Blockchair: Google-nya Kripto buat Cek Transaksi!
icon search
icon search

Top Performers

Blockchair: Google-nya Kripto buat Cek Transaksi!

Home / Artikel & Tutorial / judul_artikel

Blockchair: Google-nya Kripto buat Cek Transaksi!

Blockchair Google nya Kripto buat Cek Transaksi!

Daftar Isi

Kamu mungkin pernah mengetik “Blockchair” di Google, tetapi hasilnya malah membahas blockchain. Ini wajar, karena istilahnya mirip dan konten berbahasa Indonesia tentang Blockchair masih sedikit. Justru di sinilah peluangnya. Sebelum kamu memakai tool ini untuk riset atau cek transaksi, mari kita bahas tuntas apa itu Blockchair, siapa pembuatnya, apa saja fiturnya, serta kapan kamu sebaiknya memakainya. Setelah itu, kamu akan melihat kenapa alat ini layak ada di toolbox analis on-chain.

 

Apa Itu Blockchair?

Banyak orang sering salah kaprah ketika mendengar kata Blockchair. Bahkan, kalau kamu mengetiknya di Google, hasilnya sering diarahkan ke “Blockchain”. Padahal, Blockchair sama sekali bukan teknologi blockchain, melainkan sebuah mesin pencari data blockchain.

Kamu bisa membayangkan Blockchair seperti Google khusus kripto. Kalau di Google kamu bisa mencari berita atau gambar, di Blockchair kamu bisa mencari transaksi, alamat wallet, hingga blok yang tersimpan di jaringan Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, Cardano, dan puluhan blockchain lainnya. Misalnya, ketika kamu ingin mengecek apakah sebuah transaksi Bitcoin sudah terkonfirmasi, cukup tempelkan hash transaksi di kolom pencarian Blockchair, dan semua detailnya akan muncul.

Dari definisi ini, terlihat jelas bahwa peran Blockchair bukan sekadar “pembaca data”, tetapi juga jembatan yang membuat informasi blockchain lebih mudah dipahami siapa pun. Nah, setelah tahu pengertiannya, wajar kalau kamu penasaran: siapa sebenarnya sosok di balik lahirnya Blockchair?

 

Siapa Pencipta Blockchair?

Di balik Blockchair, ada nama Nikita Zhavoronkov. Ia meluncurkan platform ini pada tahun 2016 bersama tim kecil yang berfokus pada riset blockchain. Visi mereka sederhana tapi ambisius: membuat data blockchain yang rumit menjadi mudah diakses semua orang, tanpa kehilangan unsur privasi dan netralitas.

Berbeda dengan explorer lain yang biasanya terikat pada proyek tertentu atau exchange besar, Blockchair berdiri independen. Filosofinya adalah: siapa pun berhak membaca blockchain tanpa campur tangan pihak komersial. Dari sinilah Blockchair mendapat reputasi sebagai alat yang “jujur” dan lebih dipercaya oleh komunitas open-source maupun peneliti independen.

Kalau kita sudah mengenal siapa penciptanya, sekarang waktunya membedah lebih dalam: layanan apa saja yang membuat Blockchair berbeda dengan explorer kripto lainnya.

 

Jenis Layanan dan Cara Kerja Blockchair

Agar tidak abstrak, bagian ini memecah layanan utama Blockchair beserta cara kerjanya. Tujuannya supaya kamu langsung bisa praktik.

Pertama, ada multi-chain explorer. Satu antarmuka untuk banyak jaringan populer seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Dogecoin, Cardano, Monero, hingga Bitcoin Cash. Kamu tidak perlu berpindah-pindah situs hanya untuk mengecek transaksi di chain yang berbeda. Kedua, ada analitik tingkat lanjut. Kamu bisa memfilter transaksi berdasarkan jumlah, alamat, tipe output, atau rentang blok sehingga analisis tidak berhenti di tampilan standar. Ketiga, Blockchair menyediakan API dengan gaya query mirip SQL. Ini berguna untuk developer, data analyst, dan peneliti yang butuh menarik data secara terstruktur, terutama kalau sudah mengenal dasar analisis on-chain untuk membaca pola pasar. Keempat, ada alat praktis seperti portfolio tracker anonim, wallet statement generator untuk merapikan riwayat transaksi ke CSV, serta privacy-o-meter untuk menilai keterlacakan transaksi. Dengan bekal ini, kamu sudah siap melihat apa manfaat konkretnya.

