Return on Invested Capital (ROIC) adalah salah satu metrik penting dalam dunia investasi yang digunakan untuk mengukur seberapa efisien sebuah perusahaan atau proyek menghasilkan keuntungan dari modal yang diinvestasikan.
ROIC sangat relevan untuk menilai kinerja perusahaan di pasar saham, sekaligus dapat diaplikasikan dalam mengevaluasi efektivitas proyek-proyek berbasis kripto yang memiliki struktur ekonomi mirip bisnis tradisional.
Pengertian ROIC
ROIC adalah rasio keuangan yang menunjukkan tingkat pengembalian atas modal yang digunakan oleh sebuah perusahaan. Metrik ini memberi gambaran seberapa baik manajemen dalam mengalokasikan dan memanfaatkan modal untuk menghasilkan laba bersih. Semakin tinggi ROIC, semakin baik efisiensi penggunaan modal oleh perusahaan tersebut.
Rumus ROIC
Rumus ROIC umumnya ditulis sebagai:
ROIC = NOPAT / Invested Capital
- NOPAT (Net Operating Profit After Tax): Laba operasional bersih setelah pajak, mencerminkan profitabilitas operasional sesungguhnya.
- Invested Capital: Jumlah total modal yang diinvestasikan dalam perusahaan, termasuk ekuitas dan utang berbunga, dikurangi kas yang tidak digunakan secara produktif.
Contoh sederhana:Jika sebuah perusahaan memiliki NOPAT sebesar Rp10 miliar dan invested capital sebesar Rp100 miliar, maka:
ROIC = 10 / 100 = 0,10 atau 10%
ROIC vs ROI: Apa Bedanya?
Meskipun sama-sama mengukur pengembalian, ROIC dan ROI sangat berbeda dalam konteks, kedalaman, dan akurasi analisisnya.
1. Fokus Analisis
-
ROI (Return on Investment) adalah rasio sederhana yang mengukur berapa besar laba dibanding total dana yang diinvestasikan. Cocok untuk investasi properti, reksa dana, hingga token kripto.
iniROI = (Keuntungan Bersih / Total Investasi) × 100%
-
ROIC lebih kompleks dan spesifik, digunakan untuk menilai efektivitas manajemen dalam menggunakan modal untuk menciptakan nilai bisnis.
2. Perbedaan Struktur
Aspek | ROI | ROIC |
---|---|---|
Cakupan | Umum: semua jenis investasi | Khusus: perusahaan atau proyek operasional |
Memperhitungkan utang | Tidak | Ya, termasuk kas tidak produktif |
Tujuan | Menilai keuntungan total | Menilai efisiensi manajemen penggunaan modal |
3. Ilustrasi Kasus
-
Investor A membeli token Rp10 juta, dijual Rp12 juta ? ROI = 20%
-
Protokol DeFi B mengelola Rp400 miliar modal terkunci, hasilkan Rp50 miliar pendapatan bersih ? ROIC = 12,5%
Meskipun ROI terlihat tinggi, ROIC menjelaskan bagaimana sebuah entitas mengelola modal dengan efisien.
4. Strategi Penggunaan
-
Gunakan ROI untuk mengevaluasi profit dari investasi individu.
-
Gunakan ROIC untuk menilai kekuatan dan efisiensi bisnis jangka panjang, baik saham maupun proyek DeFi.
Mengapa ROIC Penting dalam Saham?
Dalam analisis fundamental saham, ROIC digunakan untuk menilai kualitas manajemen dan daya saing perusahaan. ROIC yang konsisten tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan nilai lebih besar dibandingkan biaya modalnya (cost of capital). Hal ini menunjukkan keunggulan kompetitif dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Investor institusi sering menggunakan ROIC untuk membandingkan efisiensi antar perusahaan dalam sektor yang sama. Jika perusahaan A memiliki ROIC 18% dan perusahaan B hanya 8%, maka perusahaan A lebih unggul dalam memaksimalkan nilai modalnya.
ROIC dalam Analisis Aset Kripto
Meskipun kripto umumnya tidak memiliki struktur keuangan seperti perusahaan publik, proyek kripto besar seperti DeFi, Layer 1, dan DAO mulai menampilkan data operasional yang memungkinkan analisis mirip ROIC.
