Vietnam Blokir Telegram, Ancaman Serius Bagi Ekosistem Crypto Global
icon search
icon search

Top Performers

Vietnam Blokir Telegram, Ancaman Serius Bagi Ekosistem Crypto Global

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Vietnam Blokir Telegram, Ancaman Serius Bagi Ekosistem Crypto Global

Vietnam Blokir Telegram, Ancaman Serius Bagi Ekosistem Crypto Global

Daftar Isi

Telegram Diblokir, Aktivitas Crypto Anjlok

Vietnam resmi memblokir akses ke Telegram per 2 Juni 2025, setelah Kementerian Informasi dan Komunikasi mengeluarkan perintah resmi (No. 2312/CVT-CS) berdasarkan permintaan Kementerian Keamanan Publik. 

 

Grafik Penurunan View Channel KOL Kripto di Vietnam Setelah Telegram Diblokir

Grafik Penurunan View Channel KOL Kripto di Vietnam Setelah Telegram Diblokir (Sumber: Tiger Research)

 

Hanya dalam hitungan hari, dampaknya langsung terasa. Aktivitas komunitas crypto di Vietnam anjlok hingga 45% menurut laporan Tiger Research.

Langkah ini menjadi alarm keras bagi ekosistem crypto global yang selama ini nyaris sepenuhnya bergantung pada Telegram sebagai platform komunikasi utama.

 

Telegram: Jantung Komunikasi Dunia Crypto

Telegram telah menjadi tulang punggung komunitas crypto global. Fitur seperti grup besar, sistem enkripsi, integrasi bot trading, dan channel publik membuatnya sangat disukai oleh proyek crypto, KOL, investor, hingga tim developer. 

Komunitas terbiasa berinteraksi, mengumumkan proyek, dan menjalankan game Telegram-to-Earn (T2E) langsung dari dalam aplikasi ini.

Saat Vietnam memblokir Telegram, komunitas lokal mencoba beralih ke Discord, Signal, dan aplikasi lokal seperti Zalo. 

Namun tak satu pun berhasil menyaingi kombinasi privasi, kemudahan penggunaan, serta nuansa crypto-native yang ditawarkan Telegram. 

Akibatnya, banyak pengguna kasual merasa kesulitan mengakses kembali dan akhirnya memilih keluar dari komunitas.

 

Baca artikel menarik lainnya: 17 Daftar Game Play-to-Earn Populer

 

Masalah Struktural: Ketergantungan pada Satu Platform

Pemblokiran Telegram di Vietnam menyoroti kerentanan lama dalam industri crypto: ketergantungan tinggi pada satu platform komunikasi. 

Meskipun berbagai layanan pesan tersedia secara global, Telegram tetap menjadi satu-satunya yang mampu menggabungkan skalabilitas komunitas, privasi pengguna, dan adopsi lintas negara dalam satu paket yang efisien.

Alternatif yang ada belum mampu menggantikan peran sentral Telegram. Discord memang populer di kalangan proyek Web3, tetapi cenderung terlalu kompleks bagi pengguna awam dan kurang optimal untuk penggunaan mobile. 

Signal menawarkan keamanan tinggi, namun tidak dirancang untuk pengelolaan komunitas kripto secara luas. WhatsApp dan Zalo lebih cocok untuk komunikasi personal atau bisnis regional, tapi tidak ideal untuk ekosistem yang menuntut konektivitas global.

Keunggulan Telegram terletak pada posisinya yang netral secara geografis dan fleksibel dalam fungsionalitas. 

Aplikasi ini mungkin bukan yang paling dominan di setiap negara, namun hampir selalu menjadi platform kedua yang diandalkan oleh komunitas kripto di berbagai belahan dunia. Justru karena status inilah, Telegram menjadi simpul komunikasi yang sulit digantikan.

 

Peta Aplikasi Pesan Paling Populer Berdasarkan Negara 

Peta Aplikasi Pesan Paling Populer Berdasarkan Negara (Sumber: Tiger Research)

 

Peta global dari Android App Data di atas menunjukkan distribusi popularitas aplikasi pesan di tiap negara. 

