Di tengah maraknya perkembangan dunia DeFi, sosok Nathan Allman semakin sering mencuri perhatian.
Sebagai pendiri sekaligus CEO Ondo Finance (ONDO to IDR), ia dikenal karena keberaniannya menjembatani dua dunia yang dulu terkesan bertolak belakang, yaitu sistem keuangan konvensional dan ranah kripto.
Pengalaman prestisiusnya di Goldman Sachs tidak membuatnya berdiam di zona aman, tetapi justru menjadi fondasi kuat untuk membangun ekosistem berbasis token yang progresif.
Penasaran dengan kiprah Nathan Allman dan kontribusinya dalam merevolusi industri aset digital? Mari kita telusuri lebih lanjut!
Siapa Itu Nathan Allman?
Nathan Allman adalah pendiri dan CEO Ondo Finance, sebuah platform yang menghadirkan aset dunia nyata ke dalam ekosistem blockchain melalui tokenisasi.
Tujuannya jelas, yaitu memperluas akses terhadap imbal hasil DeFi dan menyesuaikannya dengan preferensi risiko pengguna.
Meski sering disangka lulusan Harvard, sebenarnya Allman menyelesaikan studi sarjananya di Brown University, dengan fokus pada bidang Ekonomi dan Biologi.
Perjalanan kariernya dimulai di Prospect Capital Management sebagai seorang associate. Tidak lama kemudian, ia menjadi partner di ChainStreet Capital, sebuah hedge fund kripto yang mengedepankan pendekatan kuantitatif.
Namun, titik balik penting terjadi ketika ia bergabung dengan Goldman Sachs. Di raksasa finansial itu, Allman berperan dalam pengembangan layanan pasar kripto dan menjadi bagian dari divisi aset digital perusahaan.
Pada tahun 2021, ia memutuskan untuk meninggalkan zona nyaman dunia keuangan tradisional dan membangun Ondo Finance.
Lewat proyek tersebut, Allman membawa visinya menjadi nyata, yaitu menjembatani aset-aset dunia nyata dengan blockchain agar lebih inklusif dan efisien.
Artikel menarik lainnya untuk kamu: Apa Itu Private Equity? Cara Kerja, Strategi & Perannya dalam Ekosistem Keuangan
Awal Berdirinya Ondo Finance
Ondo Finance resmi didirikan pada tahun 2021 oleh Nathan Allman, sosok dengan latar belakang kuat di bidang keuangan tradisional.
Sebelum terjun sepenuhnya ke dunia kripto, Allman sempat berkecimpung di ranah private credit dan investasi private equity.
Namun, minatnya terhadap dunia aset digital mulai tumbuh sejak ia aktif berdagang kripto dan berinvestasi di berbagai ICO pada tahun 2017.
Ia juga sempat mengelola hedge fund kripto sendiri pada periode 2018—2019 sebelum kemudian bergabung dengan Goldman Sachs untuk menangani berbagai proyek terkait aset digital, termasuk pengembangan security tokens.
Pengalaman mendalamnya di Goldman Sachs dan keterlibatannya langsung dalam likuiditas DeFi, seperti mengelola portofolio pribadi di platform Uniswap dan SushiSwap, menjadi landasan penting lahirnya Ondo Finance.
Dari situ, Allman melihat adanya kesenjangan pasar yang menarik, yaitu perbedaan signifikan antara imbal hasil dari aset tunggal dan hasil dari penyediaan likuiditas dua arah di pool kripto.
Hal itulah yang kemudian melahirkan ide awal Ondo, yakni membangun pasar risiko terstruktur yang memungkinkan investor memilih tingkat risiko dan imbal hasil sesuai preferensinya.
Adapun visi awal Ondo Finance adalah membawa aset riil seperti obligasi pemerintah ke dalam ekosistem blockchain melalui proses tokenisasi.
Sementara itu, misi utamanya adalah menciptakan produk yang menawarkan imbal hasil stabil dan relatif aman di tengah volatilitas pasar kripto.
Produk pertama mereka pun mencerminkan misi itu, yaitu liquidity vault berbasis stablecoin USDC, yang memungkinkan investor memilih eksposur risiko tinggi atau rendah dengan tetap mengakses potensi hasil dari DeFi.
Didorong oleh ledakan DeFi pada tahun 2020 dan ketertarikannya melihat celah pasar yang belum dimaksimalkan, Allman lantas meninggalkan dunia keuangan tradisional demi membangun Ondo Finance secara penuh.
