Seiring dengan cepatnya perkembangan ekosistem blockchain Layer 2, isu seputar tata kelola protokol pun semakin menjadi perhatian.
Tidak sedikit pengguna yang hanya berperan pasif, insentif untuk berpartisipasi pun masih terbatas, sementara keputusan penting sering kali didominasi oleh segelintir pemilik token dalam jumlah besar.
Kondisi ini mendorong munculnya pendekatan baru seperti Panoramic Governance, yang menawarkan partisipasi lebih luas, insentif yang lebih menarik, dan dukungan terhadap pertumbuhan protokol yang berkelanjutan.
Lalu, sebenarnya apa itu Panoramic Governance? Dan bagaimana konsep ini bisa menjadi arah baru dalam tata kelola Web3? Mari kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Panoramic Governance?
Panoramic Governance merupakan model tata kelola baru yang dirancang untuk meningkatkan partisipasi komunitas sekaligus mendorong pertumbuhan protokol di dalam ekosistem blockchain Layer 2.
Mekanisme ini pertama kali dikembangkan oleh tim ABS Network sebagai respons terhadap rendahnya keterlibatan pengguna dalam pengambilan keputusan di berbagai protokol.
Berbeda dari model tata kelola tradisional, Panoramic Governance menggabungkan sistem reward, reputasi, dan riwayat kontribusi pengguna.
Tujuannya adalah menciptakan ekosistem yang selaras nilai, di mana semua pihak, baik pengguna, protokol, maupun operator jaringan, mendapat insentif yang sesuai atas peran mereka.
Konsep ini berjalan lewat dua sistem utama yang saling terhubung. Salah satunya, pengguna yang aktif dalam voting akan mendapatkan bagian dari biaya sequencer.
Biaya ini berasal dari gas fee yang dibayarkan oleh pengguna lain untuk mempercepat urutan transaksi dan mendapatkan konfirmasi lebih awal.
Konsep berikutnya adalah para peserta tata kelola ini juga berhak menentukan distribusi token emission kepada protokol-protokol yang beroperasi di jaringan.
Dengan pendekatan ini, protokol yang mampu meningkatkan permintaan terhadap block space akan membantu menaikkan pendapatan sequencer.
Hal itu kemudian berdampak positif bagi pemilih aktif karena semakin besar pendapatan sequencer, semakin besar pula insentif yang mereka terima.
Siklus ini menciptakan insentif positif dan saling menguntungkan, yang pada akhirnya memperkuat pertumbuhan komunitas dan keberlanjutan ekosistem secara keseluruhan.
Masalah Tata Kelola Protokol saat Ini
Saat ini, banyak protokol blockchain, utamanya di ekosistem Layer 2, masih menghadapi tantangan serius dalam hal tata kelola. Salah satu masalah utamanya adalah dominasi voting oleh para pemilik token besar atau whale.
Karena kekuatan suara ditentukan oleh jumlah token yang dimiliki, keputusan penting sering kali berada di tangan segelintir pihak, sementara mayoritas komunitas justru tidak punya pengaruh yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan.
Di lain sisi, minimnya insentif untuk terlibat membuat banyak anggota komunitas memilih bersikap pasif. Mereka tidak merasa ada manfaat langsung dari ikut serta dalam diskusi atau voting sehingga partisipasi jadi sangat rendah.
Akibatnya, banyak proposal strategis yang sebenarnya punya potensi besar untuk membawa perubahan positif, justru gagal disahkan hanya karena kekurangan suara, bukan karena kurangnya nilai atau kualitas ide tersebut.
Lebih jauh, banyak sistem governance yang ada sekarang hanya berjalan sebagai formalitas. Tidak ada mekanisme yang kuat untuk memastikan akuntabilitas atau menindaklanjuti hasil keputusan secara nyata.
Adapun governance menjadi proses simbolik semata tanpa dampak langsung terhadap arah dan perkembangan protokol.
Karena itu, komunitas di berbagai Layer 2 seperti Arbitrum, Optimism, hingga zkSync mulai menyadari perlunya mekanisme tata kelola yang lebih terbuka, adil, dan mendorong partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan.
Baca juga artikel terkait: Cara Membuat Arbitrum Wallet Dengan Mudah & Keunggulannya
Bagaimana Cara Kerja Panoramic Governance?
