Pergerakan harga Bitcoin di 2025 kembali menunjukkan sifat aslinya: volatil, agresif, dan sering membuat trader salah arah hanya karena terlalu cepat mengambil keputusan. Kalau kamu memperhatikan grafik harian Bitcoin, harga terlihat bergerak naik, tiba-tiba turun, kemudian kembali menguji titik sebelumnya sebelum menentukan arah berikutnya. Fenomena ini bukan sekadar “kebetulan”—itulah retest. Dan menariknya, retest muncul di hampir semua time frame, mulai dari 24 jam yang kamu lihat, hingga pola 1 minggu, 1 tahun, bahkan siklus all-time Bitcoin.
Dengan sentimen publik yang saat ini cenderung bullish hingga 81 persen, risiko FOMO makin tinggi. Banyak trader melihat breakout pertama lalu buru-buru masuk, padahal harga sering kembali ke level sebelumnya untuk “cek ulang” apakah tren benar-benar siap bergerak. Inilah mengapa memahami retest bukan hanya membantu kamu membaca pergerakan Bitcoin, tapi juga melindungi keputusan trading dari jebakan-jebakan umum yang sering membuat trader merugi.
Apa Itu Retest Trading dan Kenapa Penting Memahami Arahnya
Retest trading pada dasarnya adalah momen ketika harga kembali menguji level penting yang baru saja ditembus. Level yang dulu menjadi resistance bisa berubah menjadi support baru, atau sebaliknya, sebuah konsep dasar yang biasanya dibahas ketika kamu mempelajari support dan resistance di analisis teknikal. Proses “uji ulang” inilah yang memberi gambaran apakah breakout sebelumnya benar atau hanya gerakan palsu yang menipu banyak trader.
Saat kamu melihat grafik Bitcoin 24 jam, ada beberapa titik kecil di mana harga menembus level, mundur sebentar untuk menguji area itu, baru melanjutkan arah. Retest seperti ini membantu kamu memahami apakah pasar benar-benar berniat melanjutkan arah, bukan hanya memantulkan harga secara sesaat.
Dalam konteks crypto yang bergerak 24/7 tanpa henti, retest menjadi alat penting untuk memahami struktur pasar. Ia bukan sekadar pola teknikal, tetapi refleksi dari perilaku pasar yang sedang mencari keseimbangan sebelum menentukan arahnya.
Perilaku Khas Bitcoin: Volatil, Sering Fake Breakout, dan Suka Retest
Bitcoin memiliki karakter unik yang tidak selalu dimiliki aset lain. Volatilitas tinggi membuat breakout terlihat dramatis, tetapi tidak semua pergerakan besar berarti arah itu akan terus berlanjut seperti yang sering dijelaskan dalam pembahasan breakout trading. Grafik 1 minggu yang kamu kirim sangat menggambarkan hal ini. Harga sempat menembus level penting, tampak kuat, lalu kembali turun dan menguji kembali area yang sama. Setelah retest gagal menahan harga, BTC justru melanjutkan penurunan cukup tajam.
Inilah pola klasik Bitcoin: breakout ? retest ? keputusan arah ? konfirmasi atau pembalikan. Pergerakan ini sering kali berhasil mengelabui trader pemula yang hanya fokus pada candle besar tanpa memahami struktur di baliknya. Ketika harga kembali menguji level lama, itulah sinyal pasar sedang “berunding” sebelum bergerak lebih jauh.
Manfaat Retest Trading bagi Kamu dalam Membaca Arah Bitcoin
Retest memberikan banyak keuntungan yang jarang diperhatikan orang yang baru belajar teknikal. Manfaat paling besar adalah kemampuan memfilter fake breakout, sesuatu yang sering terjadi di Bitcoin. Dengan menunggu retest, kamu tidak perlu FOMO pada candle besar pertama yang sering kali berakhir dengan penurunan mendadak.
Retest juga memberikan tempat yang lebih jelas untuk menempatkan stop-loss. Ketika harga menguji ulang support atau resistance, kamu memiliki acuan struktur yang logis untuk mengatur batas risiko. Selain itu, retest membuat kamu lebih disiplin. Kamu tidak lagi terburu-buru masuk hanya karena melihat harga bergerak kencang.
