Balance of Power Indikator Bisa Bikin Profit? Trader 2025
icon search
icon search

Top Performers

Balance of Power Indikator Bisa Bikin Profit? Trader 2025

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Balance of Power Indikator Bisa Bikin Profit? Trader 2025

Balance of Power Indikator Bisa Bikin Profit? Trader 2025

Daftar Isi

Banyak orang mengenal istilah Balance of Power dari konteks politik. Padahal, di chart saham dan kripto, Balance of Power atau BOP adalah indikator teknikal yang membaca siapa yang lebih dominan di balik pergerakan harga: buyer atau seller. Sama seperti saat kamu belajar membaca indikator teknikal dalam trading crypto, BOP bisa memberi konteks tambahan agar keputusanmu tidak sekadar ikut arus. Kalau kamu sering merasa telat masuk hanya karena mengandalkan indikator momentum semata, BOP bisa membantu memberi konteks siapa yang mendorong candle bergerak. Di artikel ini kamu akan menemukan penjelasan yang runtut, strategi praktis, kombinasi dengan indikator lain, hingga cara menerapkannya secara disiplin agar keputusan trading lebih matang.

 

Apa itu Balance of Power dalam trading

Pada level paling dasar, BOP mengukur keseimbangan kekuatan antara pembeli dan penjual dalam satu periode harga. Nilainya bergerak dari sekitar plus satu hingga minus satu. Mendekati plus satu menandakan tekanan beli dominan, mendekati minus satu menandakan tekanan jual, sedangkan sekitar nol berarti kekuatan relatif seimbang. Rumus intinya memanfaatkan posisi penutupan relatif terhadap rentang tinggi rendah di candle tersebut. Karena harga real di pasar tidak selalu rapi, banyak charting platform menerapkan smoothing sederhana menggunakan moving average agar sinyal lebih halus. Setelah memahami apa yang diukur, kamu akan lebih mudah membaca konteks tiap candle, bukan sekadar melihat warna hijau atau merahnya saja.

 

Asal usul dan relevansinya di 2025

Indikator BOP diperkenalkan oleh analis teknikal Igor Livshin pada awal 2000-an di jurnal analisis teknikal berbahasa Inggris. Gagasannya sederhana: terjemahkan dinamika buyer versus seller ke angka yang mudah dibaca di bawah chart. Dua dekade berlalu, BOP tetap relevan karena sifatnya yang universal. Ia tidak terpaku pada instrumen tertentu. Saham likuid bisa, kripto besar seperti BTC atau ETH juga bisa, bahkan komoditas sekalipun. Relevansi itu makin terasa di 2025 ketika pasar makin cepat dan penuh noise. Kamu butuh alat yang mengungkap dominasi di balik tiap candle, bukan sekadar pola permukaan.

 

Cara kerja dan logika di balik BOP

Balance of Power itu simpel, sob. Bayangin setiap candle kayak arena tarik tambang antara buyer sama seller. Kalau harga nutupnya deket ke bagian atas candle, berarti buyer lebih kuat di sesi itu. Sebaliknya, kalau nutup di bawah, seller lagi pegang kendali. Nah, ukuran panjang pendeknya candle jadi penentu seberapa sengit tarikannya.

Masalahnya, kalau candle-nya kecil banget, indikator ini bisa jadi agak “berisik” karena perhitungan rasio jadi terlalu sensitif. Makanya banyak trader pakai smoothing dengan moving average biar garis BOP lebih halus dan gampang dibaca. Dari sini kamu bisa ngerti kenapa kadang BOP melonjak pas ada candle besar, dan kenapa bisa tenang-tenang aja pas market lagi bimbang.

 

Cara membaca BOP di chart

Biar gampang, anggap Balance of Power itu kayak detektor siapa yang lagi “megang remote” market: buyer atau seller. Kalau garis indikator BOP konsisten berada di atas garis nol, artinya buyer masih punya tenaga untuk dorong harga lebih tinggi. Sebaliknya, kalau dia lebih sering berada di bawah nol, seller yang lagi kuat nahan bahkan nurunin harga.

Nah, hati-hati kalau BOP sering mondar-mandir di sekitar nol. Kondisi ini biasanya berarti pasar lagi bingung, gampang banget kebawa sentimen kecil atau berita harian. Kalau kamu maksa masuk di fase ini, seringnya cuma dapet sinyal palsu.

