Jae Kwon: Sosok di Balik Cosmos, ATOM, dan Gno.land
icon search
icon search

Top Performers

Jae Kwon: Sosok di Balik Cosmos, ATOM, dan Gno.land

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Jae Kwon: Sosok di Balik Cosmos, ATOM, dan Gno.land

Jae Kwon Sosok di Balik Cosmos, ATOM, dan Gno.land

Daftar Isi

Kalau kamu mengetik nama “Jae Kwon” di mesin pencari, hasil yang muncul sering campur aduk. Ada aktor, atlet, musisi, sampai tokoh kripto. Di tengah nama yang sama itu, ada satu sosok yang pengaruhnya terasa besar di ekosistem blockchain modern: Jae Kwon, pendiri Tendermint dan salah satu otak di balik Cosmos serta token ATOM.

Artikel ini membahas sosok Jae Kwon yang satu itu: engineer lulusan Cornell, arsitek konsensus Tendermint BFT, co-founder Cosmos, penggagas AtomOne, dan tokoh di balik proyek baru bernama Gno.land. Kamu akan melihat bagaimana perjalanan teknis, konflik governance, dan proyek terbarunya saling terhubung, bukan sekadar rangkaian peristiwa yang berdiri sendiri.

 

Latar Belakang Jae Kwon: Dari Cornell ke Silicon Valley

Sebelum dikenal sebagai tokoh penting di ekosistem kripto, Jae Kwon adalah mahasiswa ilmu komputer di Cornell University. Ia lulus sekitar 2005 dengan gelar Bachelor of Science di bidang Computer Science. Pilihan studinya tidak muluk, tetapi fondasinya kuat: sistem terdistribusi, pemrograman, dan teori komputasi.

Setelah lulus, ia tidak langsung terjun ke kripto. Karirnya dimulai sebagai pengembang perangkat lunak di lingkungan yang sangat kompetitif, yaitu Silicon Valley. Ia sempat bekerja di Alexa Internet, Yelp, dan beberapa perusahaan rintisan lain. Di fase ini, fokusnya masih seputar pengembangan aplikasi dan sistem backend, namun ketertarikan terhadap sistem terdistribusi dan toleransi kesalahan sudah mulai tumbuh.

Pengalaman bertahun-tahun berkutat dengan sistem nyata, skala besar, dan kebutuhan reliabilitas tinggi inilah yang kelak menjelma menjadi salah satu kontribusi paling dikenal: mesin konsensus Tendermint. Dari sini, jelas bahwa Jae Kwon bukan sekadar “figur kripto”, melainkan engineer yang tumbuh dari dunia pengembangan perangkat lunak yang serius.

 

Garis Waktu Karier: Menyusun Puzzle Perjalanan Jae Kwon

Ketika kamu melihat perjalanan Jae Kwon secara kronologis, gambarnya menjadi jauh lebih jelas. Ia tidak lompat tiba-tiba dari “developer biasa” menjadi “pendiri Cosmos”. Ada jalur logis yang terbentuk dari waktu ke waktu.

Setelah lulus dari Cornell pada 2005, ia menghabiskan beberapa tahun sebagai developer di perusahaan-perusahaan teknologi seperti Alexa dan Yelp. Di sana ia bersentuhan dengan tantangan skala, kinerja, dan reliabilitas. Sekitar 2013–2014, minatnya bergeser semakin kuat ke arah sistem konsensus dan cara membangun blockchain yang efisien.

Tahun 2014 menjadi titik penting ketika ia mendirikan Tendermint Inc. bersama Ethan Buchman. Dari sinilah riset dan pengembangan konsensus Byzantine Fault Tolerant (BFT) versi Tendermint mulai dikenal di kalangan pengembang blockchain.

Dua tahun kemudian, pada 2016, lahirlah whitepaper Cosmos yang menjanjikan sebuah jaringan rantai blok yang dapat saling terhubung. Tahun 2017, Interchain Foundation dibentuk dan penggalangan dana untuk Cosmos berjalan sukses. Puncaknya datang pada 2019 saat Cosmos Hub mainnet diluncurkan dan ATOM resmi beredar.

Setelah itu, fase baru dimulai. Sekitar 2020, Jae Kwon mundur dari posisi CEO Tendermint untuk fokus pada riset dan ide-ide lain. Di periode 2022–2023, ia semakin vokal mengkritik arah governance Cosmos, terutama terkait perubahan inflasi ATOM. Konflik itu memuncak dalam bentuk gagasan sebuah fork bernama AtomOne pada akhir 2023.

Masuk 2024–2025, fokus Jae Kwon beralih ke proyek baru: Gno.land, GnoVM, dan bahasa pemrograman Gnolang. Di saat yang sama, melalui NewTendermint, ia mendorong investasi strategis ke startup Onbloc pada 2025 untuk membangun ekosistem di sekitar Gno.land. Jika dilihat sebagai satu garis waktu, perjalanan ini menunjukkan pola yang konsisten: dari fondasi teknis, melahirkan jaringan, lalu bereksperimen dengan model baru di atas visi yang sama.

 

Tendermint BFT: Mesin Konsensus yang Mengubah Arah

Untuk memahami mengapa nama Jae Kwon terus disebut, kamu perlu melihat lebih dekat Tendermint BFT. Di sinilah kontribusi teknisnya memiliki dampak nyata. Tendermint BFT adalah algoritma konsensus yang dirancang untuk blockchain yang membutuhkan finalitas cepat, efisiensi energi, dan keamanan tinggi.

Berbeda dengan Proof-of-Work yang mengandalkan kekuatan komputasi besar dan konsumsi energi tinggi, Tendermint memanfaatkan pendekatan Byzantine Fault Tolerance. Validator dalam jaringan berkomunikasi dan mencapai kesepakatan melalui putaran voting yang terstruktur. Ketika blok sudah disetujui, finalitasnya kuat: tidak ada konsep “probabilistic finality” seperti pada banyak sistem Proof-of-Work.

Di balik konsep yang tampak teoretis itu, ada dampak praktis yang besar. Dengan Tendermint sebagai consensus engine, pengembang dapat membangun aplikasi blockchain yang lebih cepat, dengan latensi transaksi rendah, tanpa harus memikirkan dari nol cara menyusun sistem konsensus. Inilah yang kemudian menjadi jembatan menuju Cosmos SDK, toolkit yang memungkinkan banyak proyek membangun chain sendiri di atas mesin yang sama.

Setelah memahami bagaimana Tendermint mempermudah banyak tim membangun blockchain, langkah berikutnya adalah melihat bagaimana konsep tersebut dikembangkan lebih jauh lewat Cosmos dan ATOM.

 

Cosmos dan ATOM: Menggagas Jaringan Rantai yang Saling Terhubung

Dari Tendermint, visi Jae Kwon berkembang ke sesuatu yang lebih luas: bukan hanya satu chain yang cepat, tetapi jaringan berbagai chain yang bisa saling berkomunikasi. Itulah gagasan yang menjadi dasar Cosmos.

Cosmos sering digambarkan sebagai “internet-nya blockchain”, sebuah jaringan yang terdiri dari Cosmos Hub dan banyak zona independen. Cosmos Hub berfungsi sebagai pusat, sementara zona-zona di sekelilingnya adalah chain yang dibangun dengan Cosmos SDK dan dihubungkan melalui protokol IBC (Inter-Blockchain Communication).

Dalam ekosistem ini, ATOM berperan penting. Token ini digunakan untuk staking, mengamankan jaringan, dan berpartisipasi dalam voting governance. Validator dan delegator mempertaruhkan ATOM untuk menjaga keamanan jaringan, sementara pemegang token dapat ikut menentukan arah pengembangan protokol melalui proposal governance.

Pendekatan ini membawa Cosmos ke posisi unik: sebagai ekosistem yang tidak memaksa semua aktivitas berada di satu chain, tetapi memberikan kebebasan bagi chain-chain lain untuk memiliki aturan sendiri sambil tetap dapat saling terhubung. Di balik konsep tersebut, pemikiran Jae Kwon tentang modularitas dan interoperabilitas menjadi benang merah.

Namun, ketika sebuah jaringan tumbuh dan melibatkan banyak pihak, perbedaan visi hampir tidak bisa dihindari. Itulah yang terjadi pada fase berikutnya dalam hubungan Jae Kwon dengan Cosmos.

 

Ketegangan Governance: Inflasi ATOM dan Perbedaan Arah

Seiring perkembangan Cosmos Hub, isu governance dan ekonomi token ATOM menjadi sorotan. Salah satu titik konflik adalah soal inflasi ATOM. Inflasi di sini bukan sekadar angka teknis; ia mempengaruhi keamanan jaringan, insentif validator, dan persepsi investor.

Komunitas Cosmos membahas berbagai proposal terkait penyesuaian tingkat inflasi ATOM. Di tengah proses ini, Jae Kwon memandang beberapa arah perubahan sebagai langkah yang menjauh dari visi awalnya. Ia menilai bahwa penyesuaian inflasi yang terlalu agresif dapat mengganggu keseimbangan antara keamanan dan insentif, serta membuka risiko baru.

Perbedaan pandangan ini tidak berhenti dalam diskusi tertutup. Debat berlangsung di ruang publik, di forum komunitas, dan dalam proses voting governance. Di satu sisi, ada kelompok yang ingin menjadikan ATOM lebih efisien secara ekonomi dan lebih menarik sebagai aset. Di sisi lain, Jae Kwon menekankan perlunya kehati-hatian dan menjaga prinsip keamanan jangka panjang.

Ketegangan governance ini menjadi contoh menarik bagi siapa pun yang mengikuti proyek kripto. Ia menunjukkan bahwa konflik bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal nilai, visi, dan cara memaknai keberlanjutan sebuah jaringan. Dari ketegangan inilah muncul salah satu langkah paling kontroversial dalam perjalanan Jae Kwon: gagasan untuk memisahkan diri lewat sebuah fork.

 

AtomOne: Fork sebagai Pernyataan Prinsip

Ketika perdebatan governance dan inflasi ATOM memuncak, Jae Kwon mengambil langkah yang menegaskan posisinya. Ia mengusulkan sebuah fork bernama AtomOne, kadang disebut juga ATONE. Gagasan ini bukan sekadar proyek baru, melainkan pernyataan bahwa ada jalur alternatif bagi mereka yang ingin tetap berpegang pada prinsip yang ia anggap lebih dekat dengan desain awal.

AtomOne dimaksudkan sebagai jaringan yang mempertahankan model ekonomi dan prinsip keamanan yang menurutnya lebih sehat. Di dalam narasi ini, fork bukan hanya reaksi emosional, tetapi upaya merancang kembali tata kelola dan tokenomics yang dianggap lebih seimbang.

Reaksi komunitas terhadap AtomOne beragam. Ada yang melihat langkah ini sebagai keberanian untuk memegang teguh idealisme di tengah kompromi, ada juga yang menganggapnya memecah fokus ekosistem dan menambah kerumitan bagi pengguna serta pengembang.

Terlepas dari posisi mana yang kamu ambil, gagasan AtomOne menunjukkan satu hal penting: bagi Jae Kwon, prinsip tata kelola dan keamanan tidak bisa dihitung hanya dengan kalkulator ekonomi. Namun pada saat yang sama, langkah ini membuatnya semakin terdorong ke jalur pengembangan yang berbeda, yang kemudian terwujud dalam bentuk Gno.land dan ekosistem baru di sekitarnya.

 

Gno.land: Mencoba Ulang Cara Kita Membangun Smart Contract

Setelah drama governance dan AtomOne, fokus Jae Kwon bergeser ke sesuatu yang terlihat lebih teknis, tetapi sebenarnya berkaitan erat dengan visinya sejak awal: bagaimana membangun platform yang sederhana, transparan, dan ramah pengembang.

Gno.land adalah platform smart contract yang dirancang untuk menjalankan kode dalam bentuk yang lebih mudah dipahami dan diaudit. Alih-alih mengandalkan bahasa yang sangat jauh dari bahasa pemrograman tradisional, Gno.land mengusung pendekatan yang akrab bagi pengembang Go. Di sini, konsep “realm” digunakan sebagai cara merepresentasikan aplikasi dan state di dalam jaringan.

Dengan Gno.land, Jae Kwon ingin menunjukkan bahwa smart contract tidak harus selalu identik dengan kompleksitas sintaks baru dan tooling yang berat. Ia menawarkan model di mana pengembang yang sudah terbiasa dengan Go dapat lebih cepat beradaptasi, sambil tetap memanfaatkan sifat terdistribusi dan tahan sensor yang dimiliki blockchain.

Setelah melihat fondasi ide Gno.land, langkah berikutnya adalah memahami komponen teknis yang membuatnya berjalan: Gnolang dan GnoVM.

 

Gnolang dan GnoVM: Mengundang Komunitas Go ke Ranah Blockchain

Di balik Gno.land, terdapat dua komponen teknis utama: Gnolang dan GnoVM. Keduanya dirancang sebagai jembatan bagi pengembang Go yang ingin membangun aplikasi terdesentralisasi tanpa merasa seperti memulai dari nol.

