Liquid staking adalah protokol yang memungkinkan pengguna men-stake aset kripto sambil tetap mempertahankan likuiditasnya dengan menerbitkan token pembungkus yang merepresentasikan aset yang di-stake.

Staking pada dasarnya adalah proses mengamankan jaringan blockchain dengan menahan (locking) sejumlah aset kripto untuk membantu memvalidasi transaksi baru. Sebagai imbalan nya, pengguna mendapatkan imbal hasil berupa aset kripto. Namun, aset yang di-stake menjadi tidak likuid selama periode staking.

Liquid staking hadir untuk mengatasi masalah tersebut. Liquid staking memungkinkan pengguna menerbitkan token pembungkus yang merepresentasikan aset kripto yang di-stake. Token ini bersifat likuid sehingga dapat diperdagangkan atau digunakan di platform DeFi untuk mendapatkan imbal hasil tambahan. Sementara aset aslinya tetap di-stake di jaringan blockchain untuk validasi blok.

Platform liquid staking contohnya Lido, StakeWise, Ankr. Liquid staking dapat meningkatkan keamanan dan desentralisasi jaringan blockchain. Pengguna mendapat keuntungan staking tanpa kehilangan likuiditas asetnya.

 

Contoh Liquid Staking penggunaan dalam kalimat

“Liquid staking Ethereum di platform Lido memungkinkan saya mendapatkan imbal hasil staking tanpa harus mengunci ETH saya.”

“:Dengan liquid staking, pengguna dapat meminjam token pembungkusnya di protokol DeFi untuk menghasilkan yield tambahan.”

“Liquid staking telah menjadi populer karena memudahkan partisipasi pengguna dalam staking dengan tetap menjaga likuiditas aset kripto.”

Selain istilah Liquid Staking yang telah dijelaskan disini, masih banyak istilah crypto lainnya yang dapat kamu pelajari lebih lanjut. Informasi mengenai istilah-istilah tersebut dapat kamu temukan di kamus kripto terlengkap dari Indodax Academy.

 

Sumber:

https://validationcloud.medium.com/what-is-liquid-staking-84c5db3cb1ec#