Data 1 tahun Bitcoin menunjukan pola ini dengan sangat jelas. Setelah beberapa kali bergerak naik, BTC turun ke area kunci yang sebelumnya menjadi resistance. Harga melakukan retest pada area itu, menahan tekanan jual, lalu melanjutkan tren naik yang berlarut-larut. Dengan memahami pola seperti ini, kamu bisa membaca arah tren Bitcoin dengan lebih percaya diri, terutama jika kamu sudah familiar dengan cara melihat struktur pasar dalam tren crypto.
Jenis-Jenis Retest Modern yang Ramai Dipakai Trader 2024–2025
Dalam dua tahun terakhir, pola retest berkembang cukup jauh dibanding teori-teori lama yang hanya menyebut “break and retest” secara umum. Komunitas price action di TradingView dan X mulai mengelompokkan retest ke beberapa jenis untuk membantu trader membaca kekuatan tren dengan lebih akurat. Pembagian ini muncul karena market, terutama Bitcoin, semakin dinamis dan sering memberi sinyal berbeda tergantung kondisi volatilitas. Memahami tiap jenis retest ini bikin kamu lebih peka melihat apakah pasar benar-benar siap bergerak atau justru sedang mencari likuiditas.
1. Retest Kuat (Strong Retest)
Retest jenis ini biasanya terlihat sangat tegas. Harga menyentuh level penting, memantul cepat, dan responsnya ditopang oleh volume yang meningkat. Biasanya ini muncul ketika tren sedang sehat dan pelaku pasar benar-benar mempertahankan level tersebut. Pada Bitcoin, strong retest sering muncul setelah breakout bersih di H1 atau H4, sehingga banyak trader menggunakannya sebagai sinyal entry dengan probabilitas tinggi.
2. Retest Lemah (Weak Retest)
Sebaliknya, retest lemah terlihat ketika harga menyentuh level terlalu dalam atau tidak menunjukkan reaksi berarti. Candle biasanya kecil, volume tidak mendukung, dan wujudnya seperti harga “nyangkut” di area yang sedang diuji. Kondisi ini menandakan pelaku pasar masih ragu, sehingga entry di weak retest sering kali berisiko. Bitcoin banyak menunjukkan pola ini saat sedang sideways atau ketika pasar menunggu data ekonomi penting.
3. Retest Dalam (Deep Retest)
Retest dalam muncul ketika harga mundur jauh dari breakout, seolah-olah menelan kembali seluruh gerakan sebelumnya. Ini bukan pertanda buruk, justru sering menunjukkan bahwa pasar sedang mengambil lebih banyak likuiditas sebelum bergerak ke arah tren utama. Deep retest biasanya muncul saat volatilitas tinggi—misalnya ketika BTC baru saja menghantam area resistance mayor dan menarik diri cukup dalam sebelum melanjutkan tren.
4. Retest Dangkal (Shallow Retest)
Retest dangkal adalah kebalikan dari deep retest. Harga hanya menyentuh sedikit area yang ditembus lalu langsung melanjutkan gerakan. Pola ini banyak terjadi ketika tren sangat kuat, sehingga pasar tidak memberi kesempatan banyak bagi trader yang terlambat. Di Bitcoin, shallow retest sering terlihat dalam fase impulsif setelah news positif atau lonjakan volume besar.
5. Liquidity Retest (Retest Setelah Sweep)
Ini variasi paling modern yang banyak dibicarakan di komunitas. Pola ini muncul ketika harga sempat melakukan sweep—mengambil likuiditas di atas atau di bawah level penting—kemudian kembali ke area itu untuk retest yang sebenarnya. Kombinasi sweep + retest ini sangat khas di Bitcoin, terutama pada periode volatilitas tinggi, karena market maker sering memanfaatkan likuiditas untuk “membersihkan” posisi sebelum arah utama bergerak.
Setiap tipe retest punya karakter dan risiko masing-masing, sehingga mengenali perbedaannya bikin kamu lebih siap membaca arah pasar. Setelah memahami variasinya, langkah selanjutnya adalah mengerti kapan retest itu valid atau justru tanda tren mulai kehilangan tenaga.
Bagaimana Membedakan Retest Valid dan Retest Gagal
Pada akhirnya, retest valid terlihat dari respons pasar yang jelas. Saat harga menyentuh area yang diuji, biasanya ada wick penolakan, volume meningkat, atau candle yang memperlihatkan adanya pembeli atau penjual yang aktif mempertahankan level itu. Pola ini menunjukkan bahwa area tersebut memang dianggap penting.
Sebaliknya, retest gagal terlihat saat harga kembali ke level yang sama tanpa adanya reaksi berarti. Candle cenderung kecil, volume tipis, dan level tersebut tembus tanpa perlawanan. Contoh yang kamu tunjukkan pada grafik 1 minggu Bitcoin sangat menggambarkan hal ini. Breakout awal minggu tampak kuat, tapi ketika harga kembali turun untuk menguji area tersebut, tidak ada respons beli yang bisa menahannya. Level runtuh, dan pasar melanjutkan penurunan.
Membedakan keduanya bukan hanya membantu kamu menghindari entry terburu-buru, tetapi juga membuka gambaran tentang niat pasar. Pergerakan harga yang tampak lemah saat retest kadang bukan sekadar kurangnya minat, tetapi bagian dari proses pasar mengambil likuiditas sebelum menentukan arah.
Di Bitcoin, pola semacam itu sering terlihat. Harga menyapu level tertentu, mengumpulkan order, lalu kembali ke area yang sama untuk retest yang sebenarnya. Fenomena ini makin sering terjadi sepanjang 2024–2025 dan menjadi salah satu alasan kenapa banyak trader mulai menghubungkan
Retest dan Liquidity Sweep: Pola yang Sering Terjadi di Bitcoin 2024–2025
Salah satu pola paling menonjol dalam price action Bitcoin beberapa tahun terakhir adalah kombinasi antara retest dan liquidity sweep. Pergerakannya hampir selalu terlihat seperti ini: breakout pertama memancing trader retail masuk, harga kemudian bergerak sedikit lebih jauh untuk mengambil likuiditas, lalu kembali turun ke level lama untuk melakukan retest yang sebenarnya. Setelah area itu bertahan, tren kembali berlanjut.
Pola sebaliknya juga terjadi, terutama pada fase distribusi. Harga menembus ke bawah, naik sedikit mengambil likuiditas di atas level, lalu kembali turun dan gagal mempertahankan retest. Ini biasanya menjadi awal pembalikan arah.
Dengan memahami pola ini, kamu tidak hanya membaca tren jangka pendek tetapi juga memahami niat market maker dalam menggerakkan pasar.
Time Frame Terbaik untuk Mendeteksi Retest Bitcoin
Tidak semua time frame memberikan sinyal retest yang sama. Time frame kecil seperti M1–M5 terlalu bising dan tidak stabil, sehingga sulit dibaca. M15–M30 menjadi opsi ideal untuk trader harian yang ingin melihat retest cepat namun tetap akurat. Sementara itu, H1–H4 adalah zona “manis” yang paling sering menghasilkan retest bersih dan mudah dibaca pada Bitcoin.
Pada time frame lebih besar seperti daily dan weekly, retest justru memberi sinyal arah tren jangka panjang. Grafik Bitcoin all-time memperlihatkan bahwa sebelum bull run besar terjadi, BTC selalu melakukan retest pada area penting yang ditembus sebelumnya. Pola seperti ini membantu trader melihat gambaran besar dan tidak terjebak pada noise jangka pendek.
Cara Praktis Membaca Retest di Chart Bitcoin
Membaca retest adalah kombinasi antara memahami level penting dan melihat respons harga pada level tersebut. Kamu bisa mulai dengan mencari area support atau resistance yang kuat. Setelah itu, tunggu breakout terjadi dan lihat bagaimana harga bergerak kembali ke level itu.
