Kamu pernah lihat harga Bitcoin naik tajam dalam sehari, lalu turun drastis keesokan harinya? Atau merasa waswas saat altcoin favoritmu bergerak liar tanpa arah?
Pergerakan harga ekstrem ini bukan cuma sensasi. Di balik semua volatilitas pasar kripto, ada pola statistik yang bisa dibaca secara rasional. Namanya deviasi. Bukan istilah rumit dari buku statistik, melainkan alat penting yang digunakan trader untuk membaca arah dan risiko pasar.
Dengan memahami deviasi, kamu bisa mengetahui apakah suatu aset sedang bergerak wajar atau malah berada di zona rawan. Kamu juga bisa membandingkan stabilitas antar koin, sampai membaca sinyal overbought dan oversold secara lebih akurat. Intinya, deviasi membantu kamu membuat keputusan investasi yang logis dan terukur.
Artikel ini akan mengupas habis pengertian deviasi, jenis-jenisnya, cara menghitung, serta aplikasinya dalam dunia kripto. Yuk kita mulai dari dasarnya.
Pengertian Deviasi: Bukan Sekadar Jarak, Tapi Indikator Risiko
Sebelum masuk ke teknis, kamu perlu tahu dulu apa itu deviasi. Secara statistik, deviasi adalah ukuran yang menunjukkan seberapa jauh suatu nilai menyimpang dari rata-ratanya. Dalam konteks kripto, nilai itu bisa berupa harga harian, volume perdagangan, atau data lainnya.
Misalnya, jika harga Bitcoin seminggu stabil di antara angka 900 juta hingga 910 juta, maka deviasinya kecil. Tapi jika dalam waktu singkat harganya melonjak dari 800 juta ke 950 juta, maka deviasinya besar. Artinya, semakin besar deviasi, semakin tinggi risiko.
Deviasi bisa disebut sebagai termometer volatilitas. Semakin tinggi angkanya, semakin liar pergerakan harga. Untuk memahami cara mengukurnya secara akurat, kita perlu mengetahui jenis-jenis deviasi yang digunakan dalam analisis.
Jenis-Jenis Deviasi: Mana yang Paling Efektif untuk Analisis Kripto
Deviasi hadir dalam beberapa bentuk, dan masing-masing punya fungsi berbeda tergantung tujuannya. Berikut dua jenis utama yang relevan di pasar kripto:
Deviasi Absolut (Absolute Deviation)
Jenis ini menghitung rata-rata selisih semua nilai terhadap median atau mean, tanpa memperhatikan apakah selisihnya positif atau negatif. Semua dianggap sama.
Deviasi absolut cocok untuk analisis dasar karena tidak terlalu dipengaruhi nilai ekstrem. Namun di dunia kripto yang penuh lonjakan tiba-tiba, pendekatan ini bisa terlalu konservatif.
Deviasi Standar (Standard Deviation)
Deviasi standar menghitung rata-rata kuadrat selisih antara setiap nilai dengan rata-ratanya. Hasil akhirnya memperbesar pengaruh nilai ekstrem.
Inilah alasan deviasi standar lebih banyak digunakan di pasar kripto. Ia jadi dasar berbagai indikator teknikal seperti Bollinger Bands, karena mampu mendeteksi fase pasar yang tidak normal.
Setelah memahami jenisnya, sekarang waktunya membahas cara menghitung deviasi dengan benar agar bisa diterapkan langsung dalam analisis kripto.
Cara Menghitung Deviasi: Langkah-Langkah yang Wajib Dikuasai
Menghitung deviasi tidak harus rumit jika kamu tahu alurnya. Berikut langkah-langkah yang biasa dipakai untuk menghitung deviasi standar:
- Hitung rata-rata dari seluruh data harga
- Kurangi setiap nilai dengan rata-rata tersebut
- Kuadratkan hasil pengurangan
- Hitung rata-rata dari nilai kuadrat tadi
- Ambil akar kuadrat dari hasil tersebut
Contoh sederhana: jika kamu ingin mengetahui seberapa fluktuatif harga Ethereum dalam 30 hari terakhir, kamu bisa pakai metode ini untuk mendapatkan angka yang menunjukkan kondisi pasar secara objektif.