Contoh:
- Proyek DeFi dapat dianalisis berdasarkan pendapatan protokol (protocol revenue) dan total nilai terkunci (TVL).
- ROIC dalam konteks ini dapat dikira-kira dari efisiensi hasil pendapatan atas likuiditas yang terkunci.
Formula adaptif ROIC dalam kripto:
ROIC = Pendapatan Bersih Proyek / Total Modal Terkunci
Meskipun tidak sesempurna dalam dunia saham, pendekatan ini memberikan gambaran tentang efektivitas proyek dalam mengelola dan mengembangkan modal dari investor atau pengguna.
Batasan ROIC
Walau sangat berguna, ROIC bukan indikator tunggal. Beberapa batasannya:
- ROIC dapat dimanipulasi lewat akuntansi kreatif.
- Tidak cocok untuk perusahaan dengan struktur modal tidak stabil, seperti startup tahap awal atau proyek kripto yang masih dalam pengembangan.
- Tidak memperhitungkan nilai pasar, sehingga kurang cocok dalam analisis teknikal.
Oleh karena itu, ROIC sebaiknya digunakan bersama metrik lain seperti ROE (Return on Equity), ROA (Return on Assets), dan EV/EBITDA.
Cara Menggunakan ROIC dalam Strategi Investasi
- Bandingkan ROIC dengan Cost of Capital (WACC)
Jika ROIC > WACC, berarti perusahaan menciptakan nilai; jika ROIC < WACC, maka merusak nilai. - Gunakan untuk screening saham atau proyek kripto
Fokuskan pada perusahaan/proyek dengan ROIC tinggi dan stabil sebagai bagian dari strategi jangka panjang. - Perhatikan tren ROIC
Apakah ROIC meningkat dari tahun ke tahun? Ini menunjukkan perbaikan efisiensi operasional. - Gunakan dalam valuasi
ROIC tinggi biasanya berkorelasi dengan valuasi yang premium di pasar.
Studi Kasus: Contoh Penerapan ROIC
Perusahaan A (Saham Teknologi):
- NOPAT: Rp25 miliar
- Invested Capital: Rp150 miliar
- ROIC = 25 / 150 = 16.7%
Perusahaan B (Saham Ritel):
- NOPAT: Rp30 miliar
- Invested Capital: Rp300 miliar
- ROIC = 30 / 300 = 10%
Walaupun Perusahaan B memiliki laba bersih lebih tinggi, Perusahaan A lebih efisien dalam penggunaan modal, sehingga lebih menarik dari sisi ROIC.
Proyek Kripto C (DeFi Protocol):
- Pendapatan protokol: Rp50 miliar setahun
- TVL: Rp400 miliar
- ROIC = 50 / 400 = 12.5%
Ini menunjukkan bahwa Proyek C memiliki model yang cukup sehat dan mampu menghasilkan pendapatan yang baik dari modal pengguna.
Kesimpulan
ROIC adalah alat penting dalam menilai efektivitas penggunaan modal, baik di saham maupun kripto. Dengan memahami dan menggunakan ROIC secara tepat, investor dapat mengidentifikasi proyek atau perusahaan yang benar-benar menciptakan nilai, bukan sekadar tumbuh dalam angka pendapatan. Namun, ROIC bukan satu-satunya metrik. Kombinasikan dengan analisis lain untuk mendapatkan gambaran menyeluruh.
Itulah informasi menarik tentang Perbedaan ROIC Vs ROI yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
- Apa bedanya ROIC dengan ROI?
ROIC lebih fokus pada efisiensi modal operasional, sedangkan ROI lebih umum untuk semua jenis investasi.
- Apakah ROIC bisa diterapkan untuk aset kripto?
Bisa, terutama pada proyek kripto yang memiliki struktur ekonomi dan pendapatan jelas seperti DeFi.
- Berapa ROIC yang dianggap bagus?
Umumnya di atas 10% sudah baik, namun harus dibandingkan dengan biaya modal (WACC).
- Apakah ROIC bisa digunakan untuk analisis jangka pendek?
Kurang ideal, ROIC lebih cocok untuk menilai kinerja jangka panjang.
- ROIC bisa digunakan di analisis teknikal?
Tidak, ROIC lebih cocok dalam analisis fundamental dan tidak memperhatikan pergerakan harga pasar harian.
Author: RZ