Yang paling menarik dari BOP itu justru saat terjadi divergence. Misalnya harga bikin high baru, tapi BOP malah gagal ikutan naik — di situ kamu bisa baca kalau dominasi buyer sebenarnya sudah melemah, walaupun grafik kelihatan naik terus. Kondisi seperti ini mirip dengan cara membaca divergence di RSI, yang juga bisa kasih sinyal awal perubahan arah. Sebaliknya, kalau harga bikin low baru tapi BOP malah mulai merangkak naik, itu tanda seller mulai kehabisan tenaga. Sinyal semacam ini sering jadi clue awal reversal, dan kalau kamu peka, bisa jadi pintu masuk yang lebih cepat dibanding indikator mainstream.

Jadi, membaca BOP bukan sekadar lihat garis naik atau turun. Kamu sedang baca cerita di balik candle: siapa yang lagi dominan, siapa yang mulai lelah, dan kapan kekuatan bisa berbalik. Dengan mindset ini, kamu jadi trader yang lebih proaktif, bukan cuma reaktif setiap kali harga bergerak.

 

Strategi praktis menggunakan BOP

BOP itu bukan cuma angka naik-turun di bawah chart, sob. Kalau dipakai dengan benar, indikator ini bisa jadi alarm dini siapa yang lagi pegang kendali market. Ada dua cara simpel tapi powerful yang bisa kamu coba.

Pertama, pakai strategi garis nol. Ibarat lampu lalu lintas, ketika BOP pindah dari zona negatif ke positif, itu kayak lampu hijau buat buyer. Artinya dominasi mulai beralih ke pihak pembeli. Tapi jangan buru-buru loncat masuk, tunggu satu-dua candle konfirmasi yang masih dijaga BOP positif. Dengan cara ini, peluang kamu riding tren jadi lebih tinggi, bukan sekadar gambling.

Kedua, perhatikan divergence. Ini trik klasik tapi masih relevan. Misalnya harga lagi bikin high baru, tapi BOP justru melemah dengan puncak yang lebih rendah. Itu tanda tenaga buyer mulai habis, dan bisa jadi waktunya kamu kunci profit atau geser stop biar aman. Kebalikannya, di tren turun, kalau harga bikin low baru tapi BOP malah naik, itu sinyal seller mulai ngos-ngosan. Sering kali kondisi ini jadi clue awal akumulasi sebelum harga benar-benar berbalik.

Intinya, strategi apapun yang kamu pilih, disiplin tetap nomor satu. BOP bisa kasih sinyal bagus, tapi kalau kamu terburu-buru atau lupa manajemen risiko, hasilnya bisa jadi jebakan. Anggap BOP sebagai partner yang kasih “bisikan” kondisi pasar, sementara kamu tetap pegang kendali penuh untuk eksekusi.

 

Kombinasi BOP dengan indikator lain

Nggak ada indikator yang sakti mandraguna, sob. Termasuk Balance of Power. Justru kekuatan BOP bakal makin terasa kalau kamu sandingkan dengan indikator lain yang nutup kelemahannya. Anggap aja kayak tim sepak bola: BOP itu gelandang yang bisa baca arah serangan, tapi tetap butuh striker dan bek supaya permainan aman.

Kalau kamu mau tahu kondisi tren, pasangkan BOP dengan ADX. Saat ADX rendah, pasar cenderung sideways, jadi sinyal BOP rawan bikin salah langkah. Prinsipnya sama seperti saat memakai Bollinger Bands dalam trading crypto untuk mengukur volatilitas dan mencari peluang breakout yang valid. Tapi kalau ADX mulai naik, artinya tren makin kuat, dan di situ sinyal BOP biasanya lebih valid.

Lanjut ke Bollinger Bands. Alat ini ibarat pagar yang ngukur seberapa lebar arena permainan harga. Kalau BOP positif dan harga berhasil nembus batas band atas dengan volume yang solid, itu pertanda breakout lebih mungkin beneran kejadian daripada sekadar fake move.

Jangan lupa juga RSI atau MACD buat baca tenaga dorong. BOP kasih tahu siapa yang dominan, sedangkan RSI dan MACD kasih gambaran seberapa kenceng tenaga itu. Kalau ketiganya seirama, peluang kamu ikut tren yang tepat jauh lebih besar.

Terakhir, buat ngatur risiko, pakai ATR. Indikator ini bantu ngukur volatilitas sehingga kamu bisa nentuin stop loss dan target yang realistis. Nggak terlalu dekat biar nggak gampang ke-swing out, tapi juga nggak kelewat jauh sampai bikin risiko membengkak.

Jadi, jangan anggap BOP sebagai lampu hijau tunggal. Anggap dia bagian dari dashboard lengkap: ada pengukur tren, tenaga, volatilitas, sampai risk control. Dengan kombinasi kayak gini, kamu trading bukan lagi tebak-tebakan, tapi lebih kayak nyetir mobil dengan panel instrumen yang lengkap.