Perhatikan karakter candle saat harga menyentuh area tersebut, karena bentuk candle kadang memberi petunjuk yang sama kuatnya seperti materi candlestick pattern yang sering dipakai trader price action. Rejection yang jelas, volume yang meningkat, dan konfluensi ringan seperti indikator RSI atau keberadaan imbalance kecil bisa membantu kamu memastikan apakah area itu benar-benar dihormati. Jangan lupa untuk menentukan batas invalidation supaya kamu tahu kapan harus keluar jika harga tidak bergerak sesuai harapan.
Dengan membiasakan diri membaca respons harga secara keseluruhan, kamu bisa menilai konteks retest tanpa bergantung pada satu indikator saja.
Contoh Retest Bitcoin dari Data Riil 2025
Grafik-grafik Bitcoin yang kamu tunjukkan memberi gambaran lengkap bagaimana retest bekerja dalam berbagai kondisi. Pada grafik 24 jam, retest terjadi dalam bentuk pullback kecil sebelum harga melanjutkan kenaikan. Pada grafik 1 minggu, kita melihat retest gagal yang menyebabkan BTC jatuh lebih dalam. Di grafik 1 tahun, retest pada area mid-cycle justru menjadi titik awal kenaikan lebih panjang.
Yang paling menarik adalah grafik all-time. BTC selalu melakukan retest pada level mayor sebelum memulai bull run besar. Pola ini muncul di 2012, 2016, 2020, dan kembali terlihat dalam siklus 2024–2025. Retest seperti ini menjadi dasar untuk memahami arah besar Bitcoin, bukan hanya gerakan harian yang sering menipu.
Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Menggunakan Retest Trading
Banyak trader mengira setiap retrace adalah retest, padahal tidak selalu begitu. Salah satu kesalahan paling umum adalah masuk terlalu cepat sebelum harga benar-benar menyentuh level penting. Ada juga yang mengabaikan volume pada saat uji ulang, padahal respons pasar pada level itu menentukan apakah area tersebut kuat atau tidak.
Kesalahan lain terjadi ketika trader menggunakan time frame yang terlalu kecil. Noise yang tinggi membuat retest terlihat seperti muncul berkali-kali, padahal sebenarnya tidak ada struktur jelas yang terbentuk. Tanpa melihat struktur lebih besar, keputusan trading bisa jadi tidak sinkron dengan arah pasar sebenarnya.
Tips Retest Trading Supaya Kamu Lebih Konsisten di Market Crypto
Retest trading akan terasa semakin efektif ketika kamu melihatnya bukan sebagai pola tunggal, tetapi sebagai bagian dari alur pasar yang selalu bergerak dari pengumpulan likuiditas menuju penentuan arah. Cara termudah untuk membangun konsistensi adalah dengan menggunakan dua lapisan time frame: satu untuk membaca arah besar, satu lagi untuk mencari titik masuk yang lebih presisi. Time frame besar—seperti H4 atau daily—membantu kamu memahami ke mana pasar sebenarnya bergerak. Setelah itu, kamu bisa turun ke M15 atau H1 untuk melihat bagaimana retest terbentuk di dalam struktur tersebut.
Kamu juga bisa menunggu satu hal sederhana yang sering diabaikan: konfirmasi. Banyak trader terjebak karena terburu-buru masuk saat breakout atau setelah satu candle retest. Padahal respons harga biasanya memberi tanda yang cukup jelas jika kamu sabar menunggu—baik melalui wick penolakan maupun volume yang mulai menguat. Cara ini mengurangi tebak-tebakan, karena entry dilakukan ketika pasar memang menunjukkan niatnya.
Manajemen risiko juga menjadi bagian penting dari konsistensi. Stop-loss yang ditempatkan berbasis struktur membuat kamu tahu kapan skenario tidak lagi valid, sebuah prinsip yang sering ditekankan dalam pembahasan manajemen risiko trading. Dan satu hal yang perlu diperhatikan dalam market crypto yang volatil: hindari masuk tepat setelah terjadi sweep besar tanpa ada fase stabilisasi. Ketika pasar baru saja mengambil likuiditas, harga cenderung mencari posisi keseimbangan terlebih dahulu sebelum kembali bergerak.