Perlu diketahui, Panoramic Governance hadir dengan pendekatan yang berbeda dari sistem tata kelola tradisional.
Dalam mekanisme ini, kekuatan voting tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak token yang dimiliki, tetapi juga mempertimbangkan kontribusi aktif pengguna terhadap ekosistem.
Artinya, partisipasi nyata seperti ikut voting, staking, hingga mendukung pengembangan protokol akan ikut menentukan seberapa besar pengaruh seseorang dalam pengambilan keputusan.
Menariknya, reward dalam sistem ini diberikan bukan secara otomatis, tapi berdasarkan dampak nyata dari proposal yang disetujui.
Jika sebuah proposal terbukti membawa hasil positif, misalnya peningkatan Total Value Locked (TVL), volume transaksi, atau pertumbuhan adopsi, maka pengusul dan para pendukungnya akan mendapat insentif.
Pada dasarnya, hal itu mendorong kualitas ide dan pertimbangan yang lebih matang dalam proses voting.
Untuk menjaga kredibilitas, Panoramic Governance juga menggunakan sistem reputasi yang dibangun dari riwayat aktivitas governance, staking, serta kontribusi historis lainnya.
Data itu dikombinasikan dengan metrik on-chain untuk menghitung hak suara setiap pengguna secara lebih adil dan transparan.
Di samping itu, pemilih aktif juga mendapat imbalan, yang membuat partisipasi dalam tata kelola bukan hanya bermakna, tetapi juga menguntungkan. Dengan begitu, keterlibatan komunitas bisa tumbuh secara lebih masif dan berkelanjutan.
Kamu mungkin tertarik dengan ini juga: Cara Baca Data On-Chain & Prediksi Harga Kripto
Keunggulan Dibanding Sistem Governance Tradisional
Jika dibandingkan dengan tata kelola tradisional yang umum dipakai saat ini maka Panoramic Governance membawa sejumlah keunggulan yang membuatnya lebih adil dan efektif, di antaranya sebagai berikut:
1. Traditional DAO Governance
- Suara hanya ditentukan oleh jumlah token
Dalam sistem tradisional, semakin banyak token yang kamu punya, semakin besar suara yang kamu miliki. Hal ini sering membuat keputusan dikuasai oleh segelintir pemilik token besar sehingga suara komunitas kecil jadi kurang berarti.
- Partisipasi komunitas rendah
Karena suara yang kecil dan insentif yang minim, banyak anggota komunitas jadi kurang termotivasi untuk aktif ikut voting atau berkontribusi dalam tata kelola protokol.
- Reward terbatas atau tidak ada
Sebagian besar sistem lama tidak memberikan imbalan bagi mereka yang aktif berpartisipasi sehingga rasa keterlibatan dan motivasi untuk berkontribusi jadi menurun.
2. Panoramic Governance
- Voting berdasarkan token dan kontribusi
Sistem ini tidak hanya melihat jumlah token, tetapi juga seberapa aktif pengguna berkontribusi, misalnya dengan ikut voting, staking, atau terlibat dalam pengembangan. Dengan cara ini, suara jadi lebih representatif dan adil.
- Reward untuk voter dan proposer
Baik pemilih maupun pengusul proposal yang berdampak positif akan mendapatkan insentif. Hal ini membuat proses governance lebih hidup karena semua yang terlibat merasa dihargai.
- Mendorong proposal yang membangun
Karena insentif diberikan berdasarkan hasil nyata, seperti peningkatan transaksi atau adopsi, pengguna menjadi lebih terdorong untuk mengajukan dan mendukung ide-ide yang benar-benar membawa perkembangan bagi protokol.
Kenapa Cocok untuk Layer 2?
Ekosistem Layer 2 seperti Optimism, Arbitrum, dan Base memang berkembang dengan sangat pesat, tapi hal itu juga membawa tantangan tersendiri, utamanya dalam tata kelola protokolnya.
Sering kali, sistem governance yang ada kurang bisa mengikuti kecepatan inovasi dan dinamika komunitas yang terus berubah. Akibatnya, governance bisa jadi stagnan, kurang responsif, dan tidak maksimal dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Panoramic Governance hadir sebagai solusi yang tepat untuk tantangan tersebut. Mekanisme fleksibel dan adaptifnya mendorong komunitas agar tidak hanya menjadi penonton.
