DeFi naik level, kebutuhan lintas negara kian nyata
Semakin banyak aktivitas ekonomi yang melibatkan transaksi lintas negara, semakin terasa keterbatasan sistem keuangan lama: biaya tinggi, waktu transfer lama, dan ketergantungan pada bank perantara. Di sisi lain, DeFi menawarkan efisiensi dan transparansi, tapi belum banyak menjangkau pengguna keuangan tradisional. Di sinilah Velo Protocol muncul — bukan sekadar proyek blockchain, tapi jembatan antara dua dunia yang selama ini terpisah: keuangan modern dan sistem terdesentralisasi.
Dengan visi membangun lapisan penyelesaian nilai lintas batas yang efisien dan aman, Velo menarget kawasan Asia Tenggara sebagai titik awal. Daerah ini punya arus remitansi tinggi dan tingkat inklusi keuangan rendah — kombinasi yang sempurna untuk adopsi sistem seperti Velo. Dari sini, kamu akan paham kenapa protokol ini mulai dianggap pondasi baru untuk pembayaran lintas negara berbasis blockchain.
Apa itu Velo Protocol dan Relevansinya di Asia Tenggara
Velo Protocol adalah jaringan keuangan berbasis blockchain yang memungkinkan bisnis menerbitkan kredit digital dengan jaminan token VELO. Kredit digital ini setara 1:1 dengan mata uang fiat tertentu, mirip dengan konsep tokenisasi aset digital yang memungkinkan nilai riil direpresentasikan di blockchain dengan keamanan dan transparansi tinggi. Semua penerbitan dikontrol lewat agunan VELO agar nilai transaksi tetap stabil dan risiko dapat diukur.
Relevansi Velo di Asia Tenggara sangat besar. Banyak negara di kawasan ini menghadapi kesenjangan layanan perbankan, padahal remitansi lintas negara berjalan masif. Melalui mitra seperti bank digital, platform pembayaran, dan dompet kripto, Velo membantu mereka mentransfer nilai lintas batas tanpa membangun infrastruktur dari nol. Ini menjadikan Velo bukan hanya proyek blockchain, tetapi solusi nyata yang bisa diadopsi sektor keuangan tradisional tanpa kehilangan kendali regulasi dan kepatuhan.
Dengan pemahaman dasar ini, pertanyaan berikutnya muncul: bagaimana sebenarnya mekanisme jaringan Velo bekerja?
Cara Kerja Velo Protocol: Dari Agunan VELO hingga Transfer Lintas Batas
Untuk memahami cara kerja Velo Protocol, bayangkan ekosistem keuangan yang seluruh nilainya dijamin oleh token VELO. Saat lembaga mitra yang disebut Trusted Partner ingin menerbitkan “kredit digital”, mereka harus menyimpan sejumlah VELO sebagai agunan di kontrak pintar. Semakin besar agunannya, semakin besar kapasitas penerbitan mereka.
Kredit digital yang sudah diterbitkan bisa langsung digunakan untuk pengiriman lintas negara. Nilai berpindah secara on-chain, sementara penerima di negara tujuan bisa menukar kredit digital tersebut menjadi uang lokal lewat mitra Velo di wilayah tersebut. Hasilnya: waktu pengiriman yang sebelumnya bisa berhari-hari kini selesai dalam hitungan menit, dengan biaya transaksi jauh lebih rendah dibanding sistem konvensional.
Semua transaksi dicatat di buku besar publik dan dijalankan otomatis melalui smart contract, sehingga proses audit dan verifikasi bisa dilakukan secara transparan tanpa perantara. Jika harga VELO turun dan mengancam rasio jaminan, kontrak pintar otomatis menyesuaikan agunan agar sistem tetap stabil. Model ini memadukan kecepatan DeFi dengan disiplin manajemen risiko khas keuangan tradisional. Karena itu, banyak analis menilai Velo Protocol bekerja layaknya “mesin penyelesaian nilai” global berbasis blockchain.
Ekosistem Velo Protocol dan Teknologi Multi-Chain di Baliknya
Dari sisi infrastruktur, Velo Protocol awalnya dibangun di atas Stellar Network, yang dikenal efisien untuk pembayaran digital dan penerbitan aset. Namun seiring waktu, Velo mengembangkan pendekatan multi-chain dengan menambahkan dukungan ke BNB Chain dan Solana, untuk mempercepat throughput dan memperluas jangkauan likuiditas.
Di atas infrastruktur ini, Velo membangun dua lapisan penting: Orbit+ dan PayFAi.
- Orbit+ adalah portal Web3+ yang memudahkan pengguna melakukan staking, mengelola aset, atau mengakses layanan DeFi langsung di jaringan Velo.
- PayFAi adalah framework berbasis AI yang diluncurkan tahun 2025 untuk mengoptimalkan efisiensi pembayaran dan menyesuaikan rasio agunan secara otomatis. Dengan ini, sistem bisa menjaga stabilitas tanpa perlu intervensi manual.
Selain itu, dukungan terhadap stablecoin USDL dari Paxos International memperkuat posisi Velo di pasar global. Stablecoin ini berperan sebagai kolateral tambahan untuk mendukung remitansi dan tokenisasi aset dunia nyata (RWA) yang kini jadi fokus proyek DeFi modern.
Kombinasi infrastruktur cepat, interoperabilitas lintas chain, dan inovasi AI menjadikan Velo lebih dari sekadar proyek blockchain — ia adalah fondasi ekosistem keuangan digital Asia Pasifik yang mulai terkoneksi secara global.
Kinerja Terbaru Velo Protocol 2025: Aktivitas On-Chain dan Kolaborasi OKX Wallet
Memasuki 2025, Velo Protocol menunjukkan peningkatan signifikan dalam performa jaringan. Berdasarkan laporan Messari, aktivitas on-chain melonjak 250% dibanding awal tahun, dengan alamat aktif naik 85%. Artinya, jaringan bukan cuma tumbuh dari sisi pengguna, tapi mulai dipakai untuk transaksi lintas negara yang nyata.
Meski begitu, Total Value Locked (TVL) sempat menurun dari sekitar $18 juta menjadi $3,6 juta. Penurunan ini bukan sinyal negatif, melainkan cerminan pergeseran strategi menuju efisiensi modal. Fokus baru Velo bukan lagi mengejar nominal likuiditas besar, tapi memastikan dana yang berputar benar-benar produktif dan memiliki dukungan agunan kuat.
Momentum terbesar di 2025 datang dari kolaborasi strategis Velo Protocol dan OKX Wallet. Melalui integrasi ini, pengguna OKX dapat langsung melakukan trading, farming, dan penyediaan likuiditas di VeloFinance DEX, tanpa menyerahkan kendali aset ke pihak ketiga. Prinsip “your keys, your crypto” dijaga penuh, memperluas jangkauan Velo di ranah global dan memperkuat posisi sebagai jembatan antara CeFi dan DeFi.
Bersamaan dengan itu, PayFAi mulai diimplementasikan untuk otomatisasi manajemen likuiditas, sementara kolaborasi dengan Paxos International (USDL) menambah lapisan stabilitas cadangan. Kombinasi ini menjadikan Velo Protocol 2025 bukan sekadar jaringan pembayaran DeFi, tetapi lapisan penyelesaian Web3+ yang siap digunakan secara institusional.
Fungsi Token VELO dalam Ekosistem Keuangan Modern
Token VELO berperan ganda: sebagai agunan universal dan sebagai alat utilitas di seluruh jaringan. Saat mitra ingin menerbitkan kredit digital, mereka wajib mengunci VELO sebagai jaminan agar sistem tetap seimbang. Selain itu, VELO digunakan untuk membayar biaya transaksi, staking, dan partisipasi governance.
Secara pasar, nilai VELO mencerminkan kepercayaan terhadap kapasitas jaringan. Ketika aktivitas ekonomi di ekosistem meningkat, kebutuhan agunan pun bertambah. Namun, karena permintaan ini dinamis, faktor seperti emisi token, pertumbuhan pengguna, dan kebijakan staking sangat memengaruhi harga. Karena itu, analisis token VELO tidak bisa dilepaskan dari data operasional jaringan — bukan sekadar grafik harga.
Dengan mekanisme ini, token VELO berperan sebagai “tulang punggung likuiditas” yang menjaga ritme ekosistem tetap sehat, baik dari sisi risiko maupun utilitas.
