Salah satu proyek yang baru-baru di dunia kripto yang mendapat sorotan adalah The Open Network (TON). Hal itu terjadi berkat peningkatan aktivitas ekosistemnya serta kinerja harga tokennya yang semakin baik.
Pada dasarnya, The Open Network (TON) adalah blockchain berkecepatan tinggi yang awalnya dikembangkan oleh tim di balik Telegram, yang dirancang untuk mendukung transaksi cepat dan murah, serta aplikasi terdesentralisasi (dApps) dengan skala besar.
Nah, untuk lebih memahami tentang apa itu TON blockchain, mulai dari tim pengembang dan pendanaannya, cara kerja jaringannya, hingga mekanisme Byzantine Fault Tolerance (BFT), simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu TON Blockchain? The Open Network (TON)
Seperti dijelaskan sebelumnya, The Open Network (TON) merupakan blockchain yang awalnya dikembangkan oleh tim di balik aplikasi pesan populer, Telegram.
TON dirancang sebagai platform multi-fungsi yang mendukung aplikasi terdesentralisasi (dApps) serta menawarkan transaksi cepat dan aman, dengan tujuan membangun ekosistem desentralisasi yang mudah diakses oleh publik.
Proyek ini lahir dari visi Telegram untuk menciptakan jaringan blockchain yang efektif dan mampu menjangkau jutaan pengguna. Namun, setelah menghadapi berbagai tantangan regulasi, Telegram menghentikan pengembangan langsung TON.
Meski demikian, komunitas open-source yang berdedikasi melanjutkan proyek ini dan terus mengembangkan serta memelihara jaringan TON.
Dibangun dengan arsitektur multi-chain, TON memiliki kemampuan skalabilitas yang tinggi dan efisiensi yang optimal.
Teknologi seperti Byzantine Fault Tolerance (BFT) dan Instant Hypercube Routing memungkinkan TON memproses ribuan transaksi per detik, menjadikannya salah satu jaringan blockchain tercepat yang ada.
Di samping itu, dukungan untuk smart contract memfasilitasi pengembangan dApps yang mencakup berbagai keperluan, mulai dari keuangan terdesentralisasi (DeFi) hingga aplikasi permainan.
Tim Pengembang dan Pendanaan TON
TON awalnya dikembangkan oleh Pavel dan Nikolai Durov, pendiri Telegram. Namun, proyek ini menghadapi hambatan regulasi yang membuat Telegram memutuskan untuk menghentikan keterlibatannya dan mengembalikan dana kepada investor.
Setelah Telegram mundur, komunitas open-source melanjutkan pengembangan TON dengan dukungan penuh dari para pengembang independen.
Salah satu tokoh utama dalam fase ini adalah Andrew Rogozov, mantan CEO VK.com, yang kini menjadi anggota pendiri TON Foundation dan bertanggung jawab atas pengembangan produk serta ekosistem.
TON juga berhasil memperoleh pendanaan signifikan, termasuk US$24.000.000 yang diumumkan melalui tiga putaran pendanaan.
Pada 6 April 2021, proyek ini mendapatkan US$6.000.000 dari Runa Capital, diikuti dengan pendanaan US$10.000.000 dari DWF Labs pada 17 November 2022, dan US$8.000.000 dari Mirana Ventures pada 6 Maret 2024.
Di samping itu, TON juga menarik investasi dari sejumlah VC ternama, seperti Pantera Capital, KuCoin Ventures, dan Animoca Brands, meski jumlah pastinya tidak diungkapkan.
Cara Kerja Jaringan TON
Di bawah ini adalah pembahasan selengkapnya terkait cara kerja jaringan TON yang penting untuk diketahui.
Arsitektur Multi-Chain: Shardchain dan Masterchain
Jaringan TON menggunakan arsitektur multi-chain yang memungkinkan beberapa chain (shardchain) berjalan secara paralel sehingga meningkatkan efisiensi dan skalabilitas.
Penting diketahui, setiap shardchain menangani transaksi spesifik sehingga beban transaksi terbagi di antara shard–shard tersebut.