 

Keunggulan Utama yang Akan Kamu Rasakan

Blockchair baru benar-benar terasa manfaatnya ketika kamu mulai menggunakannya, bukan hanya sekadar membacanya. Bayangkan kamu seorang trader yang ingin mengecek apakah transaksi besar sudah masuk, atau peneliti yang sedang melacak tren biaya transaksi di beberapa blockchain sekaligus. Dengan Blockchair, semua itu bisa dilakukan dalam satu platform.

Keunggulan pertamanya ada pada cakupan multi-chain. Kamu tidak perlu repot berpindah ke explorer berbeda untuk Bitcoin, Ethereum, atau Dogecoin. Cukup satu dashboard, semua data bisa kamu telusuri. Ini sangat membantu ketika kamu butuh membandingkan perilaku transaksi lintas jaringan.

Keunggulan kedua adalah kedalaman data. Di Blockchair, kamu tidak hanya melihat “sudah terkirim” atau “belum terkirim”. tapi juga bisa menilai tren biaya transaksi seperti saat membahas cara kerja transaksi blockchain yang mendasarinya. Kamu bisa masuk lebih jauh: biaya transaksi rata-rata, ukuran blok, hash rate, hingga pola aktivitas suatu alamat. Informasi seperti ini membuat analisis on-chain lebih tajam, tanpa perlu menyalin data manual dari banyak sumber.

Keunggulan ketiga ada pada privasi dan netralitas. Blockchair tidak mengharuskan kamu login, tidak menempelkan akun exchange, dan bahkan menyediakan privacy-o-meter untuk menilai seberapa mudah suatu transaksi dilacak. Filosofi independen ini menjadikannya lebih dipercaya dibanding explorer yang dekat dengan ekosistem tertentu.

Dengan segala keunggulannya, Blockchair memang terlihat seperti solusi lengkap. Namun agar seimbang, kamu juga perlu tahu batas-batasnya.

 

Keterbatasan yang Perlu Kamu Antisipasi

Seperti semua alat, Blockchair juga punya sisi yang kurang ideal. Antarmukanya sering terasa terlalu teknis bagi pemula. Kalau kamu baru pertama kali membuka explorer, mungkin akan bingung dengan filter transaksi, hash panjang, atau parameter khusus.

Selain itu, meskipun banyak fitur bisa diakses gratis, API premium tetap berbayar. Untuk pekerjaan skala besar seperti menarik ribuan data transaksi atau riset akademis dengan dataset penuh, biaya langganan menjadi sesuatu yang harus dipertimbangkan.

Keterbatasan lainnya adalah pada detail smart contract. Kalau kamu ingin menganalisis interaksi kompleks di Ethereum, misalnya DeFi lending atau NFT minting, explorer khusus seperti Etherscan masih lebih praktis. Artinya, Blockchair cocok untuk analisis lintas chain dan data makro, tapi untuk detail teknis ekosistem tertentu, explorer resmi lebih nyaman.

Mengetahui keterbatasan ini penting agar ekspektasi kamu realistis. Supaya lebih jelas gambarnya, mari kita bandingkan dengan explorer lain yang sudah lebih populer.

 

Blockchair vs Explorer Lain

Perbandingan selalu membantu memilih alat yang tepat. Misalnya, Etherscan dan BscScan dikenal sangat detail dalam ekosistem masing-masing, lengkap dengan riwayat smart contract, token ERC-20, hingga label alamat. Kelemahannya, keduanya terbatas pada satu blockchain saja.

Sementara itu, Blockchain.com Explorer terkenal mudah digunakan, tapi fiturnya sederhana dan hanya fokus pada Bitcoin serta Ethereum. Ada juga OKLink atau Tokenview yang sama-sama mendukung banyak jaringan, namun pendekatan antarmuka dan cara penyajian datanya berbeda sehingga tidak selalu sefleksibel Blockchair.

Blockchair sendiri berada di posisi tengah: tidak sedetail Etherscan dalam smart contract, tapi lebih luas cakupannya. Tidak sesederhana Blockchain.com Explorer, tapi lebih kuat untuk analitik. Dengan kata lain, Blockchair adalah pilihan tepat jika kamu ingin satu atap untuk banyak jaringan dengan kemampuan analisis lebih dalam.

Nah, setelah tahu peta keunggulan, keterbatasan, dan perbandingan, pertanyaan berikutnya: kapan sebaiknya kamu benar-benar menggunakan Blockchair dalam aktivitasmu?

 

Kapan Sebaiknya Kamu Memakai Blockchair?

Tidak semua kebutuhan di kripto butuh alat seberat Blockchair. Justru, poin pentingnya adalah tahu kapan kamu bisa menggunakannya untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Bagi seorang trader, Blockchair berguna saat kamu ingin memastikan transaksi besar benar-benar sudah terkirim dan berapa biaya transfer yang terpakai. Misalnya, ketika kamu sedang memindahkan Bitcoin dalam jumlah signifikan, transparansi data dari Blockchair bisa memberi ketenangan ekstra.

Kalau kamu seorang developer, Blockchair menyediakan API yang praktis. Dengan API ini, kamu bisa mengintegrasikan data transaksi ke aplikasi, membangun fitur cek status transfer otomatis, atau bahkan melakukan riset performa jaringan dalam skala besar.

Bagi peneliti dan akademisi, kelebihan utama ada di fitur ekspor data. Bayangkan kamu sedang menyusun paper tentang tren biaya transaksi Ethereum. Dengan sekali klik, data bisa diunduh dalam format CSV sehingga mudah diolah kembali dalam Excel atau software statistik.

Sementara untuk investor awam, Blockchair justru sederhana: kamu bisa memantau beberapa alamat dompet secara anonim tanpa harus login. Jadi, walaupun kamu tidak terlalu paham teknis blockchain, Blockchair tetap bisa dipakai untuk sekadar tracking aset.

Setelah tahu kapan Blockchair tepat digunakan, sekarang mari kita turunkan ke contoh nyata biar lebih kebayang.

 

Contoh Praktik: Cek Transaksi dan Analisis Sederhana

Bayangkan kamu baru saja mengirim Bitcoin ke teman. Rasa waswas sering muncul, “sudah nyampe belum ya transaksinya?” Daripada menunggu kabar manual, kamu tinggal buka Blockchair, masukkan hash transaksi, dan semua detail langsung terpampang: jumlah konfirmasi, input-output UTXO, hingga biaya yang kamu bayarkan.

Kalau kamu ingin tahu apakah biaya yang dipilih sudah wajar, tinggal buka tab statistik biaya transaksi pada hari itu. Dari sana, kamu bisa membandingkan dengan rata-rata dan memperkirakan apakah transaksi berikutnya perlu biaya lebih tinggi agar cepat masuk.

Analisis sederhana juga bisa dilakukan dengan menelusuri alamat pengirim maupun penerima. Kamu bisa melihat apakah alamat tersebut aktif, berapa rata-rata nilai transfernya, dan kapan aktivitasnya melonjak. Dari informasi dasar ini, kamu sudah bisa mulai membaca pola sederhana di blockchain.

Nah, setelah nyaman dengan alur dasar ini, langkah berikutnya adalah naik level: menggunakan API untuk pekerjaan yang lebih serius dan otomatis.

 

Memanfaatkan API dan Dataset untuk Pekerjaan Serius

Ada titik di mana klik-klik antarmuka tidak lagi cukup. Misalnya, trader profesional yang ingin memantau pola transaksi whale butuh data real-time yang konsisten. Di sinilah API Blockchair jadi game-changer. Dengan API, kamu bisa menyusun permintaan data yang spesifik, seperti menarik seluruh transaksi Bitcoin di atas nominal tertentu dalam satu minggu terakhir, lalu menampilkannya langsung di dashboard trading milikmu.

Bagi analis on-chain, fitur ini berarti efisiensi. Daripada menyalin data satu per satu, kamu bisa membangun pipeline data otomatis yang terus diperbarui. Untuk trader, dataset ekspor dalam format CSV atau TSV bisa dipakai menguji korelasi antara biaya transaksi dan volatilitas harga, atau memantau kapan aktivitas wallet besar sering meningkat sebelum harga bergerak. Dengan pendekatan ini, Blockchair bukan lagi sekadar explorer, tetapi bisa menjadi fondasi strategi trading berbasis data on-chain.