Gnolang merupakan bahasa pemrograman yang sengaja dibuat sangat mirip dengan Go, bahkan hingga sekitar 99 persen. Ide dasarnya sederhana: jika kamu sudah bisa menulis Go, kamu tidak perlu belajar bahasa baru dengan kurva belajar yang tajam untuk menulis smart contract di Gno.land. Hal yang berbeda ada di bagian-bagian tertentu yang perlu disesuaikan dengan model eksekusi dan keamanan blockchain.

GnoVM adalah mesin virtual yang mengeksekusi kode Gnolang di dalam jaringan. Di sini, desainnya fokus pada efisiensi, determinisme, dan kemampuan untuk menangani eksekusi kode dalam lingkungan yang terdistribusi. Pengembangan GnoVM tidak berhenti pada Gno.land saja. Ada upaya untuk membuat modul GnoVM yang dapat diintegrasikan dengan chain berbasis Cosmos SDK, meski statusnya masih pada fase alpha dan penuh peringatan bahwa perubahan besar masih mungkin terjadi.

Pengembangan ini menunjukkan bahwa Jae Kwon tidak sekadar bermain di tataran konsep. Ia mencoba membangun jalur baru bagi para pengembang: membawa mereka dari ekosistem Go yang sudah matang ke ranah aplikasi on-chain dengan hambatan yang lebih rendah.

Begitu fondasi teknis ini disiapkan, fokus berikutnya bergeser ke bagaimana jaringan tersebut diuji dan dipersiapkan menuju tahap yang lebih stabil.

 

Roadmap Gno.land 2024–2025: Dari Testnet ke Tata Kelola Baru

Setiap jaringan baru membutuhkan masa uji coba sebelum dianggap siap untuk tanggung jawab yang lebih besar. Bagi Gno.land, masa itu diisi dengan serangkaian testnet yang berfungsi sebagai laboratorium terbuka. Di periode 2024–2025, beberapa testnet diluncurkan, dan salah satu yang penting adalah Test6.

Pada tahap ini, Gno.land tidak sekadar menguji performa teknis, tetapi juga mencoba berbagai mekanisme tata kelola dan pengelolaan jaringan. GovDAO versi baru, misalnya, dirancang untuk mengatur bagaimana keputusan diambil di dalam ekosistem. Versi ketiga dari GovDAO ini mencerminkan keinginan untuk terus menyempurnakan cara komunitas dilibatkan dalam pengambilan keputusan.

Fitur lain yang diuji adalah mekanisme penguncian transfer token, yang dirancang untuk memberi lebih banyak kontrol terhadap pergerakan aset di dalam jaringan, serta registri validator yang diatur melalui realm khusus. Di sisi teknis, ada peningkatan performa di GnoVM yang bertujuan membuat eksekusi kode lebih efisien dan aman.

Melalui testnet semacam ini, Jae Kwon dan timnya berusaha menemukan keseimbangan antara eksperimen dan kesiapan. Untuk kamu yang mengikuti perkembangan ini, roadmap tersebut menandakan bahwa proyek ini bukan sekadar konsep di atas kertas, tetapi sedang berjalan melewati tahap-tahap yang lazim dilalui jaringan serius sebelum mencapai mainnet yang matang.

 

Ekosistem Gno.land: Onbloc, Adena, GnoScan, dan GnoSwap

Teknologi inti saja tidak cukup untuk membuat sebuah jaringan hidup. Dibutuhkan ekosistem pendukung yang membuat pengguna dan pengembang merasa bahwa mereka punya alat yang layak untuk digunakan. Di titik ini, peran Onbloc dan New Tendermint menjadi penting.

Pada 2025, New Tendermint berinvestasi jutaan dolar ke Onbloc, sebuah startup yang fokus membangun infrastruktur di atas Gno.land. Dari kolaborasi ini lahirlah beberapa komponen penting: Adena sebagai wallet, GnoScan sebagai block explorer, dan GnoSwap sebagai decentralized exchange di ekosistem Gno.

Adena memberikan pintu masuk bagi pengguna untuk berinteraksi dengan Gno.land, menyimpan aset, dan bertransaksi. GnoScan menyediakan transparansi dengan menampilkan transaksi, blok, dan informasi jaringan. GnoSwap, di sisi lain, membuka ruang bagi aktivitas pertukaran aset secara terdesentralisasi di atas platform yang sama.

