Modern Portfolio Theory: Cara Atur Risiko Bitcoin Kamu
icon search
icon search

Top Performers

Modern Portfolio Theory: Cara Atur Risiko Bitcoin Kamu

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Modern Portfolio Theory: Cara Atur Risiko Bitcoin Kamu

Modern Portfolio Theory Cara Atur Risiko Bitcoin Kamu

Daftar Isi

Saat Harga Bitcoin Naik Turun, Apa Kamu Punya Kerangka Jelas?

Kalau kamu sudah beberapa waktu mengikuti Bitcoin, kamu pasti pernah merasakan fase di mana grafik terasa ramah, lalu mendadak tajam turun dalam waktu singkat. Di satu sisi, potensi imbal hasilnya memang besar. Di sisi lain, satu keputusan yang terlalu nekat bisa menggerus nilai portofolio dengan cepat, apalagi kalau kamu belum benar-benar paham risiko investasi Bitcoin.

Banyak orang mencoba mengatasi ini dengan cara sederhana: menambah koin lain, menambah altcoin, atau menaruh sebagian di stablecoin. Masalahnya, tanpa kerangka yang jelas, “diversifikasi” kadang cuma jadi alasan untuk menumpuk koin secara acak, bukan mengurangi risiko secara nyata.

Di sinilah Modern Portfolio Theory (MPT) bisa membantu kamu. Bukan sebagai rumus ajaib yang menjamin cuan, tapi sebagai cara berpikir yang lebih terukur tentang bagaimana mengatur porsi Bitcoin, altcoin, dan stablecoin agar profil risiko portofolio tetap masuk akal.

Dan sebelum kamu bisa menerapkan pendekatan ini, kamu perlu memahami dulu apa sebenarnya MPT itu, kenapa teori investasi lama ini masih relevan untuk kripto, dan bagaimana kerangkanya bisa jadi pegangan ketika pasar bergerak liar.

 

Apa Itu Modern Portfolio Theory dan Kenapa Penting untuk Investor Kripto?

Sebelum menghubungkan MPT ke Bitcoin, kamu perlu memahami dulu apa sebenarnya inti teori ini. Tanpa fondasi itu, saran “atur komposisi portofolio” hanya akan terdengar seperti opini, bukan kerangka yang bisa kamu uji secara logis.

 

Modern Portfolio Theory dalam Bahasa Sederhana

Modern Portfolio Theory adalah sebuah pendekatan investasi yang menjelaskan bagaimana menyusun portofolio agar kamu mendapatkan imbal hasil setinggi mungkin untuk tingkat risiko tertentu, atau sebaliknya, menekan risiko serendah mungkin untuk tingkat imbal hasil yang kamu targetkan.

 

Teori ini lahir dari pemikiran Harry Markowitz di awal 1950-an. Ia menunjukkan bahwa:

  • Yang penting bukan hanya sifat satu aset secara terpisah,

  • tetapi bagaimana aset-aset itu saling berhubungan dalam satu portofolio.

 

Dalam praktiknya, MPT menyarankan kamu untuk tidak menilai Bitcoin, altcoin, atau aset lain secara berdiri sendiri. Yang lebih krusial adalah: kalau aset-aset itu digabungkan, bagaimana kombinasi tersebut mengubah risiko dan imbal hasil total?

Dengan cara pandang ini, keputusan investasi tidak lagi soal “pilih Bitcoin atau altcoin”, tetapi bagaimana mengkombinasikan keduanya agar portofolio kamu lebih sehat lewat diversifikasi portofolio kripto yang terencana.

 

Risiko dan Imbal Hasil dalam Kacamata MPT

Di dalam MPT, risiko biasanya diukur dengan seberapa lebar pergerakan harga suatu aset. Semakin liar naik-turunnya, semakin tinggi standar deviasinya, dan itu dianggap sebagai risiko yang harus kamu sadari.

Di sisi lain, imbal hasil adalah seberapa besar rata-rata keuntungan yang bisa diharapkan dari aset tersebut. Bitcoin dikenal berpotensi memberi imbal hasil besar dalam satu siklus, tetapi fluktuasinya juga jauh lebih besar dibanding banyak instrumen tradisional seperti obligasi.

 

MPT menerima fakta bahwa aset seperti Bitcoin itu berisiko. Alih-alih menyuruhmu menjauh, teori ini mengajak kamu menata:

  • seberapa banyak Bitcoin yang wajar untuk dipegang,

  • seberapa besar porsi yang layak ditempatkan di aset lain yang lebih tenang,

  • dan bagaimana kombinasi ini bisa mengurangi guncangan tanpa memotong peluang yang terlalu besar.

 

Setelah kamu memahami cara MPT memandang risiko dan imbal hasil, langkah berikutnya adalah melihat bagaimana teori ini memanfaatkan diversifikasi, khususnya di portofolio kripto yang diisi Bitcoin, altcoin, dan stablecoin.

 

Diversifikasi Ala Modern Portfolio Theory di Portofolio Kripto

Banyak orang merasa sudah aman hanya karena memegang banyak koin berbeda. Padahal, kalau semua koin tersebut bergerak searah, risiko portofolio bisa saja tetap tinggi. MPT membantu kamu membedakan diversifikasi yang sekadar ramai dengan diversifikasi yang benar-benar mengurangi risiko.

 

Diversifikasi Berbasis Korelasi, Bukan Sekadar Banyak Koin

Kunci diversifikasi dalam MPT adalah korelasi, yaitu seberapa sering harga dua aset bergerak seirama. Jika dua aset selalu naik dan turun bersama, menambah yang satu di samping yang lain tidak benar-benar mengurangi risiko.

Di pasar kripto, Bitcoin dan banyak altcoin besar sering menunjukkan pergerakan yang cukup searah. Memiliki lima altcoin yang semuanya cenderung mengikuti arah Bitcoin tidak sama dengan memiliki kombinasi aset yang benar-benar saling mengimbangi.

Dari sudut pandang MPT, kamu ingin mencari pasangan aset yang pergerakannya tidak selalu sejalan, sehingga ketika salah satunya sedang tertekan, aset lain bisa membantu meredam dampaknya terhadap portofolio kamu.

Di sinilah stablecoin dan porsi kas kripto mulai berperan, bukan sekadar tempat “parkir sementara”, tetapi bagian dari strategi pengelolaan risiko.

 

Peran Stablecoin sebagai Penyeimbang Risiko

Stablecoin didesain untuk menjaga nilai yang relatif tetap terhadap aset acuan, misalnya dolar Amerika; di kripto, kamu mungkin sudah sering mendengar istilah apa itu stablecoin sebagai “uang digital” yang nilainya cenderung tetap terhadap mata uang fiat. Dalam konteks MPT, stablecoin sering diperlakukan mirip seperti komponen kas dalam portofolio.

Perannya ada beberapa sisi.

Pertama, stablecoin membantu menurunkan volatilitas rata-rata portofolio. Ketika Bitcoin dan altcoin bergejolak, bagian portofolio yang berada di stablecoin tidak ikut bergerak liar.

Kedua, stablecoin memberi kamu fleksibilitas. Saat pasar sedang terkoreksi dalam, kamu punya ruang untuk masuk tanpa harus menjual aset lain dengan harga yang tidak ideal. Ini membuat kamu lebih leluasa melakukan rebalancing secara bertahap.

Ketiga, stablecoin membantu kamu menjaga disiplin. Dengan porsi yang jelas, stablecoin menjadi pengingat bahwa tidak semua dana harus sepenuhnya terpapar aset yang sangat volatil.

Walaupun begitu, stablecoin bukan berarti tanpa risiko. Ada risiko teknis, regulasi, sampai potensi peristiwa depeg. Ini alasan mengapa porsi stablecoin perlu dipikirkan dengan matang, bukan asal besar atau kecil.

 

Kenapa Porsi Altcoin Perlu Dibatasi

Altcoin menawarkan potensi imbal hasil yang sangat besar pada fase-fase tertentu, tetapi sifat ini datang bersama risiko yang jauh lebih tinggi. Sebelum mengejar cuan di berbagai koin, ada baiknya kamu memahami dulu altcoin adalah apa dan bagaimana karakter tiap proyek yang kamu pilih. Penurunan harga yang sangat dalam bukan hal yang aneh di banyak altcoin, terutama ketika siklus pasar memasuki fase turun.

 

MPT tidak melarang kamu memiliki altcoin, tetapi mengingatkan bahwa:

  • altcoin sering kali punya korelasi tinggi dengan Bitcoin,

  • volatilitasnya cenderung lebih besar,

  • dan kemampuan bertahan tiap proyek berbeda-beda.

 

Artinya, menambah altcoin secara sembarangan tidak otomatis memperbaiki portofolio. Porsi altcoin yang berlebihan justru bisa membuat profil risiko portofolio kamu melompat jauh di atas batas nyaman, meskipun di atas kertas terlihat “terdiversifikasi”.

Setelah melihat logika ini, kamu bisa mulai memahami mengapa teori seperti MPT selalu menempatkan altcoin sebagai bagian pendukung, bukan fondasi utama. Langkah selanjutnya adalah melihat bagaimana risiko ini tampak dalam data volatilitas dan penurunan harga di pasar kripto.

 

Risiko Nyata Bitcoin dan Altcoin: Volatilitas dan Penurunan Harga

Untuk mengetahui apakah portofolio kamu terlalu berisiko, kamu tidak cukup hanya mengandalkan perasaan. Kamu perlu melihat bagaimana harga Bitcoin dan altcoin bergerak dalam berbagai fase pasar, dari naik tajam sampai koreksi besar.

 

Volatilitas Tajam di Pasar Kripto

Bitcoin dikenal memiliki pergerakan harga yang jauh lebih luas daripada banyak aset tradisional. Dalam satu bulan yang aktif, perubahan harga beberapa puluh persen bukan hal yang langka. Dibandingkan dengan saham-saham besar atau obligasi pemerintah, grafik Bitcoin terlihat jauh lebih “bergelombang”.

Altcoin umumnya lebih ekstrem dari itu. Banyak koin yang bisa naik berkali-kali lipat dalam waktu relatif singkat, lalu turun tajam ketika sentimen bergeser. Dari perspektif MPT, volatilitas seperti ini mengangkat potensi imbal hasil, tetapi juga menambah risiko yang harus kamu sadari.

Stablecoin, di sisi lain, hampir tidak bergerak jika peg-nya terjaga. Kombinasi aset yang sangat volatil dengan aset yang tenang inilah yang menjadi bahan baku utama untuk meracik portofolio ala MPT.

 

Seberapa Dalam Penurunan Harga Bisa Terjadi

Dalam beberapa siklus, Bitcoin pernah mengalami penurunan harga yang sangat dalam dari puncak menuju dasar pasar. Di banyak kasus, nilainya sempat turun lebih dari separuh, dan butuh waktu sebelum mencapai puncak baru.

Altcoin banyak yang mengalami penurunan yang lebih tajam lagi, terutama proyek-proyek yang kurang solid atau bergantung pada tren musiman. Penurunan 70 hingga 80 persen bukan sesuatu yang sulit ditemukan ketika kamu melihat riwayat harga berbagai koin di fase bear market.

 

Gambaran ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk menegaskan bahwa:

  • risiko di pasar kripto itu nyata,

  • dan dampaknya bisa sangat besar jika portofolio kamu tidak disusun dengan kesadaran akan risiko tersebut.

 

Apa Artinya Angka-Angka Ini untuk Portofolio Kamu

Jika kamu hanya menempatkan dana di satu aset yang sangat volatil, penurunan harga yang dalam langsung mengena ke seluruh portofolio. MPT mengajak kamu memandang risiko ini secara lebih sistematis.

 

Dengan menggabungkan:

  • Bitcoin sebagai aset utama,

  • Ethereum dan beberapa aset besar lain sebagai pelengkap,

  • altcoin dengan porsi yang lebih kecil,

  • ditambah stablecoin sebagai penyeimbang,

 

kamu bisa menurunkan besarnya guncangan portofolio ketika pasar sedang tidak bersahabat, tanpa harus sepenuhnya mengorbankan peluang pertumbuhan di masa naik.

Setelah menyadari bagaimana risiko dan penurunan harga bekerja, kamu akan lebih siap untuk melihat contoh penerapan MPT secara praktis di portofolio Bitcoin yang kamu kelola.

 

Contoh Penerapan MPT untuk Portofolio Bitcoin Kamu

Teori hanya bermanfaat kalau bisa kamu terjemahkan menjadi langkah nyata. Di bagian ini, kita akan membahas cara memanfaatkan prinsip MPT untuk menyusun komposisi portofolio yang lebih terukur, mulai dari memahami diri sendiri sampai menyiapkan porsi untuk tiap jenis aset.

 

Langkah Memahami Profil Risiko Diri

Sebelum menyusun angka apa pun, kamu perlu jujur pada diri sendiri: seberapa besar penurunan nilai portofolio yang sanggup kamu terima tanpa panik dan mengambil keputusan emosional.