Sistem ini mengajak mereka untuk aktif terlibat dalam pengambilan keputusan dan menjalankan protokol.
Melalui kombinasi insentif dan pengakuan kontribusi, pengguna semakin termotivasi untuk ikut voting, mengusulkan ide, dan mendukung langkah-langkah yang membawa dampak positif.
Model ini sangat cocok untuk berbagai proyek Layer 2, termasuk DAO, protokol DeFi, rollup, bahkan proyek NFT dan game blockchain yang memang memerlukan tata kelola yang cepat, inklusif, dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.
Dengan begitu, Panoramic Governance membantu memastikan bahwa governance tidak hanya berjalan formalitas, tetapi benar-benar menjadi pendorong utama inovasi dan perkembangan ekosistem Layer 2.
Contoh Penerapan & Potensi Adopsi
Panoramic Governance sudah mulai diuji coba di ekosistem ABS Network, utamanya dalam pengembangan proposal tokenomics yang didasarkan pada dampak nyata di on-chain.
Sistem ini memberikan penghargaan kepada pengguna yang aktif mengusulkan dan menyetujui fitur-fitur yang terbukti berhasil meningkatkan performa protokol, seperti peningkatan transaksi atau pertumbuhan likuiditas.
Dengan pendekatan yang fokus pada hasil nyata dan insentif yang jelas, Panoramic Governance memiliki potensi besar untuk diadopsi oleh berbagai proyek DAO maupun protokol Layer 2 yang berbasis Ethereum.
Model ini sangat relevan dengan tren tata kelola terkini yang menekankan governance dengan insentif nyata dan fokus pada proposal berdampak positif. Dengan begitu, komunitas merasa dihargai dan semakin termotivasi untuk berkontribusi aktif.
Artikel menarik lainnya untuk kamu: Governance Token 2025: Fungsi, Cuan & Risikonya!
Tantangan & Risiko Implementasi
Menerapkan Panoramic Governance memang tidak semudah sistem voting token biasa karena mekanismenya lebih kompleks.
Komunitas perlu mendapatkan edukasi yang memadai agar bisa memahami cara kerja sistem reward yang melibatkan banyak aspek seperti kontribusi, reputasi, dan data on-chain.
Di samping itu, ada risiko potensi manipulasi kontribusi jika metrik yang digunakan untuk mengukur aktivitas dan dampak pengguna tidak divalidasi dengan ketat.
Oleh sebab itu, sangat penting memiliki sistem verifikasi yang transparan dan bisa diaudit, agar reputasi pengguna benar-benar mencerminkan kontribusi nyata mereka.
Tantangan lainnya adalah karena model ini masih relatif baru dan belum banyak protokol besar yang mengadopsinya secara penuh sehingga butuh waktu dan bukti keberhasilan agar lebih banyak proyek berani menerapkan sistem ini.
Kesimpulan
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang Panoramic Governance: Mekanisme Baru Tata Kelola Blockchain Layer 2 yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, Panoramic Governance bukan hanya istilah keren di dunia Web3, melainkan sebuah terobosan nyata yang menghidupkan kembali semangat desentralisasi sejati, dengan memberikan ruang, suara, dan reward bagi komunitas.
Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
FAQ
- Apa itu Panoramic Governance?
Mekanisme tata kelola baru yang menggabungkan insentif, kontribusi, dan reputasi untuk mendorong partisipasi komunitas dalam protokol blockchain Layer 2.
- Siapa yang menciptakan konsep ini?
Konsep ini diperkenalkan oleh ABS Network sebagai solusi atas kelemahan sistem governance tradisional.
- Apa keunggulannya dibanding sistem voting biasa?
Voting tidak hanya berdasarkan token, tapi juga kontribusi dan dampak. Voter dan proposer bisa mendapat reward nyata.
- Protokol apa saja yang cocok mengadopsi ini?
Proyek di Layer 2 seperti Optimism, Arbitrum, Base, hingga DAO baru dengan fokus community-driven.
- Apakah konsep ini sudah digunakan?
Ya, dalam fase awal implementasi di ABS Network dan mulai dilirik oleh komunitas Web3 yang mencari governance yang lebih inklusif.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Boy