Bitcoin (BTC) menutup November dengan performa yang lebih lemah dari ekspektasi, jatuh lebih dari tiga standar deviasi di bawah rata-rata 90 harinya.
Menurut laporan bulanan dari Coinbase Institutional, tekanan ini menjadikan November sebagai salah satu bulan terberat bagi BTC sepanjang tahun.
Terutama karena arus dana ETF yang berbalik negatif, penyusutan suplai stablecoin, dan aksi distribusi dari pemegang jangka panjang.
Namun laporan tersebut juga mencatat bahwa sejumlah indikator makro mulai menunjukkan potensi pembalikan menuju pemulihan menjelang akhir 2025.
Tekanan November Berkurang, Sinyal Makro Mulai Berubah
Laporan pasar terbaru menunjukkan pergerakan yang mulai mengarah pada stabilisasi, terutama setelah Federal Reserve memberi sinyal akhir dari kebijakan quantitative tightening.
Kembalinya The Fed ke pasar obligasi dinilai sebagai tanda bahwa pengetatan likuiditas mencapai titik jenuh, sehingga potensi aliran dana kembali menguat pada aset berisiko seperti Bitcoin. Perbandingan performa juga menegaskan tekanan yang tidak merata.
S&P 500 hanya turun satu standar deviasi pada periode yang sama, menandakan bahwa pelemahan Bitcoin lebih dominan berasal dari faktor internal pasar kripto, bukan kondisi ekonomi AS secara keseluruhan.
Baca selanjutnya: Bitcoin Rebound Tipis Tapi Data On-Chain Kompak Tunjukkan Pola Bearish
Tekanan ETF dan Stablecoin Jadi Penghambat Utama
Arus ETF spot Bitcoin tercatat negatif sepanjang November, bahkan menjadi outflow bulanan terbesar tahun ini.
Suplai stablecoin juga melemah dengan momentum 30 hari terendah sejak 2023, menandakan likuiditas pasar kripto berada pada fase konservatif.
Pada saat yang sama, pemegang jangka panjang justru memilih melepas sebagian kepemilikannya.
Pergerakan ini memperberat tekanan harga karena pasar harus menyerap tambahan suplai dari kelompok investor yang biasanya menjadi penahan volatilitas.
Potensi Rebound Bergantung pada Likuiditas dan Suku Bunga
Meski kondisi November terlihat berat, proyeksi untuk sisa tahun 2025 mulai memunculkan optimisme.
Dana besar yang selama ini parkir di money market kemungkinan berpindah ke instrumen berbasis Bitcoin ketika pasar menunjukkan tanda stabil.
Beberapa analis menilai pemangkasan suku bunga The Fed dapat menjadi pemicu utama perubahan sentimen.
Ketika imbal hasil aset kas mulai menurun, minat terhadap aset berisiko, termasuk Bitcoin, cenderung meningkat.
Situasi ini serupa dengan fase pemulihan di siklus pasar sebelumnya, di mana pelonggaran kebijakan moneter membuka peluang kenaikan harga.
Baca juga berita terbaru: Streak ETF Berlanjut, Analis Prediksi Bitcoin Bisa Sentuh US$120.000 Bulan Ini
Pernyataan Bullish dari Pelaku Pasar Tradisional

Sumber Gambar: X.com
James Lavish, mantan manajer hedge fund, menekankan bahwa The Fed telah menambah likuiditas hingga US$8.8 triliun dalam 16 tahun terakhir, sementara pengetatan hanya mencakup US$3.2 triliun.
“Jadi ketika orang bertanya kenapa saya begitu bullish terhadap Bitcoin, jawabannya sederhana. Saya bearish terhadap The Fed dan apa yang terus mereka lakukan pada nilai dolar. Bitcoin mencerminkan hal itu,” jelas Lavish.
Ketimpangan ini menurutnya menjadi alasan kuat mengapa banyak investor tetap bullish terhadap Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap pelemahan dolar AS.
Data Federal Reserve Bank of St. Louis juga menunjukkan injeksi likuiditas baru dari transaksi repo overnight, menjadi yang terbesar kedua sejak pandemi COVID.
Injeksi ini memperkuat pandangan bahwa pasar memasuki fase transisi menuju kondisi yang lebih longgar.
Kesimpulan
Tekanan di November memang menempatkan Bitcoin pada posisi defensif, tetapi dinamika makro memberi ruang bagi perubahan arah di sisa tahun 2025.
Jika aliran likuiditas kembali normal dan suku bunga mulai turun, Bitcoin berpotensi keluar dari fase lesu menuju momentum yang lebih konstruktif.
Pergerakan selanjutnya akan sangat ditentukan kemampuan pasar menyerap arus dana dan menilai kembali ekspektasi terhadap kebijakan bank sentral AS.
FAQ
- Kenapa performa Bitcoin di November lebih buruk dibanding aset lain?
Karena tekanan berasal dari kombinasi outflow ETF, penurunan suplai stablecoin, distribusi long-term holders, dan volatilitas internal pasar kripto. Faktor-faktor ini membuat penurunan Bitcoin lebih tajam dibanding indeks saham AS. - Apa pengaruh berakhirnya quantitative tightening terhadap Bitcoin?
Akhir quantitative tightening menandakan likuiditas tidak lagi dikuras dari pasar. Kondisi ini biasanya menguntungkan aset berisiko karena peluang inflow menjadi lebih besar. - Mengapa arus ETF spot penting bagi pergerakan harga Bitcoin?
ETF spot mewakili permintaan institusional. Ketika arus dana ke ETF berubah negatif, tekanan jual meningkat dan harga Bitcoin lebih mudah jatuh. Sebaliknya, inflow besar sering memicu kenaikan signifikan. - Apakah pemangkasan suku bunga otomatis membuat harga Bitcoin naik?
Tidak otomatis, tetapi secara historis penurunan suku bunga mendorong dana keluar dari aset kas menuju aset berisiko. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kenaikan harga Bitcoin. - Mengapa suplai stablecoin yang melemah menjadi sinyal negatif?
Stablecoin menggambarkan likuiditas siap pakai untuk membeli aset kripto. Ketika suplai menyusut, kemampuan pasar untuk mendorong kenaikan harga juga menurun, sehingga volatilitas biasanya cenderung condong ke bawah. - Apa hubungan kebijakan Fed dan sentimen investor Bitcoin?
Setiap perubahan kebijakan moneter, baik suku bunga maupun likuiditas, langsung mempengaruhi selera risiko investor. Kebijakan longgar biasanya meningkatkan minat terhadap Bitcoin, sedangkan kebijakan ketat menekan permintaan.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Jangan sampai ketinggalan berita terbaru terkait dunia kripto, pergerakan pasar, dan masih banyak lagi di laman artikel edukasi crypto terpopuler.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Referensi:
- Crypto.News – Bitcoin November blues may flip to December cheers: Coinbase, diakses pada 5 Desember 2025
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Prediksi Harga Crypto Hari Ini





Polkadot 8.90%
BNB 0.83%
Solana 4.89%
Ethereum 2.37%
Cardano 1.18%
Polygon Ecosystem Token 2.18%
Tron 2.84%
Pasar

