Bitcoin (BTC) kembali mencuri perhatian setelah simulasi statistik menunjukkan peluang 50% untuk menembus harga $140.000 atau sekitar Rp2,17 miliar pada Oktober 2025 ini.
Prediksi tersebut disampaikan ekonom Timothy Peterson, berdasarkan ratusan simulasi data harga historis Bitcoin sejak 2015.
Prediksi Berdasarkan Data, Bukan Opini
Menurut ekonom Timothy Peterson, simulasi yang ia jalankan bukan hasil spekulasi atau sentimen pasar, melainkan pemodelan statistik murni yang meniru pola volatilitas dan ritme harga Bitcoin berdasarkan data harian sejak 2015.
“Ada peluang 50% Bitcoin menutup Oktober di atas $140.000, dan 43% peluang di bawah $136.000,” tulis Peterson di akun X miliknya.
Dengan harga Bitcoin di kisaran $122.000 sekitar Rp1,89 miliar saat ini, target $140.000 berarti potensi kenaikan sekitar 14–15% dalam sebulan.
Peterson menambahkan bahwa separuh dari kenaikan musiman Oktober kemungkinan sudah terealisasi, mengingat Bitcoin sempat menembus rekor $126.200 di awal bulan.
Untuk mendukung analisanya, Peterson merilis grafik simulasi berbasis data historis 2015–2024 yang menggambarkan pergerakan probabilistik harga Bitcoin sepanjang Oktober 2025.

Simulasi harga Bitcoin Oktober 2025 berbasis data 2015–2024. Area ungu menandakan 68% rentang prediksi, oranye 95% kemungkinan | Sumber Gambar: X.com/nsquaredvalue
Grafik tersebut menunjukkan tren kenaikan bertahap dengan harga rata-rata (forecast mean) mendekati $140.000 pada akhir bulan.
Sebagian besar simulasi (sekitar 68%) menempatkan harga Bitcoin antara $130.000–$150.000, sementara rentang ekstrem (95%) masih berada di kisaran $120.000–$170.000.
Baca juga berita terkait: Analis: Rally Bitcoin Belum Selesai, Target Berikutnya $150 Ribu
Oktober, Bulan Bullish Historis untuk Bitcoin
Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa Oktober merupakan bulan terbaik kedua bagi Bitcoin sejak 2013, dengan rata-rata kenaikan 20,75%.

Sumber Gambar: Coinglass
Bahkan, November justru menjadi bulan terbaik, mencatat kenaikan rata-rata 46,02% setiap tahun.
Artinya, secara historis, kuartal keempat cenderung membawa momentum bullish bagi pasar kripto, seiring rotasi dana institusional dan rebalancing portofolio akhir tahun.
Peterson menjelaskan bahwa pasar tidak sepenuhnya acak dalam jangka pendek, melainkan mengikuti siklus likuiditas dan sentimen.
“Oktober menandai awal dari siklus modal institusional: akhir rebalancing kuartal III, awal perencanaan fiskal, dan menjelang penutupan tahun,” ujarnya.
Analis Lain Ikut Optimistis
Optimisme serupa juga datang dari analis pasar kripto lainnya. Analis Jelle menyebut bahwa “sudah berakhir bagi bear market” setelah Bitcoin berhasil retest level all-time high sebelumnya.
Sementara analis Matthew Hyland menilai bahwa tekanan beli semakin kuat dan “momentum bullish belum habis.”
Meskipun begitu, melansir dari Cointelegraph, ada banyak momen di mana Bitcoin gagal mengikuti pola historis, bahkan ketika data menunjukkan peluang tinggi.
Dengan volatilitas yang tinggi, hasil simulasi tetaplah probabilitas, bukan jaminan.
Baca selanjutnya: 5 Tanda Bitcoin Bisa Koreksi Lagi Usai Cetak All-Time High
Kesimpulan
Simulasi Peterson menggambarkan bahwa peluang Bitcoin menembus $140.000 (Rp2,17 miliar) masih terbuka lebar secara statistik.
Namun, data historis bukan kepastian mutlak. Pasar kripto sering kali menyimpang dari pola lama karena faktor makroekonomi, likuiditas global, dan perilaku investor institusional.
Meski begitu, Oktober kembali membuktikan diri sebagai bulan yang paling diawasi oleh trader dan investor Bitcoin di seluruh pasar.
FAQ
- Kenapa Oktober disebut bulan bullish untuk Bitcoin?
Sejak 2013, Oktober konsisten menjadi salah satu bulan dengan rata-rata kenaikan tertinggi bagi Bitcoin. Faktor utamanya adalah rotasi modal institusional setelah kuartal III dan peningkatan sentimen menjelang akhir tahun. - Siapa Timothy Peterson dan apa dasar simulasinya?
Timothy Peterson adalah ekonom dan analis kripto yang menggunakan pemodelan statistik berbasis data harian Bitcoin sejak 2015, tanpa melibatkan bias manusia atau emosi pasar. - Berapa harga Bitcoin sekarang dan seberapa besar potensi naiknya?
Per 8 Oktober 2025, harga Bitcoin berada di sekitar $122.000. Jika mencapai target $140.000, kenaikannya sekitar 14–15%. - Apakah prediksi $140.000 bisa dipercaya sepenuhnya?
Tidak sepenuhnya. Simulasi ini menunjukkan probabilitas, bukan kepastian. Pasar kripto sering bergerak di luar pola historis karena faktor makro dan volatilitas ekstrem. - Apa dampaknya jika Bitcoin benar menembus $140.000?
Jika tercapai, level ini akan memperkuat tren bullish jangka menengah dan bisa memicu lonjakan volume di pasar altcoin, karena banyak investor melakukan rotasi portofolio setelah Bitcoin mencetak rekor baru.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Cointelegraph – ‘Hundreds of simulations’ pin Bitcoin at 50% odds of $140K this month, diakses pada 8 Oktober 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini