Coba bayangin suatu pagi kamu membuka aplikasi, saldo kripto aman di layar malam sebelumnya tiba-tiba menyusut sampai nyaris nol. Tidak ada SMS OTP mencurigakan, tidak ada seed phrase yang kamu bocorkan, tidak ada perangkat hilang. Semua terasa normal, kecuali satu hal: asetmu sudah berpindah tangan. Situasi seperti ini sering bukan berawal dari kelalaian pengguna, melainkan dari celah yang bahkan pembuat perangkat lunak belum menyadarinya. Hal ini menjadikan keamanan wallet kripto sebagai pondasi penting bagi siapa pun yang menyimpan aset digital. Di dunia keamanan, celah seperti itu disebut serangan zero-day.
Artikel ini mengupas tuntas apa itu zero-day, bagaimana cara kerjanya, seberapa besar dampaknya terhadap wallet dan smart contract, sampai langkah konkret supaya kamu tetap aman.
Apa Itu Serangan Zero-Day?
Serangan zero-day adalah eksploitasi terhadap kerentanan pada perangkat lunak atau perangkat keras yang belum diketahui oleh pengembangnya, sehingga belum ada tambalan keamanan yang tersedia. Istilah “zero-day” muncul karena tim pengembang memiliki nol hari untuk bereaksi sejak celah disalahgunakan. Di balik istilah ini, ada tiga konsep yang perlu kamu bedakan agar tidak rancu memandang risiko.
Pertama, kerentanan atau vulnerability adalah kelemahan desain atau implementasi pada kode, protokol, atau konfigurasi. Kedua, exploit adalah teknik atau muatan berbahaya yang memanfaatkan kelemahan tersebut, misalnya melalui skrip, file yang dibuat khusus, atau rantai serangan di peramban. Ketiga, attack adalah tindakan operasional memanfaatkan exploit untuk mencapai tujuan penyerang, entah mencuri data, mengambil alih sesi, atau mengeksekusi transaksi tanpa izin. Ketika kerentanan belum diketahui publik dan belum ditambal, setiap exploit yang berhasil langsung masuk kategori zero-day.
Definisi ini tampak generik, tetapi di ekosistem kripto konsekuensinya unik. Transaksi di blockchain bersifat final, sehingga ketika aset sudah keluar dari alamatmu, tidak ada tombol undo. Inilah mengapa memahami cara kerja blockchain dan sifat finalisasinya jadi penting sebelum mempercayakan aset di jaringan publik. Artinya, pengelolaan risiko zero-day di kripto menuntut kombinasi disiplin keamanan dari sisi pengguna dan ketahanan desain dari sisi pengembang.
Bagaimana Serangan Zero-Day Terjadi
Zero-day tidak muncul begitu saja; ia melewati siklus hidup yang cukup konsisten. Semuanya dimulai dari penemuan celah oleh peneliti, pemburu bug, atau aktor jahat. Jika penemu memilih jalur etis, celah itu dilaporkan secara tertutup, di investigasi, lalu ditambal. Namun dalam banyak kasus, penemu membangun proof-of-concept yang berubah menjadi exploit siap pakai. Tahap berikutnya adalah weaponization, ketika exploit disusun agar stabil, mudah dipakai berulang, dan sulit dideteksi. Setelah itu, serangan dilancarkan secara terbatas untuk menghindari perhatian, lalu diperluas ketika terbukti efektif. Tambalan baru hadir belakangan, setelah vendor menyadari adanya pola aneh di lapangan atau menerima laporan kredibel.
Selama 2024, tercatat 75 zero-day dieksploitasi di alam liar pada perangkat lunak besar, sebuah angka yang menunjukkan baseline ancaman kini lebih tinggi dari beberapa tahun sebelumnya. Tren ini penting karena rantai serangan modern jarang berdiri pada satu komponen. Eksploit di sisi peramban bisa digandengkan dengan kelemahan ekstensi, lalu memanfaatkan izin yang terlalu longgar di dompet kripto. Di perangkat seluler, bug pada pustaka media saja cukup untuk menjalankan kode tanpa interaksi, membuka jalan bagi pencurian rahasia kriptografi yang disimpan aplikasi.
Ringkasnya, zero-day bergerak cepat karena tidak ada tanda tangan deteksi dari vendor atau solusi keamanan. Ketika kita menempatkannya di konteks kripto yang serba final dan permissionless, waktu respons adalah segalanya.
