Harga Bitcoin (BTC) sempat menunjukkan pemulihan cepat ke level $114.000 atau sekitar Rp1,86 miliar usai flash crash besar pada Sabtu lalu (11/10) yang menghapus sekitar $15 miliar posisi futures.
Namun, analis menilai reli menuju $125.000 atau sekitar Rp2,04 miliar kemungkinan masih tertunda beberapa minggu atau bahkan bulan mendatang.
1. Tekanan dari Data Ekonomi AS dan Hubungan Dagang China
Investor global masih berhati-hati setelah data tenaga kerja Amerika Serikat menunjukkan perlambatan signifikan.
Berdasarkan estimasi Carlyle yang dikutip The Wall Street Journal, lapangan kerja baru di AS hanya bertambah 17.000 pada September, turun dari 22.000 di bulan sebelumnya.

Pergerakan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS Tenor 2 Tahun turun ke 3,53%, level terendah dalam 10 bulan terakhir | Sumber Gambar: TradingView via Cointelegraph
Kondisi ini membuat pelaku pasar beralih ke aset aman seperti obligasi pemerintah AS, yang mendorong imbal hasil Treasury dua tahun turun mendekati 3,5%.
Kekhawatiran meningkat karena potensi perang dagang AS–China bisa kembali memanas pada 10 November, saat masa gencatan tarif berakhir.
Baca juga berita terkait: Market Kripto Rebound! BTC, ETH, XRP, dan DOGE Pulih Bareng Usai Pernyataan Trump
2. Efek Flash Crash Masih Terasa, Likuiditas Derivatif Belum Pulih
Flash crash sebesar $19 miliar di pasar derivatif meninggalkan ketidakseimbangan likuiditas di sejumlah bursa besar.
Perbedaan harga antara kontrak berjangka (futures) dan harga spot meningkat tajam, menunjukkan aktivitas market maker masih terbatas setelah aksi jual masif pekan lalu.

Perbedaan Persentase Harga Bitcoin dan Altcoin Antar Bursa Utama (Pasca Flash Crash) | Sumber Gambar: Coinglass
Data dari Coinglass mencatat funding rate di Binance masih negatif, artinya trader dengan posisi short harus membayar biaya tambahan.
Kondisi ini menandakan sentimen bearish masih mendominasi, sementara peluang arbitrase antar bursa belum banyak dimanfaatkan karena meningkatnya risiko counterparty.
CEO Asymmetric Financial, Joe McCann, bahkan menyebut “seorang market maker besar kemungkinan tersapu” akibat crash tersebut, sehingga pasar butuh waktu lebih lama untuk menstabilkan likuiditas.
3. Cara Bursa Tangani Likuidasi Massal Bikin Trader Tambah Hati-Hati
Sejumlah pelaku pasar juga menyoroti cara bursa menangani likuidasi massal saat volatilitas ekstrem.
CEO Crypto.com, Kris Marszalek, menyerukan agar regulator meninjau ulang praktik fairness dan sistem likuidasi di beberapa bursa besar.
Beberapa pengguna melaporkan gangguan akses saat likuidasi terjadi, menimbulkan dugaan ketidakadilan harga di pasar derivatif.
Sentimen negatif terhadap transparansi bursa ini menambah kehati-hatian trader, meskipun permintaan jangka panjang terhadap Bitcoin tetap kuat.
Baca selanjutnya: Dua Hari Setelah ‘Crypto Bloodbath’, Market Balik Hijau! Ada Apa?
Pasar Crypto Mulai Mencari Irama Baru Setelah Guncangan
Meskipun tekanan jangka pendek masih terasa, fundamental Bitcoin tetap solid. Investor institusional masih melihat BTC sebagai aset langka yang berpotensi melindungi nilai dalam jangka panjang.
Namun, momentum menuju reli baru ke $125.000 kemungkinan baru terjadi setelah likuiditas pulih dan sentimen makro global membaik.
Kesimpulan
Perjalanan Bitcoin menuju level tertinggi baru tampaknya harus menunggu.
Kombinasi faktor makroekonomi, risiko derivatif, dan ketegangan geopolitik membuat investor menahan diri dari posisi agresif.
Namun, ketahanan Bitcoin di atas $110.000 setelah crash besar menunjukkan bahwa permintaan jangka panjang tetap hidup, hanya saja butuh waktu sebelum kembali ngegas ke puncak berikutnya.
FAQ
- Apa itu flash crash di pasar kripto?
Flash crash adalah penurunan harga ekstrem dalam waktu sangat singkat akibat likuidasi besar-besaran atau rendahnya likuiditas pasar. Biasanya dipicu oleh stop-loss cascade di pasar derivatif. - Kenapa data ekonomi AS bisa pengaruhi harga Bitcoin?
Karena Bitcoin masih dianggap aset berisiko, pelemahan ekonomi AS mendorong investor beralih ke aset aman seperti obligasi, sehingga menurunkan minat pada aset kripto. - Apa arti funding rate negatif di Binance?
Funding rate negatif berarti trader yang membuka posisi short harus membayar biaya pendanaan. Ini menunjukkan lebih banyak trader memprediksi harga akan turun. - Apakah perang dagang AS–China berpengaruh ke kripto?
Ya, karena ketegangan ekonomi global memicu ketidakpastian pasar. Investor cenderung menghindari aset berisiko, termasuk Bitcoin, hingga kondisi stabil. - Apakah Bitcoin masih punya potensi menembus $125.000?
Masih sangat mungkin. Secara fundamental, permintaan jangka panjang terhadap Bitcoin tetap kuat. Namun, momentum bullish bisa tertunda hingga tekanan makro dan risiko derivatif mereda.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Cointelegraph – 3 reasons why a Bitcoin rally to $125K could be delayed, diakses pada 14 Oktober 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini