Ethash adalah algoritma consensus Proof-of-Work yang digunakan pada blockchain Ethereum. Ethash dirancang khusus agar proses miningnya optimal menggunakan GPU dibandingkan perangkat ASIC.

Ethash didesain agar proses penambangan Ethereum menjadi komputasi berat yang optimal dijalankan menggunakan memori dan himpunan data GPU standar sebagai upaya desentralisasi penambangan. Berbeda dari algoritma SHA256 pada Bitcoin, Ethash mendefinisikan himpunan data baru besar secara akumulatif yang disebut DAG.

DAG ini dibuat random dan berubah setiap epoch disesuaikan dengan tingkat kesulitan jaringan. Penambang wajib menjaga sinkronisasi penuh dengan DAG terbaru agar bisa menjalankan fungsi pembuktian pekerjaan penambangan. Ethash membutuhkan GPU generik yang memiliki memori besar dan bandwidth tinggi agar mampu menyelesaikan komputasi hash dengan benar.

Dengan skema ini, diharapkan akses dan proses mining Ethereum memiliki distribusi merata pada banyak penambang individu tanpa di dominasi kelompok khusus. Ethash juga membuat prediksi hasil jauh ke depan menjadi tidak praktis untuk mencegah penambangan prematur atau ilegal.

Contoh Ethash penggunaan dalam kalimat

“Ethereum saat ini masih menggunakan Ethash sebagai algoritma consensus proof-of-work nya, meskipun suatu saat nanti akan beralih ke proof-of-stake.”

“Ethash sengaja dirancang agar tidak terlalu efisien dikerjakan oleh ASIC agar setiap orang memiliki peluang yang adil dalam melakukan proses mining menggunakan GPU standar.”

“Penambang Ethereum harus memiliki GPU dengan spesifikasi tertentu agar bisa menghasilkan hash yang sesuai dengan target difficulty menggunakan algoritma Ethash.”

Sumber:

https://ethereum.org/developers/docs/consensus-mechanisms/pow/mining-algorithms/ethash