Dengan investasi dan pembangunan ekosistem seperti ini, kamu bisa melihat bahwa Gno.land tidak berhenti di level riset teknis. Ada upaya serius untuk menyiapkan lingkungan yang siap dipakai, dari lapisan protokol hingga aplikasi yang langsung bersentuhan dengan pengguna.

 

Posisi Jae Kwon Saat Ini: Jabatan, Fokus, dan Arah Pikir

Setelah mengikuti seluruh rangkaian perjalanan panjang ini, wajar kalau kamu bertanya: di mana posisi Jae Kwon sekarang, dan apa sebenarnya yang ia kerjakan?

Secara garis besar, Jae Kwon masih dikenali sebagai pendiri Tendermint dan co-founder Cosmos Network. Ia juga dikaitkan dengan perannya di Interchain Foundation dan kemudian memimpin NewTendermint, entitas yang menjadi motor utama proyek Gno.land dan pengembangan GnoVM serta Gnolang.

Fokusnya bergeser dari mengelola Cosmos Hub secara langsung ke membangun generasi baru infrastruktur yang menurutnya lebih sejalan dengan prinsip yang ia pegang. Di satu sisi, ia tetap terhubung dengan narasi Cosmos karena teknologi dan ide awalnya tidak bisa dipisahkan dari jaringan itu. Di sisi lain, ia kini banyak berbicara melalui karya teknis di Gno.land dan ekosistem yang menyertainya.

Gaya berpikirnya cenderung tegas dan sulit berkompromi ketika menyentuh isu desentralisasi dan keamanan. Sikap tersebut membuatnya menjadi figur yang dihormati sekaligus kadang diperdebatkan. Bagi kamu sebagai pembaca, pola ini menarik karena menunjukkan bagaimana karakter pendiri bisa mempengaruhi arah teknologi dan governance sebuah jaringan.

 

Apa yang Bisa Kamu Pelajari dari Sosok Jae Kwon?

Melihat perjalanan Jae Kwon hanya dari sudut harga token jelas tidak cukup. Sosok ini menawarkan banyak pelajaran bagi kamu yang tertarik pada kripto, baik sebagai pengguna, pengembang, maupun investor.

Pertama, ia menunjukkan bahwa fondasi teknis yang kuat bisa bertahan lama. Tendermint BFT dan Cosmos SDK masih digunakan berbagai proyek, meski wacana di sekeliling ekosistem terus berubah. Kedua, konflik governance di Cosmos memberi gambaran bahwa tata kelola on-chain bukan sekadar fitur tambahan, tetapi aspek utama yang bisa menentukan ke mana sebuah jaringan bergerak.

Ketiga, langkahnya membangun Gno.land dan Gnolang menunjukkan bahwa ia tidak berhenti pada keberhasilan awal. Ia kembali ke meja kerja, mendesain ulang platform smart contract dengan asumsi dan target pengguna yang berbeda, kali ini dengan fokus pada komunitas Go dan model eksekusi kode yang lebih mudah diaudit.

Bagi kamu yang ingin membaca proyek kripto lebih dalam, cerita Jae Kwon mengingatkan bahwa menilai sebuah ekosistem berarti juga memahami siapa yang membangunnya, bagaimana konflik diselesaikan, dan apakah prinsip yang dipegang sejalan dengan cara jaringan itu dijalankan.

 

Kesimpulan

Jae Kwon bukan sekadar nama yang muncul di antara hasil pencarian. Ia adalah sosok yang meninggalkan jejak teknis yang kuat melalui Tendermint BFT, mewujudkan visi interoperabilitas lewat Cosmos dan ATOM, lalu memasuki babak baru lewat konflik governance, ide AtomOne, dan pengembangan Gno.land bersama GnoVM dan Gnolang.

Perjalanan ini menunjukkan bahwa teknologi blockchain tidak hanya tentang kode, tetapi juga tentang nilai, cara komunitas mengambil keputusan, dan keberanian untuk mencoba jalur baru ketika dirasa perlu. Bagi kamu, memahami sosok seperti Jae Kwon membantu melihat ekosistem kripto dengan kacamata yang lebih tajam: bukan hanya mengikuti tren, tetapi memahami logika di balik protokol dan orang-orang yang merancangnya.

Warisan Jae Kwon masih bergerak. Apakah Gno.land akan mencapai skala yang sama atau bahkan melampaui dampak Cosmos, masih menjadi cerita yang sedang ditulis. Namun satu hal sudah jelas: ketika kamu mendengar nama Cosmos, ATOM, atau Gno.land, ada benang merah yang menghubungkan semuanya ke satu sosok yang pikirannya terus menantang cara kita merancang sistem terdistribusi.

