Rebase Token: Definisi, Cara Kerja, Risiko, dan Peluang
icon search
icon search

Top Performers

Rebase Token: Definisi, Cara Kerja, Risiko, dan Peluang

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Rebase Token: Definisi, Cara Kerja, Risiko, dan Peluang

Rebase

Daftar Isi

Pernah melihat token yang jumlah koin di wallet crypto tiba-tiba bertambah atau berkurang, padahal kamu tidak melakukan transaksi? Itulah dunia rebase token—kategori aset kripto dengan suplai elastis (elastic supply) yang menyesuaikan diri terhadap target tertentu. 

Konsepnya unik, potensinya menarik, tapi risikonya juga tidak main-main. Artikel ini membantu kamu memahami definisi, mekanisme, contoh nyata (Ampleforth/AMPL), serta cara menimbang risiko dan peluangnya.

 

Apa Itu Rebase Token?

Rebase token adalah aset kripto yang mengubah suplai beredar secara berkala—naik atau turun—untuk mengejar tujuan kebijakan (misalnya menjaga harga mendekati nilai acuan). Alih-alih menahan harga tetap stabil dengan cadangan, rebase token menyesuaikan jumlah unit yang dimiliki setiap wallet secara proporsional. 

Artinya, porsi kepemilikanmu terhadap total suplai relatif tetap, namun angka token di wallet bisa berubah tanpa kamu melakukan jual/beli.

 

Bagaimana Cara Kerjanya?

Intinya ada pada “rebase”, yaitu penyesuaian suplai otomatis pada interval tertentu (seringnya harian atau periodik). Rebase positif: jika harga rata-rata berada di atas target, protokol menambah suplai. Wallet semua holder menerima tambahan token secara proporsional. Rebase negatif: jika harga di bawah target, suplai dikurangi. 

Wallet semua holder mengalami pengurangan jumlah token secara proporsional. Karena perubahan bersifat proporsional, porsi kepemilikanmu terhadap total suplai tidak terdilusi secara persentase. Namun nilai portofolio tetap bisa naik/turun karena dua hal sekaligus: perubahan harga dan perubahan jumlah token.

 

Mekanisme Teknis Singkat

Kunci dari rebase adalah data harga yang akurat (oracle). Protokol membaca harga referensi dari beberapa sumber, menghitung deviasi terhadap target, lalu menetapkan besaran rebase. 

Implementasi umum meliputi: jendela waktu rebase (biasanya sekali per periode, misalnya harian), batas maksimum per periode agar tidak ekstrem, dan distribusi proporsional ke semua wallet sehingga tidak ada “transfer nilai” sepihak.

Keberhasilan mekanisme sangat bergantung pada kualitas oracle, kedalaman likuiditas pasar, serta perilaku trader yang merespons sinyal rebase.

Contoh Perhitungan Rebase (Sederhana)
Misal kamu memegang 100 token. Pada periode berikutnya terjadi rebase +5% (ekspansi), saldo menjadi 105 token. Jika setelah rebase harga turun 3%, nilai portofoliomu kira-kira: 105 × 0,97 = 101,85 (naik ±1,85% dari posisi awal). 

Sebaliknya, kalau rebase –5% (kontraksi), saldo jadi 95 token; meski harga naik 3%, nilainya 95 × 1,03 = 97,85 (turun ±2,15%). Dari sini terlihat kenapa rebase punya “volatilitas ganda”: P/L dipengaruhi oleh harga dan kuantitas sekaligus.

 

Contoh Nyata: Ampleforth (AMPL)

AMPL adalah proyek rebase token paling dikenal. Tujuannya menjaga daya beli sekitar acuan USD yang disesuaikan (mengikuti pendekatan inflasi seperti CPI). Ketika harga AMPL secara berkelanjutan berada di atas acuan, suplai bertambah; ketika di bawah, suplai berkurang.