Berbeda dengan blockchain tradisional yang menggunakan satu chain tunggal untuk semua transaksi, TON membagi pekerjaan ke beberapa shard, memungkinkan pemrosesan transaksi yang lebih cepat dan menghindari kemacetan saat volume transaksi meningkat.
Di atas shardchain, ada masterchain, yaitu chain utama yang mengelola dan mengkoordinasikan shardchain. Masterchain bertanggung jawab memastikan bahwa semua shardchain berjalan secara sinkron dan menghindari konflik transaksi.
Dengan perpaduan antara shardchain dan masterchain, TON mampu mencapai skalabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan blockchain konvensional.
Mekanisme Konsensus Byzantine Fault Tolerance (BFT)
TON menerapkan mekanisme konsensus Byzantine Fault Tolerance (BFT) untuk mencapai kesepakatan di antara node–node dalam jaringan. BFT dirancang untuk menjaga konsensus meskipun sebagian node tidak dapat diandalkan atau mengalami gangguan.
Dengan BFT, transaksi dalam jaringan TON tetap aman dan valid meskipun terjadi ketidakpastian atau kegagalan pada beberapa node. Dalam mekanisme ini, node yang jujur mengusulkan blok baru yang kemudian diverifikasi oleh node lain.
Apabila sebagian besar node setuju dengan blok tersebut, blok tersebut akan dimasukkan ke dalam blockchain. Proses ini memastikan bahwa jaringan tetap berfungsi dengan aman dan dapat diandalkan.
Bahkan, jika beberapa node gagal atau berperilaku buruk maka jaringan tetap dapat mencapai konsensus dan melanjutkan operasinya. Mekanisme BFT memberikan ketahanan terhadap serangan atau gangguan yang mungkin mengancam keamanan jaringan TON.
Teknologi Canggih di TON: Instant Hypercube Routing
Teknologi Instant Hypercube Routing diimplementasikan untuk mengoptimalkan pengiriman data dalam jaringan TON, dengan memanfaatkan rute terpendek antar node.
Teknologi ini memungkinkan transfer data yang cepat dan efisien sehingga TON mampu memproses ribuan transaksi per detik, menjadikannya salah satu blockchain dengan performa terbaik.
Struktur jaringan hypercube digunakan dalam metode ini untuk mengelola jalur komunikasi antar node.
Dalam konfigurasi hypercube, setiap node terhubung dengan beberapa node lain, memungkinkan data untuk melewati rute yang paling singkat dan efisien. Hal itu mengurangi latensi dan mempercepat proses transaksi di jaringan.
Di samping itu, teknologi tersebut memungkinkan TON untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan jaringan.
Jika sebuah node tidak aktif atau mengalami gangguan maka data dapat dialihkan melalui node lain dalam jaringan hypercube. Hal itu menjamin bahwa kecepatan dan kestabilan jaringan TON tetap terpelihara meskipun dalam situasi yang kurang stabil.
Kemampuan TON dalam Mendukung Smart Contract dan Pengembangan dApps
TON mendukung penggunaan smart contract yang memfasilitasi pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps).
Smart contract di platform ini dapat dijalankan dengan cepat dan efisien, mencakup berbagai aplikasi mulai dari keuangan terdesentralisasi (DeFi) hingga permainan.
Smart contract di TON ditulis dalam bahasa pemrograman khusus yang dirancang dengan fokus pada keamanan dan efisiensi.
Kontrak ini dijalankan oleh mesin virtual TON, yang memastikan eksekusi berjalan sesuai dengan yang diharapkan, menghindari potensi kesalahan atau manipulasi. Hal itu memberikan peluang bagi pengembang untuk membuat aplikasi yang kompleks dan aman.
Di samping itu, smart contract di TON dapat berkomunikasi dengan kontrak lain maupun data eksternal melalui penggunaan oracles.
Oracles adalah layanan yang menyediakan data dari dunia nyata kepada smart contract, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
Dengan fitur tersebut, berbagai kemungkinan baru untuk dApps dapat dieksplorasi di ekosistem TON.
