Buat kamu yang mulai tertarik dengan dunia obligasi atau reksa dana pendapatan tetap, pasti pernah dengar istilah “yield”. Tapi tahukah kamu bahwa memahami yield spread bisa jadi langkah penting untuk menemukan peluang investasi yang menguntungkan sekaligus menghindari risiko?
Di balik angka-angka imbal hasil, tersembunyi petunjuk soal kondisi pasar, risiko aset, bahkan potensi arah ekonomi ke depan. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu yield spread, bagaimana cara kerjanya, dan kenapa penting untuk kamu pahami.
Apa Itu Yield dan Yield Spread?
Sebelum masuk ke aplikasinya dalam dunia investasi, penting untuk kamu memahami dua konsep dasarnya terlebih dahulu: yield dan yield spread.
Yield adalah persentase imbal hasil dari investasi, biasanya dihitung berdasarkan pendapatan (seperti kupon atau bunga) dibagi dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Misalnya, jika kamu membeli obligasi seharga Rp1 juta dan mendapatkan Rp70 ribu dalam setahun, maka yield-nya adalah 7%.
Sementara itu, yield spread adalah selisih antara yield dua instrumen utang yang berbeda. Selisih ini bisa berasal dari perbedaan jatuh tempo, kualitas kredit, atau bahkan jenis penerbitnya. Yield spread biasanya dinyatakan dalam basis poin (bps) atau persentase. Semakin besar spread-nya, semakin besar pula risiko yang diasumsikan investor.
Baca juga artikel terkait: Yield to Call: Strategi Wajib Bagi Investor Obligasi
Cara Menghitung Yield Spread (Dengan Contoh Praktis)
Setelah memahami pengertian dasar, sekarang saatnya kamu mengetahui bagaimana cara menghitung yield spread dengan mudah.
Yield Spread = Yield Instrumen A – Yield Instrumen B
Misalnya:
- Obligasi Pemerintah 10 Tahun: 7%
- Obligasi Korporasi 3 Bulan: 9%
- Maka yield spread = 9% – 7% = 2% atau 200 bps
Contoh lain:
- Yield obligasi: 4%
- Risk-free rate (acuan aman): 5%
- Yield spread = -1% (tanda bahwa imbal hasil lebih rendah dari aset aman)
Kenapa Yield Spread Penting?
Setelah tahu cara menghitungnya, pertanyaan berikutnya adalah: apa manfaatnya bagi kamu sebagai investor?
Yield spread membantu kamu:
- Mengukur risiko: Semakin tinggi spread, semakin besar risiko yang dianggap ada.
- Menilai valuasi: Spread yang lebih besar dari rata-rata historis bisa menunjukkan bahwa instrumen tersebut sedang undervalued atau menawarkan potensi lebih tinggi.
- Mengambil keputusan: Investor bisa membandingkan spread saat ini dengan kondisi normal untuk menemukan peluang beli atau jual.
Baca juga artikel terkait: Yield to Maturity YTM vs APY: Apa Bedanya di Saham & Kripto?
Yield Spread dan Kondisi Ekonomi
Selain menjadi alat bantu dalam analisis risiko dan valuasi, yield spread juga memiliki hubungan erat dengan kondisi ekonomi secara keseluruhan.
Spread sering digunakan sebagai indikator makroekonomi:
- Spread melebar: Bisa mengindikasikan kekhawatiran pasar terhadap risiko ekonomi atau kredit.
- Spread menyempit: Menunjukkan bahwa investor merasa lebih aman, atau bahwa kondisi pasar sedang membaik.
- Dalam beberapa kasus, yield curve (kurva imbal hasil) yang landai atau terbalik juga jadi tanda potensi resesi.
Yield Spread di Dunia Reksa Dana & Obligasi
Kini setelah kamu tahu bahwa yield spread bisa mencerminkan kondisi pasar secara luas, penting juga untuk memahami peranannya dalam produk investasi seperti reksa dana atau obligasi.
Buat kamu yang investasi di reksa dana obligasi atau SBN, fund manager biasanya memperhatikan yield spread untuk menentukan strategi investasi mereka. Misalnya, jika yield spread antara obligasi pemerintah dan korporasi sedang tinggi, bisa jadi sinyal bahwa obligasi korporasi sedang undervalued namun berisiko. Fund manager akan menyesuaikan portofolio untuk mengoptimalkan potensi imbal hasil dengan risiko yang dikelola.
Baca juga artikel terkait: Yield Farming: Cara Kerja, Risiko, dan Cara Menghitungnya
Yield Spread dan Nilai Tukar
Menariknya, yield spread tidak hanya relevan dalam konteks obligasi, tapi juga berdampak pada pergerakan nilai tukar mata uang.
Jika suatu negara menawarkan obligasi dengan yield jauh lebih tinggi dibanding negara lain, investor global bisa memindahkan dananya ke negara tersebut. Dampaknya? Mata uang lokal bisa menguat karena aliran dana masuk.
Kesimpulan: Gunakan Yield Spread Sebagai Kompas Investasi
Dari semua pembahasan di atas, bisa disimpulkan bahwa yield spread bukan cuma angka di laporan keuangan. Ini adalah kompas penting untuk membaca arah pasar, memahami risiko, dan menilai apakah sebuah instrumen utang itu wajar, mahal, atau justru murah. Dengan memahami konsep ini, kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih rasional dan strategis.
Itulah pembahasan menarik tentang yield spread yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Dan untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store. Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apakah yield spread hanya berlaku untuk obligasi?
Tidak. Meskipun paling umum digunakan di obligasi, yield spread juga bisa diterapkan untuk produk fixed income lain seperti reksa dana pendapatan tetap atau instrumen berbasis suku bunga. - Apa bedanya yield spread dan credit spread?
Credit spread adalah jenis khusus dari yield spread, yaitu perbedaan yield antara obligasi korporasi dengan obligasi pemerintah (risk-free). Ini menunjukkan premi risiko kredit. - Apakah spread negatif selalu buruk?
Tidak selalu. Spread negatif bisa menandakan bahwa produk tersebut sangat aman atau sedang dalam kondisi overvalued. Perlu dianalisis lebih lanjut konteksnya. - Apakah spread bisa berubah-ubah?
Ya. Spread bisa berubah seiring waktu, tergantung kondisi pasar, suku bunga, dan persepsi risiko. - Bagaimana cara melihat spread yang ideal?
Lihat rata-rata historis, bandingkan dengan kondisi saat ini, dan analisis faktor ekonomi yang mempengaruhi. Itu akan membantu menilai apakah spread saat ini menarik atau justru mengkhawatirkan.
Author: AL