Artikel

lukisan—sebagai sebuah karya seni—sekarang ini telah berkembang menjadi sebentuk aset yang dikoleksi dalam bentuk digital.

Menyusul hype yang ditimbulkannya itu, game P2E juga telah memulai babak baru perkembangannya setelah ia mulai diadopsi oleh NFT alias non-fungible token.

kini mulai marak gambar animasi 3D yang mulai diadopsi atau dialihwahanakan ke bentuk NFT alias Non-Fungible Token.

sederet selebriti dan artis Bollywood serta olahragawan asal India yang diketahui telah meluncurkan memorabilia digital mereka lewat NFT. Seperti diketahui bersama, NFT merupakan jenis aset digital berbasis blockchain yang digunakan untuk mencatat kepemilikan sejumlah barang. Misalnya saja gambar, video, dan lain-lain.

New Balance, merek sepatu dan pakaian olahraga Amerika Serikat tampak menunjukkan minat pada barang virtual. Hal itu terlihat dari pengajuan merek dagang baru-baru ini. Perusahaan yang berbasis di Boston ini mengikuti jejak langkah Nike dan Adidas untuk terjun ke dunia NFT dan teknologi blockchain.

Mulai dari Sandbox, Battle Racers, hingga Sorare, game play-to-earn sekarang ini sedang menyaksikan pertumbuhan dan adopsi yang luas. Hal itu karena mereka memberi pemain kesempatan untuk memonetisasi waktu bermain mereka lewat pembelian dan penjualan NFT dalam game atau bahkan menyelesaikan tujuan dengan imbalan hadiah berupa cryptocurrency.

Game play to earn seperti Axie Infinity dan Decentraland telah merevolusi industri dan bisnis game dunia secara umum. Play to earn telah merevolusi industri game dengan format baru yang sangat menarik dengan daya tarik yang besar.

Walmart Inc., raksasa pengelola department store yang berbasis di Amerika Serikat, mulai bersiap untuk menjelajahi dunia kripto dan menghadirkan NFT atau non-fungible token.

Sultan Gustaf Al Ghozali atau yang dikenal sebagai Ghozali sang “miliarder NFT”. Pria berusia sekitar 22 tahun itu diketahui berhasil meraup kurang lebih 1 juta dolar Amerika Serikat (AS) hanya dengan menjual swafoto NFT-nya di OpenSea.