Total 19,6 juta Bitcoin (BTC) telah ditambang dari batas maksimum 21 juta BTC per Mei 2025. Angka ini setara dengan 93,3% supply Bitcoin sudah beredar di pasar crypto.
Data ini menandai semakin terbatasnya jumlah BTC yang bisa ditambang, menguatkan narasi kelangkaan aset digital ini.
“Sekitar 19,6 juta BTC telah ditambang per Mei 2025, setara dengan 93,3% dari total supply Bitcoin yang dibatasi hanya 21 juta koin,” dikutip dari Cointelegraph.
Supply Semakin Terbatas
Bitcoin dirancang dengan supply tetap sebanyak 21 juta koin, sebuah aturan yang dikodekan langsung oleh penciptanya, Satoshi Nakamoto.
Berbeda dengan mata uang fiat yang bisa dicetak tanpa batas oleh bank sentral, Bitcoin menawarkan model deflasi yang membuat kelangkaan menjadi faktor utama penentu nilainya.
Kini, hanya tersisa sekitar 1,4 juta BTC yang akan ditambang hingga tahun 2140. Setiap Bitcoin baru yang lahir dari proses mining semakin bernilai karena jumlahnya makin terbatas.
Baca selanjutnya: Satoshi Masuk Top 11 Terkaya di Dunia, Kalahkan Bos Dell Cuma Modal BTC!
Dampak Halving Terbaru
Proses mining melambat karena adanya mekanisme halving yang terjadi setiap empat tahun sekali. Pada April 2024, block reward turun dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC.
Dengan semakin sedikit supply baru yang masuk ke pasar, tekanan jual dari para miner juga berkurang.
Bagi investor jangka panjang, hal ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset langka dan potensial menjadi penyimpan nilai (store of value) di tengah inflasi global.
Perubahan Model Ekonomi Bitcoin
Seiring waktu, insentif utama bagi para miner akan beralih dari reward blok ke biaya transaksi. Pergeseran ini diperkirakan mulai terasa semakin kuat ketika supply baru kian menipis.
Tantangan berikutnya adalah bagaimana jaringan Bitcoin bisa tetap efisien, aman, dan menarik bagi miner meski reward makin kecil.
Bitcoin sebagai “Emas Digital”
Dengan lebih dari 93% supply beredar, Bitcoin kian mirip dengan emas yang jumlahnya terbatas di alam.
Banyak pihak menyebutnya sebagai “digital gold”, karena karakteristik kelangkaannya menjadikan Bitcoin semakin menarik sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan volatilitas pasar tradisional.
Baca juga berita terbaru: Scaramucci Ramal Bitcoin Bisa Tembus $200 Ribu di Akhir 2025!
Kesimpulan
Pencapaian 93% supply Bitcoin yang sudah beredar menjadi momen penting dalam perjalanan aset crypto terbesar ini.
Semakin sedikit BTC yang tersisa untuk ditambang, semakin besar pula sorotan terhadap scarcity sebagai kekuatan utama Bitcoin.
Bagi investor, fakta ini bisa menjadi pengingat bahwa kelangkaan adalah kunci yang terus membentuk harga dan nilai jangka panjang Bitcoin.
FAQ
- Apa yang terjadi jika semua Bitcoin sudah ditambang?
Jika seluruh 21 juta BTC sudah ditambang (sekitar tahun 2140), miner hanya akan mendapatkan biaya transaksi sebagai insentif, bukan reward blok baru. - Berapa sisa Bitcoin yang belum ditambang?
Masih ada sekitar 1,4 juta BTC yang akan ditambang secara bertahap hingga lebih dari 100 tahun ke depan. - Apakah harga Bitcoin akan naik karena supply terbatas?
Secara teori, supply yang terbatas dengan permintaan yang tetap atau meningkat akan mendorong harga naik. Namun, faktor lain seperti regulasi, adopsi, dan kondisi pasar global juga memengaruhi harga. - Apa itu halving dalam Bitcoin?
Halving adalah mekanisme yang mengurangi reward miner hingga 50% setiap empat tahun sekali. Tujuannya menjaga kelangkaan dan memperlambat laju inflasi Bitcoin. - Mengapa Bitcoin disebut sebagai emas digital?
Bitcoin disebut emas digital karena supply-nya terbatas, sulit diperoleh, dan dianggap sebagai penyimpan nilai (store of value) mirip emas fisik.
Itulah informasi berita crypto hari ini. Aktifkan notifikasi agar Anda selalu mendapatkan informasi terkini dan edukasi dari Akademi Crypto seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Anda juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya.
Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Ikuti juga sosial media INDODAX di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
Author: Fau
Tag Terkait: #Berita Kripto Hari Ini, #Berita Mata uang Kripto, #Berita Bitcoin, #Berita Blockchain