Menariknya, Telegram jarang menjadi aplikasi nomor satu, tapi tetap muncul dominan di wilayah-wilayah kunci dunia kripto seperti Rusia, Ukraina, Iran, hingga bagian Timur Tengah dan Asia Tengah.

Hal ini semakin diperjelas oleh hasil analisis yang membandingkan fitur-fitur utama berbagai platform pesan dalam konteks adopsi Web3 dan dukungan terhadap komunitas crypto-native.

 

Perbandingan Fitur Platform Pesan untuk Komunitas Web3.

Perbandingan Fitur Platform Pesan untuk Komunitas Web3 (Sumber: Tiger Research)

 

Tekanan Regulator Terus Meningkat

 

Daftar Negara yang Telah Memberlakukan Larangan atau Pembatasan Telegram.

Daftar Negara yang Telah Memberlakukan Larangan atau Pembatasan Telegram (Sumber: Tiger Research)

 

Vietnam bukan satu-satunya negara yang mengambil langkah keras terhadap Telegram. Di berbagai belahan dunia, pemerintah semakin waspada terhadap aplikasi ini karena dianggap terlalu tertutup terhadap pengawasan negara. 

Kekhawatiran terbesar datang dari ketatnya kebijakan privasi Telegram dan sikapnya yang enggan berbagi data pengguna dengan otoritas.

Tindakan pemerintah terhadap Telegram biasanya terbagi ke dalam tiga pola. Pertama adalah larangan penuh seperti yang dilakukan Vietnam. 

Kedua berupa pembatasan temporer dalam momen tertentu seperti pemilu atau insiden hukum. Ketiga adalah pemblokiran kanal-kanal tertentu atau pelambatan kecepatan akses yang dilakukan secara selektif.

Dalam beberapa bulan terakhir, Telegram mulai menunjukkan tanda-tanda kompromi. Setelah penangkapan CEO Pavel Durov, perusahaan mulai menerbitkan laporan transparansi yang memuat data seperti alamat IP dan nomor ponsel pelanggar, namun hanya di negara dengan sistem demokratis yang kuat. 

Meski langkah ini mengurangi tekanan di pasar utama seperti Amerika Serikat, banyak regulator tetap menilai Telegram masih belum cukup kooperatif.

 

Efek Domino terhadap Ekosistem TON

Dampak dari blokir Telegram tidak berhenti di ranah komunitas. Proyek crypto yang terintegrasi erat dengan Telegram, seperti The Open Network (TON), juga ikut terpapar risiko besar. 

Meski TON secara hukum berdiri sebagai entitas terpisah, hampir seluruh interaksi pengguna berlangsung dalam ekosistem Telegram.

Sebagian besar aktivitas dalam ekosistem TON terjadi langsung melalui Telegram. Pengguna mengakses dompet crypto yang terhubung langsung dengan akun mereka. 

Berbagai game berbasis model Telegram-to-Earn juga berjalan di dalam aplikasi ini, menciptakan keterikatan yang erat antara platform dan pengguna. 

Selain itu, kampanye komunitas dan distribusi airdrop pun mayoritas dilakukan melalui channel Telegram. 

Ketika akses ke platform ini dibatasi atau diblokir, otomatis saluran distribusi dan akuisisi pengguna terganggu secara signifikan.

Reputasi TON pun ikut terdampak. Meskipun blockchain-nya tetap berfungsi, persepsi pasar yang melihat TON dan Telegram sebagai satu kesatuan menyebabkan risiko reputasi dan operasional yang tidak bisa dihindari.

 

Baca selanjutnya: 7 Wallet Crypto Terbaik 2025: Pilihan Aman untuk Simpan Aset Digital

 

Kesimpulan

Pemblokiran Telegram oleh Vietnam adalah peringatan dini bahwa industri crypto tidak bisa lagi bertumpu pada satu saluran komunikasi. 

Ketergantungan terhadap satu platform menciptakan titik rawan yang sangat berbahaya. Jika tidak diantisipasi, situasi serupa bisa mengguncang komunitas di berbagai negara.

