Ketegangan geopolitik kembali mengguncang pasar kripto. Perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif Amerika Serikat menyebabkan lonjakan signifikan dalam aktivitas stablecoin. Investor panik dan berbondong-bondong mengalihkan aset mereka ke USDT dan USDC, memicu lonjakan volume on-chain hingga menembus 72 miliar dolar hanya dalam 24 jam terakhir.
Stablecoin Jadi Pelabuhan Aman Saat Market Berdarah

Sumber Gambar: IntoTheBlock
Menurut data IntoTheBlock yang kami kutip dari website cryptopolitan, jumlah alamat aktif harian stablecoin melonjak ke angka 300.000, level tertinggi sejak Februari 2025. Hal ini terjadi bersamaan dengan kejatuhan Bitcoin dari 81.000 dolar ke 74.000 dolar, memicu lebih dari 200 juta dolar likuidasi posisi long dan short hanya dalam satu jam.
Peningkatan permintaan stablecoin ini menunjukkan perubahan sentimen pasar yang signifikan. Di tengah volatilitas ekstrem, banyak investor memilih mengamankan aset mereka di stablecoin, menjadikannya safe haven alternatif saat aset kripto lainnya merosot tajam.
Orang Juga Baca Ini: Efek Tarif Trump: Saham Anjlok $11T, Bitcoin Stabil!
Volatilitas Dipicu Isu Tariff dan Hoaks Ekonomi
Sentimen pasar semakin goyah setelah beredar kabar palsu bahwa AS akan menghentikan tarif impor selama 90 hari. Kabar ini sempat memicu reli singkat sebelum dibantah langsung oleh Gedung Putih. Dampaknya, harga Bitcoin hari ini kembali terjun, memperparah tekanan di pasar kripto.
Sementara itu, indikator Fear and Greed Index dari CoinMarketCap menunjukkan skor 19 dari 100, mengindikasikan ketakutan ekstrem di kalangan pelaku pasar.
Regulasi Stablecoin di Garis Depan
Meski pasar kripto sedang lesu, sektor stablecoin justru menunjukkan daya tahan luar biasa. Total suplai stablecoin saat ini mencapai sekitar 234 miliar dolar, meningkat 13 persen secara tahunan, terutama didorong oleh peningkatan suplai USDT dan USDC.
Pemerintah global mulai menyusun kerangka hukum untuk stablecoin. Kenya mengajukan rancangan undang-undang untuk mengatur aset digital, memberikan wewenang pada bank sentral dan otoritas pasar modal. Di saat yang sama, Amerika Serikat dan Inggris juga sedang merancang regulasi stablecoin di bawah agenda reformasi keuangan 2026.
CEO Tether, Paolo Ardoino, menegaskan bahwa jika regulasi AS berdampak pada USDT, pihaknya siap mengeluarkan versi stablecoin khusus yang mematuhi hukum domestik.
Orang Juga Baca ini: Perbedaan USDT dan USDC: Mana Stablecoin yang Lebih Baik?
Stablecoin Baru Didorong Politik
Menariknya, proyek stablecoin baru turut bermunculan. Salah satunya adalah World Liberty Financial atau WLFI, proyek DeFi yang dikabarkan didukung oleh mantan Presiden AS, Donald Trump. WLFI berencana meluncurkan stablecoin bernama USD1 dan mendistribusikannya melalui airdrop kepada para pemegang token WLFI.
Meski belum jelas dampaknya terhadap pasar utama, kemunculan proyek semacam ini menunjukkan bahwa stablecoin kini bukan hanya alat lindung nilai, tetapi juga bagian dari agenda ekonomi dan politik global.
Kesimpulan
Lonjakan aktivitas stablecoin menjadi sinyal kuat bahwa pasar mencari kestabilan di tengah kekacauan global. Dengan data volume dan jumlah pengguna yang meningkat drastis, serta pergeseran sentimen dari spekulatif ke defensif, stablecoin muncul sebagai pemenang dalam fase bearish ini.
Regulasi yang segera datang, dukungan institusional, dan gejolak geopolitik memperkuat posisi stablecoin di pusat sistem keuangan digital baru. Dalam situasi seperti ini, bukan tidak mungkin permintaan stablecoin terus meroket dalam beberapa bulan ke depan.
FAQ
1.Mengapa aktivitas stablecoin meningkat saat perang dagang
Karena investor mencari aset yang stabil untuk melindungi nilai portofolio mereka saat market kripto mengalami volatilitas tinggi.
2.Apa itu Fear and Greed Index dan mengapa penting
Fear and Greed Index mengukur sentimen pasar. Skor rendah seperti 19 dari 100 menunjukkan ketakutan ekstrem, sering dikaitkan dengan potensi rebound atau koreksi tajam.
3.Apakah regulasi stablecoin bisa menghambat pertumbuhannya
Tidak selalu. Regulasi justru bisa meningkatkan kepercayaan terhadap stablecoin, terutama bagi investor institusi dan pengguna di negara berkembang.
4.Apa dampak dari stablecoin baru seperti USD1 dari WLFI
Belum bisa dipastikan. Namun, munculnya stablecoin baru menunjukkan bahwa sektor ini semakin menarik perhatian dari berbagai pihak, termasuk politikus.
Referensi ;
Stablecoin activity spikes amid global tariff wars (cryptopolitan), Diakses pada 9 April 2025.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: RB
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Stablecoin.