Apa Itu Straddle di Crypto? Strategi Opsi Anti Salah Arah
icon search
icon search

Top Performers

Apa Itu Straddle di Crypto? Strategi Opsi Anti Salah Arah

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Apa Itu Straddle di Crypto? Strategi Opsi Anti Salah Arah

Apa Itu Straddle di Crypto? Strategi Opsi Anti Salah Arah

Daftar Isi

Volatilitas kripto sering membuat kamu ragu harus menekan tombol buy atau sell. Harga bisa melonjak puluhan persen dalam hitungan jam, lalu berbalik arah tanpa memberi aba-aba. Di situasi serba tidak pasti seperti ini, ada satu pendekatan yang tidak meminta kamu menebak arah, melainkan memanfaatkan besarnya gerak harga itu sendiri: straddle. Dari sini, kita akan mengupasnya tuntas—mulai dari definisi, cara kerja, sampai teknik lanjutan—dengan bahasa yang mengalir agar kamu bisa menilai kapan strategi ini layak dipakai.

 

Apa itu Straddle dalam Trading Crypto?

Sebelum menyelam lebih dalam, kamu perlu memegang satu konsep kunci. Straddle adalah strategi opsi yang membuka dua posisi sekaligus pada aset yang sama, dengan strike dan tanggal kedaluwarsa yang sama: satu call option dan satu put option. Tujuannya bukan menebak arah, melainkan bertaruh pada besarnya pergerakan harga. Jika harga melesat naik, call berpotensi menutup biaya dan menghasilkan laba; jika harga merosot tajam, put yang bekerja.

Pendekatan ini masuk akal di kripto karena pasar 24/7 dan rentan katalis besar. Namun, kamu juga wajib paham konsekuensinya: ada biaya premi untuk dua opsi sekaligus dan time decay yang terus menggerus nilai seiring waktu. Setelah memahami esensinya, mari kita bedah tipe-tipenya agar gambarnya semakin jelas.

Untuk menerapkan straddle dengan tepat, kamu perlu tahu dua variannya dan karakter risiko masing-masing.

 

Long vs Short Straddle: Dua Wajah, Dua Tujuan

Di tataran praktik, straddle hadir dalam dua bentuk.

Long straddle berarti kamu membeli call dan put. Ini cocok saat kamu memperkirakan volatilitas akan meledak—misalnya menjelang pengumuman ekonomi besar atau event on-chain—tapi kamu tidak yakin arah akhirnya. Keuntungannya bersumber dari pergerakan besar ke salah satu sisi; kerugiannya muncul jika harga justru sideways, karena dua premi yang kamu bayar akan terkikis waktu.

Sebaliknya, short straddle berarti kamu menjual call dan put. Ini mencari profit ketika harga relatif tenang dan volatilitas menyusut. Tetapi resikonya jauh lebih besar: jika harga berlari kencang, kerugian bisa membengkak karena kewajiban menutup opsi yang kamu jual. Short straddle umumnya memerlukan margin, kontrol risiko ketat, dan disiplin keluar yang jelas.

Setelah tahu tujuannya, pertanyaan berikutnya adalah “bagaimana cara kerja P&L-nya dan di mana titik impasnya?”

 

Cara Kerja, Break-Even, dan Logika Keuntungan

Struktur P&L long straddle itu simetris. Kamu membayar total premi sebagai biaya awal. Dua titik impas (break-even) berada di:

 

  • Atas: Strike + total premi
  • Bawah: Strike ? total premi

 

Selama harga akhir di atas titik impas atas atau di bawah titik impas bawah, potensi laba muncul. Jika harga berakhir di antara kedua titik itu, nilai waktu terkikis dan kamu berisiko rugi sebesar sebagian atau seluruh premi.

Sebagai gambaran sederhana, misalkan harga BTC saat ini 60.000 dengan total premi straddle 3.000. Titik impas kamu berada di 63.000 dan 57.000. Penutupan jauh di atas 63.000 atau jauh di bawah 57.000 mengarah ke skenario positif; penutupan di sekitar 60.000 membuat dua premi termakan waktu.

Dari sisi “mesin”, kinerja straddle sensitif pada implied volatility (IV) dan realized volatility (RV). Long straddle cenderung diuntungkan ketika RV ke depan melebihi IV saat pembelian; short straddle sebaliknya lebih nyaman ketika RV kedepan lebih kecil dari IV saat penjualan.

Dengan logika itu, wajar jika strategi ini kembali disorot di 2025, ketika kripto tetap bergerak liar di momen-momen tertentu.

 

Kenapa Straddle Tetap Relevan di 2025?