Dampak Serangan Zero-Day di Dunia Kripto
Dampak zero-day dalam kripto dapat dirasakan di dua lapisan besar: wallet dan smart contract. Pada lapisan wallet, ancamannya berputar di sekitar dua hal, yaitu pencurian rahasia kriptografi dan manipulasi penandatanganan transaksi.
Pada skenario pertama, exploit pada peramban atau sistem operasi bisa mengeksekusi kode yang mengakses seed phrase, file penyimpanan kunci, atau ruang memori aplikasi wallet. Contoh yang relevan adalah celah pada mesin JavaScript peramban modern yang berpotensi dijahit dengan kelemahan komunikasi antar-ekstensi. Di perangkat iOS, kerentanan dalam pustaka pemrosesan gambar dapat dieksploitasi hanya dengan membuka konten tertentu, tanpa ketukan tambahan dari pengguna. Begitu kunci privat ter eksfiltrasi, pelaku bebas membuat dan menandatangani transaksi dari alamatmu, sementara semua terlihat “resmi” di blockchain.
Pada skenario kedua, exploit menargetkan proses tanda tangan. UI yang tampak normal bisa dimanipulasi sehingga ringkasan transaksi tidak merefleksikan tujuan sebenarnya. Pengguna mengira menyetujui izin terbatas, padahal di balik layar memberikan akses tanpa batas kepada kontrak jahat. Dalam kasus lain, bug pada mekanisme komunikasi antara aplikasi dan modul tanda tangan dapat dipaksa melakukan approval yang tidak diminta.
Pada lapisan smart contract, pola ancamannya berbeda. Kontrak pintar tidak mudah diubah; jika tidak ada mekanisme upgrade yang dirancang sejak awal, kesalahan logika akan hidup bersama kontrak itu seterusnya. Untuk mencegah hal seperti ini, banyak proyek kini mulai menerapkan audit smart contract sebagai langkah awal sebelum rilis ke publik. Kombinasi kontrol akses yang longgar, fungsi administratif yang tidak dibatasi, atau ketergantungan pada oracle yang dapat dimanipulasi membuka jalan bagi pengurusan aset dalam skala besar. Pada paruh pertama 2025, proporsi kerugian terbesar tercatat berasal dari kegagalan kontrol akses, menggambarkan bahwa banyak proyek belum memperlakukan izin dan peran sebagai perimeter keamanan utama.
Ketika dana berpindah mengikuti logika kontrak, sistem bekerja persis seperti yang diminta, bukan seperti yang diharapkan. Itulah titik lemah yang dieksploitasi penyerang di ruang tanpa penyangga seperti DeFi.
Statistik dan Tren Serangan Zero-Day 2024–2025
Skala masalah perlu diukur agar kamu bisa menilai prioritas. Selama 2024 dan sepanjang 2025, angka-angka kerugian dari ekosistem kripto menunjukkan bahwa exploit dan serangan terkait zero-day tidak terjadi dalam ruang hampa; mereka berkelindan dengan rekayasa sosial, kebocoran kunci, dan desain kontrak yang rapuh.
Berikut ringkasan data yang relevan untuk memetakan tren:
| Tahun / Periode | Kerugian (USD) | Jenis Serangan Dominan / Catatan |
| 2024 (lintas industri, konteks zero-day) | — | 75 zero-day dieksploitasi di alam liar pada software besar |
| 2024 (kripto, pembanding tahunan) | ~ 2,85 miliar | Agregat tahunan; dominan exploit kontrak dan phishing |
| Q1 2025 | ~ 2,05 miliar | 37 insiden DeFi dan CeFi; campuran exploit dan exit scam |
| H1 2025 (pandangan 1) | ~ 2,47 miliar | 344 insiden; dua mega-insiden menyumbang ~ 1,78 miliar; phishing naik tajam |
| H1 2025 (pandangan 2) | > 3,1 miliar | Access-control sekitar 59 persen dari total kerugian; smart-contract vuln sekitar 8 persen |
| Agustus 2025 | ~ 65–163 juta | Perbedaan angka menurut metodologi pelapor; beberapa breach wallet dan bridge |
| Catatan outlier 2025 | — | Ada bulan yang menyimpangkan agregat, misalnya ledakan kerugian setelah satu mega-hack; di awal tahun, kasus sekitar 1,5 miliar pada satu pihak mengguncang persepsi risiko pasar |
Dua hal penting terlihat dari tabel ini. Pertama, paruh pertama 2025 sudah melampaui total kerugian tahun 2024 menurut satu sudut pandang, dan setidaknya mendekati angka itu menurut sudut pandang lain. Perbedaan berasal dari metodologi pencatatan, waktu cut-off, serta apakah nilai aset yang kembali berhasil diperhitungkan. Kedua, kontribusi terbesar berasal dari kegagalan kontrol akses dan pengelolaan izin. Ini menyiratkan bahwa selain bug murni, praktik operasional dan arsitektur peran sama pentingnya dengan kualitas kode.