Setelah tahu potensi besar dari data, tentu muncul pertanyaan berikutnya: bagaimana memastikan penggunaannya tetap aman dan etis?

 

Tips Aman dan Etis Saat Menggunakan Blockchair

Analisis on-chain memang menggoda, tapi jangan lupa bahwa data blockchain itu pseudonim, bukan anonim total. Kamu bisa membaca pola transaksi, tapi tidak boleh asal menyimpulkan identitas orang di balik alamat. Untuk trader, kesalahan interpretasi bisa berujung fatal: misalnya mengira sebuah alamat whale sedang menjual, padahal hanya memindahkan aset ke cold wallet.

Di sinilah fitur privacy-o-meter berguna sebagai pengingat. Gunakan ia untuk mengukur tingkat keterlacakan suatu transaksi, bukan sebagai alat mutlak untuk mengidentifikasi. Kalau kamu bekerja dalam tim riset, biasakan membuat log permintaan data agar analisis bisa direplikasi. Dengan begitu, ketika hasil riset dipakai untuk keputusan trading, kamu punya dasar yang kuat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Insight pentingnya adalah ini: data on-chain harus dilihat sebagai sinyal, bukan kepastian. Trader yang bijak akan menggabungkan temuan dari Blockchair dengan analisis teknikal, sentimen pasar, atau indikator makro, sama seperti prinsip dasar cara membaca candlestick untuk memahami pergerakan harga. Dengan cara itu, Blockchair tidak hanya membantu kamu membaca data, tetapi juga memperkaya perspektif sebelum menekan tombol beli atau jual.

Nah, setelah membahas semua aspek dari teknis hingga etis, mari kita simpulkan inti pelajaran dari Blockchair ini.

 

Kesimpulan

Blockchair hadir bukan cuma sebagai explorer tambahan, tapi sebagai jendela untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi di balik blockchain. Dengan dukungan puluhan jaringan, pencarian yang fleksibel, serta orientasi pada privasi, alat ini bisa membantu siapa pun memahami alur transaksi dengan cara yang lebih jernih.

Bagi yang serius terjun di kripto, memahami data on-chain lewat Blockchair bisa menjadi nilai lebih. Aktivitas wallet, biaya transaksi, hingga pola pergerakan aset sering kali memberi gambaran yang tidak terlihat hanya dari grafik harga. Di sisi lain, buat kamu yang baru mulai, fitur dasarnya sudah cukup untuk sekadar mengecek status transaksi atau memantau dompet tanpa ribet.

Intinya, Blockchair memberi ruang untuk membaca kripto lebih dalam: tidak hanya berfokus pada angka harga, tapi juga dinamika di balik layar yang membentuk pergerakan pasar. Pada akhirnya, keputusan tetap ada di tangan kamu — apakah mau menjadikannya sekadar explorer, atau memanfaatkannya sebagai alat analisis yang memperkuat strategi.

 

Itulah informasi menarik tentang Blockchair yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel populer Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market.

Untuk pengalaman trading yang lebih personal, jelajahi juga layanan OTC trading kami di INDODAX. Jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital, teknologi blockchain, dan berbagai peluang trading lainnya hanya di INDODAX Academy.

 

Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.

Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan. Segera register di INDODAX dan lakukan KYC dengan mudah untuk mulai trading crypto lebih aman, nyaman, dan terpercaya!

 

Kontak Resmi Indodax
Nomor Layanan Pelanggan: (021) 5065 8888 | Email Bantuan: [email protected]

 

Follow Sosmed Telenya Indodax sekarang!

Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram

 

FAQ

 

1. Apa itu Blockchair?
Blockchair adalah mesin pencari dan analitik untuk berbagai blockchain. Kamu bisa mencari transaksi, alamat, dan blok, serta menarik metrik jaringan tanpa pindah situs.

2. Apakah Blockchair sama dengan blockchain?
Tidak. Blockchain adalah teknologinya, sedangkan Blockchair adalah alat untuk membaca dan menganalisis data yang tersimpan di blockchain.

3. Siapa pencipta Blockchair?
Platform ini diluncurkan pada 2016 oleh Nikita Zhavoronkov bersama tim yang berfokus pada riset dan rekayasa data blockchain.

