Wallet Nganggur vs Rekening Dormant: Siapa Lebih Aman?
icon search
icon search

Top Performers

Wallet Nganggur vs Rekening Dormant: Siapa Lebih Aman?

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Wallet Nganggur vs Rekening Dormant: Siapa Lebih Aman?

Wallet Nganggur vs Rekening Dormant Siapa Lebih Aman?

Daftar Isi

Ketika Saldo Masih Ada, Tapi Rekening Tidak Bisa Dipakai

Pernahkah kamu mengalami kejadian yang cukup mengejutkan ketika tiba-tiba rekening bank tidak bisa menerima transfer masuk, atau bahkan lebih parah lagi, saldo rekening terkuras tanpa adanya transaksi yang kamu lakukan? Fenomena yang dikenal sebagai rekening dormant atau rekening “tidur” ini ternyata tidak hanya membuat repot dalam aktivitas keuangan sehari-hari, tetapi juga menyimpan berbagai risiko finansial yang seringkali tidak disadari oleh pemilik rekening.

Sementara itu, di dunia cryptocurrency yang semakin berkembang pesat, banyak pemilik aset digital juga menghadapi situasi serupa dengan meninggalkan wallet cryptocurrency mereka dalam waktu yang cukup lama tanpa aktivitas apapun. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah wallet kripto yang tidak aktif atau “nganggur” tersebut aman dari berbagai risiko? Bisakah wallet kripto juga mengalami pembekuan seperti halnya rekening bank tradisional?

Mari kita bahas secara mendalam perbandingan antara rekening bank tradisional versus dompet cryptocurrency dari berbagai aspek penting seperti tingkat keamanan, fleksibilitas penggunaan, dan fungsinya dalam jangka panjang untuk membantu kamu membuat keputusan finansial yang lebih bijak.

 

Apa Itu Rekening Dormant? Ini Penjelasan Lengkapnya

Sebelum kamu dapat membuat perbandingan yang objektif dengan wallet cryptocurrency, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu konsep dasar rekening dormant. Rekening bank akan dianggap dormant atau tidak aktif ketika tidak ada aktivitas transaksi sama sekali selama periode waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh masing-masing institusi perbankan, biasanya berkisar antara 6 hingga 12 bulan. Aktivitas yang dimaksud dalam hal ini mencakup berbagai jenis transaksi seperti transfer dana, penarikan tunai melalui ATM, setoran tunai, atau bahkan aktivitas sederhana seperti pengecekan saldo melalui mobile banking.

Setiap bank memiliki kebijakan yang berbeda-beda terkait penetapan status dormant ini. Sebagai contoh konkret dari perbankan Indonesia, BRI dan BNI akan menganggap rekening sebagai dormant setelah 6 bulan tanpa aktivitas, sementara Bank Mandiri dan CIMB Niaga memberikan toleransi waktu hingga 12 bulan. Di sisi lain, beberapa bank swasta seperti Maybank dan Bank Permata bahkan bisa langsung membekukan rekening dengan periode yang lebih singkat tergantung pada kebijakan internal mereka.

Ketika rekening sudah mendapat status dormant, dampaknya cukup signifikan bagi keuangan kamu. Rekening tersebut tidak dapat menerima transfer masuk dari pihak manapun, kamu tidak bisa melakukan penarikan tunai melalui ATM, dan bahkan layanan internet banking atau mobile banking akan dinonaktifkan secara otomatis. Untuk mengaktifkan kembali rekening yang sudah dormant, biasanya kamu harus mengunjungi kantor cabang bank secara langsung atau melalui proses aktivasi manual yang memerlukan verifikasi identitas yang ketat.

Kondisi ini sering membuat banyak nasabah merasa bahwa rekening mereka aman karena tidak ada aktivitas, padahal secara diam-diam rekening tersebut justru menghadapi berbagai risiko yang berpotensi merugikan.

 

Wallet Kripto Tidak Aktif: Apakah Aman dan Bisa Digunakan Lagi?

Jika kamu sudah terbiasa menggunakan wallet non-custodial seperti MetaMask, Trust Wallet, Phantom, atau Ledger hardware wallet, kamu tidak akan pernah mendengar istilah “wallet dormant” dalam ekosistem cryptocurrency. Mengapa demikian? Alasannya cukup sederhana namun fundamental.

Teknologi blockchain tidak mengenal konsep status tidak aktif atau dormant seperti halnya sistem perbankan tradisional. Alamat wallet cryptocurrency kamu akan tetap valid dan dapat menerima aset digital kapan saja, selama dua syarat utama terpenuhi: seed phrase atau private key tersimpan dengan aman dan tidak ada pihak ketiga yang memegang kendali penuh atas wallet tersebut.

