Bayangkan kamu memiliki alat yang mampu memandu keputusan investasi di tengah ketidakpastian pasar. Bagaimana jika teori ekonomi yang dikembangkan hampir seabad yang lalu masih menjadi kunci dalam memahami dinamika investasi modern? Inilah yang ditawarkan oleh teori investasi menurut Keynes, sebuah pendekatan revolusioner yang menjadi landasan ekonomi makro hingga hari ini.
Artikel ini akan membawa kamu memahami seluk-beluk teori investasi Keynes, mulai dari konsep dasar, faktor-faktor pendukung, hingga relevansinya di era modern. Mari kita mulai dengan mengenal tokoh di balik teori yang mengubah dunia ini.
Baca Juga: Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro yang Perlu kamu Ketahui
Siapa Itu John Maynard Keynes?

Sumber Gambar: John Maynard Keynes – Wikipedia
John Maynard Keynes adalah seorang ekonom asal Inggris yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi Makro.” Lahir pada tahun 1883, Keynes merevolusi cara kita memahami perekonomian, terutama selama masa Depresi Besar pada tahun 1930-an.
Dalam karya monumentalnya, The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936), Keynes memperkenalkan pendekatan baru yang menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi.
Setelah memahami siapa Keynes, kita bisa melangkah ke konsep utama yang ia cetuskan. Teori investasi Keynes menjadi salah satu pilar dalam memahami bagaimana pengambilan keputusan investasi dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Apa Itu Teori Investasi Menurut Keynes?
Teori investasi Keynes berpusat pada hubungan antara Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan tingkat bunga riil.
- Marginal Efficiency of Capital (MEC): Tingkat pengembalian yang diharapkan dari investasi setelah memperhitungkan biaya modal. Dengan kata lain, MEC adalah tolok ukur profitabilitas suatu proyek.
- Tingkat Bunga Riil: Biaya yang harus dibayar untuk meminjam uang, disesuaikan dengan inflasi.
Bagaimana teori ini bekerja? Jika MEC lebih tinggi daripada tingkat bunga riil, investasi dianggap menguntungkan. Sebaliknya, jika MEC lebih rendah, investor akan cenderung menahan diri. Teori ini membantu memahami mengapa investasi dapat meningkat atau menurun tergantung pada kondisi ekonomi.
Dengan landasan ini, kita dapat menelusuri lebih dalam karakteristik utama dari pendekatan Keynesian yang telah memengaruhi kebijakan ekonomi dunia.
Baca Juga: 10 Upaya Meningkatkan Ekonomi Kreatif di Era Digital
Karakteristik Utama Ekonomi Keynesian
- Permintaan Agregat sebagai Penggerak Utama Keynes percaya bahwa permintaan total dalam perekonomian menentukan tingkat produksi dan lapangan kerja. Ketika permintaan agregat rendah, perekonomian cenderung melambat.
- Efek Pengganda (Multiplier Effect) Setiap pengeluaran tambahan oleh pemerintah atau sektor swasta dapat menghasilkan peningkatan output ekonomi yang lebih besar. Misalnya, peningkatan belanja infrastruktur tidak hanya menciptakan lapangan kerja langsung tetapi juga mendorong konsumsi masyarakat.
- Kaku Harga dan Upah Keynes berpendapat bahwa harga dan upah tidak selalu fleksibel. Ketika terjadi penurunan permintaan, perusahaan mungkin enggan menurunkan harga atau upah, yang dapat memperburuk resesi.
- Peran Pemerintah Dalam pandangan Keynes, pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan fiskal (seperti belanja publik) dan moneter (seperti pengaturan suku bunga).
Setelah memahami dasar-dasar ini, mari kita eksplorasi bagaimana faktor-faktor ini diterapkan dalam keputusan investasi menurut teori Keynes.
Baca Juga: Apa Itu Ekonomi Bisnis? Panduan Praktis untuk Trader
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Investasi Menurut Keynes
Setiap keputusan investasi tidak hanya didorong oleh angka, tetapi juga dipengaruhi oleh sentimen dan kebijakan. Teori Keynes mengidentifikasi empat faktor utama:
- Optimisme Investor Keputusan investasi sering dipengaruhi oleh ekspektasi investor terhadap masa depan. Ketika optimisme tinggi, mereka lebih cenderung berinvestasi meskipun tingkat bunga riil tinggi.
- Laju Pertumbuhan Ekonomi Ketika perekonomian tumbuh, permintaan terhadap barang dan jasa meningkat. Hal ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui investasi.
