apa yang bisa menghentikan mereka?”
Fakta di 2025 menunjukkan serangan siber meningkat pesat. Menurut data terbaru dari Verizon Data Breach Report, 81% kebocoran akun masih melibatkan password yang lemah atau dicuri. Password saja sudah tidak cukup apalagi kalau kamu menggunakan kata sandi yang sama di banyak akun.
Di sinilah autentikasi berlapis seperti Two-Factor Authentication (2FA) dan Multi-Factor Authentication (MFA) hadir sebagai benteng pertahanan tambahan.
Tapi jangan buru-buru puas dulu. Banyak orang mengira 2FA dan MFA itu sama, padahal tingkat perlindungan keduanya berbeda jauh. Ada yang lebih praktis, ada yang lebih kuat menghadapi ancaman seperti phishing, SIM swap, atau pencurian identitas. Memahami perbedaan ini bisa menentukan seberapa aman akunmu di era digital yang penuh risiko ini.
Dalam artikel ini, kita akan mengupas secara mendalam perbedaan MFA dan 2FA, bagaimana cara kerjanya, kelebihan dan kelemahannya, contoh penerapan di dunia nyata, hingga tips memilih metode autentikasi terbaik untuk melindungi data pribadi dan aset digital kamu.
Pengertian 2FA dan MFA
Sebelum membandingkan keduanya, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan 2FA dan MFA.
Two-Factor Authentication (2FA) adalah proses verifikasi identitas yang membutuhkan dua faktor berbeda sebelum kamu bisa masuk ke akun. Faktor pertama biasanya sesuatu yang kamu tahu seperti password, dan faktor kedua adalah sesuatu yang kamu punya seperti kode OTP dari aplikasi autentikator.
Multi-Factor Authentication (MFA) adalah langkah keamanan yang lebih maju. MFA menggunakan tiga atau lebih faktor verifikasi, misalnya password, kode OTP, dan sesuatu yang kamu adalah seperti sidik jari atau pemindaian wajah. Semakin banyak faktor yang digunakan, semakin sulit bagi pihak yang tidak berwenang untuk mendapatkan akses.
Perbedaan paling jelas di sini adalah jumlah lapisan perlindungan. Jika 2FA adalah pagar ganda, MFA adalah pagar ganda ditambah gembok biometrik dan alarm keamanan.
Perbedaan Teknis 2FA vs MFA
Untuk mempermudah gambaran, berikut perbandingan rinci antara keduanya:
Aspek | 2FA (Two-Factor Authentication) | MFA (Multi-Factor Authentication) |
Jumlah Faktor | 2 faktor berbeda | 3 atau lebih faktor berbeda |
Contoh Kombinasi | Password + OTP | Password + OTP + Sidik jari |
Fleksibilitas | Terbatas pada dua lapisan | Bisa dikombinasi sesuai kebutuhan keamanan |
Keamanan 2025 | Cukup kuat, tapi masih bisa ditembus serangan SIM swap & phishing | Lebih kuat karena kombinasi berlapis membuat serangan lebih sulit |
Kecepatan Login | Lebih cepat | Lebih lama karena verifikasi lebih banyak |
Contoh Implementasi | Email, media sosial, marketplace | Crypto exchange, perbankan internasional, sistem korporat |
Kebutuhan Teknis | Integrasi sederhana, bisa pakai SMS OTP atau app autentikator | Integrasi lebih kompleks, butuh dukungan hardware/software tambahan |
User Experience | Mudah digunakan, cocok untuk pemula | Butuh adaptasi, cocok untuk akun dengan risiko tinggi |
Kalau dilihat dari tabel ini, MFA memang unggul dari sisi proteksi, tapi konsekuensinya adalah sedikit lebih ribet untuk login. Inilah yang membuat beberapa orang tetap memilih 2FA untuk akun sehari-hari yang risikonya lebih rendah.
Cara Kerja Keduanya
Meski sama-sama menambah lapisan keamanan, alurnya punya perbedaan mendasar.
Pada 2FA, proses login biasanya seperti ini: masukkan username dan password ? sistem meminta faktor kedua ? masukkan kode OTP dari SMS atau aplikasi autentikator ? akses akun terbuka.
Sedangkan pada MFA, ada langkah tambahan. Setelah memasukkan password dan OTP, sistem bisa meminta faktor ketiga seperti sidik jari, pengenalan wajah, atau token fisik (misalnya YubiKey). Perbedaan ini membuat MFA jauh lebih sulit ditembus walaupun hacker berhasil mencuri password dan OTP.
Proses yang lebih panjang ini kadang dianggap tidak praktis oleh pengguna biasa, tapi untuk akun bernilai tinggi, tambahan waktu login ini adalah harga yang layak dibayar demi keamanan.
Kelebihan & Kelemahan 2FA
2FA punya posisi unik: ia lebih aman daripada hanya password, tapi lebih praktis daripada MFA.
Kelebihan:
- Proses cepat, mudah dipahami semua pengguna.
- Bisa diaktifkan di hampir semua platform populer seperti Gmail, WhatsApp, dan Instagram.
- Cukup melindungi dari serangan brute force dan pencurian password sederhana.
Kelemahan:
- Masih rentan jika faktor kedua menggunakan SMS OTP yang bisa diambil lewat serangan SIM swap.
- Jika perangkat autentikator hilang, akses ke akun bisa jadi sulit.