Sebagai ilustrasi praktis, kamu bisa saja tidak membuka wallet cryptocurrency selama 5 tahun penuh, kemudian ketika kamu login kembali, kamu tetap dapat mengirim dan menerima cryptocurrency tanpa masalah apapun. Bahkan, banyak investor cryptocurrency dengan strategi jangka panjang (yang dikenal sebagai “HODLer”) sengaja membiarkan wallet mereka “tidur” untuk menghindari godaan untuk melakukan trading berlebihan.

Namun perlu diingat dengan baik, wallet cryptocurrency yang tidak aktif tetap menyimpan risiko tersendiri —baik itu hot wallet berbasis aplikasi atau cold wallet seperti hardware offline yang lebih aman untuk penyimpanan jangka panjang. Penting untuk tahu perbedaan hot wallet vs cold wallet sebelum memilih mana yang cocok untuk kebutuhan kamu, masing-masing punya kelebihan dan kekurangan dalam hal keamanan jangka panjang. Seperti kemungkinan kehilangan seed phrase wallet crypto, kerusakan pada hardware wallet, atau bahkan lupa cara mengakses wallet tersebut setelah bertahun-tahun tidak digunakan.

 

Apakah Rekening atau Wallet Dormant Masih Bisa Terima Uang?

Aspek ini menjadi sangat penting bagi kamu yang khawatir kehilangan transfer masuk atau pembayaran penting lainnya.

 

Sistem Bisa Terima Transfer Saat Dormant?
Rekening Bank Umumnya tidak bisa
Wallet Kripto (non-custodial) Bisa kapan saja

 

Bank akan menolak transfer masuk atau dalam beberapa kasus menyimpannya sementara dengan status pending jika rekening penerima sudah memiliki status dormant. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan masalah serius, terutama jika kamu mengharapkan transfer penting seperti gaji, bonus, atau pembayaran bisnis.

Sebaliknya, Wallet cryptocurrency tetap dapat menerima aset digital non-custodial masuk meskipun kamu tidak membuka atau mengaksesnya selama bertahun-tahun, karena sifat wallet ini tidak bergantung pada pihak ketiga seperti exchange. Blockchain akan terus merekam semua transaksi masuk ke alamat wallet kamu, dan kamu bisa memverifikasi data ini secara publik melalui blockchain explorer seperti Etherscan atau Solscan.

Namun, untuk cryptocurrency exchange seperti Indodax, Binance, atau Tokocrypto, kebijakan dapat berbeda secara signifikan. Jika akun exchange kamu dianggap tidak aktif dalam jangka waktu tertentu, alamat deposit dapat berubah atau bahkan expired. Oleh karena itu, pastikan kamu selalu mengecek alamat deposit terbaru sebelum melakukan transfer ke exchange.

 

Risiko Rekening Dormant vs Wallet Nganggur

Meskipun keduanya sama-sama dalam kondisi “tidur”, dampak dan risikonya sangat berbeda dan perlu dipahami dengan baik.

 

Risiko Rekening Dormant:

  • Saldo akan terus terpotong biaya administrasi bulanan meskipun tidak digunakan
  • Rekening tidak dapat digunakan untuk transaksi apapun
  • Risiko diblokir atau ditutup secara sepihak oleh bank
  • Berpotensi terkena flag dari PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan) terkait Anti Money Laundering
  • Kehilangan akses ke layanan perbankan digital

 

Risiko Wallet Kripto Nganggur:

  • Kehilangan seed phrase mengakibatkan aset tidak dapat diakses selamanya
  • Kerusakan atau kehilangan hardware wallet tanpa backup yang memadai
  • Tidak memenuhi syarat untuk menerima airdrop atau program staking yang menguntungkan
  • Rentan terhadap serangan malware jika seed phrase disimpan dalam format digital
  • Potensi kehilangan akses karena lupa password atau metode akses

 

Kesimpulannya, kamu perlu proaktif dalam menjaga akses terhadap kedua jenis aset ini, bukan hanya bergantung pada keandalan sistem yang mendasarinya.

 

Mengapa Wallet Kripto Lebih Aman (Atau Tidak)?

Banyak investor dan pengguna cryptocurrency berpendapat bahwa wallet kripto lebih aman dibandingkan rekening bank tradisional karena beberapa alasan fundamental:

 

  • Tidak dapat dibekukan oleh otoritas selama menggunakan wallet non-custodial
  • Tidak ada biaya dormant atau administrasi yang memotong saldo secara otomatis
  • Alamat wallet tetap aktif seumur hidup tanpa batasan waktu
  • Kontrol penuh berada di tangan pengguna tanpa campur tangan pihak ketiga

 

Namun, keamanan tersebut bukanlah tanpa tanggung jawab yang besar. Wallet cryptocurrency menuntut kamu untuk dapat mengelola berbagai aspek keamanan secara mandiri,  termasuk memastikan pemulihan akses berjalan lancar jika suatu saat kamu lupa password atau ganti perangkat dan menjaga seed phrase atau private key dengan sangat hati-hati, dan tidak sembarangan mengklik link phising atau situs web yang mencurigakan.