Integrasi TON dengan Telegram: Memperluas Adopsi Kripto
Salah satu keunggulan utama TON adalah kemampuannya untuk terintegrasi dengan Telegram. Dengan lebih dari 500 juta pengguna aktif, Telegram memberikan akses ke basis pengguna yang luas untuk mendorong adopsi TON.
Integrasi tersebut memungkinkan pengguna Telegram untuk mengirim dan menerima Toncoin langsung melalui aplikasi, serta mengakses berbagai layanan berbasis blockchain yang ditawarkan di jaringan TON.
Pengguna Telegram juga dapat memanfaatkan fitur dompet TON yang terhubung langsung dengan akun Telegram mereka. Melalui dompet ini, pengguna dapat dengan mudah menyimpan, mengirim, serta menerima Toncoin.
Mereka hanya perlu mengakses bot dompet (@wallet) di Telegram untuk melakukan pembayaran, membeli kripto, dan melakukan transaksi peer-to-peer (P2P).
Integrasi ini tidak hanya mendorong pertumbuhan adopsi TON, tetapi juga membuat teknologi blockchain lebih mudah diakses oleh pengguna Telegram, tanpa memerlukan aplikasi atau platform tambahan.
Telegram berfungsi sebagai gerbang sederhana bagi pengguna untuk menjelajahi ekosistem kripto dan blockchain dengan lebih mudah.
Layanan Web3 yang Ditawarkan oleh TON
Perlu diketahui, TON menawarkan beberapa layanan Web3 berikut ini, antara lain sebagai berikut:
1. TON’s P2P Network
TON merupakan protokol jaringan peer-to-peer (P2P) yang mirip dengan IPFS, memungkinkan akses ke blockchain TON, pengiriman transaksi, serta penerimaan informasi akun pengguna.
TON memanfaatkan Distributed Hash Table (DHT) untuk menemukan node di jaringan dan Abstract Datagram Network Layer (ADNL) untuk komunikasi antar node.
Di samping itu, setiap Shardchain dalam TON membentuk sub-jaringan Overlay untuk memastikan komunikasi yang optimal.
- DHT: Digunakan untuk mencari Validator melalui kunci dalam DHT dan mendapatkan lokasinya untuk mengirim transaksi
- ADNL: Bertindak sebagai lapisan abstraksi untuk komunikasi antar node, menggantikan arsitektur tradisional TCP/IP dengan alamat jaringan abstrak
- Overlay: Setiap Shardchain memiliki sub-jaringan Overlay untuk memperlancar komunikasi antar node menggunakan protokol gossip yang berbasis ADNL
2. TON DNS
TON DNS adalah sistem penamaan terdesentralisasi yang mirip dengan Ethereum Name Service (ENS). Sistem ini mengonversi alamat wallet menjadi nama yang mudah dibaca, yang dapat digunakan sebagai pengenal di komputer.
Nama domain dapat dibeli atau dilelang di situs Fragment dan didukung oleh layanan seperti Tonkeeper, TON Web Wallet, dan Tonscan. Pemilik domain perlu membayar sekitar 0.015 TON setiap tahun untuk biaya sewa nama domain.
3. TON Storage
TON Storage adalah solusi berbagi dan penyimpanan file berbasis P2P yang menggunakan teknologi file seeding, mirip dengan Dropbox, untuk menyimpan salinan blok dan snapshot status blockchain TON.
Pengguna dapat menyimpan file hingga 50 MB melalui antarmuka demo, dengan pengembangan lebih lanjut yang direncanakan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan memperkenalkan aplikasi TON Torrents serta API TON Storage.
4. TON Proxy
TON Proxy merupakan layanan jaringan eksklusif yang menyediakan akses anonim ke jaringan dengan menyembunyikan alamat IP node TON.
Pengguna dapat menjalankan proxy ingress di perangkat mereka, dan di masa depan, layanan ini akan tersedia sebagai aplikasi desentralisasi (dApp) yang sederhana.