Ada beberapa hal yang bisa kamu tanyakan pada diri sendiri:

Pertama, seberapa panjang horizon waktumu. Jika kamu hanya sanggup menahan posisi beberapa minggu, kamu cenderung tidak cocok dengan portofolio yang sangat agresif. Semakin panjang horizon, semakin besar ruang untuk menerima fluktuasi di tengah jalan.

Kedua, seberapa besar pengalaman kamu menghadapi siklus pasar. Orang yang baru sekali melihat koreksi tajam sering kali kaget dan mengambil keputusan terburu-buru. Sementara itu, orang yang sudah beberapa kali mengalami pasar naik-turun biasanya lebih siap mental.

Ketiga, seberapa penting dana yang kamu gunakan. Jika uang itu benar-benar kritis untuk kebutuhan hidup jangka pendek, porsi aset yang volatil semestinya lebih rendah.

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini akan mempengaruhi apakah portofolio kamu sebaiknya condong ke konservatif, moderat, atau agresif.

 

Contoh Komposisi Konservatif, Moderat, dan Agresif

Setelah memahami profil risiko pribadi, kamu bisa mulai memikirkan kombinasi aset. Angka-angka berikut bukan rekomendasi pasti, tetapi ilustrasi bagaimana prinsip MPT bisa diterapkan dalam konteks portofolio kripto yang berfokus pada Bitcoin.

Untuk profil konservatif, kamu bisa membayangkan portofolio yang lebih menekankan kestabilan dibanding pertumbuhan maksimal. Porsinya bisa didominasi Bitcoin dan stablecoin, dengan sedikit Ethereum dan altcoin sebagai aksen. Misalnya, Bitcoin menjadi jangkar utama, stablecoin menjaga ketenangan, sementara Ethereum dan altcoin besar hanya mengisi porsi kecil untuk memberi potensi kenaikan tambahan.

Untuk profil moderat, keseimbangan antara risiko dan imbal hasil mulai lebih seimbang. Bitcoin tetap memegang peran utama, Ethereum diberi porsi lebih besar, altcoin besar mengisi sebagian portofolio untuk mengejar pertumbuhan, dan stablecoin tetap ada sebagai bantalan. Komposisi semacam ini cocok untuk kamu yang siap menghadapi fluktuasi, tetapi masih ingin portofolio punya penyangga saat pasar berbalik.

Untuk profil agresif, porsi aset dengan volatilitas tinggi akan lebih besar. Bitcoin mungkin tidak lagi menguasai sebagian besar portofolio, karena Ethereum dan altcoin mendapat porsi lebih besar. Stablecoin tetap ada, tetapi hanya sebagai sebagian kecil dari total dana. Pendekatan ini hanya cocok untuk kamu yang benar-benar siap menerima penurunan sementara yang tajam demi potensi imbal hasil yang lebih besar dalam jangka panjang.

Di ketiga ilustrasi ini, yang perlu kamu perhatikan adalah logikanya: semakin tinggi porsi altcoin dan semakin kecil porsi stablecoin, semakin besar pula risiko total portofolio. MPT membantu kamu menggeser porsi tersebut dengan sadar, bukan karena ikut tren sesaat.

 

Menjaga Keseimbangan Lewat Rebalancing

Portofolio yang sudah disusun bukan berarti dibiarkan begitu saja. Harga Bitcoin, Ethereum, altcoin, dan stablecoin terus bergerak. Dalam beberapa bulan, komposisi yang tadinya seimbang bisa berubah drastis.

Rebalancing adalah proses mengembalikan porsi aset ke target awal yang sudah kamu tetapkan. Misalnya, ketika harga Bitcoin naik jauh lebih cepat daripada aset lain, porsi Bitcoin dalam portofolio bisa membengkak melebihi batas yang kamu anggap nyaman. Dalam konteks MPT, rebalancing membantu kamu:

 

  • mengunci sebagian keuntungan,

  • mengembalikan profil risiko ke jalur yang diinginkan,

  • dan menjaga disiplin agar portofolio tidak diam-diam berubah menjadi jauh lebih agresif dari rencana.

 

Frekuensi rebalancing bisa disesuaikan. Ada yang memilih melakukannya berkala, misalnya setiap beberapa bulan, ada juga yang memilih berdasarkan ambang deviasi tertentu. Yang penting, kamu punya aturan yang jelas, sehingga keputusan tidak hanya bergantung pada suasana hati.

Setelah memahami cara menyusun dan menjaga portofolio, kamu juga perlu melihat Modern Portfolio Theory secara lebih kritis: teori ini kuat, tapi bukan tanpa keterbatasan, apalagi di pasar yang unik seperti kripto.

 

Kelebihan dan Keterbatasan Modern Portfolio Theory di Pasar Kripto

MPT memberikan kerangka yang rapi untuk mengatur portofolio, tetapi pasar kripto punya karakteristik yang tidak sama persis dengan pasar saham atau obligasi. Menyadari kelebihan dan keterbatasan ini akan membantu kamu menggunakan MPT secara bijak.

 

Kekuatan MPT untuk Mengelola Risiko Bitcoin

Kekuatan utama MPT adalah fokusnya pada hubungan antar aset dalam portofolio. Untuk investor Bitcoin, ini berarti:

Pertama, kamu tidak lagi melihat Bitcoin sendirian, melainkan sebagai bagian dari kombinasi dengan Ethereum, altcoin, dan stablecoin. Ini membantu kamu memikirkan risiko dari sudut pandang portofolio, bukan transaksi per transaksi.

Kedua, MPT menekankan pentingnya mengukur risiko. Dengan memikirkan volatilitas dan kemungkinan penurunan harga, kamu menjadi lebih peka terhadap konsekuensi dari menambah atau mengurangi porsi tertentu.

Ketiga, MPT mendorong disiplin. Konsep seperti diversifikasi berbasis korelasi dan rebalancing membuat kamu tidak mudah terbawa emosi saat harga sedang sangat tinggi atau sangat rendah.

Bagi investor yang serius mengelola portofolio kripto jangka menengah hingga panjang, kerangka seperti ini jauh lebih membantu daripada hanya mengandalkan intuisi atau sentimen pasar harian.

 

Hal-Hal yang Perlu Kamu Waspadai

Di sisi lain, MPT punya asumsi-asumsi yang tidak selalu sepenuhnya cocok dengan karakter pasar kripto. Ada beberapa hal yang perlu kamu waspadai.

Pertama, hubungan antar aset di kripto bisa berubah dari waktu ke waktu. Korelasi antara Bitcoin dan Ethereum, misalnya, tidak selalu stabil. Ada fase di mana keduanya sangat sejalan, ada fase dimana pergerakannya lebih independen. Ini berarti data historis tidak bisa dipegang secara kaku.

Kedua, volatilitas kripto bisa melampaui apa yang biasa dihitung di model tradisional. Peristiwa yang jarang terjadi, seperti runtuhnya satu ekosistem besar atau gangguan regulasi, bisa memicu pergerakan harga yang jauh di luar perkiraan model.

Ketiga, stablecoin sekalipun memiliki risiko spesifik. Kasus depeg di beberapa proyek mengingatkan bahwa tidak semua aset yang tampak tenang benar-benar bebas dari risiko struktural.

Pengakuan atas keterbatasan ini bukan alasan untuk mengabaikan MPT, tetapi ajakan supaya kamu selalu melengkapi kerangka ini dengan pemahaman pasar dan penilaian kritis terhadap tiap aset yang kamu pilih.

Dengan mempertimbangkan kekuatan dan keterbatasannya, kamu bisa menggunakan MPT sebagai alat bantu, bukan sebagai satu-satunya jawaban. Pada akhirnya, keputusan tetap berada di tangan kamu sebagai pemilik portofolio.

 

Kesimpulan

Bitcoin menawarkan peluang, tetapi juga membawa risiko yang tidak bisa dianggap sepele. Menyusun portofolio tanpa kerangka yang jelas sering membuat keputusan kamu mengikuti emosi dan tren jangka pendek.

Modern Portfolio Theory memberikan cara berpikir yang lebih tenang. Dengan memahami hubungan antara risiko dan imbal hasil, memanfaatkan diversifikasi berbasis korelasi, memberi ruang untuk stablecoin sebagai penyeimbang, serta menjaga disiplin melalui rebalancing, kamu bisa mengelola ekspose terhadap Bitcoin dengan jauh lebih terstruktur.

Teori ini tidak menjanjikan hasil tertentu. Namun, MPT membantu kamu menjawab pertanyaan yang jauh lebih penting: seberapa besar risiko yang benar-benar sanggup kamu tanggung, dan bagaimana caranya mengatur porsi Bitcoin, Ethereum, altcoin, dan stablecoin agar portofolio kamu tetap sejalan dengan tujuan jangka panjang.

Pada akhirnya, mengelola risiko bukan berarti menghindari Bitcoin, melainkan memastikan perannya dalam portofolio kamu tetap masuk akal dan tidak mendikte hidup kamu setiap kali harga bergerak tajam.

