Dalam beberapa hari terakhir, muncul rumor panas bahwa Tether, penerbit stablecoin terbesar di pasar, menjual sebagian besar kepemilikan Bitcoinnya untuk dialihkan ke emas.
Spekulasi ini langsung memicu kekhawatiran, sebab Tether dikenal sebagai salah satu pemegang BTC terbesar di industri.
Namun CEO Tether, Paolo Ardoino, akhirnya angkat bicara dan membantah isu tersebut. Menurutnya, Tether tidak menjual Bitcoin, melainkan melakukan transfer aset ke proyek terkait Bitcoin sekaligus memperluas investasinya ke emas dan tanah.
Rumor Penjualan Bitcoin: Dari Mana Asalnya?
Isu Tether menjual BTC bermula dari laporan aset kuartal II 2025. Data menunjukkan kepemilikan Bitcoin Tether turun dari 92.650 BTC di Q1 menjadi 83.274 BTC di Q2.
Angka ini memunculkan spekulasi liar bahwa perusahaan telah melepas lebih dari $1 miliar Bitcoin untuk membeli emas.
Mengutip dari CryptoNewsLand, rumor tersebut kian membesar setelah ada klaim bahwa Tether menggelontorkan $1,6 miliar ke emas pada periode yang sama.
Namun analisis blockchain menemukan cerita berbeda. Alih-alih dijual, sebagian besar BTC itu ternyata ditransfer ke Twenty One Capital, sebuah platform keuangan berbasis Bitcoin yang dipimpin CEO Strike.
Total transfer mencapai 19.800 BTC selama Juni dan Juli, dan justru membuat eksposur Bitcoin Tether tetap stabil.
Klarifikasi CEO Tether: “Kami Tidak Menjual Bitcoin”
? TODAY: Tether CEO Paolo Ardoino denies rumours saying the company sold $BTC for gold.
“We buy and hold both. ” pic.twitter.com/DSZALVNDTg
— Cointelegraph (@Cointelegraph) September 8, 2025
Sumber: X.com
Paolo Ardoino menegaskan bahwa tidak ada penjualan BTC yang dilakukan perusahaannya. Ia menekankan strategi Tether tetap sama, menginvestasikan profit ke aset aman seperti Bitcoin, emas, dan tanah.
Hingga saat ini, Tether masih memegang lebih dari 100.521 BTC atau setara sekitar $11,17 miliar.
Selain itu, Ardoino menambahkan bahwa Tether terus menjaga cadangan yang sehat untuk mendukung penerbitan USDT.
Bahkan di tengah rumor, perusahaan mencetak tambahan $2 miliar USDT di jaringan Ethereum untuk memenuhi permintaan pasar yang melonjak.
Diversifikasi Aset: Dari Bitcoin ke Emas dan Tanah
Meski Bitcoin tetap jadi aset utama, Tether memang semakin aktif di sektor emas. Pada Juni 2025, perusahaan mengakuisisi saham senilai $90 juta di Elemental Altus Royalties Corp, lalu menambah lagi investasi $100 juta di bulan berikutnya.
Selain itu, Tether juga memiliki stablecoin emas bernama Tether Gold (XAUT) yang didukung 7,66 ton emas di Swiss.
Langkah diversifikasi ini sejalan dengan tren global. El Salvador, misalnya, baru-baru ini menambahkan emas senilai $50 juta ke dalam cadangannya.
Bagi Tether, strategi ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya ingin menjaga dominasi di stablecoin, tapi juga memperkuat posisi di aset nyata.
Baca berita terbaru lainnya: Bitcoin vs Emas vs Franc Swiss: Siapa Raja Safe Haven 2025?
Apa Artinya untuk Trader?
Bagi trader, klarifikasi Tether ini penting karena menegaskan bahwa fundamental pasar Bitcoin tetap kuat.
Kekhawatiran tentang tekanan jual besar-besaran dari Tether ternyata tidak terbukti. Sebaliknya, strategi diversifikasi Tether ke emas dan tanah bisa memberi sinyal kestabilan jangka panjang bagi pasar stablecoin.
Namun, rumor semacam ini menjadi pengingat bahwa sentimen bisa berubah hanya karena misinformasi data.
Trader perlu memantau sumber resmi dan analisis blockchain, bukan sekadar narasi yang viral di media sosial.
Kesimpulan
Kasus rumor Tether ini jadi pengingat bahwa satu data yang salah tafsir bisa mengguncang sentimen pasar. Banyak yang buru-buru percaya Tether menjual Bitcoin miliaran dolar, padahal faktanya justru sebaliknya posisi mereka di BTC tetap kokoh, bahkan meningkat.
Bagi trader, pesan terpenting bukan hanya soal Tether yang masih pro-Bitcoin, tapi tentang bagaimana informasi bisa membentuk psikologi pasar. Rumor bisa bikin panik sesaat, namun pada akhirnya fundamental yang berbicara.
Strategi Tether menambah eksposur ke emas dan tanah seharusnya dibaca bukan sebagai tanda melepas Bitcoin, melainkan sebagai langkah diversifikasi cerdas untuk memperkuat cadangan. Dengan lebih dari 100 ribu BTC di kantong, Tether tetap jadi salah satu “penopang” besar yang menjaga stabilitas pasar.
Pelajarannya jelas: jangan mudah terbawa arus isu viral tanpa bukti kuat. Di dunia kripto, keputusan yang terburu-buru karena rumor bisa lebih berbahaya daripada volatilitas harga itu sendiri.
FAQ
- Apakah Tether benar menjual Bitcoin?
Tidak. CEO Tether Paolo Ardoino menegaskan perusahaan tidak melakukan penjualan, melainkan transfer ke proyek Bitcoin-native. - Kenapa laporan aset Tether menunjukkan penurunan BTC?
Karena ada transfer 19.800 BTC ke Twenty One Capital. Secara neto, eksposur Bitcoin Tether justru naik. - Berapa jumlah Bitcoin yang dipegang Tether saat ini?
Lebih dari 100.521 BTC, setara sekitar $11,17 miliar. - Mengapa Tether berinvestasi di emas?
Untuk diversifikasi. Mereka menanam lebih dari $190 juta di perusahaan emas dan menerbitkan stablecoin emas XAUT. - Apa dampaknya untuk trader?
Rumor penjualan BTC terbantahkan, artinya tekanan jual besar tidak ada. Sentimen pasar bisa lebih tenang meski isu sempat bikin panik.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Altcoin #Berita Bitcoin Hari Ini