Pernah nggak kamu merasa ribet harus antri di bank, transfer kena biaya tambahan, atau investasi harus lewat broker resmi? Itu semua bagian dari sistem yang disebut TradFi, singkatan dari Traditional Finance.
Di satu sisi, sistem ini ngasih rasa aman karena ada regulasi dan lembaga yang menjamin. Tapi di sisi lain, banyak orang mulai mempertanyakan efisiensinya.
Apalagi setelah hadirnya kripto dan DeFi, TradFi jadi sering dibandingkan. Artikel ini akan ngajak kamu memahami apa sebenarnya TradFi, ciri khasnya, dan kenapa sistem ini masih relevan meski kita udah masuk era digital.
Apa Itu TradFi?
TradFi atau Traditional Finance adalah sistem keuangan tradisional yang udah dipakai puluhan tahun. Semua aktivitas finansial seperti nabung, pinjam uang, investasi saham, sampai beli asuransi dilakukan lewat lembaga resmi: bank, pasar modal, perusahaan asuransi, atau koperasi yang diatur ketat oleh regulator.
Di Indonesia, ada Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengawasi.
Jadi, setiap pergerakan uang dalam TradFi bergantung pada perantara. Inilah yang bikin sistemnya terasa aman, tapi sekaligus bikin banyak proses jadi lambat.
Sejarah dan Peran TradFi
Sejak zaman dulu, TradFi jadi fondasi ekonomi modern. Orang bisa menabung dengan lebih aman daripada simpan uang di bawah bantal.
Perusahaan bisa mengumpulkan dana publik lewat bursa saham, sementara investor punya peluang menumbuhkan aset. Asuransi juga muncul sebagai proteksi dari risiko tak terduga.
Intinya, TradFi membangun struktur ekonomi yang kita kenal hari ini. Walaupun banyak orang sekarang gandrung dengan aset kripto, TradFi tetap jadi tulang punggung arus keuangan dunia. Tanpa sistem ini, banyak aktivitas ekonomi nggak akan berjalan lancar.
7 Ciri Khas TradFi yang jarang Diketahui
Kalau kamu masih bingung apa bedanya TradFi dengan sistem lain, berikut adalah ciri khasnya yang paling menonjol:
- Sentralisasi & Perantara
Di TradFi, semua transaksi nggak bisa langsung antar individu. Kamu harus melewati pihak ketiga seperti bank, perusahaan sekuritas, atau lembaga keuangan resmi. Misalnya, untuk beli saham, kamu nggak bisa langsung ke bursa, tapi harus lewat broker yang berlisensi.
Hal ini membuat transaksi lebih aman karena ada filter, tapi juga bikin prosesnya lebih panjang dan biaya jadi lebih tinggi. Inilah kenapa banyak orang merasa TradFi cenderung birokratis. - Regulasi Ketat
TradFi berjalan dengan pengawasan yang sangat ketat. Di Indonesia, ada BI dan OJK yang memastikan semua lembaga keuangan patuh aturan. Tujuannya jelas: melindungi nasabah dan menjaga stabilitas ekonomi.
Tapi konsekuensinya, setiap produk dan layanan butuh izin panjang sebelum bisa beroperasi. Regulasi ini membuat TradFi terkesan lambat berinovasi dibanding DeFi yang bisa meluncurkan protokol baru dengan cepat. - Jam Operasional Terbatas
Salah satu batasan besar TradFi adalah waktu. Bank hanya buka di jam kerja, dan transfer antarbank di luar jam tersebut bisa tertunda sampai hari berikutnya.
Bursa saham pun punya jam perdagangan terbatas, biasanya hanya beberapa jam dalam sehari. Jadi kalau ada peluang mendadak di malam hari, kamu nggak bisa langsung eksekusi. Berbeda dengan kripto yang bisa diakses 24/7, TradFi masih terikat jam kantor. - Aset Tradisional
Produk yang ditawarkan TradFi terfokus pada instrumen klasik seperti tabungan, deposito, saham, obligasi, hingga asuransi. Memang ada inovasi seperti reksa dana atau sukuk, tapi intinya tetap berbasis aset lama.Bagi investor, ini berarti pilihan lebih terbatas dibanding DeFi yang punya ribuan token dan produk keuangan baru seperti yield farming atau liquidity pool - Biaya & Proses Lambat
Hampir semua layanan di TradFi ada biayanya: transfer beda bank, administrasi kartu, biaya broker, hingga biaya asuransi. Prosesnya pun sering memakan waktu.
Contoh nyata: jual beli saham masih butuh settlement T+2 atau T+3, artinya baru selesai dua-tiga hari kerja setelah transaksi. Buat investor modern yang terbiasa dengan kecepatan digital, ini terasa kuno - Akses Eksklusif
TradFi nggak terbuka untuk semua orang. Untuk bisa ambil pinjaman, kamu harus punya dokumen lengkap, riwayat kredit yang bagus, dan kadang minimal aset tertentu. Untuk investasi, ada produk yang cuma bisa diakses orang dengan dana besar (investor terakreditasi). Jadi meski terkesan inklusif, faktanya TradFi masih menyisakan banyak orang di luar sistem, terutama mereka yang unbanked. - Kepercayaan pada Institusi
TradFi berdiri di atas kepercayaan masyarakat terhadap lembaga resmi. Nasabah percaya bank karena ada LPS yang menjamin simpanan. Investor percaya bursa karena ada pengawasan OJK.
