Nicolas Burtey adalah sosok yang dalam lanskap kripto sering disebut sebagai ‘arsitek bank Bitcoin’ — bukan sekadar penggemar teknologi, melainkan pelaku yang mendirikan infrastruktur nyata agar komunitas dan institusi bisa menggunakan Bitcoin secara lebih dari sekadar spekulasi.
Melalui perjalanan kariernya yang tak linear, ia membangun jembatan antara visi idealis dan solusi teknis — dan di artikel ini kita akan menelisik bagaimana ia sampai di sana, apa pemikirannya, dan apa artinya bagi masa depan keuangan berbasis Bitcoin.
Pendidikan dan Latar Awal
Nicolas Burtey menempuh pendidikan dalam dua bidang yang terlihat berbeda namun ternyata melengkapi: dari 2001 hingga 2004 ia belajar Matematika dan Ilmu Komputer di Université de Franche?Comté (Besançon) dan memperoleh gelar Licence, setara sarjana.
Selanjutnya ia mengambil gelar Master di bidang Sinematografi dan Produksi Film/Video dari École nationale supérieure Louis?Lumière di Paris (2004-2007).
Kombinasi matematika-komputer dan produksi visual mungkin terdengar tak kelihatan saling terkait, namun bagi Burtey ini memberikan dua hal penting: kemampuan teknis mendalam sekaligus kemahiran melihat sistem kompleks dan mengkomunikasikannya.
Sebelum terjun ke blockchain, sebagian besar karier awalnya adalah sebagai insinyur perangkat lunak freelance (2007-2011) dan kemudian sebagai pendiri startup teknologi.
Lompatan ke Teknologi dan Blockchain
Pada 2012, Burtey mendirikan perusahaan bernama Orah (awalnya VideoStitch) yang mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras untuk streaming video 360-derajat/VR. Ini menunjukkan bahwa ia sudah terbiasa mengambil proyek teknologi baru yang memerlukan integrasi hardware, software, dan pengalaman pengguna real-world.
Kemudian, pada Mei 2018, ia ikut mendirikan protokol Harmony, sebuah proyek blockchain berbasis sharding yang berfokus pada skalabilitas dan desentralisasi. Namun tak lama setelah itu, ia memilih untuk berkonsentrasi penuh ke arah yang kini lebih dikenal: bank berbasis Bitcoin.
Pada November 2019, ia mendirikan Galoy dengan misi membangun “open-source banking infrastructure” untuk Bitcoin — infrastruktur agar komunitas, perusahaan, dan pemerintah bisa menyediakan layanan keuangan berbasis Bitcoin dan jaringan Lightning Network secara “enterprise-grade”.
Galoy dan Visi “Bank Bitcoin”
Galoy muncul dari pemahaman Burtey bahwa banyak pihak menganggap Bitcoin hanya sebagai aset spekulatif — sedangkan potensinya yang lebih besar adalah sebagai sistem uang baru yang berjalan secara open-source dan terdesentralisasi, atau bisa disebut “Money over IP (MOIP)”.
Salah satu produk awalnya adalah dompet yang dikenal sebagai Blink Wallet (sebelumnya bernama Bitcoin Beach Wallet) yang diluncurkan untuk mendukung ekonomi sirkular di El Zonte, El Salvador. Produk ini kemudian menjadi bukti konsep bahwa komunitas lokal bisa menjalankan ekonomi Bitcoin dengan sirkulasi yang nyata — bukan sekadar menerima Bitcoin tapi menggunakannya sebagai uang yang “bergerak”.
Seiring waktu, Galoy beralih fokus ke solusi business-to-business (B2B) untuk institusi keuangan yang ingin memasukkan Bitcoin ke sistem mereka, bukan hanya pengguna individu. Produk seperti Lana, sebuah platform pinjaman berbasis Bitcoin, menjadi bagian dari strategi tersebut.
Pemikiran & Pendekatan Burtey terhadap Sistem Keuangan
Dalam sebuah wawancara dengan podcast Stephan Livera Podcast (episode SLP634) pada awal 2025, Burtey menjelaskan bahwa ia melihat pergeseran penting: banyak pengguna menemukan bahwa solusi “self-custody” penuh untuk Bitcoin terasa terlalu kompleks dan merepotkan — sehingga muncul kebutuhan untuk model “bank Bitcoin” yang memudahkan user dengan tetap menjunjung keamanan dan transparansi, seperti informasi yang kami kutip dari halaman galoy.io
Ia juga menekankan bahwa untuk institusi keuangan tradisional masuk ke dunia Bitcoin, faktor-faktor seperti proof-of-reserves, manajemen risiko volatilitas aset, dan kemitraan dengan custodian menjadi sangat penting.
Bagi Burtey, adopsi Bitcoin bukan hanya soal menerima pembayaran, tapi membangun ekosistem di mana Bitcoin benar-benar digunakan sebagai unit pertukaran dan tabungan — terutama di ekonomi yang belum terlayani sepenuhnya oleh perbankan tradisional. Model ekonomi sirkular, kecepatan peredaran uang, dan inklusi finansial menjadi bagian dari argumennya.