Dengan TON Proxy, pengguna bisa mengakses situs .ton yang di-host di TON Storage tanpa memerlukan IP tetap.
5. TON Payments
TON Payments adalah platform mikro-pembayaran yang dilengkapi dengan saluran pembayaran, mirip dengan Lightning Network pada Bitcoin. Platform ini mendukung transaksi off-chain dan pembayaran untuk layanan TON.
Telegram telah mengintegrasikan layanan bot wallet untuk memungkinkan pembayaran mata uang virtual dengan bisnis ritel. Pengguna dapat membuka dan menutup saluran pembayaran dengan biaya jaringan yang sangat rendah.
Peran Toncoin (TON) dalam Ekosistem TON
Toncoin (TON) adalah token asli dari jaringan TON yang digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pembayaran biaya transaksi dan berpartisipasi dalam mekanisme konsensus.
Token ini juga berperan sebagai alat pembayaran di berbagai aplikasi dan layanan yang ada di ekosistem TON. Di samping itu, pengguna dapat melakukan staking Toncoin untuk mendukung keamanan jaringan dan memperoleh imbalan berupa token tambahan.
Mekanisme staking tersebut mendorong keterlibatan aktif komunitas dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas serta integritas jaringan.
Kesimpulan: Masa Depan The Open Network (TON)
Nah, itulah tadi pembahasan lengkap mengenai apa itu Ton Blockchain, mulai dari pengertian, cara kerja, teknologi hingga berbagai layanannya yang dapat kamu baca selengkapnya di Akademi crypto di INDODAX Academy.
Sebagai kesimpulan, TON memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya berpotensi sebagai salah satu pemain utama di industri blockchain.
Adapun arsitektur multi-chain yang memungkinkan skalabilitas tinggi, dukungan terhadap smart contract, serta mekanisme konsensus yang efisien menjadikan TON sebagai jaringan yang cepat, aman, dan andal.
Integrasi erat dengan Telegram, yang memiliki basis pengguna lebih dari 500.000.000 orang, juga memberikan TON akses unik untuk mendorong adopsi massal.
Ditambah dengan dukungan berbagai layanan Web3, seperti pembayaran, penyimpanan, dan jaringan anonim,
TON pun semakin menonjol dalam dunia kripto. Dengan ekosistem yang terus berkembang, TON siap untuk menjadi salah satu platform blockchain terkemuka di masa depan.
FAQ
1. Apa itu TON Blockchain (TON)?
The Open Network (TON) adalah proyek blockchain yang awalnya dikembangkan oleh tim di balik Telegram untuk menciptakan ekosistem terdesentralisasi yang dapat diakses oleh jutaan orang. Setelah Telegram menghentikan pengembangannya, proyek ini dilanjutkan oleh komunitas open-source.
2. Bagaimana cara kerja jaringan TON?
TON menggunakan arsitektur multi-chain dengan shardchain dan masterchain yang meningkatkan skalabilitas dan efisiensi. Konsensus Byzantine Fault Tolerance (BFT) memastikan keamanan dan validitas transaksi meskipun ada node yang bermasalah.
3. Apa saja layanan Web3 yang ditawarkan oleh TON?
TON menawarkan berbagai layanan Web3, termasuk TON DNS untuk penamaan wallet, TON Storage untuk penyimpanan file P2P, TON Proxy untuk akses anonim, dan TON Payments untuk transaksi mikro mirip Lightning Network.
4. Bagaimana integrasi TON dengan Telegram mempengaruhi adopsi kripto?
Integrasi dengan Telegram memungkinkan pengguna untuk mengirim, menerima, dan menyimpan Toncoin langsung dalam aplikasi, membuat akses ke layanan blockchain lebih mudah bagi lebih dari 500.000.000 pengguna Telegram.
5. Apa fungsi Toncoin (TON) dalam ekosistem TON?
Toncoin berfungsi sebagai alat pembayaran, partisipasi dalam mekanisme konsensus, dan staking di jaringan TON, yang berkontribusi pada keamanan dan stabilitas jaringan.