 

Use Case Modern di Kripto 2025

Market kripto itu larinya bisa lebih cepat dari mobil sport, sob. Nah, di kecepatan kayak gini, Balance of Power punya fungsi unik: ngebocorin “bisikan” akumulasi sebelum semua orang sadar. Contohnya, di chart BTC/USDT, harga kadang terlihat cuma konsolidasi datar. Tapi kalau kamu perhatiin, BOP diam-diam udah pindah dari zona negatif ke positif, bahkan bikin pola higher low. Fenomena ini sering muncul dalam cara membaca candlestick crypto, di mana pola sederhana bisa menyimpan clue besar tentang kekuatan buyer atau seller. Sering kali, momen kayak gini jadi clue kalau buyer lagi kumpulin tenaga buat nge-break resistensi.

Di sisi lain, pas market lagi euforia, harga bisa bikin high baru. Tapi kalau BOP malah melemah, itu tanda tenaga buyer mulai loyo. Buat trader cerdas, kondisi ini bukannya bikin panik, justru saat yang pas buat nge-lock profit sebagian. Dengan begitu, kamu tetap aman meski ternyata tren benar-benar berbalik.

Jadi, di 2025, peran BOP bukan cuma alat bantu entry, tapi juga jadi sensor buat ngerasain napas pasar. Dia nggak kasih ramalan, tapi nunjukkin kapan dominasi pelan-pelan bergeser. Kalau kamu bisa peka baca sinyal ini, rasanya kayak dapet head start beberapa langkah di depan trader lain.

 

Kelemahan Balance of Power dan Cara Mengatasinya

Meski menarik, BOP bukan berarti tanpa cacat. Sering kali indikator ini ngasih sinyal palsu kalau market lagi flat. Candle-candle kecil bikin perhitungan BOP jadi lebay, seolah-olah buyer atau seller menang besar, padahal aslinya market cuma bolak-balik tipis.

Solusinya ada dua, sob. Pertama, kasih “filter” dengan smoothing biar grafik BOP nggak terlalu bergerigi. Dengan begitu, sinyalnya lebih gampang dibaca. Kedua, jangan pernah baca BOP sendirian. Pakai filter tambahan kayak ADX buat tahu apakah tren cukup kuat, atau Bollinger Bands buat ngecek volatilitas. Kalau ADX lagi rendah dan band menyempit, sinyal BOP sebaiknya dianggap warning aja, bukan tiket langsung entry.

Intinya, perlakukan BOP sebagai salah satu alat di toolbox kamu, bukan senjata pamungkas. Dengan kombinasi yang pas, kamu bisa bedain mana sinyal yang layak diikuti dan mana yang cuma jebakan market.

 

Melengkapi Analisis dengan Fundamental dan On-Chain

Sob, jangan berhenti di indikator teknikal doang kalau mau trading lebih matang. BOP memang jagoan buat baca dominasi buyer vs seller di level mikro, tapi kamu tetap perlu fondasi makro biar keputusan nggak gampang goyah.

Kalau main di saham, lihat laporan keuangan. Apakah pendapatan naik konsisten? Bagaimana margin profit dan beban utangnya? Saham dengan fundamental sehat biasanya lebih tahan banting, sehingga sinyal BOP yang muncul bisa lebih meyakinkan. Bayangin kalau BOP kasih sinyal beli, lalu datanya juga nunjukin perusahaan lagi naik omzetnya — itu kayak dapet lampu hijau ganda.

Di kripto, ceritanya beda. Fundamentalnya lebih banyak dipengaruhi sentimen pasar, arah regulasi, dan adopsi institusional. Misalnya, kabar ETF Bitcoin spot disetujui atau pemerintah negara besar melonggarkan aturan bisa langsung dorong minat beli. Di sini data on-chain jadi amunisi tambahan: lihat jumlah dompet aktif, arus keluar-masuk exchange, dan volume transaksi. Kalau BOP positif sementara on-chain juga nunjukin wallet aktif melonjak, artinya ada partisipasi nyata di balik pergerakan harga.

Ketika sinyal mikro dari BOP ketemu dengan bukti makro dari fundamental atau on-chain, keyakinan kamu naik bukan karena “feeling”, tapi karena ada logika kuat yang mendukung keputusan.

 

Manajemen Risiko dan Eksekusi

Sob, nggak ada indikator yang bisa nyelametin kamu kalau manajemen risiko berantakan. BOP bisa kasih sinyal emas, tapi kalau stop loss kamu salah pasang, hasilnya tetap minus.