Dengan pendekatan seperti ini, trading retest tidak lagi terasa seperti mengejar harga. Kamu bergerak sejalan dengan pasar, memahami kenapa harga menyentuh level tertentu, dan menunggu saat yang lebih logis untuk ikut. Ritme seperti ini memberi pondasi yang lebih stabil menjelang akhir pembahasan, karena pada akhirnya retest bukan hanya soal pola, tetapi cara kamu membaca alur besar pasar sebelum mengambil keputusan.
Kesimpulan
Retest trading pada akhirnya memberi kamu cara melihat pasar yang lebih jernih di tengah pergerakan Bitcoin yang keras, cepat, dan sering mengecoh. Dari pola yang muncul di grafik 24 jam sampai pergerakan besar di chart all-time, retest selalu muncul sebagai momen ketika pasar memperlihatkan niatnya secara lebih terbuka. Saat breakout hanya memberi gambaran sekilas, retest justru memperlihatkan apakah pelaku pasar benar-benar mendukung arah itu atau hanya sekadar “teriakan sementara” sebelum bergerak ke arah lain.
Retest juga mengajarkan sesuatu yang mungkin tidak kamu sadari di awal: pasar crypto tidak bergerak lurus dari titik A ke B. Ia selalu mengambil likuiditas, menguji level lama, dan memberi ruang bagi pelaku besar untuk menentukan arah. Pola yang kamu lihat sepanjang 2024–2025—sweep lalu retest, retest dangkal saat tren impulsif, atau retest gagal sebelum penurunan dalam—semua itu adalah bagian dari struktur yang lebih luas. Ketika kamu bisa membaca struktur itu, kamu tidak lagi menebak arah; kamu membaca alurnya.
Dan disinilah kekuatan retest menjadi jelas. Ia bukan sekadar “entry setelah pullback”, tetapi cara untuk melihat apakah pasar masih punya tenaga atau justru mulai kehilangan semangat. Ia membantu kamu menunggu konfirmasi tanpa FOMO. Ia memberi kamu titik masuk yang lebih logis, stop-loss yang lebih terstruktur, dan pemahaman mengapa harga menyentuh level tertentu sebelum bergerak lagi.
Memahami retest membuat kamu tidak hanya melihat pergerakan Bitcoin, tetapi juga pola pikir yang menggerakkannya. Dari sana, membaca arah berikutnya bukan lagi soal keberuntungan, tetapi soal memahami bagaimana pasar bekerja di balik layar. Dan ketika kamu bisa membaca itu, kamu berada selangkah lebih dekat untuk membuat keputusan yang lebih tenang, lebih matang, dan lebih konsisten—baik saat pasar sedang euforia maupun ketika bergerak tanpa ampun.
Itulah informasi menarik tentang Retest Trading yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.
Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apa bedanya retest dan pullback?
Pullback adalah penurunan sementara yang terjadi di tengah tren, sementara retest adalah uji ulang pada area yang sudah ditembus sebelumnya. Retest selalu berkaitan dengan level kunci support atau resistance.
2. Apakah retest selalu muncul di Bitcoin?
Tidak selalu. Dalam tren yang sangat kuat, retest bisa dangkal atau bahkan tidak muncul. Namun pada mayoritas kondisi, Bitcoin sering menunjukkan pola retest yang jelas.
3. Time frame mana yang paling akurat untuk retest Bitcoin?
H1–H4 memberikan struktur yang paling bersih. M15–M30 cocok untuk entry cepat, sementara daily dan weekly menunjukkan retest mayor sebelum tren jangka panjang.
5. Bagaimana cara membedakan retest yang valid?
Retest valid biasanya menunjukkan respons harga yang tegas, adanya wick penolakan, dan volume yang meningkat. Jika harga menembus level terlalu mudah, biasanya itu tanda retest gagal.
6. Apakah retest cocok untuk altcoin selain BTC?
Bisa, tetapi altcoin lebih volatil sehingga retestnya sering tidak serapi Bitcoin. BTC tetap menjadi aset terbaik untuk mempelajari retest karena struktur harganya lebih bersih.





Polkadot 8.91%
BNB 0.45%
Solana 4.80%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.65%
Polygon Ecosystem Token 2.13%
Tron 2.85%
Pasar
