Pernahkah kamu merasa frustasi karena order trading yang sudah dipasang tidak pernah tereksekusi? Atau sebaliknya, order kamu justru match di saat yang salah sehingga mengakibatkan kerugian? Masalah ini sering dialami trader pemula yang belum memahami pentingnya pengaturan durasi order yang tepat.
Di sinilah GTC order berperan sebagai solusi cerdas. GTC (Good ‘Til Canceled) adalah jenis pengaturan order yang memungkinkan pending order kamu tetap aktif sampai target harga tercapai, tanpa perlu memantau market secara terus-menerus. Bayangkan kamu bisa “menitipkan” order di level harga tertentu dan membiarkannya bekerja otomatis, bahkan saat kamu sedang tidur atau sibuk dengan aktivitas lain.
Namun, penggunaan GTC yang salah justru bisa membuat kamu mengalami kerugian besar. Tanpa pemahaman yang tepat tentang fungsi, jenis, risiko, dan cara penggunaan yang benar, GTC bisa menjadi bumerang yang merugikan. Mari kita bahas tuntas semua aspek penting tentang GTC order agar kamu bisa memaksimalkan potensi profit sambil meminimalkan risiko.
Jadi, sebenarnya GTC order itu apa, sih?
Apa Itu GTC Order?
Banyak orang menyangka GTC itu jenis order, padahal lebih tepatnya adalah pengaturan durasi aktif dari pending order. Pemahaman yang keliru ini seringkali membuat trader salah dalam mengaplikasikan strategi trading mereka.
GTC adalah singkatan dari “Good ‘Til Canceled”, yang berarti order akan tetap aktif sampai tereksekusi atau dibatalkan secara manual oleh trader. Ini berbeda dengan day order yang otomatis hangus atau dibatalkan di akhir hari trading. Dengan GTC, kamu memiliki fleksibilitas untuk memasang order di level harga tertentu dan membiarkannya “menunggu” sampai kondisi market sesuai dengan target kamu. Kalau kamu belum paham perbedaan order dasar, kamu bisa mulai dari panduan limit vs market order agar pondasi kamu makin kuat.
Pengaturan GTC bisa digunakan di berbagai instrumen trading, mulai dari saham, cryptocurrency, hingga derivatif seperti futures dan options. Fitur ini sangat cocok untuk trader yang ingin menerapkan strategi jangka menengah hingga panjang, atau bagi mereka yang tidak bisa memantau market secara real-time karena kesibukan lain.
Keunggulan utama GTC adalah memberikan kamu kebebasan untuk tidak terikat dengan jadwal trading yang ketat. Kamu bisa memasang order di level support atau resistance yang kuat, kemudian membiarkan market yang menentukan kapan order tersebut akan tereksekusi. Ini sangat membantu dalam menghindari trading emosional yang seringkali merugikan.
Kalau begitu, GTC bisa dipakai untuk jenis order apa saja?
Jenis-Jenis GTC Order yang Wajib Kamu Tahu
GTC bisa kamu kombinasikan dengan berbagai strategi pending order. Ini dia jenis-jenisnya yang paling umum digunakan dan wajib kamu pahami untuk memaksimalkan potensi trading.
Buy Limit GTC adalah kombinasi yang paling populer di kalangan trader. Dengan setting ini, kamu bisa memasang order pembelian di bawah harga market saat ini, dan order tersebut akan tetap aktif sampai harga turun ke level yang kamu tentukan. Misalnya, jika Bitcoin sedang di $30,000 dan kamu yakin akan ada koreksi ke $28,000, kamu bisa pasang Buy Limit GTC di level tersebut.
Sell Limit GTC bekerja sebaliknya, memungkinkan kamu memasang order penjualan di atas harga market saat ini. Order ini akan “mengantri” di order book sampai harga naik dan menyentuh level target kamu. Strategi ini sangat efektif untuk mengambil profit secara otomatis tanpa harus memantau chart terus-menerus.