Kamu mungkin bertanya, apakah strategi klasik ini masih ada tempatnya sekarang. Jawabannya, iya, karena katalis volatilitas di kripto tidak berkurang—mulai dari rilis data inflasi dan kebijakan suku bunga, aliran dana ETF spot, halving dan upgrade jaringan, hingga lonjakan arus dana on-chain.

Di sisi lain, likuiditas opsi kripto semakin matang. Ini membuat harga lebih representatif dan eksekusi lebih bisa diandalkan untuk trader yang membutuhkan kombinasi call-put di strike dan expiry yang sama. Relevansi itu juga ditopang pendekatan modern: pengukuran IV historis vs saat ini, pemantauan term structure dan smile, sampai eksperimen algoritmik untuk mengatur timing masuk dan keluar.

Agar tidak sekadar ikut arus, kamu perlu kerangka kerja sederhana menilai kapan straddle tergolong “mahal” atau “murah”.

 

Mengukur “Mahal atau Murah”: IV, RV, Term Structure, dan Smile

Langkah paling praktis adalah membandingkan biaya straddle saat ini dengan pola historis. Jika biaya teoretis straddle berada di bawah rerata jangka menengah, ini memberi sinyal volatilitas “terdiskon” dibanding kebiasaan masa lalu—meski tentu tidak menjamin hasil. Kamu juga bisa menengok:

 

  1. Implied vs realized volatility: Long straddle lebih menarik ketika RV ke depan berpeluang melampaui IV saat ini; short straddle sebaliknya.
  2. Term structure (kurva IV lintas tenor): Lonjakan IV di tenor pendek jelang event menandakan “vol premium” yang kamu bayar.
  3. Volatility smile/skew: Bias put atau call di strike out-of-the-money memberi petunjuk arah kekhawatiran pasar.
  4. Sinyal pendahulu volatilitas: Lonjakan inflow stablecoin ke bursa, naiknya open interest dan perubahan skew sering datang sebelum gulungan harga besar.

 

Di bagian ini, yang kamu cari bukan angka pasti, melainkan konteks. Tujuannya agar keputusan mengambil straddle tidak sekadar berdasarkan feeling, tetapi punya pijakan pada data yang konsisten.

Begitu kerangka bacaan pasar terbentuk, eksekusi dan pengelolaan posisi menjadi penentu hasil akhirnya.

 

Eksekusi dan Manajemen: Dari Entry sampai Keluar

Menguasai straddle berarti kamu tidak hanya jago masuk, tetapi juga terampil mengelola posisi. Beberapa teknik yang bisa kamu pertimbangkan berikut ini bukan checklist kaku, melainkan panduan cara berpikir.

Menentukan timing dan tenor
Kamu bisa memilih expiry pendek untuk “menunggangi” ledakan volatilitas dekat event, atau expiry lebih panjang untuk memberi napas jika pergerakan terjadi terlambat. Tenor menentukan seberapa agresif theta memakan nilai posisi dan seberapa kuat vega bereaksi saat IV bergerak.

Rolling the straddle
Jika harga bergerak menjauh dari strike dan kamu ingin mempertahankan profil risiko, rolling menggeser strike atau memperpanjang tenor. Tujuannya menjaga sensitivitas terhadap gerak berikutnya sekaligus mengelola kerugian waktu.

Menjadi lebih hemat dengan strangle
Saat biaya straddle dirasa terlalu tinggi, sebagian trader beralih ke strangle (call dan put dengan strike berbeda). Biaya turun, tetapi kamu butuh gerak harga lebih besar untuk menembus break-even.

Delta-hedging dan gamma scalping
Trader berpengalaman kadang menyeimbangkan eksposur arah dengan menambah atau mengurangi aset spot saat harga bergerak, mencoba “memanen” fluktuasi sambil mempertahankan struktur opsi. Teknik ini rumit dan butuh disiplin tinggi, tetapi berguna ketika volatilitas sangat hidup.

Rencana keluar yang eksplisit
Sebelum masuk, tentukan jalur keluar: target persentase keuntungan, batas kerugian, atau sinyal data yang membatalkan tesis (misalnya IV runtuh pasca event). Tanpa rencana, kamu rawan menahan posisi yang tidak lagi rasional.

 

Meski kelihatan elegan, straddle tetap punya jebakan klasik yang sering dilupakan.