Dampak dan Relevansi untuk Indonesia / Asia Tenggara
Walaupun Nicolas Burtey dan Galoy lebih aktif di lingkungan global dan beberapa negara berkembang seperti El Salvador, gagasan mereka sangat relevan untuk kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Beberapa hal yang bisa dipetik:
- Potensi adopsi Bitcoin sebagai instrumen inklusi finansial: Di wilayah dengan tingkat unbanked tinggi, teknologi seperti yang dikembangkan Galoy memberikan jalan alternatif agar masyarakat bisa mengakses layanan keuangan berbasis Bitcoin tanpa infrastruktur bank berat.
- Model ekonomi sirkular dengan Bitcoin: Menggunakan dompet dan sistem yang mendorong peredaran uang (bukan hanya penyimpanan), bisa membantu memperkuat adopsi lokal dan menciptakan ekosistem aktif.
- Kolaborasi institusi tradisional dengan solusi Bitcoin: Bagi pemain keuangan di Indonesia yang sedang memantau regulasi aset kripto dan peluang digitalisasi keuangan, pendekatan Galoy menunjukkan bahwa integrasi Bitcoin sebagai bagian dari layanan keuangan bukan hanya “alternatif” tapi bisa menjadi “standar” baru jika diatur dan dikelola dengan benar.
- Kesiapan teknis dan regulasi: Sebagaimana Burtey soroti, tantangan besar bukan hanya teknologi tapi juga regulasi dan kepercayaan — hal yang relevan untuk Indonesia yang masih merancang kerangka regulasi kripto dan fintech.
Tantangan dan Catatan Kritis
Tidak bisa diabaikan bahwa perjalanan Burtey dan Galoy juga menghadapi tantangan besar:
- Volatilitas Bitcoin: Ketika Bitcoin berfluktuasi kuat, model bisnis yang berhubungan dengan pinjaman atau perbankan berbasis Bitcoin harus mengelola risiko secara serius — sesuatu yang Burtey sendiri akui.
- Regulasi keuangan dan kripto: Banyak negara masih merundingkan bagaimana mengatur institusi yang menyediakan layanan berbasis Bitcoin — keleluasaan yang dimiliki proyek early-stage bisa terbentur ketika skala membesar atau masuk lingkup perbankan tradisional.
- Adopsi massa: Meskipun konsep “bank Bitcoin” bagus dari sisi teknis, bagaimana mengubah perilaku masyarakat umum agar menggunakan Bitcoin sebagai uang sehari-hari — bukan hanya sebagai aset — masih jadi pekerjaan berat.
Kesimpulan
Nicolas Burtey adalah contoh bagaimana seorang teknolog dengan latar belakang perangkat lunak dan produksi mampu berpindah ke ranah kripto dan membangun infrastruktur nyata agar Bitcoin bisa lebih dari sekadar aset investasi.
Dengan Galoy, ia merancang “bank Bitcoin” yang bukan mimpi jauh, namun sebuah nyata untuk institusi serta komunitas. Bagi Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, model ini menyuntikkan inspirasi: bahwa inklusi finansial, inovasi keuangan, dan adopsi teknologi baru bisa berjalan berdampingan. Tantangan tetap ada — regulasi, risiko, dan edukasi publik — namun jejak Burtey menunjukkan bahwa dengan visi + eksekusi, era baru keuangan berbasis Bitcoin bukan hanya bisa dibayangkan, tetapi bisa dibangun.
FAQ
- Siapakah Nicolas Burtey?
Nicolas Burtey adalah entrepreneur teknologi asal Prancis, pendiri dan CEO Galoy, perusahaan yang membangun infrastruktur bank Bitcoin open-source. - Apa misi Galoy yang dipimpin Burtey?
Misinya adalah menyediakan perangkat, platform, dan API agar komunitas, perusahaan, atau institusi keuangan dapat meluncurkan layanan keuangan berbasis Bitcoin dan Lightning Network secara enterprise-grade. ( - Mengapa pendekatan “bank Bitcoin” penting menurut Burtey?
Karena banyak orang kesulitan dengan self-custody Bitcoin, dan institusi memerlukan kerangka teknologi & regulasi untuk masuk ke ranah Bitcoin — Burtey melihat adanya kebutuhan nyata untuk layanan keuangan berbasis Bitcoin yang mudah diakses tetapi tetap aman dan transparan. - Apa tantangan utama yang dihadapi proyek seperti Galoy?
Tantangan utama termasuk: volatilitas Bitcoin yang besar, regulasi keuangan dan kripto yang belum jelas di banyak negara, serta mengubah perilaku masyarakat agar Bitcoin dipakai sebagai uang — bukan hanya sebagai aset spekulasi. - Apakah pendekatan Burtey relevan untuk Indonesia?
Ya — konsep inklusi finansial melalui teknologi, ekonomi sirkular berbasis Bitcoin, dan integrasi dengan institusi keuangan tradisional sangat relevan untuk pasar Indonesia yang tengah mengeksplorasi digitalisasi keuangan dan regulasi kripto.
Itulah informasi menarik tentang tokoh kripto dunia yaitu Nicolas Burtey: Arsitek di Balik Infrastruktur Bank Bitcoin yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX staking crypto, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: RZ






Polkadot 9.00%
BNB 0.51%
Solana 4.77%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.58%
Polygon Ecosystem Token 2.11%
Tron 2.85%
Pasar