Stop-Limit GTC cocok untuk strategi breakout atau cut loss otomatis. Kalau kamu belum paham cara kerja stop-limit, kamu bisa cek penjelasan lengkap stop-limit order agar strategi kamu makin presisi. Berbeda dengan stop market yang langsung eksekusi, stop-limit memberi kamu kontrol harga yang lebih presisi. Ketika harga menyentuh trigger price, order limit akan otomatis aktif dan tetap menunggu sampai harga sesuai dengan limit price yang kamu tentukan.
OCO (One-Cancels-Other) + GTC adalah kombinasi canggih yang memungkinkan kamu memasang take profit dan stop loss secara bersamaan. Ketika salah satu order tereksekusi, order yang lain otomatis dibatalkan. Ini sangat efektif untuk manajemen risiko yang otomatis.
Take Profit GTC memungkinkan kamu mengunci profit secara otomatis ketika harga mencapai target yang diinginkan. Order ini akan tetap aktif sampai target profit tercapai, memberikan kamu kedisiplinan untuk tidak greedy dan mengambil profit sesuai rencana.
Trailing Stop GTC adalah jenis order paling fleksibel yang bisa mengikuti pergerakan harga. Ketika harga bergerak menguntungkan, trailing stop akan otomatis menyesuaikan level stop loss, namun tidak akan turun ketika harga bergerak merugikan. Order ini tetap aktif sampai kondisi trailing stop terpenuhi.
Tapi, berapa lama sebenarnya GTC order bisa aktif?
Masa Berlaku GTC Order di Berbagai Platform
Meski namanya Good ‘Til Canceled, bukan berarti order ini selalu abadi. Setiap platform trading memiliki kebijakan berbeda terkait durasi maksimal GTC order yang perlu kamu pahami.
Di platform cryptocurrency seperti Indodax Pro, Binance, atau Coinbase, GTC benar-benar aktif sampai dibatalkan manual atau tereksekusi. Hal ini dimungkinkan karena market crypto berjalan 24/7 tanpa ada penutupan market seperti di saham tradisional. Kamu bisa memasang GTC order dan membiarkannya aktif berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan tanpa ada batasan waktu otomatis.
Sebaliknya, di platform saham tradisional seperti Mirae Asset atau Mandiri Sekuritas, GTC biasanya hanya aktif selama 30-90 hari trading. Setelah periode tersebut, order akan otomatis dibatalkan meskipun belum tereksekusi. Kebijakan ini dibuat untuk menghindari akumulasi order lama yang tidak relevan dengan kondisi market terkini.
Di pasar futures, durasi GTC mengikuti siklus kontrak yang sedang diperdagangkan. Ketika kontrak mendekati expiry date, semua GTC order yang terkait akan otomatis dibatalkan atau disesuaikan dengan kontrak berikutnya, tergantung kebijakan broker.
Yang penting untuk diingat adalah kamu harus selalu memantau GTC order secara berkala, meskipun sifatnya otomatis. Kondisi market yang berubah drastis bisa membuat order yang semula masuk akal menjadi tidak relevan atau bahkan berbahaya. Misalnya, GTC order yang dipasang saat market bullish bisa menjadi jebakan ketika tren berubah menjadi bearish.
Sekarang, mari bahas kenapa banyak trader justru rugi karena salah pakai GTC.
Risiko Umum dan Kesalahan Fatal Pengguna GTC
GTC memang praktis, tapi bisa jadi boomerang kalau kamu pakai asal-asalan. Banyak trader yang terjebak dalam kesalahan-kesalahan klasik yang sebenarnya bisa dihindari dengan pemahaman yang tepat.
Kesalahan pertama dan paling umum adalah memasang harga GTC terlalu jauh dari market price. Trader pemula seringkali terlalu optimis atau pesimis dalam menentukan target harga, sehingga order tidak pernah tereksekusi. Misalnya, memasang Buy Limit GTC di level yang terlalu rendah saat market sedang trending naik, atau Sell Limit GTC di level yang terlalu tinggi saat market sedang bearish.