4. Apakah Blockchair gratis?
Fitur dasar seperti pencarian transaksi dan alamat dapat kamu gunakan gratis. Untuk penggunaan intensif melalui API dan dataset besar, biasanya diperlukan langganan.

5. Apa kelebihan utama Blockchair?
Cakupan multi-chain, pencarian fleksibel, data on-chain yang dalam, serta orientasi pada privasi dan netralitas.

6. Apa kekurangan yang harus diperhatikan?
Antarmuka terasa teknis untuk pemula, dan detail kontrak kompleks kadang lebih nyaman diperiksa di explorer khusus ekosistem tertentu.

7. Kapan sebaiknya aku memilih Blockchair dibanding explorer lain?
Saat riset lintas chain, audit transaksi bernilai besar, kebutuhan ekspor data, atau ketika kamu ingin pipeline data on-chain yang rapi melalui API.

8. Bisakah Blockchair dipakai tanpa akun?
Bisa. Kamu dapat mengakses sebagian besar fungsi tanpa login, sehingga cocok bagi kamu yang menjaga jejak digital tetap minimal.

9. Apakah ada alat penunjang privasi?
Ada. Privacy-o-meter membantu menilai keterlacakan suatu transaksi, sehingga kamu punya konteks saat menganalisis alur dana.

10. Bagaimana langkah cepat cek transaksi?
Salin hash transaksi, tempel di kolom pencarian, lalu baca jumlah konfirmasi, input-output, serta biaya yang dibayar. Jika perlu, telusuri alamat terkait untuk melihat pola aktivitas.

 

 

Author : RB

DISCLAIMER:  Segala bentuk transaksi aset kripto memiliki risiko dan berpeluang untuk mengalami kerugian. Tetap berinvestasi sesuai riset mandiri sehingga bisa meminimalisir tingkat kehilangan aset kripto yang ditransaksikan (Do Your Own Research/ DYOR). Informasi yang terkandung dalam publikasi ini diberikan secara umum tanpa kewajiban dan hanya untuk tujuan informasi saja. Publikasi ini tidak dimaksudkan untuk, dan tidak boleh dianggap sebagai, suatu penawaran, rekomendasi, ajakan atau nasihat untuk membeli atau menjual produk investasi apa pun dan tidak boleh dikirimkan, diungkapkan, disalin, atau diandalkan oleh siapa pun untuk tujuan apa pun.
  

Lebih Banyak dari Blockchain,Tutorial

Koin Baru dalam Blok

Pelajaran Dasar

Calculate Staking Rewards with INDODAX earn

Select an option
dot Polkadot 10.49%
bnb BNB 0.3%
sol Solana 5.09%
eth Ethereum 1.84%
ada Cardano 1.25%
pol Polygon Ecosystem Token 1.97%
trx Tron 2.39%
DOT
0
Berdasarkan harga & APY saat ini
Stake Now

Pasar

Nama Harga 24H Chg
ORDER/IDR
Orderly Ne
5.945
91.1%
SQD/IDR
Subsquid
2.920
55.65%
ATT/IDR
Attila
3
50%
DLC/IDR
Diverge Lo
1.606
41.37%
SNX/IDR
Synthetix
17.720
35.54%
Nama Harga 24H Chg
MRS/IDR
Metars Gen
256.108
-30.5%
VCG/USDT
VCGamers
0
-16.16%
STRM/IDR
StreamCoin
23
-14.81%
KRD/IDR
Krypton DA
87
-14.71%
AIH/IDR
AIHub
375.000
-12.78%
Apakah artikel ini membantu?

Beri nilai untuk artikel ini

You already voted!
Artikel Terkait

Temukan lebih banyak artikel berdasarkan topik yang diminati.

Top 15 Bubblemaps Tools Bongkar Whale & Token Scam

Di 2025, dunia kripto makin panas dengan isu whale yang

Blockchair: Google-nya Kripto buat Cek Transaksi!

Kamu mungkin pernah mengetik “Blockchair” di Google, tetapi hasilnya malah

Uang Elektronik Adalah? Fakta & Tren Terbaru 2025!

Kamu mungkin sudah terbiasa membayar tol dengan kartu, memindai QR