- Tingkat Bunga Riil vs. Ekspektasi Pengembalian Jika tingkat bunga riil rendah, biaya untuk meminjam dana menjadi lebih murah, sehingga mendorong investasi.
- Kebijakan Pemerintah Kebijakan fiskal dan moneter dapat memengaruhi keputusan investasi. Misalnya, subsidi pemerintah pada sektor tertentu dapat meningkatkan daya tarik investasi di sektor tersebut.
Dengan memahami faktor-faktor ini, kita bisa melihat bagaimana teori Keynes tetap relevan di era modern. Selanjutnya, mari kita bahas penerapan teori ini dalam dunia investasi masa kini.
Baca Juga: Multiplier Effect adalah Rahasia Ekonomi Modern
Relevansi Teori Keynes dalam Investasi Modern
Meskipun teori Keynes dikembangkan pada tahun 1930-an, prinsip-prinsipnya tetap relevan hingga hari ini. Berikut adalah beberapa penerapannya dalam konteks modern:
- Kebijakan Stimulus Ekonomi Saat pandemi COVID-19 melanda, banyak pemerintah di seluruh dunia menerapkan kebijakan stimulus fiskal besar-besaran, seperti memberikan bantuan tunai langsung, untuk mendorong permintaan agregat.
- Investasi di Pasar Modal Teori Keynes membantu investor memahami dampak suku bunga terhadap harga saham dan obligasi. Ketika suku bunga rendah, aset berisiko seperti saham menjadi lebih menarik.
- Diversifikasi Portofolio Dengan memahami konsep MEC, investor dapat memilih proyek atau aset yang memberikan pengembalian terbaik dibandingkan dengan risikonya.
Namun, seperti teori lainnya, pendekatan Keynesian juga memiliki kritik yang perlu dipertimbangkan.
Baca Juga: Apa Itu Emiten? Definisi, Jenis, dan Perannya dalam Pasar Modal
Kritik terhadap Teori Keynes
Meskipun berpengaruh besar, teori Keynes tidak luput dari kritik:
- Ketergantungan pada Intervensi Pemerintah: Beberapa ekonom berpendapat bahwa terlalu banyak campur tangan pemerintah dapat mengganggu mekanisme pasar.
- Efek Jangka Panjang: Teori Keynes lebih fokus pada solusi jangka pendek, sementara beberapa ekonom lebih memilih pendekatan yang mempertimbangkan dampak jangka panjang.
- Globalisasi: Dalam ekonomi global yang saling terhubung, efektivitas kebijakan fiskal nasional menjadi lebih kompleks.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, kita juga bisa membandingkan teori Keynes dengan pendekatan modern lainnya.
Perbandingan Teori Investasi Keynes dengan Teori Investasi Modern
1.Teori Investasi Neoklasik:
Fokus Utama: Menekankan pada efisiensi pasar dan asumsi bahwa pasar selalu berada dalam keseimbangan.
Perbedaan dengan Keynes: Keynes berpendapat bahwa pasar tidak selalu efisien dan dapat mengalami ketidakseimbangan, sehingga intervensi pemerintah diperlukan untuk menstabilkan perekonomian.
2.Teori Portofolio Modern (Modern Portfolio Theory – MPT):
Fokus Utama: Dikembangkan oleh Harry Markowitz, teori ini menekankan diversifikasi portofolio untuk mengoptimalkan pengembalian dengan mempertimbangkan risiko.
Perbedaan dengan Keynes: Meskipun Keynes mengakui pentingnya ekspektasi pengembalian, MPT memberikan kerangka kuantitatif yang lebih formal untuk mengukur risiko dan korelasi antar aset.
3.Teori Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis – EMH):
Fokus Utama: Dikemukakan oleh Eugene Fama, EMH menyatakan bahwa harga aset mencerminkan semua informasi yang tersedia, sehingga tidak mungkin untuk consistently outperform the market melalui analisis fundamental atau teknikal.
Perbedaan dengan Keynes: Keynes berpendapat bahwa pasar dipengaruhi oleh “animal spirits” atau sentimen investor, yang dapat menyebabkan penyimpangan harga dari nilai intrinsiknya.
Dengan memahami perbandingan ini, kita dapat melihat bagaimana teori Keynes tetap memberikan nilai meskipun di era teori modern.