Angka bulanan di Agustus 2025 menunjukkan penurunan dibanding puncak-puncak sebelumnya, tetapi rentang 65–163 juta tetap signifikan. Di balik fluktuasi tersebut terdapat siklus serangan yang adaptif: ketika vendor menambal satu vektor, pelaku memindahkan fokus ke lapisan lain seperti perangkat pengguna, rantai suplai pustaka, atau jalur persetujuan token.
Intinya, tren data mempertegas bahwa zero-day bukan sekadar konsep buku teks, melainkan pemicu dan pengganda dampak di ekosistem yang nilai transaksinya besar dan bersifat final.
Cara Mencegah Serangan Zero-Day
Tidak ada solusi tunggal yang menonaktifkan semua zero-day, tetapi kombinasi kebiasaan yang tepat dari sisi pengguna dan kontrol arsitektural dari sisi pengembang dapat memangkas risiko ke level yang bisa diterima. Di bawah ini dua perspektif yang saling melengkapi.
Untuk kamu sebagai trader atau investor, prioritas pertama adalah mengurangi peluang pencurian rahasia kriptografi. Gunakan hardware wallet untuk penyimpanan nilai besar agar kunci privat tidak pernah menyentuh perangkat umum yang rawan eksploit. Pastikan peramban, sistem operasi, dan aplikasi wallet selalu pada versi terbaru, karena setiap rilis sering membawa mitigasi untuk celah yang baru diungkap. Selain itu, pahami juga cara menggunakan hardware wallet dengan benar agar data kriptografi kamu tetap aman dari akses berbahaya. Ketika berinteraksi dengan dApp, batasi izin atau token allowance hanya sebesar yang kamu butuhkan dan cabut yang tidak terpakai. Saat menandatangani, baca ringkasan transaksi dengan teliti, terutama alamat tujuan, jumlah, dan rentang izin. Pisahkan dompet operasional harian dan dompet simpanan jangka panjang agar penyebaran risiko lebih baik.
Untuk pengembang dan proyek, pusatkan perhatian pada izin dan proses perubahan. Terapkan multi-audit dari tim berbeda untuk komponen bernilai tinggi, karena setiap auditor membawa perspektif yang tidak sama. Susun kontrol akses berbasis peran dengan prinsip hak minimum, dan hindari fungsi administratif yang bisa memindahkan dana tanpa persetujuan berlapis. Gunakan timelock agar perubahan kritis memiliki jeda pengawasan, dan sediakan mekanisme jeda darurat atau circuit breaker yang benar-benar dipahami implikasinya. Program bug bounty bukan sekadar formalitas; sediakan jalur pelaporan yang jelas dan insentif yang bermakna. Di sisi infrastruktur, kunci versi dependensi, audit perubahan rantai suplai, dan pasang pemantauan transaksi untuk mendeteksi pola anomali seperti lonjakan transfer ke alamat baru atau interaksi tak lazim dengan kontrak akses-tinggi.
Kedua himpunan langkah di atas tidak kedap air, tetapi mereka memperkecil jendela peluang yang dibutuhkan pelaku zero-day untuk mengubah celah menjadi kerugian nyata.
Kenapa Kamu Harus Peduli
Zero-day berbeda dari serangan yang akrab di telinga seperti phishing. Pada phishing, ada banyak titik kegagalan yang bisa kamu cegah dengan kehati-hatian. Pada zero-day, kamu bisa menjadi pengguna teladan sekalipun, namun tetap terdampak jika lapisan yang kamu percaya ternyata memiliki cacat tersembunyi. Di kripto, perbedaan ini krusial karena transaksi tidak bisa dibatalkan. Itu sebabnya satu peristiwa pencurian pada platform besar di awal 2025, yang nilainya mendekati 1,5 miliar dolar, bukan hanya merugikan korban langsung, tetapi juga mengirim sinyal risiko yang mempengaruhi perilaku pasar.