Mulailah dengan ukur volatilitas pakai ATR. Kalau volatilitas lagi tinggi, jangan taruh stop loss terlalu mepet — candle kecil aja bisa ngehantam posisimu. Prinsip seperti ini penting dipahami kalau kamu ingin tahu cara memasang stop loss dan take profit yang sesuai dengan kondisi pasar. Sebaliknya, kalau market tenang, stop yang terlalu lebar bikin risiko jadi nggak efisien.

Tentukan juga ukuran posisi. Misalnya kamu rela rugi maksimal 1–2% dari total modal per trade. Dengan begitu, meski salah baca BOP, akunmu tetap aman buat jangka panjang.

Jangan lupa bikin rencana keluar sebelum masuk. Kapan ambil profit sebagian, kapan pindahin stop ke break-even, dan kapan biarin posisi jalan. Banyak trader kalah bukan karena salah indikator, tapi karena nggak disiplin keluar sesuai rencana.

Dan yang paling sering dilupain: bikin jurnal trading. Catat kapan kamu masuk, apa kondisi BOP waktu itu, indikator pendukung apa yang kamu lihat, dan hasil akhirnya gimana. Dari catatan ini, kamu bisa evaluasi apakah strategi BOP yang dipakai bener-bener efektif atau masih banyak false signal. Ingat, evaluasi nyata lebih berharga daripada sekadar mengandalkan ingatan.

 

Sekilas Hasil Backtest dan Pelajaran Penting

Sob, indikator sehebat apapun harus dites dulu sebelum kamu andalkan. Nah, beberapa backtest publik nunjukin kalau Balance of Power bisa kasih ekspektasi positif, asal dipakai dengan filter tren dan aturan keluar yang jelas. Contohnya, ada laporan backtest di ETF emas (GLD) yang nunjukin rata-rata gain per transaksi sekitar 2% setelah biaya dihitung. Angka ini memang nggak bikin kaya mendadak, tapi cukup bukti kalau BOP punya potensi ketika dipakai disiplin.

Tapi, poin pentingnya bukan di angka persisnya. Hasil backtest itu sangat tergantung sama aset, timeframe, parameter smoothing, bahkan cara kamu disiplin keluar masuk posisi. Misalnya, strategi yang berhasil di BTC/USDT daily chart bisa jadi jebakan kalau dipaksa di altcoin kecil di timeframe 5 menit. Karena itu, jangan pernah cuma copas settingan orang lain. Lebih baik kamu uji dulu di aset yang kamu incar, lihat gimana polanya, dan baru jalanin dengan ukuran kecil sebelum benar-benar percaya penuh.

Pelajaran utamanya jelas: indikator itu bukan ramalan, tapi alat yang performanya berubah tergantung konteks. Kalau kamu ngerti “kapan dia ngomong bener” dan “kapan dia ngawur”, barulah BOP jadi senjata beneran, bukan jebakan.

 

Langkah Implementasi yang Realistis

Setelah ngerti logika dan kelemahannya, sekarang gimana cara pakainya biar nggak cuma teori? Pertama, pilih pasangan yang likuid. BTC, ETH, atau saham bluechip biasanya lebih bersih sinyalnya dibanding koin receh atau saham gorengan.

Kedua, tentukan timeframe utama. Banyak trader pakai daily atau 4 jam buat baca arah besar, lalu turunin ke time frame lebih kecil (misalnya 1 jam) hanya buat cari timing entry. Jangan kebalik, karena nanti kamu malah sibuk ngejar noise.

Ketiga, atur BOP dengan smoothing yang sederhana, lalu tambah filter kayak ADX buat bedain kondisi tren dan sideways. Misalnya, entry beli baru boleh dilakukan ketika BOP balik positif + ADX mulai naik + harga keluar dari area band. Itu ibarat tiga sinyal lampu hijau yang barengan.

Keempat, pakai ATR buat nentuin stop loss dan target. Kalau volatilitas tinggi, stop jangan terlalu mepet biar nggak ke-shake out. Dan sebaliknya, jangan terlalu lebar sampai bikin risiko bengkak. Untuk target, pecah jadi beberapa level, biar kamu nggak ngarep satu titik sempurna.

Terakhir, jalankan rencana ini secara konsisten. Evaluasi setelah cukup sampel trade, bukan setiap kali posisi kena stop. Kalau kamu terus ngoprek setting tiap habis rugi satu kali, itu namanya bukan optimasi, tapi overfitting. Ingat, trading itu maraton, bukan sprint.