Prospek dan Tantangan Velo Protocol di Era Web3+
Ke depan, peluang terbesar Velo ada pada tokenisasi aset nyata (RWA) dan penyelesaian remitansi global yang lebih efisien. Jika interoperabilitas antar-jaringan terus membaik, kredit digital berbasis agunan bisa menjadi solusi mainstream bagi transaksi lintas negara. Potensi pasar ini sangat besar, terutama di Asia Tenggara, di mana efisiensi 5–10% saja bisa berdampak nyata pada ekonomi mikro.
Namun tantangannya juga besar. Adopsi institusi memerlukan kepastian hukum, tata kelola, dan integrasi dengan sistem kepatuhan tradisional. Volatilitas aset kripto serta perubahan regulasi bisa memengaruhi desain protokol dan ekspansi mitra. Karena itu, pendekatan bertahap — mulai dari memperkuat koridor remitansi yang sudah terbukti — menjadi strategi paling realistis.
Jika semua diarahkan dengan konsisten, Velo Protocol punya peluang besar menjadi lapisan penyelesaian global Web3+, tempat DeFi, CeFi, dan AI berpadu dalam satu ekosistem keuangan modern.
Kesimpulan
Pada akhirnya, Velo Protocol bukan hanya sekadar jaringan blockchain, tapi simbol bagaimana keuangan modern sedang berevolusi ke arah yang lebih terbuka, efisien, dan lintas batas. Dengan menjadikan token VELO sebagai jaminan nilai, AI PayFAi sebagai mesin efisiensi, dan Orbit+ sebagai gerbang pengguna, Velo menghadirkan fondasi baru bagi sistem keuangan global yang bisa diakses siapa pun, bukan hanya institusi besar.
Integrasi strategis dengan OKX Wallet memperkuat pesan itu: bahwa masa depan DeFi tidak lagi berdiri sendiri, tapi bersanding dengan CeFi dan regulasi yang makin matang. Kolaborasi semacam ini membuktikan bahwa kecepatan dan kepatuhan bisa berjalan berdampingan. Di sisi lain, adopsi stablecoin USDL dan perluasan dukungan multi-chain (Stellar, BNB Chain, Solana) menandakan kesiapan Velo untuk menjadi hub of settlement bagi era Web3+ yang semakin kompleks.
Bagi kamu yang menatap ke depan, Velo adalah cerminan dari fase baru DeFi—bukan sekadar eksperimen, tetapi fondasi nyata untuk ekonomi digital lintas negara. Ia menutup jurang antara aset kripto dan sistem keuangan tradisional dengan pendekatan berbasis agunan, transparansi publik, dan efisiensi otomatis.
Jika arah pengembangannya konsisten dan komunitas terus bertumbuh, maka Velo berpotensi menjadi tulang punggung dari arsitektur keuangan global berikutnya — tempat nilai berpindah bukan karena perantara, tapi karena kepercayaan pada sistem yang terbuka, terukur, dan inklusif. Dengan kata lain, masa depan DeFi tidak akan hanya dibangun oleh spekulasi, tetapi oleh infrastruktur seperti Velo yang berani menggabungkan teknologi, tata kelola, dan kepercayaan.
Itulah informasi menarik tentang”Velo Protocol” yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa itu Velo Protocol?
Velo Protocol adalah jaringan keuangan blockchain yang memungkinkan penerbitan kredit digital berbasis agunan VELO, untuk mempercepat transaksi lintas negara secara aman dan efisien.
2. Apa fungsi utama token VELO?
Sebagai agunan, alat pembayaran biaya transaksi, serta token utilitas untuk staking dan tata kelola di ekosistem.
3. Apa hubungan Velo dan OKX Wallet?
Keduanya bekerja sama menghadirkan pengalaman DeFi global yang aman dan mudah diakses melalui integrasi langsung ke VeloFinance DEX.
4. Bagaimana arah pengembangan Velo di 2025?
Velo fokus pada efisiensi modal, integrasi AI lewat PayFAi, serta ekspansi stablecoin USDL dan aset RWA.
5. Apa tantangan Velo ke depan?
Regulasi lintas negara, adopsi institusi, dan stabilitas harga agunan. Namun dengan strategi bertahap dan kolaborasi global, arah pengembangan Velo tetap kuat.






Polkadot 10.19%
BNB 2.15%
Solana 4.87%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.64%
Polygon Ecosystem Token 2.11%
Tron 2.90%
Pasar