Solusinya bukan sekadar migrasi ke platform lain. Dunia crypto harus membangun strategi komunikasi yang tersebar, multichannel, dan adaptif terhadap regulasi lokal. 

Telegram mungkin belum tergantikan untuk saat ini, namun kesiapan terhadap skenario terburuk harus segera disusun.

Industri crypto tidak bisa hanya bergantung pada kekuatan teknologi. Ketahanan terhadap tekanan eksternal seperti regulasi dan pemblokiran kini menjadi elemen kunci untuk keberlanjutan ekosistem di masa depan.

gambar logo Perpajakan Aset Kripto di Asia: Bullish atau Bearish?

Artikel ini hasil Kolaborasi antara INDODAX x Tiger Research

 

FAQ

  1. Mengapa komunitas crypto sangat bergantung pada Telegram?
    Telegram menawarkan fitur unik yang sangat cocok untuk komunitas crypto, seperti enkripsi end-to-end, grup besar, integrasi bot, dan antarmuka yang ringan. Kombinasi fitur ini membuat Telegram menjadi platform komunikasi paling efektif dan efisien di ekosistem crypto.
  2. Apakah ada platform lain yang bisa menggantikan Telegram di dunia crypto?
    Saat ini belum ada pengganti ideal. Discord dinilai kurang ramah untuk pengguna mobile, Signal terlalu sederhana, dan WhatsApp tidak mendukung komunitas besar. Telegram tetap unggul dalam skalabilitas, privasi, dan adopsi lintas negara.
  3. Apa dampak blokir Telegram terhadap proyek seperti TON?
    Proyek seperti TON sangat terikat pada Telegram karena mayoritas aktivitas pengguna terjadi dalam ekosistem Telegram. Jika akses ke Telegram dibatasi, maka distribusi wallet, kampanye komunitas, dan transaksi akan langsung terdampak.
  4. Mengapa Telegram menjadi sasaran regulator di berbagai negara?
    Telegram dianggap terlalu tertutup karena kebijakan privasinya yang ketat dan minim kerja sama dengan pemerintah. Banyak negara merasa kesulitan mengawasi konten dan aktivitas di dalam platform ini, terutama dalam konteks hukum dan keamanan.
  5. Apa langkah konkret yang bisa dilakukan komunitas crypto untuk mengurangi risiko?
    Komunitas crypto perlu mulai membangun jaringan komunikasi alternatif di luar Telegram. Edukasi pengguna tentang penggunaan platform lain, penyebaran kanal informasi cadangan, dan integrasi komunikasi lintas platform adalah strategi yang harus disiapkan sejak dini.

 

Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.

Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

 

Author: FFA

 

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

 

Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Kripto Asia, #Informasi & Berita Telegram Crypto Terkini Hari Ini

Lebih Banyak dari Berita

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.66%
bnb BNB 0.4%
sol Solana 5.37%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.96%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
BIO/IDR
Bio Protoc
1.455
47.87%
ZORA/IDR
ZORA
1.343
37.79%
KUNCI/IDR
Kunci Coin
4
33.33%
TOKO/IDR
Tokoin
4
33.33%
PENDLE/IDR
Pendle
85.000
30.24%
Nama Harga 24H Chg
GXC/IDR
GXChain
15.815
-57.02%
EFI/IDR
Efinity To
4.200
-41.19%
VBG/IDR
Vibing
6.203
-31.99%
ILV/IDR
Illuvium
319.481
-18.08%
PROM/IDR
Prom
121.328
-17.04%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Altcoin Tertentu Dipindahkan Whale, Analis Mulai Waspada!

Pergerakan whale kembali menyita perhatian pasar. Dalam 24 jam terakhir,

Hacker Ubah Akun YouTube Jadi Mesin Curi ETH Lewat Video AI
07/08/2025
Hacker Ubah Akun YouTube Jadi Mesin Curi ETH Lewat Video AI

Gelombang penipuan crypto kembali merebak, kali ini menargetkan pengguna YouTube.

07/08/2025
Bitcoin Langka! Pasokan di OTC & Bursa Nyaris Habis

Pasar Bitcoin (BTC) menghadapi krisis pasokan baru. Cadangan BTC di