Sebaliknya, rekening bank memang lebih mudah diurus dalam hal pemeliharaan dan pengelolaan sehari-hari, namun memiliki kelemahan utama yaitu dapat dikontrol oleh pihak lain seperti bank atau otoritas terkait, rentan terhadap pemblokiran mendadak, status dormant yang merugikan, dan potongan biaya administrasi yang terus berjalan.

 

Kesimpulan: Dormant Bukan Masalah Sistem, Tapi Sikap Kita

Perbandingan antara rekening bank tradisional dan wallet cryptocurrency ini sebenarnya bukan tentang menentukan mana yang lebih superior, tetapi lebih kepada menentukan mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup finansial kamu. Jika kamu membutuhkan sistem yang praktis dengan dukungan customer service yang mudah diakses, rekening bank tradisional bisa menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika kamu menginginkan kendali penuh atas aset finansial dengan kebebasan maksimal, wallet cryptocurrency memberikan solusi yang ideal—dengan syarat kamu siap dan mampu menjaga akses serta keamanannya secara mandiri.

Status dormant atau nganggur pada aset finansial bukanlah semata-mata masalah waktu atau durasi ketidakaktifan, tetapi lebih kepada bagaimana kamu sebagai pemilik aset dapat menjaga agar aset tersebut tetap aman dan produktif, baik dalam sistem keuangan tradisional maupun dalam ekosistem blockchain yang terus berkembang.

Yang terpenting adalah memahami karakteristik, kelebihan, dan kekurangan masing-masing sistem, sehingga kamu dapat membuat keputusan yang tepat sesuai dengan tujuan finansial jangka panjang.

 

Itulah informasi menarik tentang rekening Dormant yang  bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk rekening menjadi dormant? 

Umumnya rekening akan menjadi dormant setelah 6–12 bulan tanpa aktivitas transaksi, namun hal ini tergantung pada kebijakan masing-masing bank. BRI dan BNI menerapkan 6 bulan, sementara Mandiri dan CIMB memberikan toleransi hingga 12 bulan.

2. Apakah wallet cryptocurrency bisa dibekukan seperti rekening bank? 

Tidak, jika kamu menggunakan wallet non-custodial seperti MetaMask, Trust Wallet, atau hardware wallet. Wallet jenis ini tidak dapat dibekukan oleh pihak manapun selama kamu memiliki akses ke private key atau seed phrase.

3. Bisakah wallet yang tidak aktif bertahun-tahun tetap menerima cryptocurrency? 

Ya, wallet non-custodial tetap dapat menerima aset cryptocurrency meskipun tidak dibuka atau diakses selama bertahun-tahun. Blockchain akan terus merekam semua transaksi masuk ke alamat wallet tersebut.

4. Apakah wallet di cryptocurrency exchange bisa mengalami dormant? 

Ya, hal ini sangat mungkin terjadi tergantung pada kebijakan masing-masing exchange. Beberapa platform dapat melakukan suspend atau bahkan menutup akun jika terlalu lama tidak aktif, dan alamat deposit bisa berubah atau expired.

5. Apa langkah-langkah aman untuk menghindari masalah dormant? 

Untuk rekening bank, lakukan pengecekan saldo minimal setiap 3 bulan dan lakukan transaksi kecil jika perlu. Untuk wallet kripto, simpan seed phrase secara offline dengan aman, buat backup di beberapa lokasi, dan pastikan akses selalu dapat dipulihkan dengan cara yang aman.

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.78%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.27%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.53%
pol Polygon Ecosystem Token 1.94%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
DCT/IDR
Degree Cry
93.000
123.01%
NEON/IDR
Neon EVM
2.596
95.92%
ORDER/IDR
Orderly Ne
3.224
51.86%
BR/IDR
Bedrock
1.226
46.13%
ALIF/IDR
ALIF
7.500
42.86%
Nama Harga 24H Chg
LEVER/IDR
LeverFi
2
-33.33%
LOOKS/IDR
LooksRare
253
-22.63%
KOMA/IDR
Koma Inu
374
-13.43%
GICT/USDT
GICTrade
1
-11.95%
WNXM/IDR
Wrapped NX
1.633K
-11.03%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

GPT?5 vs Meta AI: Siapa Raja Chatbot 2025?
22/08/2025
GPT?5 vs Meta AI: Siapa Raja Chatbot 2025?

Chatbot Bukan Cuma Teman Ngobrol Di tahun-tahun awal kemunculannya, chatbot

22/08/2025
Siapa Tyler Winklevoss? Raja Kripto Kembar Ini Heboh!

Kamu mungkin pernah mendengar nama Tyler Winklevoss dari berita lama

Sell on Strength Artinya Apa? Ini Penjelasan Jelasnya

Kamu pasti pernah dengar istilah "Sell on Strength", apalagi kalau