Hasilnya, numerik token di wallet kamu bisa berubah tiap periode rebase, sementara porsi relatif terhadap total suplai tetap sama. Dalam fase ekspansi (harga > target), jumlah token bertambah sehingga jika harga tidak turun terlalu cepat, nilai portofolio bisa terdorong naik dari dua sisi: kuantitas bertambah dan harga masih kuat. 

Sebaliknya, pada fase kontraksi (harga < target), token di wallet berkurang sehingga meski harga memantul, total nilai belum tentu pulih cepat. Inilah alasan rebase token sering terasa punya “volatilitas ganda”.

 

Artikel Terkait Lainnya: Stablecoin Adalah Solusi Fluktuasi Harga Pasar Kripto

 

Mengapa Rebase Bukan Stablecoin Biasa?

Stablecoin umumnya menjaga harga lewat cadangan/over-collateral atau mekanisme lain yang menambatkan nilai terhadap aset tertentu. Rebase token tidak berjanji “harga stabil”; yang dikejar adalah keseimbangan jangka panjang melalui penyesuaian suplai. Dalam praktiknya, harga bisa tetap berfluktuasi signifikan, terutama di pasar yang likuiditasnya belum dalam.

 

Risiko Utama yang Harus Kamu Pahami

  • Volatilitas ganda: P/L dipengaruhi harga dan jumlah token. Ini bisa memperbesar kerugian saat pasar melawan posisimu.

  • Path dependency: Hasil jangka panjang sangat dipengaruhi urutan fase ekspansi/kontraksi. Dua akun dengan modal sama bisa menghasilkan kinerja berbeda jika masuk di fase berbeda.

  • Risiko oracle: Data harga keliru atau serangan oracle dapat memicu rebase yang tidak sehat.

  • Likuiditas & integrasi: Tidak semua wallet, DEX, atau protokol DeFi memperlakukan rebase token dengan benar. Salah integrasi bisa menyebabkan kalkulasi salah (misal pada reward, vault, atau strategi otomatis).

  • Perilaku pasar: Rebase bisa mendorong trading tak rasional (euforia saat ekspansi, panik saat kontraksi), memperbesar ayunan harga.

  • Aspek akuntansi/pajak: Karena jumlah token berubah otomatis, pencatatan biaya perolehan dan realisasi keuntungan bisa lebih kompleks (tergantung yurisdiksi). Ini bukan nasihat pajak/keuangan.

Peluang dan Cara Memanfaatkannya

  • Momentum & trend following: Fase ekspansi beruntun sering memicu narasi positif. Trader momentum kadang memanfaatkan sinyal harga di atas target selama beberapa periode.

  • Mean reversion tak murni: Saat deviasi besar, sebagian pelaku mencari peluang konvergensi menuju target. Namun rebase bisa memperlambat atau mempercepat proses, tidak selalu linier.

  • Strategi disiplin waktu: Beberapa trader hanya memegang saat kondisi pasar mendukung (likuiditas tinggi, deviasi moderat) dan menghindari fase kontraksi panjang.

  • Diversifikasi tematik: Bagi investor yang ingin mengeksplorasi mekanisme moneter alternatif di kripto, rebase token bisa menjadi porsi kecil dari portofolio tematik berisiko tinggi.

Siapa yang Cocok dengan Rebase Token?

  • Trader berpengalaman yang paham dinamika volatilitas ganda dan siap menerapkan manajemen risiko ketat.

  • Eksperimen finansial: Investor yang tertarik menguji model kebijakan moneter on-chain dan siap menerima hasil yang berbeda dari aset kripto biasa.

  • Bukan untuk semua orang: Jika kamu mencari eksposur “mirip stablecoin” yang tenang, rebase token bukan jalurnya.