 

Itulah informasi menarik tentang Jae Kwon yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

1. Apa peran utama Jae Kwon dalam lahirnya Cosmos dan ATOM?
Jae Kwon adalah salah satu pendiri utama Cosmos dan arsitek di balik Tendermint BFT, mesin konsensus yang menjadi fondasi teknis Cosmos Hub. Ia ikut menggagas whitepaper Cosmos, membentuk Interchain Foundation, dan mengarahkan pengembangan awal ekosistem sebelum kemudian mundur dari posisi manajerial harian.

2. Mengapa Jae Kwon mengkritik perubahan inflasi ATOM di Cosmos Hub?
Ia menilai bahwa perubahan inflasi ATOM yang diusulkan atau disetujui komunitas bisa menjauh dari prinsip awal tentang keamanan dan desentralisasi. Bagi Jae Kwon, model ekonomi token tidak bisa dipisahkan dari kemampuan jaringan menjaga keamanan jangka panjang, sehingga ia menolak perubahan yang menurutnya terlalu berfokus pada penyesuaian jangka pendek.

3. Apa itu AtomOne dan bagaimana hubungannya dengan Cosmos Hub?
AtomOne adalah proposal fork dari Cosmos Hub yang diajukan Jae Kwon sebagai respon terhadap arah governance dan inflasi ATOM yang ia tidak setujui. Ide ini bertujuan menawarkan jaringan alternatif dengan model tata kelola dan ekonomi token yang lebih dekat dengan visi awalnya. Meskipun kontroversial, AtomOne menjadi contoh bagaimana perbedaan prinsip bisa berujung pada wacana pemisahan jaringan.

4. Apa yang membedakan Gno.land dengan platform smart contract lain seperti Ethereum?
Gno.land dirancang dengan fokus pada keterbacaan dan kedekatan dengan bahasa Go, melalui Gnolang. Alih-alih menggunakan bahasa yang sangat berbeda dan kompleks, Gno.land mencoba menawarkan lingkungan smart contract yang lebih mudah dipahami dan diaudit oleh pengembang yang sudah terbiasa dengan Go. Selain itu, model realms yang digunakan memberi cara berbeda dalam mengorganisasi aplikasi dan state di jaringan.

5. Mengapa developer Go tertarik dengan Gnolang dan GnoVM?
Gnolang dibuat sangat mirip dengan Go sehingga pengembang yang sudah menguasai Go dapat dengan cepat menulis kode untuk Gno.land tanpa perlu mempelajari bahasa baru dari nol. GnoVM, sebagai mesin virtual yang menjalankan Gnolang, menyediakan lingkungan eksekusi yang familiar namun terdistribusi. Kombinasi ini menarik bagi pengembang yang ingin membawa pengalaman mereka di ekosistem Go ke ranah aplikasi terdesentralisasi dengan hambatan belajar yang lebih rendah.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 8.81%
bnb BNB 0.43%
sol Solana 4.77%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.75%
pol Polygon Ecosystem Token 2.11%
trx Tron 2.85%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
TOKO/IDR
Tokoin
3
50%
DOGE2/IDR
Department
114
47.72%
DUSK/IDR
Dusk
1.181
22.13%
DENT/IDR
Dent
7
16.67%
WCT/IDR
WalletConn
2.600
14.64%
Nama Harga 24H Chg
ROOT/IDR
The Root N
16
-60.98%
VCG/USDT
VCGamers
0
-30.48%
RED2/IDR
RED
4.000K
-25.23%
HEDG/IDR
HedgeTrade
442
-22.86%
LOOKS/IDR
LooksRare
38
-22.45%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

7 Hal Penting Sebelum Pakai BONKbot di Solana
17/11/2025
7 Hal Penting Sebelum Pakai BONKbot di Solana

BONKbot, Meme Coin, dan Fenomena Bot Trading di Solana Beberapa

17/11/2025
Jae Kwon: Sosok di Balik Cosmos, ATOM, dan Gno.land
17/11/2025
Jae Kwon: Sosok di Balik Cosmos, ATOM, dan Gno.land

Kalau kamu mengetik nama “Jae Kwon” di mesin pencari, hasil

17/11/2025
Kisah Riccardo Spagni, Otak di Balik Monero
17/11/2025
Kisah Riccardo Spagni, Otak di Balik Monero

Terkadang sebuah perjalanan besar justru berawal dari rasa penasaran yang

17/11/2025