 

Kesimpulan

Balance of Power itu bukan indikator ajaib yang bisa bikin kamu auto profit, sob. Tapi dia punya nilai tambah yang jarang dimiliki indikator lain: ngasih gambaran siapa yang sebenarnya dominan di balik candle, buyer atau seller. Itu informasi yang kelihatannya sederhana, tapi kalau kamu tahu cara bacanya, bisa jadi pembeda antara masuk tepat waktu atau telat ikut arus.

Di 2025, pasar makin liar. Kamu nggak cukup cuma andalin satu sinyal. Justru kombinasi beberapa lapisan bukti yang bikin keputusan trading lebih solid. BOP kasih tanda dominasi, RSI dan MACD nunjukin tenaga dorongan, ADX kasih tahu seberapa kuat tren, sementara data fundamental atau on-chain ngasih alasan kenapa pergerakan itu bisa berlanjut. Ketika semua potongan puzzle ini ketemu, keyakinan kamu buat ambil posisi jadi lebih tenang.

Ingat, profit konsisten bukan datang dari cari indikator sakti, tapi dari proses disiplin: ngerti alat yang kamu pakai, ngatur risiko dengan bijak, dan terus evaluasi diri lewat jurnal trading. Kalau kamu bisa gabungkan itu semua, BOP bukan cuma garis di bawah chart, tapi bisa jadi salah satu partner setia yang bantu kamu bertahan dan berkembang di market.

 

Itulah informasi menarik tentang Balance of power yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu Balance of Power dalam trading
BOP adalah indikator yang mengukur dominasi buyer atau seller dalam satu periode harga. Nilai positif menandakan tekanan beli, nilai negatif menandakan tekanan jual.

2. Apa bedanya BOP dengan konsep politik bernama balance of power
Keduanya tidak berkaitan. BOP di artikel ini adalah indikator teknikal pada chart, bukan teori hubungan antarnegara.

3.  Apakah BOP bisa dipakai di kripto
Bisa. Pasangan yang likuid seperti BTC atau ETH cenderung memberi sinyal yang lebih bersih. Gunakan filter tren dan volatilitas agar tidak mudah terjebak noise.

4. Lebih baik BOP atau RSI dan MACD
Pertanyaannya bukan mana yang lebih baik, melainkan bagaimana menggabungkannya. BOP membaca dominasi, RSI dan MACD mengukur momentum. Kombinasi keduanya membuat keputusan lebih seimbang.

5. Timeframe apa yang ideal untuk BOP
Waktu empat jam dan harian sering dipilih karena lebih stabil. Timeframe lebih kecil tetap bisa dipakai, tetapi disiplin filter tren dan manajemen risiko menjadi semakin penting.

6. Apakah BOP cocok untuk scalping
Bisa digunakan, selama kamu menambahkan alat pengukur volatilitas seperti ATR untuk penempatan stop dan menghindari overtrade pada fase pasar yang terlalu datar.

7. Bagaimana menempatkan stop loss saat memakai BOP
Gunakan ATR sebagai patokan jarak, lalu sesuaikan dengan struktur harga seperti swing low atau area nilai. Stop terlalu dekat pada volatilitas tinggi justru meningkatkan risiko tersentuh noise.

8. Kenapa sinyal BOP kadang gagal
Biasanya karena pasar sedang tidak bertenaga, tren tidak jelas, atau volatilitas terlalu kecil. Di kondisi ini, gabungkan dengan filter tren dan tunggu bukti tambahan sebelum eksekusi.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Market Signal,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.49%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.13%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 2%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
KRD/IDR
Krypton DA
137
80.26%
SIGN/IDR
Sign
1.736
36.16%
VBG/IDR
Vibing
972
34.07%
TOKO/IDR
Tokoin
4
33.33%
SFP/IDR
SafePal
9.211
22.8%
Nama Harga 24H Chg
ATT/IDR
Attila
2
-33.33%
ORDER/IDR
Orderly Ne
3.825
-22%
KIN/USDT
Kin
0
-20.63%
ISLM/IDR
Islamic Co
322
-10.56%
IO/IDR
io.net
9.306
-10.46%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Balance of Power Indikator Bisa Bikin Profit? Trader 2025

Banyak orang mengenal istilah Balance of Power dari konteks politik.

Decentralized Storage 2025: 15+ Proyek, Risiko & Tren

Kamu mungkin sudah akrab dengan layanan cloud populer yang serba

Velocity of Money Adalah Kunci Ekonomi atau Sekadar Mitos?
24/09/2025
Velocity of Money Adalah Kunci Ekonomi atau Sekadar Mitos?

Kenapa kadang sebuah negara sudah menambah jumlah uang beredar, tapi

24/09/2025