Sejak diluncurkan di Ethereum mainnet pada Agustus 2021, Ondo pun terus berkembang sebagai pionir dalam tokenisasi aset dan transformasi risiko dalam dunia keuangan terdesentralisasi.
Masih seputar topik ini, simak juga: Perbedaan USDT dan USDC: Mana Stablecoin yang Lebih Baik?
Produk Ondo yang Dibangun Nathan
Dalam kiprahnya membangun Ondo Finance, Nathan Allman menghadirkan sejumlah produk inovatif yang menjadi jembatan antara dunia keuangan tradisional dan ekosistem kripto.
Salah satu produk andalan adalah USDY, yaitu token yang didukung oleh hasil investasi pada obligasi pemerintah Amerika Serikat (U.S. Treasuries).
Melalui token ini, Ondo memungkinkan pengguna untuk memperoleh imbal hasil dari aset tradisional tanpa meninggalkan lingkungan blockchain.
Selanjutnya, ada Flux Finance, sebuah platform peminjaman yang juga berbasis aset dunia nyata.
Platform ini membuka peluang bagi pemilik aset tradisional untuk menjaminkan kepemilikan mereka di dunia DeFi, sekaligus memberikan opsi pendanaan dengan risiko yang lebih terukur bagi pemberi pinjaman.
Ondo juga meluncurkan Tokenized T-Bills, sebuah inisiatif yang dirancang sebagai solusi penghubung antara TradFi (Traditional Finance) dan DeFi.
Token ini mewakili kepemilikan atas surat utang negara jangka pendek yang telah ditokenisasi, menjadikannya lebih likuid dan mudah diakses oleh pengguna DeFi global.
Pada dasarnya, fokus utama Ondo Finance adalah menghadirkan kestabilan dan struktur yang biasa ditemukan dalam keuangan konvensional ke dalam ruang blockchain.
Dengan visi tersebut, Nathan Allman terus mendorong terciptanya ekosistem yang aman, transparan, dan inklusif bagi para pelaku keuangan dari berbagai latar belakang.
Baca juga artikel terkait: Apa Itu Credefi dalam DeFi dan TradFi?
Filosofi & Pendekatan Nathan di DeFi
Di tengah geliat pesat dunia keuangan terdesentralisasi, Nathan Allman membawa pendekatan yang berbeda, yang lebih membumi dan berpihak pada keberlanjutan jangka panjang.
Sebagai pendiri Ondo Finance, ia dikenal sebagai sosok yang pro-regulasi. Baginya, DeFi tidak harus menjadi antitesis dari sistem keuangan tradisional.
Sebaliknya, ia justru percaya bahwa keduanya bisa berjalan berdampingan selama ada kerangka hukum yang jelas dan akuntabel.
Transparansi menjadi prinsip utama dalam setiap produk yang dikembangkan Ondo. Bagi Allman, keterbukaan informasi adalah pondasi kepercayaan, apalagi di ruang digital yang sering kali penuh dengan kompleksitas teknis.
Setiap protokol, data, dan struktur risiko harus bisa diakses dan dipahami, baik oleh pengguna awam maupun investor institusional.
Lebih dari sekadar efisiensi teknologi, Allman pun sangat menekankan pentingnya perlindungan pengguna. Ia menyadari bahwa ruang DeFi tidak hanya diisi oleh pemain besar, tetapi juga investor ritel yang rentan terhadap risiko.
Maka dari itu, desain setiap produk Ondo selalu memuat lapisan perlindungan yang memastikan keamanan dan keadilan bagi semua pihak.
Satu hal yang membedakan pendekatannya adalah pandangannya terhadap teknologi. Menurut Allman, teknologi bukan sesuatu yang harus dipaksakan ke dunia nyata.
Sebaliknya, teknologi harus bisa beradaptasi dan menjawab kebutuhan nyata manusia dan institusi.
Dengan filosofi itulah ia membangun Ondo Finance sebagai jembatan yang tidak hanya menghubungkan dua dunia, tetapi juga menjadikan keduanya saling memperkuat.
Jejak Pengaruh Nathan Allman di Web3
Peran Nathan Allman dalam lanskap Web3 bukan sekadar pendiri startup biasa. Ia kini dikenal luas sebagai pionir dalam gerakan tokenisasi aset, salah satu tren paling berpengaruh dalam perkembangan keuangan terdesentralisasi.
Lewat Ondo Finance, Allman berhasil membuka jalan bagi integrasi aset dunia nyata ke dalam blockchain dengan pendekatan yang aman, terstruktur, dan patuh terhadap regulasi.