 

Risiko dan Kesalahan Umum yang Harus Kamu Hindari

Kesalahan paling sering adalah membeli straddle ketika IV sudah sangat mahal tepat sebelum event, lalu menjualnya terlambat setelah IV jatuh dan harga justru kembali ke tengah. Ini dikenal sebagai volatility crush. Selain itu, banyak yang:

 

  • Mengabaikan biaya transaksi dan slippage di opsi yang likuiditasnya tidak merata.
  • Memilih expiry terlalu pendek, sehingga theta menggerus lebih cepat daripada peluang pergerakan harga.
  • Menggunakan ukuran posisi berlebihan tanpa cadangan margin untuk koreksi tak terduga.
  • Menjual straddle (short) tanpa mengerti bahwa kerugian ke atas bisa melebar tanpa batas.

 

Mencatat kesalahan-kesalahan ini akan menyeimbangkan ekspektasimu sehingga keputusan tidak didorong euforia atau rasa takut sesaat.

Supaya semua konsep tadi lebih membumi, mari kita lihat skenario naratif yang sering ditemui trader.

 

Studi Kasus Naratif: Menjelang Rilis Data Inflasi

Bayangkan kamu memantau aset X yang akan “disentuh” rilis inflasi. Market membaca kemungkinan lonjakan volatilitas. Kamu melihat biaya straddle tenor 14 hari berada sedikit di bawah rerata historisnya, sementara aliran dana ke bursa dan open interest opsi menanjak.

Kamu membuka long straddle di strike dekat harga saat ini. Dua hari sebelum rilis, IV sudah merayap naik—nilai straddle turut terdongkrak meski harga belum banyak bergerak. Tepat setelah data keluar, harga melompat jauh. Kamu memilih mengambil sebagian keuntungan dan me-roll sisa posisi untuk menjaga eksposur jika tren berlanjut.

Skenario buruknya, data ternyata inline dan harga kembali ke tengah. Kamu menutup posisi lebih cepat karena rencana awal memang memberi batas waktu singkat untuk menghindari theta yang makin tajam setelah event. Dua keputusan ini sama-sama rasional karena berangkat dari rencana dan data, bukan perasaan mendadak.

Dari contoh tersebut, kamu bisa merangkum cara kerja, alat ukur, dan disiplin yang dibutuhkan untuk membuat straddle lebih terstruktur.

 

Ringkasan Praktis untuk Kamu Terapkan

Kalau semua teori tadi terasa banyak, tenang saja. Ada cara sederhana supaya kamu bisa langsung membayangkan bagaimana straddle diterapkan di lapangan. Anggap saja ini panduan langkah demi langkah yang bisa kamu sesuaikan dengan gaya tradingmu sendiri.

Langkah pertama, selalu mulai dengan mencari katalis. Apakah ada rilis data inflasi, keputusan suku bunga, atau mungkin upgrade besar di blockchain? Katalis inilah yang biasanya memicu lonjakan volatilitas. Dari sana, kamu bisa menentukan tenor yang pas: apakah perlu opsi jangka pendek untuk menangkap pergerakan dekat, atau tenor lebih panjang kalau kamu ingin memberi ruang napas pada harga.

Setelah itu, bandingkan implied volatility (IV) sekarang dengan pola historis. Kalau IV saat ini lebih rendah dari biasanya, straddle bisa dianggap “lebih murah.” Jangan lupa juga melihat realized volatility (RV) masa lalu sebagai pembanding. Kombinasi IV dan RV ini akan membantumu menilai apakah biaya premi sepadan dengan potensi pergerakan harga ke depan.

Langkah berikutnya adalah menghitung titik impas (break-even). Dari sini, kamu tahu seberapa jauh harga harus bergerak agar posisi tidak merugi. Tanpa perhitungan ini, kamu hanya menebak-nebak dan itu berbahaya di pasar kripto yang bergerak cepat.

Sebelum masuk ke posisi, buatlah rencana keluar yang jelas. Tentukan target keuntungan, batas kerugian, dan kondisi yang membuat kamu rela menutup posisi lebih cepat. Dengan begitu, keputusanmu nanti tidak dikuasai panik atau serakah.

Dan terakhir, siapkan opsi penyesuaian. Kadang harga bergerak tidak sesuai prediksi. Dalam kondisi itu, kamu bisa memilih untuk rolling posisi agar tetap relevan, mengubahnya menjadi strangle untuk menekan biaya, atau menutup sebagian posisi supaya risiko terkendali. Fleksibilitas ini penting agar kamu tidak terjebak.

Jadi, meskipun langkah-langkah di atas terlihat terstruktur, jangan menganggapnya sebagai aturan kaku. Anggap saja sebagai kerangka kerja yang bisa kamu ubah sesuai dengan profil risiko, modal, dan tujuan tradingmu sendiri.

