Bicara tentang ekonomi modern tidak bisa lepas dari Milton Friedman, seorang ekonom besar yang pemikirannya membentuk arah kebijakan moneter dunia pada abad ke-20. Pandangannya tentang peran pemerintah, kebebasan individu, dan pentingnya kestabilan moneter hingga kini masih relevan.
Menariknya, ketika kita menilik perkembangan Bitcoin, aset digital yang muncul jauh setelah Friedman wafat, terlihat ada banyak benang merah yang menghubungkan gagasan monetarisnya dengan fenomena kripto ini.
Siapa Itu Milton Friedman?
Milton Friedman adalah ekonom asal Amerika Serikat yang dikenal sebagai tokoh utama mazhab monetaris. Ia menerima Hadiah Nobel Ekonomi tahun 1976 atas kontribusinya dalam analisis konsumsi, sejarah moneter, serta teori dan kebijakan moneter.
Friedman percaya bahwa pasar bebas adalah mekanisme paling efektif untuk mendorong efisiensi ekonomi dan kebebasan individu. Menurutnya, peran pemerintah sebaiknya dibatasi, khususnya dalam mengatur harga, upah, dan jumlah uang beredar.
Dalam banyak tulisannya, Friedman menekankan pentingnya kestabilan moneter. Ia berpendapat bahwa inflasi bukanlah “kejadian alamiah”, melainkan hasil dari kebijakan pemerintah yang mencetak uang terlalu banyak. Pandangan ini menjadi pondasi kritik terhadap peran bank sentral yang dianggap terlalu besar dalam mengendalikan ekonomi.
Pemikiran Monetaris Friedman
Inti pemikiran monetaris Friedman bisa dirangkum dalam kalimat terkenalnya: “Inflation is always and everywhere a monetary phenomenon.” Artinya, inflasi terjadi ketika jumlah uang beredar tumbuh lebih cepat daripada pertumbuhan produksi barang dan jasa. Dengan kata lain, mencetak uang tanpa dasar produktivitas nyata hanya akan melemahkan daya beli masyarakat.
Friedman mengusulkan agar pertumbuhan jumlah uang beredar mengikuti aturan tetap, misalnya 3–5% per tahun, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi riil. Menurutnya, campur tangan aktif bank sentral sering kali malah menimbulkan ketidakstabilan karena kebijakan moneter yang bersifat jangka pendek dan politis.
Selain itu, Friedman juga dikenal sebagai pendukung kebebasan ekonomi individu. Ia menolak kontrol berlebihan dari pemerintah, baik dalam bentuk regulasi maupun kebijakan fiskal dan moneter. Filosofi ini erat kaitannya dengan gagasan tentang limited government atau peran pemerintah yang terbatas.
Pandangan Friedman tentang Uang Digital
Yang menarik, jauh sebelum Bitcoin muncul, Friedman sempat membayangkan hadirnya “e-cash” atau uang elektronik. Dalam wawancara pada akhir 1990-an, ia menyatakan bahwa internet suatu hari akan melahirkan sistem pembayaran digital yang memungkinkan transaksi langsung tanpa perantara, aman, dan efisien. Pandangan visioner ini tampak seperti prediksi akan lahirnya Bitcoin dan teknologi blockchain.
Meski Friedman tidak pernah secara eksplisit berbicara tentang Bitcoin (karena kripto ini baru lahir tahun 2009), banyak analis melihat bahwa pemikirannya sangat dekat dengan semangat desentralisasi yang dibawa Bitcoin. Bagi Friedman, kebebasan individu dalam memilih alat tukar adalah bentuk nyata dari kebebasan ekonomi.
Relevansi Pemikiran Friedman dengan Bitcoin
Bitcoin muncul sebagai jawaban atas keresahan terhadap sistem keuangan tradisional yang sarat campur tangan pemerintah. Krisis finansial 2008 memperlihatkan betapa rentannya sistem perbankan modern yang berbasis kepercayaan pada institusi. Di sinilah ide Friedman tentang bahaya inflasi akibat pemerintah terlalu banyak mencetak uang terasa sangat relevan.