Memahami cara kerja zero-day membuat kamu memindahkan fokus dari sekadar “jangan klik tautan” menjadi “bagaimana mengurangi dampak ketika lapisan perangkat lunak di luar kendali ternyata rentan.” Ini bukan sekadar paranoia; ini strategi bertahan di ekosistem yang bergerak cepat dan bernilai tinggi.
Kesimpulan
Serangan zero-day adalah ancaman senyap yang bekerja ketika tidak ada yang melihatnya datang. Di ranah kripto, konsekuensinya berlipat karena setiap transaksi bersifat final dan pergerakan dana berlangsung dalam hitungan detik. Kabar baiknya, kamu tidak harus pasrah. Dengan menaruh kunci di perangkat yang tepat, merawat kebersihan izin, disiplin memperbarui perangkat lunak, dan memanfaatkan fitur pengaman seperti multi-sig serta timelock dari sisi proyek, risiko bisa ditekan ke tingkat yang jauh lebih rendah. Jika kamu ingin memahami praktik dasarnya, cek juga panduan lengkap tentang tips menjaga keamanan aset kripto di Indodax Academy.
Pada akhirnya, keamanan di kripto bukan sekadar daftar alat dan audit, melainkan kebiasaan. Jika kamu menanam kebiasaan aman hari ini, kamu tidak hanya menghindari kerugian besok, tetapi juga membangun kepercayaan untuk terus berpartisipasi dengan tenang ketika kesempatan berikutnya datang.
Itulah informasi menarik tentang Serangan Zero Day yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa yang dimaksud dengan serangan zero-day?
Serangan zero-day adalah pemanfaatan kerentanan yang belum diketahui atau belum memiliki tambalan dari vendor. Karena tidak ada deteksi khusus, serangan sering lolos dari radar sampai ada lonjakan anomali di lapangan.
2. Apakah serangan zero-day bisa mengosongkan wallet kripto?
Bisa. Eksploit pada peramban, ekstensi, atau sistem operasi dapat mengeksekusi kode yang mencuri kunci privat atau memanipulasi proses tanda tangan transaksi, sehingga aset berpindah tanpa izinmu.
3. Seberapa besar kerugian akibat exploit pada 2025?
Pada paruh pertama 2025, kerugian tercatat setidaknya di kisaran 2,47 miliar dolar menurut satu pendekatan perhitungan dan melampaui 3,1 miliar dolar menurut pendekatan lain, dengan sekitar 59 persen terkait kegagalan kontrol akses. Angka tahunan 2024 berada di sekitar 2,85 miliar dolar sebagai pembanding.
4. Bagaimana cara paling efektif mencegah serangan zero-day di sisi pengguna?
Simpan nilai besar di hardware wallet, perbarui sistem dan aplikasi, batasi serta audit izin dApp, dan selalu cek ringkasan transaksi sebelum menandatangani. Pisahkan dompet aktif dan dompet simpanan untuk membatasi dampak jika terjadi insiden.
5. Apakah smart contract juga rentan terhadap zero-day?
Ya. Jika ada kelemahan logika atau kontrol akses, pelaku dapat mengeksploitasi celah sebelum tim pengembang menyadarinya. Karena kontrak sulit diubah setelah rilis, desain izin dan mekanisme darurat harus dipikirkan sejak awal.
6. Mengapa angka kerugian 2025 terlihat melonjak dibanding 2024?
Beberapa periode 2025 dipengaruhi outlier berupa mega-insiden yang menyumbang porsi besar dari total kerugian. Selain itu, permukaan serangan melebar karena interaksi lintas rantai, pertumbuhan dApp, serta meningkatnya pemanfaatan celah kontrol akses.
7. Apakah semua eksploit kripto termasuk zero-day?
Tidak. Banyak insiden berasal dari konfigurasi keliru, kunci yang bocor, atau phish yang sukses. Zero-day mengacu khusus pada kerentanan yang belum diketahui atau belum ditambal saat dieksploitasi. Namun, zero-day sering menjadi pemicu bagi serangan yang hasil akhirnya tampak seperti pencurian biasa.






Polkadot 10.19%
BNB 1%
Solana 4.87%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.68%
Polygon Ecosystem Token 2.03%
Tron 2.89%
Pasar