Rasa aman ini jadi nilai tambah utama TradFi, meskipun di sisi lain bikin masyarakat sepenuhnya bergantung pada institusi. Kalau institusi bermasalah, efeknya bisa sistemik.
Dengan tujuh ciri khas ini, terlihat jelas bahwa TradFi menawarkan keamanan dan struktur, tapi seringkali mengorbankan kecepatan dan inklusivitas.
Contoh Nyata TradFi di Indonesia
Supaya lebih kebayang, TradFi ada di sekitar kita setiap hari. Kalau kamu nabung di BCA, tarik kredit dari BRI, atau investasi saham di Bursa Efek Indonesia, itu semua TradFi.
Asuransi kesehatan, asuransi mobil, sampai koperasi simpan pinjam resmi juga termasuk. Jadi sebenarnya, tanpa sadar, hampir semua orang di Indonesia udah terbiasa hidup dengan TradFi.
TradFi vs DeFi: Sekilas Perbedaan
Sementara DeFi adalah alternatif keuangan yang menjanjikan akses instan dan transparan lewat blockchain. Tapi ingat, detail perbandingan lengkapnya bisa kamu baca di artikel khusus CeFi vs DeFi vs TradFi di Indodax Academy.
Di sini cukup paham kalau TradFi itu terpusat, sedangkan DeFi desentralisasi.
Keterbatasan TradFi
Walaupun terlihat kokoh, TradFi punya kelemahan mendasar. Prosesnya lambat, biayanya tinggi, dan nggak semua orang bisa mengakses. Di banyak negara berkembang, jutaan orang masih unbanked alias nggak punya akses ke bank.
Selain itu, birokrasi panjang bikin orang frustasi. Kekurangan inilah yang kemudian melahirkan inovasi baru seperti fintech dan DeFi yang coba menawarkan alternatif.
Relevansi TradFi di Era Kripto
Meski banyak kritik, TradFi tetap jadi raja di panggung ekonomi global. Bank masih jadi pilihan utama untuk simpan uang, bursa saham masih jadi barometer ekonomi, dan asuransi tetap jadi instrumen proteksi utama.
Kripto dan DeFi mungkin berkembang pesat, tapi mereka justru muncul karena ada keterbatasan di TradFi. Jadi, bisa dibilang TradFi nggak akan hilang, melainkan berdampingan dengan sistem baru.
Kesimpulan
TradFi adalah sistem keuangan tradisional yang jadi dasar ekonomi kita. Dengan 7 ciri khasnya—mulai dari sentralisasi, regulasi ketat, hingga akses yang terbatas—TradFi tetap penting walaupun banyak tantangan. Memahami TradFi bikin kamu nggak cuma lebih ngerti cara kerja keuangan lama, tapi juga bisa lebih bijak menilai kehadiran sistem baru seperti CeFi dan DeFi.
Itulah informasi menarik tentang TradFi Adalah Sistem Keuangan Tradisional dengan 7 Cirinya yang bisa kamu dalami lebih lanjut di kumpulan artikel kripto dari Indodax Academy. Selain mendapatkan insight mendalam lewat berbagai artikel edukasi crypto, kamu juga bisa memperluas wawasan lewat kumpulan tutorial serta memilih dari beragam artikel populer yang sesuai minatmu.
Selain update pengetahuan, kamu juga bisa langsung pantau harga aset digital di Indodax Market dan ikuti perkembangan terkini lewat berita crypto terbaru. Untuk pengalaman trading lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading dari Indodax. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu nggak ketinggalan informasi penting seputar blockchain, aset kripto, dan peluang trading lainnya.
Kamu juga bisa ikutin berita terbaru kami lewat Google News agar akses informasi lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis buat dapetin penghasilan pasif dari aset yang disimpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
Apa itu TradFi?
TradFi adalah singkatan dari Traditional Finance, sistem keuangan tradisional yang dijalankan lewat lembaga resmi seperti bank, pasar modal, atau asuransi.
Apa contoh TradFi di Indonesia?
Bank BCA, BRI, Mandiri, Bursa Efek Indonesia, hingga perusahaan asuransi resmi.
Apa ciri khas TradFi?
Sentralisasi, regulasi ketat, jam terbatas, aset tradisional, biaya tinggi, akses eksklusif, dan kepercayaan pada institusi.
Apa bedanya TradFi dan DeFi?
TradFi terpusat lewat lembaga resmi, sementara DeFi berjalan desentralisasi lewat blockchain dan smart contract.
Apakah TradFi akan hilang?
Kemungkinan kecil. TradFi masih dominan, tapi DeFi hadir sebagai alternatif yang saling melengkapi.
Author: AL