Baca Juga: Mau Kaya Seperti Warren Buffett? Intip Ini Rahasia & Kisahnya
Penerapan Teori Investasi Keynes dalam Investasi Kripto
Dalam dunia yang terus berubah, prinsip-prinsip Keynes juga dapat diterapkan dalam investasi kripto:
1.Ekspektasi Pengembalian (MEC) dalam Investasi Kripto:
Investor harus mempertimbangkan ekspektasi pengembalian dari investasi kripto dengan membandingkan potensi keuntungan dengan risiko yang ada.
Pasar kripto dikenal dengan volatilitasnya yang tinggi, sehingga analisis mendalam diperlukan untuk menentukan apakah ekspektasi pengembalian sebanding dengan risiko.
2.Tingkat Bunga Riil dan Investasi Kripto:
Biaya Kesempatan: Meskipun investasi kripto tidak menghasilkan bunga, investor harus mempertimbangkan tingkat bunga riil dari aset tradisional sebagai tolok ukur untuk menilai daya tarik investasi kripto.
Diversifikasi Portofolio: Mempertimbangkan alokasi aset antara investasi tradisional dan kripto dapat membantu dalam mengelola risiko dan pengembalian.
3.Faktor Psikologis dan Sentimen Pasar:
“Animal Spirits” dalam Pasar Kripto: Seperti yang dikemukakan Keynes, sentimen investor memainkan peran penting dalam pergerakan pasar. Dalam konteks kripto, fenomena seperti FOMO (Fear of Missing Out) dapat memengaruhi keputusan investasi.
Kecanduan dan Dampak Psikologis: Investasi kripto dapat menyebabkan dampak psikologis, termasuk kecanduan dan stres, yang perlu diperhatikan oleh investor.
Kesimpulan
Teori investasi Keynes memberikan wawasan berharga tentang bagaimana keputusan investasi dibuat berdasarkan ekspektasi pengembalian dan tingkat bunga. Meskipun teori ini berasal dari abad ke-20, relevansinya tetap terasa di era modern, terutama dalam kebijakan ekonomi dan strategi investasi.
Dengan memahami teori ini, kamu dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan terinformasi, baik sebagai individu maupun bagian dari institusi keuangan.
Itulah pembahasan menarik tentang Strategi Teori investasi Keynes dalam investasi yang bisa kamu pelajari lebih dalam hanya di Akademi crypto. Tidak hanya menambah wawasan tentang investasi, di sini kamu juga dapat menemukan berita crypto terkini seputar dunia kripto.
Selain itu, temukan informasi terkini tentang teknologi blockchain dan crypto yang dikemas dalam Kumpulan artikel crypto terlengkap dari Indodax Academy. Jangan lewatkan kesempatan untuk memperluas pengetahuanmu di dunia investasi dan teknologi digital!
FAQ
- Apa itu Teori Investasi Keynes?
Teori ini menjelaskan bahwa keputusan investasi didasarkan pada perbandingan antara Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan tingkat bunga riil. - Siapa John Maynard Keynes?
John Maynard Keynes adalah seorang ekonom Inggris yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi Makro” dan pencetus teori Keynesian. - Apa peran pemerintah menurut Keynes?
Keynes percaya bahwa pemerintah harus berperan aktif dalam menstabilkan perekonomian melalui kebijakan fiskal dan moneter. - Apakah teori ini masih relevan?
Ya, teori Keynesian tetap relevan, terutama dalam memahami kebijakan stimulus ekonomi dan dinamika pasar modern. - Bagaimana teori ini membantu investor?
Teori ini membantu investor memahami hubungan antara suku bunga, pengembalian investasi, dan keputusan alokasi aset.
Informasi Tambahan: Segera Hadir! Diversifikasi investasi kamu jadi lebih mudah di INDODAX
Nah, ada informasi tambahan untuk kamu, karena INDODAX akan memberikan pilihan investasi baru dengan hadirnya saham-saham AS unggulan. Kini, selain berinvestasi di kripto, kamu bisa memperluas portofolio dengan lebih dari 50 saham perusahaan besar AS, langsung dari satu akun INDODAX kamu, semuanya di satu aplikasi.
Tidak perlu lagi pindah platform! Semua yang kamu butuhkan untuk mencapai tujuan investasi ada di sini. Mau investasi di kripto dan saham AS sekaligus? Kini, semua jadi mungkin dengan INDODAX. Jangan lewatkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dan memaksimalkan potensi keuntunganmu.
Siapkan diri kamu sekarang, dan jadi yang pertama menikmati akses investasi yang lebih luas dan lebih fleksibel hanya di INDODAX.
Author: AL