Dalam dunia keuangan, kebijakan moneter bank sentral memiliki dampak besar terhadap pasar, termasuk saham dan aset kripto. Dua kebijakan utama yang sering digunakan adalah Quantitative Easing (QE) dan Quantitative Tightening (QT).
QE bertujuan untuk meningkatkan likuiditas dengan menyuntikkan uang ke dalam ekonomi, sedangkan QT sebaliknya—mengurangi jumlah uang beredar untuk mengendalikan inflasi.
Artikel ini akan membahas perbedaan QE dan QT, dampaknya terhadap ekonomi global, serta bagaimana kebijakan ini mempengaruhi pasar saham dan kripto, termasuk Bitcoin.
Orang Juga Baca Ini: Debt Service Coverage Ratio: Cara Hitung & Contoh
Apa Itu Quantitative Tightening?
Quantitative Tightening (QT) adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral untuk mengurangi likuiditas di pasar dengan cara menjual aset keuangan atau membiarkan obligasi yang dimilikinya jatuh tempo tanpa pembelian ulang. Tujuan utama dari QT adalah mengendalikan inflasi dan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi.
Berikut adalah perbedaan utama antara QE dan QT:
Aspek | Quantitative Easing (QE) | Quantitative Tightening (QT) |
Tujuan | Meningkatkan pertumbuhan ekonomi | Mengendalikan inflasi |
Dampak Likuiditas | Meningkatkan jumlah uang beredar | Mengurangi jumlah uang beredar |
Suku Bunga | Biasanya turun | Biasanya naik |
Dampak pada Pasar | Saham dan kripto cenderung naik | Saham dan kripto cenderung turun |
Contoh Kebijakan | The Fed pada 2008-2014 | The Fed pada 2017-2019, 2022-sekarang |
Bagaimana Quantitative Tightening Bekerja?
Bank sentral menerapkan QT melalui tiga mekanisme utama:
- Menjual Obligasi di Pasar Terbuka
Bank sentral menjual aset keuangan seperti obligasi pemerintah, menyerap uang dari pasar. - Tidak Melakukan Pembelian Ulang Obligasi yang Jatuh Tempo
Jika obligasi yang dimiliki bank sentral jatuh tempo, bank sentral tidak menggantinya dengan pembelian obligasi baru. - Meningkatkan Suku Bunga
Dengan likuiditas yang lebih sedikit di pasar, suku bunga biasanya naik, membuat pinjaman lebih mahal dan konsumsi menurun.
Dampak Quantitative Tightening terhadap Ekonomi
Kebijakan QT memiliki berbagai konsekuensi bagi ekonomi, di antaranya:
- Suku Bunga Naik
Likuiditas yang lebih ketat membuat pinjaman menjadi lebih mahal, memperlambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. - Inflasi Terkendali
Dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tekanan inflasi dapat ditekan, membantu menjaga stabilitas harga. - Konsumsi dan Investasi Menurun
Dengan meningkatnya suku bunga, konsumen cenderung mengurangi belanja dan perusahaan menunda ekspansi bisnis. - Penguatan Mata Uang
Mata uang domestik bisa menguat karena arus modal masuk dari investor yang mencari imbal hasil lebih tinggi. - Risiko Resesi
Jika diterapkan terlalu agresif, QT dapat memicu perlambatan ekonomi hingga resesi.
Orang Juga Baca Ini: Cerdas, Ini Strategi Diversifikasi Investasi di Saat Resesi
Dampak Quantitative Tightening terhadap Pasar Saham dan Kripto
Kebijakan QT tidak hanya berdampak pada ekonomi secara umum tetapi juga pada pasar finansial, termasuk saham dan aset kripto.
1. Dampak pada Pasar Saham
- Suku bunga yang lebih tinggi menekan laba perusahaan, terutama bagi sektor teknologi yang mengandalkan pendanaan.
- Pasar saham cenderung mengalami volatilitas lebih tinggi karena investor mencari aset yang lebih stabil.
2. Dampak pada Kripto
- Aset kripto seperti Bitcoin sering dianggap sebagai aset berisiko.
- Saat likuiditas pasar menyusut, investor cenderung mengurangi kepemilikan mereka di aset spekulatif.
- Namun, Bitcoin juga sering disebut sebagai “emas digital” yang bisa bertahan dalam kebijakan moneter ketat.
3. Data Historis: QT dan Harga Bitcoin
Periode QT | Kebijakan The Fed | Harga Bitcoin |
2017-2019 | Neraca The Fed dikurangi | Bitcoin turun dari $20.000 ke $3.000 |
2022-sekarang | Suku bunga naik agresif | Bitcoin mengalami volatilitas tinggi |
Studi Kasus: Implementasi QT di Beberapa Negara
- Amerika Serikat (The Fed, 2017-2019 & 2022-sekarang)
Federal Reserve mengurangi neraca keuangannya, menaikkan suku bunga, dan menyebabkan pasar saham mengalami koreksi. - Eropa (European Central Bank, 2018-2019)
ECB mulai mengurangi stimulus moneter, yang berdampak pada peningkatan imbal hasil obligasi di zona euro. - Inggris (Bank of England, 2022-sekarang)
BoE memperketat kebijakan moneter untuk mengatasi inflasi, yang menyebabkan kenaikan suku bunga hipotek dan pelemahan sektor properti.
FAQ
- Apa perbedaan utama antara Quantitative Tightening (QT) dan Quantitative Easing (QE)?
QE meningkatkan jumlah uang beredar dengan membeli aset, sedangkan QT mengurangi uang beredar dengan menjual aset atau membiarkan obligasi jatuh tempo. - Mengapa bank sentral menerapkan Quantitative Tightening?
Untuk mengendalikan inflasi yang tinggi dan mencegah overheating ekonomi. - Bagaimana QT mempengaruhi suku bunga?
Dengan mengurangi likuiditas, suku bunga naik, membuat pinjaman lebih mahal bagi individu dan bisnis. - Apakah QT berpengaruh pada investasi kripto?
Ya, investor biasanya lebih berhati-hati dalam membeli aset spekulatif seperti kripto selama periode QT. - Bagaimana cara investor mempersiapkan diri menghadapi Quantitative Tightening?
Diversifikasi portofolio, menjaga likuiditas, dan memantau kebijakan bank sentral untuk mengantisipasi pergerakan pasar.
Kesimpulan
Quantitative Tightening adalah kebijakan moneter yang bertujuan mengurangi jumlah uang beredar untuk menekan inflasi dan menstabilkan ekonomi. Namun, kebijakan ini juga memiliki dampak besar pada suku bunga, pasar saham, dan aset kripto seperti Bitcoin.
Dengan memahami bagaimana QT bekerja dan dampaknya terhadap pasar, investor dapat mengambil keputusan yang lebih bijak. Indodax hadir sebagai platform terpercaya untuk membantu investor menghadapi tantangan pasar dengan informasi yang akurat dan strategi investasi yang tepat.
Nah, itulah pembahasan menarik tentang Quantitative Tightening yang bisa kamu baca selengkapnya hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia blockchain dan kripto.
Selain itu, temukan informasi terkini lainnya yang dikemas dalam kumpulan artikel crypto terlengkap dari Indodax Academy. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuanmu di dunia investasi dan teknologi digital!
Author: Echi Kristin