Manajemen Risiko Praktis

Tetapkan porsi kecil sebagai asumsi aset berisiko tinggi dalam portofolio. Gunakan cut-loss/stop disiplin—jangan mengandalkan “rebase akan menyelamatkan”. Perhatikan jadwal rebase; banyak pelaku menghindari membuka posisi besar menjelang rebase untuk mengurangi kejutan kuantitas. 

Catat perubahan nilai portofolio sebelum/sesudah rebase agar penilaian kinerja tidak bias. Hindari leverage berlebihan: volatilitas ganda plus leverage bisa sangat agresif terhadap ekuitasmu.

 

Kesimpulan

Rebase token memperkenalkan eksperimen moneter on-chain: bukan menstabilkan harga lewat cadangan, melainkan menata ulang suplai agar pasar bergerak menuju target. Contoh seperti AMPL menunjukkan bagaimana angka token di wallet bisa berubah tanpa transaksi. 

Potensi ada—terutama saat momentum berpihak—namun risikonya besar, dari volatilitas ganda sampai ketergantungan pada oracle dan likuiditas. Jika kamu tertarik, dekati dengan porsi kecil, riset menyeluruh, dan disiplin manajemen risiko.

 

Itulah informasi menarik tentang Blockchain yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

 

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

  1. Apa bedanya rebase token dengan stablecoin?
    Stablecoin mengejar harga stabil (biasanya dengan cadangan). Rebase token menyesuaikan suplai; harga tetap bisa fluktuatif.

  2. Apakah jumlah token yang berubah itu “merugikan”?
    Tidak selalu. Porsi kepemilikanmu relatif tetap. Namun nilai portofolio bisa naik/turun karena efek harga dan kuantitas sekaligus.

  3. Bisakah rebase token dimanipulasi?
    Desain oracle dan likuiditas yang lemah dapat membuka celah. Karena itu penting menilai kualitas oracle, pasar, dan tata kelola.

  4. Apakah aman dipakai di DeFi?
    Tergantung kompatibilitas. Pastikan protokol yang kamu pakai benar-benar mendukung token rebase agar saldo dan reward dihitung tepat.

  5. Apakah cocok untuk pemula?
    Biasanya tidak. Mekanismenya kompleks dan risikonya tinggi. Pemula lebih baik memahami dasar-dasar kripto dan manajemen risiko dulu.

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Author: ON

 

Lebih Banyak dari DeFi

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.75%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.21%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 1.92%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
XGD/IDR
XGold
1.085K
52.6%
JELLYJELLY/IDR
Jelly-My-J
654
33.74%
GMMT/IDR
Giant Mamm
162
30.65%
VSYS/IDR
v.systems
10
25%
TROLLSOL/IDR
TROLL (SOL
3.220
20.14%
Nama Harga 24H Chg
AB/IDR
AB
148
-43.08%
TOKO/IDR
Tokoin
2
-33.33%
MULTI/IDR
Multichain
1.421
-27.28%
VIDY/USDT
VIDY
0
-27.27%
KUNCI/IDR
Kunci Coin
3
-25%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

KYC vs KYB: Bedanya Apa dan Kenapa Penting untuk Exchange Kripto
04/09/2025
KYC vs KYB: Bedanya Apa dan Kenapa Penting untuk Exchange Kripto

Saat masuk ke industri kripto, kamu akan sering mendengar dua

04/09/2025
Treasury Bill vs Stablecoin: Mana Safe Haven Terbaik untuk Dana Kripto Kamu
04/09/2025
Treasury Bill vs Stablecoin: Mana Safe Haven Terbaik untuk Dana Kripto Kamu

Ketika pasar kripto bergerak liar, pertanyaan besarnya selalu sama: taruh

04/09/2025
Venture Capitalist di Dunia Kripto: Peran, Mekanisme, dan Contoh VC Web3
04/09/2025
Venture Capitalist di Dunia Kripto: Peran, Mekanisme, dan Contoh VC Web3

Ketika membangun proyek di Web3, pendiri sering dihadapkan pada dua

04/09/2025