Bayangin, kamu buka media sosial dan lihat video seseorang yang kamu kenal ngomong hal sensitif. Wajahnya asli, suaranya mirip, tapi semua itu hasil kerja AI. Inilah realitas baru kita: dunia digital di mana kebenaran bisa dimanipulasi dan hoaks bisa tersebar secepat cahaya.
Teknologi yang awalnya dibuat untuk mempermudah hidup, kini jadi pisau bermata dua. Tapi di tengah kabut informasi palsu itu, ada sosok yang berusaha menyalakan cahaya.
Namanya Oren Etzioni ilmuwan yang percaya bahwa kecerdasan buatan harus punya hati nurani. Baginya, AI bukan cuma soal menghitung cepat, tapi soal bagaimana teknologi bisa menjaga kebenaran manusia.
Siapa Oren Etzioni Sebenarnya?

Sumber Gambar: Wikipedia
Etzioni dikenal sebagai Profesor Emeritus Ilmu Komputer di University of Washington dan CEO pendiri Allen Institute for Artificial Intelligence (AI2). Namun, gelarnya bukan cuma sekadar akademik. Ia adalah pemikir, peneliti, sekaligus penggerak perubahan di bidang teknologi.
Lulus dari Harvard dan menuntaskan PhD di Carnegie Mellon di bawah bimbingan Tom M. Mitchell, Etzioni udah terlibat dalam riset yang melahirkan fondasi banyak teknologi modern: machine learning, pemrosesan bahasa alami, dan pencarian web semantik. Ia bukan sekadar orang yang membangun sistem pintar tapi juga sosok yang mikir tentang dampak sosial dari kecerdasan itu.
Semakin berkembang AI, semakin besar tanggung jawab manusia di baliknya. Etzioni selalu menekankan hal ini dalam setiap tulisannya: teknologi boleh canggih, tapi tujuannya harus jelas — memajukan kebenaran, bukan mempermainkannya.
Dari AI2 ke TrueMedia: Membangun AI yang Bisa Dipercaya
Waktu Paul Allen (co-founder Microsoft) ngajak Etzioni mendirikan AI2 pada 2013, visi mereka sederhana: menciptakan AI for the Common Good, kecerdasan buatan untuk kebaikan bersama. AI2 bukan sekadar laboratorium penelitian, tapi wadah buat membuktikan bahwa inovasi dan nilai kemanusiaan bisa jalan bareng.
Di bawah kepemimpinannya, AI2 melahirkan Semantic Scholar mesin pencari ilmiah yang membantu peneliti di seluruh dunia. Mereka juga membangun AllenNLP, pustaka pemrosesan bahasa alami yang dipakai oleh ribuan ilmuwan AI. Semua proyeknya punya satu tujuan: menciptakan ekosistem pengetahuan yang bisa dipercaya dan diakses semua orang.
Namun, Etzioni tahu tantangan baru muncul. Di 2024, ia mendirikan TrueMedia.org, organisasi nirlaba yang menggunakan AI untuk melawan deepfake dan hoaks digital. Etzioni sadar, kalau AI bisa memalsukan kebenaran, maka AI juga bisa digunakan untuk menegakkan kebenaran itu.
TrueMedia memadukan teknologi forensik digital dengan pembelajaran mesin untuk mendeteksi manipulasi video, suara, dan gambar. Kolaborasi dengan jurnalis dan pemeriksa fakta jadi jantung proyek ini karena menurut Etzioni, “melawan hoaks bukan cuma soal teknologi, tapi juga tanggung jawab sosial”.
Etika AI: Saat Kecerdasan Harus Punya Nurani
Banyak orang bicara tentang AI supercerdas, tapi sedikit yang bicara tentang AI yang bermoral. Etzioni termasuk yang sedikit itu. Ia menulis A Hippocratic Oath for AI Practitioners di TechCrunch (2018) semacam sumpah etika bagi pengembang AI agar tak menciptakan teknologi yang bisa merusak atau menipu manusia, seperti informasi yang kami kutip dari techcrunch.com.
Menurut Etzioni, AI bisa jadi sekutu manusia, tapi juga bisa jadi ancaman kalau tanpa kendali. Ia khawatir dengan fenomena AI hallucination, di mana model bahasa menghasilkan informasi palsu dengan gaya meyakinkan. Dalam pandangannya, ini bukan hanya masalah teknis, tapi masalah kejujuran apakah manusia cukup bijak untuk menjaga ciptaannya sendiri?
Keresahan ini sejalan dengan dunia kripto dan blockchain yang juga berusaha membangun kepercayaan di ruang digital. Sama seperti blockchain mengusung konsep trustless system, Etzioni menekankan pentingnya accountable AI, sistem yang bisa dipercaya karena diawasi dengan nilai moral dan transparansi.