Ondo sendiri kini telah menjadi tolok ukur atau benchmark bagi berbagai proyek DeFi yang mencoba menawarkan yield stabil.
Dalam ekosistem yang sering kali didominasi oleh produk berisiko tinggi dan eksperimental, kehadiran Ondo membawa warna baru yang lebih konservatif, tetapi tetap inovatif.
Banyak pihak menganggap Ondo sebagai bukti bahwa dunia kripto dan keuangan tradisional bisa menyatu tanpa harus saling mengalahkan.
Kredibilitas Allman juga tercermin dari kehadirannya di berbagai forum dan konferensi besar, seperti Messari Mainnet, Token2049, dan banyak event Web3 lainnya.
Ia sering diundang untuk berbagi pandangan tentang masa depan keuangan, regulasi, dan peran teknologi blockchain dalam mendukung sistem ekonomi global.
Tak hanya itu, Nathan Allman juga telah menjadi role model bagi generasi pendiri startup Web3 berikutnya, utamanya di sektor tokenisasi aset dunia nyata (RWA) dan kepatuhan hukum (compliance).
Artikel menarik lainnya untuk kamu: TOKEN2049: Bukti Kripto Kini Punya Manfaat Nyata
Tantangan yang Dihadapi Nathan & Ondo
Meski Ondo Finance berhasil mencuri perhatian dunia Web3, perjalanan Nathan Allman membangun ekosistem tokenisasi aset bukan tanpa hambatan.
Salah satu tantangan terbesar adalah mengedukasi pasar tentang konsep tokenisasi aset riil, sebuah gagasan yang bagi sebagian orang masih terdengar asing.
Menyampaikan nilai dan potensi dari aset dunia nyata yang diubah menjadi token digital memerlukan pendekatan komunikasi yang sabar, konsisten, dan edukatif, terutama kepada pengguna yang terbiasa dengan produk-produk kripto spekulatif.
Di lain sisi, Nathan pun harus menghadapi benturan ideologis antara dua dunia, yaitu regulasi dan prinsip open finance.
Pada saat Ondo mendorong penerapan aturan demi menciptakan kepercayaan dan keamanan, sebagian komunitas DeFi masih berpegang pada nilai desentralisasi mutlak dan resistensi terhadap kontrol eksternal.
Mencari titik temu antara kedua pendekatan ini menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga integritas visi Ondo tanpa mengorbankan esensi Web3.
Tidak kalah berat juga adalah persaingan yang semakin ketat di segmen DeFi yang berfokus pada produk yield-bearing.
Nama-nama besar seperti Maple Finance dan Goldfinch juga berlomba menawarkan imbal hasil dari aset dunia nyata, dengan pendekatan masing-masing.
Dalam kondisi seperti itu, Ondo harus terus berinovasi, baik dari sisi produk maupun kemitraan, agar tetap relevan dan unggul di tengah kompetisi yang dinamis.
Di samping itu, untuk memperluas jangkauan dan kegunaan produknya, Ondo juga dihadapkan pada kebutuhan untuk mengintegrasikan teknologinya ke berbagai jaringan Layer 1 dan Layer 2.
Skalabilitas, interoperabilitas, dan efisiensi menjadi isu teknis yang harus ditangani agar Ondo bisa menjangkau lebih banyak pengguna lintas ekosistem blockchain tanpa mengorbankan keamanan dan kenyamanan pengguna.
Kesimpulan
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang tokoh dunia kripto yaitu Nathan Allman yang merupakan CEO Ondo Finance yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ:
- Siapa Nathan Allman?
Pendiri & CEO Ondo Finance, eks-Goldman Sachs, dan pionir tokenisasi aset riil di blockchain.
- Apa itu Ondo Finance?
Ondo Finance adalah platform DeFi yang fokus pada produk berbasis yield stabil dan aset dunia nyata seperti obligasi pemerintah.
- Apa saja produk unggulan Ondo?
USDY (token U.S. Treasury), Flux Finance (lending), dan tokenized T-Bills.
- Apa visi Nathan terhadap DeFi?
Mendorong integrasi DeFi dengan regulasi, transparansi, dan utilitas nyata yang bisa diadopsi massal.
- Mengapa Nathan Allman penting di dunia kripto?
Karena dia jadi penghubung nyata antara TradFi dan DeFi, dengan pendekatan pro-user, compliance, dan inovasi berkelanjutan.
Author: Boy