Lupa membatalkan GTC order lama adalah kesalahan fatal yang bisa mengakibatkan kerugian besar. Bayangkan kamu memasang GTC order beberapa bulan lalu berdasarkan analisis tertentu, kemudian lupa membatalkannya. Ketika kondisi market berubah drastis, order tersebut bisa tiba-tiba tereksekusi di waktu yang sangat tidak tepat, mengakibatkan loss yang tidak terduga.
Seabagai contoh
Seorang trader BTC sempat memasang GTC Buy di $25.000 saat market bullish. Tapi saat tren berubah bearish, ia lupa cancel. Dua bulan kemudian, ordernya match — padahal sentimen pasar sudah negatif.
Menggunakan GTC tanpa stop loss adalah kesalahan yang bisa berakibat fatal, terutama di market yang volatile. Untuk memahami pentingnya proteksi risiko, kamu bisa pelajari cara pasang stop loss yang benar. Banyak trader yang terlalu percaya diri dengan analisis mereka sehingga memasang GTC order tanpa perlindungan risiko yang memadai. Ketika market bergerak berlawanan dengan prediksi, mereka terjebak dalam posisi yang merugikan tanpa ada exit strategy yang jelas.
Salah kaprah antara GTC dan trigger stop adalah kesalahan teknis yang sering terjadi. Beberapa trader bingung membedakan antara GTC order biasa dengan conditional order yang memiliki trigger price. Kesalahan ini bisa mengakibatkan strategi trading yang tidak sesuai dengan rencana awal.
GTC di market volatile tanpa analisis yang mendalam sangat rentan terhadap eksekusi yang tidak diinginkan. Market yang bergerak sangat cepat dan erratic bisa membuat GTC order tereksekusi di level yang secara teknis benar, namun secara timing sangat buruk. Hal ini terutama terjadi saat ada news release atau event penting yang mengakibatkan volatilitas ekstrem.
Supaya kamu nggak jatuh ke jebakan yang sama, ini strategi terbaik pakai GTC.
Cara Pakai GTC Order yang Benar Biar Gak Rugi Banyak
GTC bisa jadi senjata andalan kamu kalau tahu cara pakainya dengan benar. Pemahaman tentang kapan, di mana, dan bagaimana menggunakan GTC order akan menentukan kesuksesan strategi trading kamu.
Gunakan Buy Limit GTC di level support yang kuat dan teruji. Jangan asal pasang di level yang “kelihatan murah”, tapi pastikan level tersebut memiliki justifikasi teknikal yang solid. Analisis volume profile, fibonacci retracement, dan struktur market sebelumnya untuk menentukan level support yang reliable. Kombinasikan dengan indikator momentum seperti RSI atau MACD untuk konfirmasi tambahan.
Pakai Sell Limit GTC untuk mengambil profit otomatis di level resistance yang kredibel. Sama seperti buy limit, pastikan level resistance yang kamu pilih memiliki historical significance dan didukung oleh analisis teknikal yang komprehensif. Jangan terlalu greedy dengan memasang target yang terlalu tinggi, lebih baik ambil profit secara bertahap dengan multiple take profit levels.
Kombinasikan GTC dengan analisis teknikal yang mendalam, tidak hanya berdasarkan support dan resistance saja. Gunakan moving average untuk menentukan tren, RSI untuk mengukur momentum, dan volume analysis untuk mengkonfirmasi strength dari level-level yang kamu pilih. Semakin banyak konfirmasi teknikal yang mendukung level GTC kamu, semakin tinggi probabilitas kesuksesan.
Selalu pasang GTC bersamaan dengan stop loss dan take profit yang proporsional. Risk-reward ratio minimal 1:2 adalah standar yang baik untuk pemula. Kalau kamu mau hitung risk-reward dengan benar, baca juga strategi menghitung risk-reward ratio secara praktis. Jangan pernah memasang GTC order tanpa memikirkan skenario terburuk yang bisa terjadi. Gunakan position sizing yang sesuai dengan toleransi risiko kamu.