 

Itulah informasi menarik tentang modern portofolio theory yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Staking/Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Twitter Indodax sekarang

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apakah Modern Portfolio Theory cocok untuk investasi Bitcoin?

MPT cocok digunakan sebagai kerangka untuk mengatur porsi Bitcoin dalam portofolio yang lebih luas. Teori ini membantu kamu melihat bagaimana Bitcoin berinteraksi dengan aset lain seperti altcoin dan stablecoin, sehingga risiko total portofolio bisa lebih terukur. Namun, penerapannya perlu disesuaikan dengan karakter pasar kripto yang sangat volatil.

2. Berapa banyak Bitcoin yang ideal dalam portofolio menurut MPT?

Tidak ada angka tunggal yang ideal untuk semua orang. MPT menyarankan porsi Bitcoin disesuaikan dengan profil risiko, horizon waktu, dan tujuan kamu. Investor konservatif biasanya menempatkan Bitcoin sebagai bagian penting tetapi tetap memberi ruang cukup besar untuk aset yang lebih tenang seperti stablecoin. Investor moderat dan agresif bisa memberi porsi lebih besar pada Bitcoin dan altcoin, selama mereka siap dengan fluktuasi yang lebih besar.

3. Apa perbedaan MPT dengan strategi DCA untuk Bitcoin?

Strategi DCA fokus pada cara masuk pasar, yaitu membeli Bitcoin secara berkala dalam jumlah tertentu tanpa terlalu memerhatikan harga harian. MPT fokus pada komposisi portofolio secara keseluruhan, bukan hanya waktu pembelian. Keduanya bisa saling melengkapi: kamu bisa menggunakan DCA untuk mengisi porsi Bitcoin yang sudah kamu tetapkan berdasarkan kerangka MPT.

4. Apakah stablecoin penting dalam strategi diversifikasi Bitcoin?

Stablecoin berperan penting sebagai penyeimbang di portofolio kripto yang didominasi aset volatil seperti Bitcoin dan altcoin. Dengan menaruh sebagian dana di stablecoin, kamu bisa menurunkan volatilitas portofolio dan menjaga fleksibilitas saat ingin melakukan rebalancing. Meski begitu, risiko spesifik stablecoin tetap perlu diperhatikan, sehingga porsi dan pemilihan jenisnya harus dilakukan dengan hati-hati.

5. Seberapa sering portofolio Bitcoin sebaiknya di-rebalance?

Frekuensi rebalancing tidak harus sama untuk semua orang. Ada yang memilih rebalancing berkala, misalnya setiap beberapa bulan, dan ada yang memilih berdasarkan batas deviasi tertentu dari target komposisi. Yang terpenting, kamu memiliki aturan yang jelas dan konsisten. Dengan begitu, rebalancing menjadi bagian dari strategi yang direncanakan, bukan reaksi spontan terhadap pergerakan harga sesaat.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Bitcoin,Tutorial

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 8.91%
bnb BNB 0.54%
sol Solana 4.81%
eth Ethereum 2.37%
ada Cardano 1.35%
pol Polygon Ecosystem Token 2.11%
trx Tron 2.85%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
CNG/IDR
CoinNaviga
378.994
88.83%
FWOG/IDR
Fwog
262
71.24%
SQD/IDR
Subsquid
1.590
52.3%
DFG/IDR
Defigram
118.605
44.63%
PIPPIN/IDR
Pippin
1.297
44.09%
Nama Harga 24H Chg
CROAK/IDR
Croak
9
-34.06%
SHAN/IDR
Shanum
2
-33.33%
ROOT/IDR
The Root N
5
-16.67%
ACE/IDR
Fusionist
4.070
-16.46%
ORCA/IDR
Orca
22.073
-16.07%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Modern Portfolio Theory: Cara Atur Risiko Bitcoin Kamu

Saat Harga Bitcoin Naik Turun, Apa Kamu Punya Kerangka Jelas?

Profil Steve Ballmer dan Warisannya di Teknologi
28/11/2025
Profil Steve Ballmer dan Warisannya di Teknologi

Steve Ballmer adalah salah satu tokoh yang jarang masuk daftar

28/11/2025
Wire Transfer Adalah Apa? Panduan Lengkapnya
28/11/2025
Wire Transfer Adalah Apa? Panduan Lengkapnya

Kalau kamu pernah harus bayar kuliah ke luar negeri, kirim

28/11/2025