AI vs Deepfake: Perang di Dunia Digital
Deepfake bukan cuma permainan gambar dan suara. Ini ancaman nyata terhadap reputasi, keamanan, bahkan demokrasi. Etzioni menyebut fenomena ini sebagai “perang antar algoritma.” AI yang satu menciptakan kebohongan, sementara AI lain berjuang membongkar tipuannya.
Melalui TrueMedia, Etzioni memimpin sisi pertahanan. Algoritma mereka menganalisis ribuan titik data visual: ekspresi wajah, pencahayaan, ritme suara, dan gerakan mikro yang nggak bisa ditiru sempurna oleh AI palsu. Hasilnya adalah sistem yang bisa mendeteksi rekayasa digital dengan presisi tinggi.
Buat Etzioni, melawan deepfake bukan sekadar menjaga reputasi seseorang. Ini tentang mempertahankan kepercayaan publik. Tanpa kepercayaan, masyarakat digital bakal runtuh karena kita nggak lagi tahu mana yang nyata.
Dari MetaCrawler ke TrueMedia: Evolusi Seorang Pemikir

Sumber Gambar: MetaCrawler
Kalau ditarik ke belakang, karier Etzioni punya pola menarik. Tahun 1995, ia menciptakan MetaCrawler, salah satu mesin pencari pertama yang menggabungkan hasil dari berbagai search engine. Lalu lanjut bikin Farecast, platform prediksi harga tiket yang diakuisisi Microsoft senilai $115 juta. Kemudian, ia ikut mendirikan Decide.com, situs pembanding harga yang diakuisisi eBay.
Dari semua itu, satu hal nggak berubah: tujuannya membantu orang mengambil keputusan berdasarkan data yang benar. Dan kini, melalui TrueMedia, ia membawa misi itu ke level baru bukan lagi mencari informasi, tapi memastikan informasi itu benar. Ini evolusi yang jarang terjadi: dari teknolog menjadi penjaga integritas digital.
Pelajaran untuk Dunia Kripto dan Blockchain
Dunia blockchain dan kripto juga punya tantangan serupa: kepercayaan. Di satu sisi, blockchain dirancang agar data tidak bisa dimanipulasi. Di sisi lain, AI seperti yang dibangun Etzioni berusaha memastikan bahwa konten digital tetap autentik. Dua jalur berbeda, tapi menuju arah yang sama — membangun dunia digital yang bisa dipercaya.
Bayangkan jika teknologi seperti TrueMedia bisa terhubung dengan sistem blockchain. Setiap video atau gambar bisa diverifikasi sumber dan keasliannya secara otomatis, transparan, dan tak bisa diubah. Itu bukan cuma inovasi teknis, tapi revolusi dalam menjaga integritas informasi global.
Bagi Etzioni, teknologi tanpa rasa tanggung jawab cuma menghasilkan kebingungan. Dan pesan itu juga berlaku di ekosistem kripto: kepercayaan bukan cuma soal kode, tapi soal niat di balik setiap barisnya.
Kesimpulan: Teknologi Hebat Butuh Nurani Hebat
Oren Etzioni adalah contoh nyata bahwa kemajuan sejati terjadi ketika kecerdasan bertemu dengan kesadaran moral. Dari MetaCrawler sampai TrueMedia, dari AI2 sampai Hippocratic Oath, semua karyanya berbicara hal yang sama: teknologi hanyalah alat. Nilainya ditentukan oleh manusia yang menggunakannya.
Di zaman ketika hoaks bisa terlihat nyata dan kebenaran bisa diputarbalikkan, Etzioni mengingatkan kita untuk nggak lupa berpikir kritis bahwa di balik setiap algoritma, masih ada manusia yang harus memutuskan arah. Dan mungkin, di situlah letak sejati kecerdasan: bukan pada kemampuan untuk mencipta, tapi pada keberanian untuk menjaga kebenaran.
FAQ
1: Siapa Oren Etzioni dan apa kontribusinya di bidang AI?
Etzioni adalah ilmuwan AI, pendiri AI2 dan TrueMedia.org, yang fokus pada etika kecerdasan buatan dan melawan disinformasi digital.
2: Apa itu TrueMedia.org?
Organisasi nirlaba yang menggunakan AI untuk mendeteksi dan melawan konten deepfake serta hoaks digital.
3: Apakah Oren Etzioni terlibat di dunia kripto atau blockchain?
Tidak secara langsung, tapi gagasannya tentang kepercayaan digital sejalan dengan filosofi blockchain dan keamanan data.
4: Apa pelajaran terbesar dari pemikiran Etzioni?
Bahwa AI — dan semua teknologi — harus diciptakan untuk kebaikan bersama, dengan keseimbangan antara inovasi dan etika.
Itulah informasi menarik tentang Oren Etzioni: Si ‘Guru AI’ yang Lawan Deepfake dan Hoaks yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto terpopuler, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: AL