Hindari penggunaan GTC menjelang rilis berita besar seperti FOMC, CPI, atau earning reports. Event-event ini bisa mengakibatkan volatilitas ekstrem yang membuat GTC order tereksekusi di timing yang sangat buruk. Lebih baik cancel atau adjust GTC order sebelum event penting dan pasang kembali setelah market kembali normal.
Lakukan review rutin terhadap semua GTC order yang aktif, setidaknya seminggu sekali. Periksa apakah kondisi market masih sesuai dengan asumsi awal ketika kamu memasang order tersebut. Jika ada perubahan fundamental atau teknikal yang signifikan, jangan ragu untuk memodifikasi atau membatalkan GTC order yang tidak lagi relevan.
Intinya, GTC bisa bantu kamu disiplin tanpa harus jadi budak layar.
Kesimpulan
GTC Order adalah fitur powerful yang bisa membantu kamu mengeksekusi strategi trading secara otomatis tanpa harus online terus-menerus. Dengan pemahaman yang tepat tentang definisi, jenis-jenis, masa berlaku, dan cara penggunaan yang benar, GTC bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk meningkatkan konsistensi dan disiplin trading kamu.
Namun, pastikan kamu memahami dengan baik semua risiko yang terkait dengan penggunaan GTC order. Kesalahan dalam penempatan level, kurangnya manajemen risiko, atau kelalaian dalam monitoring bisa mengakibatkan kerugian yang signifikan. Kunci sukses menggunakan GTC adalah kombinasi antara analisis teknikal yang solid, manajemen risiko yang ketat, dan disiplin dalam monitoring.
Dengan menguasai GTC order dan mengkombinasikannya dengan analisis teknikal yang mendalam serta disiplin yang konsisten, kamu bisa masuk dan keluar market dengan lebih terencana dan terhindar dari trading emosional yang merugikan. GTC bukan hanya sekadar fitur tambahan, tetapi bisa menjadi fondasi strategi trading yang sistematis dan profitable.
Kalau kamu serius ingin menjadi trader yang disiplin dan konsisten, GTC bukan cuma fitur tambahan — tapi fondasi strategi trading yang bisa diandalkan. Jangan lupa juga cek beragam strategi trading populer yang bisa kamu kombinasikan dengan GTC.
Itulah informasi menarik tentang GTC order yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1. Apakah GTC Order tersedia di Indodax?
Ya, GTC Order tersedia di Indodax Pro. Kamu bisa menggunakan GTC untuk Limit Order agar tetap aktif sampai tereksekusi atau dibatalkan manual. Fitur ini sangat membantu untuk trading cryptocurrency yang berjalan 24/7.
2. Apa beda GTC Order dan Day Order?
Day Order hanya aktif selama 1 hari trading dan otomatis dibatalkan di akhir sesi, sementara GTC Order tetap aktif terus sampai tereksekusi atau kamu batalkan secara manual. GTC memberikan fleksibilitas yang lebih besar untuk strategi jangka menengah hingga panjang.
3. Apakah GTC bisa menyebabkan kerugian?
Bisa, terutama kalau kamu pasang harga terlalu jauh dari market, lupa membatalkan order lama, atau tidak menggunakan stop loss. Order GTC bisa tereksekusi di kondisi market yang tidak kamu harapkan jika tidak dimonitor dengan baik.
4. Apakah GTC Order cocok untuk trading cryptocurrency?
Sangat cocok, karena market cryptocurrency berjalan 24/7 tanpa jam tutup. GTC membantu kamu mengeksekusi order di harga target tanpa harus online terus-menerus, sangat ideal untuk menangkap peluang yang muncul di luar jam kerja normal.
5. Apakah GTC bisa dipakai untuk stop loss dan take profit?
Bisa, GTC bisa dikombinasikan dengan Stop-Limit Order, Take Profit Order, bahkan OCO (One-Cancels-Other) Order untuk manajemen risiko yang otomatis. Kombinasi ini memberikan kontrol yang lebih baik terhadap risk-reward ratio dalam trading kamu.