- Keterbatasan Pasokan
Bitcoin memiliki suplai maksimum 21 juta unit. Aturan ini sejalan dengan gagasan Friedman tentang pertumbuhan uang yang sebaiknya dibatasi. Tidak ada otoritas yang bisa mencetak Bitcoin sesuka hati, berbeda dengan uang fiat. - Desentralisasi dan Kebebasan Individu
Sama seperti Friedman menekankan pentingnya kebebasan pasar, Bitcoin memberi kebebasan kepada individu untuk menyimpan dan mengirim aset tanpa perantara. Transaksi terjadi antar pengguna, sesuai dengan visi Friedman tentang “e-cash”. - Perlindungan terhadap Inflasi
Banyak orang melihat Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Dengan pasokan tetap dan adopsi yang meningkat, Bitcoin dianggap sebagai “emas digital” yang tahan terhadap pelemahan mata uang fiat. Hal ini selaras dengan kritik Friedman terhadap inflasi akibat pencetakan uang berlebihan.
Bitcoin sebagai Alternatif Uang Pemerintah
Apakah Bitcoin bisa benar-benar menggantikan uang pemerintah? Pertanyaan ini sering memicu perdebatan. Dari perspektif Friedman, ada dua hal yang menarik:
- Efisiensi Pasar: Jika masyarakat bebas memilih alat tukar, dan jika Bitcoin lebih efisien serta dipercaya, maka secara teori Bitcoin bisa menjadi alternatif yang sah. Friedman percaya pada kekuatan mekanisme pasar untuk menentukan pemenang.
- Batasan Praktis: Friedman juga realis. Ia mungkin akan mengakui bahwa adopsi Bitcoin menghadapi tantangan seperti volatilitas harga, regulasi pemerintah, dan infrastruktur teknologi. Namun, semangatnya tetap sama: jangan biarkan pemerintah memonopoli pilihan masyarakat.
Dalam konteks ini, Bitcoin tidak selalu harus menggantikan uang fiat sepenuhnya. Bisa jadi, ia berperan sebagai alternatif yang hidup berdampingan, memberi pilihan bagi masyarakat untuk melindungi nilai kekayaan mereka.
Kesimpulan
Milton Friedman mungkin tidak pernah menyaksikan lahirnya Bitcoin, tetapi ide-idenya tentang kebebasan ekonomi, bahaya inflasi, dan peran terbatas pemerintah menjadikan pemikirannya relevan hingga hari ini. Bitcoin, dengan sifat desentralisasi dan pasokan terbatas, seolah menjadi realisasi dari banyak hal yang Friedman bayangkan tentang masa depan uang.
Bagi kita, memahami kaitan antara monetarisme Friedman dan Bitcoin membantu melihat kripto bukan hanya sebagai tren teknologi, tetapi juga sebagai fenomena ekonomi yang berakar pada sejarah panjang pemikiran tentang uang. Bitcoin hadir bukan untuk sekadar menjadi aset spekulatif, melainkan alternatif serius terhadap uang pemerintah yang sering kali rentan terhadap inflasi dan kebijakan politis.
Itulah informasi menarik tentang Milton Friedman dan Relevansi Pemikirannya pada Bitcoin yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Siapa Milton Friedman?
Milton Friedman adalah ekonom Amerika dan tokoh utama monetarisme yang menekankan pentingnya kestabilan moneter dan pasar bebas. - Apa inti pemikiran monetaris Friedman?
Friedman percaya inflasi terjadi karena jumlah uang beredar tumbuh lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi riil. - Apakah Friedman pernah membayangkan uang digital?
Ya, Friedman pernah memprediksi lahirnya “e-cash” atau uang elektronik untuk transaksi online tanpa perantara. - Bagaimana Bitcoin relevan dengan pemikiran Friedman?
Bitcoin mencerminkan gagasan Friedman melalui pasokan terbatas, desentralisasi, dan perlindungan terhadap inflasi. - Apakah Bitcoin bisa menggantikan uang pemerintah?
Bitcoin berpotensi menjadi alternatif, meski adopsinya masih menghadapi tantangan praktis dan regulasi.
Author: EH