 

Kesimpulan

Pasar kripto punya satu ciri yang tidak pernah pudar: arahnya sulit ditebak, tetapi ledakan pergerakan hampir selalu ada. Straddle hadir bukan untuk melawan ketidakpastian, melainkan untuk menjinakkannya. Dengan memegang call dan put di strike serta expiry yang sama, fokusmu bergeser dari “ke mana harga bergerak” menjadi “seberapa jauh ia akan bergerak.”

Namun strategi ini tidak bisa diperlakukan seperti tombol ajaib. Ada harga yang harus dibayar—premi ganda, risiko terkikisnya waktu, hingga kemungkinan volatilitas yang sudah terlampau mahal. Itulah mengapa keberhasilan straddle bukan hanya soal menekan order, tapi soal membaca data dengan jernih, mengatur ekspektasi, dan menyiapkan langkah keluar bahkan sebelum masuk.

Jika kamu bisa memadukan disiplin dengan pemahaman konteks—mengenali kapan IV murah, kapan event berpotensi memicu lonjakan, dan kapan posisi harus di-roll atau ditutup—maka straddle bisa berubah dari sekadar strategi klasik menjadi senjata anti salah arah yang relevan untuk trader kripto modern.

Pada akhirnya, straddle bukan sekadar cara menghasilkan cuan, melainkan cermin bahwa di pasar yang penuh ketidakpastian, fleksibilitas dan disiplin lebih berharga daripada sekadar menebak arah.

 

Itulah informasi menarik tentang  Straddle yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu straddle dalam trading kripto?
Straddle adalah strategi opsi yang membuka call dan put pada strike serta tanggal kedaluwarsa yang sama untuk memanfaatkan pergerakan harga besar, naik maupun turun.

2. Apa bedanya straddle dengan strangle?
Keduanya membeli call dan put. Straddle memakai strike yang sama sehingga biaya umumnya lebih tinggi, tetapi break-even lebih dekat. Strangle memakai strike berbeda sehingga biaya lebih rendah, tetapi butuh pergerakan harga lebih besar.

3. Bagaimana cara menghitung break-even pada long straddle?
Tambahkan total premi ke strike untuk break-even atas, dan kurangi total premi dari strike untuk break-even bawah.

4. Kapan strategi straddle cocok dipakai?
Ketika kamu memperkirakan volatilitas akan naik—misalnya jelang data makro, alur dana besar, upgrade jaringan, atau event yang historis memantik lonjakan harga—tanpa keyakinan arah yang kuat.

5. Apa risiko utama straddle?
Biaya premi ganda, time decay yang menggerus nilai saat harga sideways, serta potensi volatility crush setelah event ketika IV jatuh cepat. Short straddle menambah risiko kerugian yang bisa melebar.

6. Apakah straddle cocok untuk pemula?
Straddle lebih cocok untuk trader yang sudah memahami opsi, volatilitas, dan manajemen posisi. Pemula sebaiknya mulai dari ukuran kecil, mencatat setiap keputusan, dan fokus belajar membaca IV/RV sebelum meningkatkan risiko.

7. Bagaimana cara mengelola posisi setelah masuk?
Siapkan rencana keluar yang eksplisit, pertimbangkan rolling, ubah ke strangle jika perlu menekan biaya, dan evaluasi ulang tesis jika data yang kamu pantau tidak mendukung skenario awal.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Market Signal,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.44%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.09%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 1.98%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DUPE/IDR
Dupe
259
66.41%
KRD/IDR
Krypton DA
112
60%
C98/IDR
Coin98
1.106
32.61%
MCT/IDR
Metacraft
29.700
27.42%
CAKE/IDR
PancakeSwa
55.000
25.66%
Nama Harga 24H Chg
BAKE/IDR
BakeryToke
509
-22.88%
ELF/IDR
aelf
12.158
-21.79%
NMD/IDR
Nexusmind
221.990
-20.72%
HMSTR/IDR
Hamster Ko
11
-18.69%
CST/IDR
Crypto Sus
156.899
-17.85%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Manipulatif Artinya Apa? 9 Aksi Licik di Crypto

Banyak orang akrab dengan kata manipulatif saat membahas hubungan atau

Apa Itu Straddle di Crypto? Strategi Opsi Anti Salah Arah

Volatilitas kripto sering membuat kamu ragu harus menekan tombol buy

Stock Market Crash: Sejarah Dunia & IHSG Indonesia
03/10/2025
Stock Market Crash: Sejarah Dunia & IHSG Indonesia

Setiap kali pasar saham bergejolak, ada dua reaksi yang biasanya

03/10/2025