- Tidak cukup kuat untuk melindungi akun yang menyimpan aset besar seperti crypto atau data sensitif perusahaan.
Kelebihan & Kelemahan MFA
MFA memang tidak sepraktis 2FA, tapi ia memberikan benteng yang hampir mustahil ditembus hanya dengan satu serangan.
Kelebihan:
- Kombinasi faktor membuat pencurian akses menjadi sangat sulit.
- Cocok untuk akun berisiko tinggi seperti perbankan, bursa kripto, dan sistem perusahaan besar.
- Memanfaatkan teknologi terbaru seperti biometrik, hardware key, dan autentikasi berbasis lokasi.
Kelemahan:
- Proses login lebih lama dan bisa terasa merepotkan untuk penggunaan harian.
- Memerlukan perangkat atau infrastruktur pendukung yang lebih kompleks.
- Butuh adaptasi dari pengguna baru yang belum terbiasa.
Contoh Penerapan di Dunia Nyata
Di dunia nyata, pemilihan antara 2FA dan MFA tergantung pada tingkat risiko.
- 2FA: Digunakan oleh platform email seperti Gmail, aplikasi pesan seperti WhatsApp, dan e-commerce.
- MFA: Diadopsi oleh crypto exchange, perbankan internasional, hingga perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft.
Crypto exchange biasanya menggabungkan password, OTP dari aplikasi autentikator, dan verifikasi biometrik untuk mencegah pencurian aset digital. Sementara itu, perbankan menggunakan kombinasi password, OTP, dan kode token fisik.
Mana yang Lebih Aman untuk Login?
Kalau kita berbicara keamanan murni, MFA jelas berada di posisi teratas. Lapisan tambahan yang dimilikinya membuat hacker harus melewati rintangan ekstra yang jauh lebih sulit. Untuk serangan phishing atau SIM swap, MFA memberikan hambatan yang lebih signifikan dibandingkan 2FA.
Tapi dalam praktiknya, banyak orang tetap memilih 2FA untuk akun yang risikonya tidak besar karena alasan kenyamanan. Artinya, keamanan terbaik bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kebiasaan pengguna. Gunakan MFA untuk akun-akun paling penting, dan setidaknya 2FA untuk akun lainnya.
Tips Memilih & Mengaktifkan Autentikasi yang Tepat
- Gunakan aplikasi autentikator seperti Google Authenticator atau Authy, hindari SMS OTP jika memungkinkan.
- Untuk MFA, kombinasikan OTP dengan biometrik atau hardware key.
- Prioritaskan MFA di akun yang menyimpan aset finansial, data sensitif, atau informasi pekerjaan.
- Pastikan selalu memperbarui perangkat lunak autentikasi agar terlindung dari celah keamanan baru.
Kesimpulan
2FA dan MFA adalah dua langkah besar dalam meningkatkan keamanan login. MFA memberikan perlindungan yang lebih solid, tetapi tidak semua orang membutuhkannya untuk setiap akun. Prinsipnya sederhana: semakin tinggi nilai akunmu, semakin tinggi pula lapisan keamanan yang harus digunakan.
Itulah informasi menarik tentang Multi-Factor Authentication (MFA) vs 2FA: Mana yang Lebih Aman untuk Login yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1.Apa itu MFA (Multi-Factor Authentication)?
MFA adalah metode keamanan yang mengharuskan pengguna memberikan dua atau lebih bukti identifikasi berbeda sebelum bisa mengakses akun atau sistem. Biasanya berupa kombinasi password, kode OTP, biometrik, atau token fisik.
2.Bagaimana cara kerja MFA?
MFA bekerja dengan menggabungkan beberapa faktor autentikasi, seperti:
- Sesuatu yang kamu tahu — misalnya password atau PIN.
- Sesuatu yang kamu punya — seperti token keamanan, kode OTP, atau kartu smart key.
- Sesuatu yang kamu adalah — seperti sidik jari, pemindaian wajah, atau pengenalan suara.
3.Apa manfaat utama MFA?
- Menambah lapisan keamanan signifikan.
- Melindungi dari serangan phishing, brute force, dan SIM swap.
- Memenuhi kepatuhan regulasi seperti PCI DSS untuk transaksi finansial.
- Mencegah pencurian identitas digital.
- Melindungi data sensitif yang tersimpan di akun atau sistem.
4.Contoh penggunaan MFA di kehidupan sehari-hari?
- Email: Gmail dan Outlook menawarkan MFA untuk mengamankan akses.
- Media sosial: Facebook, Instagram, dan Twitter menyediakan MFA untuk mencegah peretasan akun.
- Layanan online: Perbankan digital, e-commerce, dan platform kripto.
- Perusahaan: Sistem login internal untuk melindungi data proyek dan informasi karyawan.
5.Apa perbedaan MFA dan 2FA?
2FA hanya menggunakan dua faktor autentikasi, sedangkan MFA bisa menggunakan tiga atau lebih faktor untuk meningkatkan keamanan.
6.Apakah MFA selalu aman?
MFA sangat mengurangi risiko pembobolan akun, tapi tetap bisa diserang jika semua faktor kompromi. Karena itu, penting memilih metode yang sulit dipalsukan seperti hardware key atau biometrik.
7.Siapa yang wajib menggunakan MFA?
Pengguna dengan akun bernilai tinggi seperti rekening bank, bursa kripto, sistem perusahaan, dan data sensitif sebaiknya selalu mengaktifkan MFA.
Author: AL