Setelah memahami perhitungannya, sekarang mari kita lihat bagaimana deviasi benar-benar dipakai dalam dunia trading dan investasi kripto.
Penggunaan Deviasi dalam Kripto: Dari Data ke Strategi
Di dunia kripto yang cepat dan penuh gejolak, deviasi bukan sekadar angka statistik. Ia menjadi alat bantu untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan terukur. Berikut beberapa aplikasinya:
Menilai Volatilitas Aset
Deviasi bisa menunjukkan seberapa liar pergerakan harga. Aset dengan deviasi tinggi biasanya bergerak sangat cepat atau yang disebut dengan volalitas, sedangkan yang deviasinya rendah cenderung stabil.
Contohnya, ketika ada sentimen kuat terhadap Bitcoin, deviasinya biasanya melonjak karena banyak trader masuk pasar. Sebaliknya, aset seperti stablecoin cenderung punya deviasi rendah.
Mengidentifikasi Overbought dan Oversold
Indikator seperti Bollinger Bands menggunakan deviasi standar untuk membuat pita atas dan bawah harga. Jika harga menyentuh pita atas, artinya aset mungkin sudah overbought. Jika menyentuh pita bawah, bisa jadi aset sedang oversold.
Ini membantu trader mencari titik masuk atau keluar yang lebih optimal.
Membandingkan Stabilitas Antar Aset
Deviasi juga bisa dipakai untuk membandingkan stabilitas antar aset. Misalnya, jika deviasi Solana lebih rendah dari Avalanche dalam 30 hari terakhir, maka SOL cenderung lebih stabil dan bisa jadi pilihan untuk investor jangka menengah.
Deviasi bukan hanya untuk analisis jangka pendek, tapi juga untuk menyusun strategi jangka panjang dengan mempertimbangkan profil risiko.
Kesimpulan: Deviasi adalah Kompas Risiko di Tengah Volatilitas
Di pasar kripto yang tidak pernah tidur dan penuh kejutan, deviasi hadir sebagai alat bantu yang bisa diandalkan. Ia membantu kamu mengenali kondisi pasar, mengukur volatilitas, dan membuat keputusan investasi dengan pendekatan statistik yang rasional.
Dengan memahami jenis deviasi, cara menghitung, dan aplikasinya di kripto, kamu bisa menghindari keputusan impulsif dan lebih percaya diri dalam menyusun strategi.
Itulah informasi menarik tentang deviasi dalam kripto yang bisa kamu eksplorasi lebih dalam di artikel Akademi crypto di INDODAX. Selain memperluas wawasan investasi, kamu juga bisa terus update dengan berita crypto terkini dan pantau langsung pergerakan harga aset digital di INDODAX Market. jangan lupa aktifkan notifikasi agar kamu selalu mendapatkan informasi terkini seputar aset digital dan teknologi blockchain hanya di INDODAX Academy.
Kamu juga dapat mengikuti berita terbaru kami melalui Google News untuk akses informasi yang lebih cepat dan terpercaya. Untuk pengalaman trading yang mudah dan aman, download aplikasi crypto terbaik dari INDODAX di App Store atau Google Play Store.
Maksimalkan juga aset kripto kamu dengan fitur INDODAX Earn, cara praktis untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset yang kamu simpan.
Ikuti juga sosial media kami di sini: Instagram, X, Youtube & Telegram
FAQ
1.Apa itu deviasi dalam kripto?
Deviasi adalah ukuran statistik yang menunjukkan seberapa besar fluktuasi harga kripto dibandingkan rata-ratanya.
2.Kenapa deviasi penting untuk investor?
Karena deviasi membantu mengukur risiko tersembunyi di balik pergerakan harga.
3.Deviasi mana yang lebih sering digunakan?
Deviasi standar, karena lebih sensitif terhadap perubahan ekstrem yang sering terjadi di pasar kripto.
4.Bisakah deviasi digunakan untuk semua aset digital?
Ya, deviasi bisa diterapkan pada semua aset, termasuk Bitcoin, altcoin, dan stablecoin.
5.Apa hubungan deviasi dengan Bollinger Bands?
Deviasi standar digunakan untuk membentuk batas atas dan bawah Bollinger Bands, yang membantu mendeteksi kondisi pasar overbought atau oversold.
Author: EH